Share

Melanggar Janji

Author: Ri III
last update Huling Na-update: 2024-12-02 00:42:55

“Setelah ini kau akan ke mana, Arini?” tanya William.

“Berbelanja. Kenapa? Kau ingin menemaniku?” tanya Monica membuat William kikuk. Arini tak pernah seberani ini sebelumnya.

“Tapi, Nathan, ...”

“Dia tidak bersamaku, William.”

“Baiklah jika kau mengizinkan.”

Keduanya berjalan beriringan. Meski banyak perubahan yang ada di dalam diri Arini, setidaknya ia senang karena Arini yang sekarang jauh lebih terbuka dan ceria, gadis yang dulunya sering berlindung di balik punggungnya jika diganggu Nathan juga Ambar, yang kerap ia gendong keliling rumah ketika menangis kencang atau sekedar menenangkannya, ketika ia disakiti Yuan dan adik-adiknya.

Setelah puas berbelanja, William mengantar Monica ke tempat parkir mobil. Sebenarnya ia ingin bertanya sejak kapan Arini bisa menyetir sendiri, terlebih dulu waktunya hanya dihabiskan di dalam rumah karena ulah Nathan, tapi lebih baik dia diam, mungkin saja selama melakukan pengobatan, Nathan juga mengajarinya menyetir, bukankah tadi Arini bilang kalau
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Kaugnay na kabanata

  • Istri Kedua dari Rumah Bordil   Babu Ibu

    Suara mesin di dalam ruangan terdengar mencekam, dan wanita yang berstatus istrinya itu terbaring lemah dengan alat bantu pernapasan di hidungnya, belum lagi selang infus yang melekat pada punggung tangan Monica. Melihat keadaan Monica sekarang, jujur saja membangkitkan rasa sesal dalam diri Nathan.Tadi ia menemukan Monica dalam keadaan tak sadarkan diri, ternyata Monica mengalami kecelakaan kecil dengan menabrak pohon dipinggir taman, untungnya tak ada kendaraan yang lalu lalang di sekitar tempat kejadian. Sedikit perban menempel di dahi. Apa sebegitu tersiksanya dia dengan sikap Nathan semalam, sampai akhirnya tak fokus dan menabrak sesuatu begini.“Ini semua karena William!” Nathan mengepalkan kedua tangan, ia harus memberi William pelajaran agar tak mengusik Monica lagi. Setelah menitipkan Monica pada perawat, ia langsung bergegas pergi ke perusahaan William. Pagi-pagi sekali pasti kakaknya sudah bergelut dengan pekerjaannya. Pria tampan itu terus masuk tanpa menghiraukan ucapa

    Huling Na-update : 2024-12-03
  • Istri Kedua dari Rumah Bordil   Syarat untuk Maaf

    Ruang rawat menjadi sepi dan hening, tak ada siapa pun bahkan perawat sudah berhenti mengecek pasien di jam seperti ini. Lelah mungkin, toh Monica juga tak peduli, ia lebih suka menyendiri dan menghabiskan waktunya sendiri. Pikirannya mulai bergejolak, mencari cara agar bisa masuk ke lantai dua tanpa harus mengendap-endap bagai pencuri. Bibirnya pucat, punggung bersandar pada bantal, dengan arah pandangan ke jendela, yang sengaja tak ia tutup tirainya. Ia juga harus memastikan bahwa tingkahnya tak diawasi pelayan-pelayan Nathan, Irish saja sudah seperti Intel di rumahnya, apa lagi pelayannya yang lain. Tiba-tiba suara langkah kaki mendekati ruangannya, tanpa memalingkan wajah ia berusaha untuk tidak peduli. “Bagaimana keadaanmu, Monica?” Suara Nathan terdengar serius.“Kenapa kau ke mari?” Tanpa menjawab pertanyaan Nathan, ia malah balik bertanya. Nathan memilih duduk di kursi tepat pada sudut kamar pinggir pintu masuk.“Aku mengkhawatirkanmu,” balasnya tenang. Monica memutar bola

    Huling Na-update : 2024-12-04
  • Istri Kedua dari Rumah Bordil   Adu Domba

    “Kenapa bisa ada kunci di sini?” Seingat Monica, lantainya kosong dan tak ada kunci di sekitar kamar. Tapi jika terlalu banyak berpikir, ia malah tidak jadi membuka lemari besar di kamar itu. Pelan ia membuka lemarinya, beruntungnya lagi kunci itu memang cocok untuk lemari tersebut. Hingga akhirnya ia tercengang melihat isi di dalamnya. “Oh God!” Ada deretan pakaian wanita seukuran tubuhnya, semua tersusun rapi di lemari, tak ada bau usang atau debu yang mengganggu, seperti memang sering dibersihkan dan ditata rapi. Jika Monica tebak, ini pasti baju mendiang mantan istri pertama suaminya. Ia memilih beberapa, tapi sungguh tak ada yang masuk dengan tipenya. “Sepertinya Arini adalah wanita yang anggun dan sopan. Lihat saja pakaian ini! Membosankan, ini terlalu tertutup.” Monica kembali memasukkan baju itu karena tak berminat, tapi secarik kertas jatuh dari lipatan pakaian, membuatnya tertarik untuk membaca isinya. [Pakai dan jadilah diriku! Nanti kau akan tahu sesuatu.] Monica beg

    Huling Na-update : 2024-12-05
  • Istri Kedua dari Rumah Bordil   Perkara Baju

    "Monica, dari mana kau dapatkan baju itu?"Nathan menatapnya dengan ekspresi marah, sementara Monica hanya terdiam dan memasang wajah tak bersalah. Pria itu menatap tajam ke arahnya, dan kini kedua tangannya mulai mencengkeram erat bahu Monica, membuat wanita itu meringis kesakitan."Jangan berlebihan seperti ini, Nathan! Lagi pula apa salahnya jika aku memakai pakaian ini?"Susah payah Monica melepas cengkeraman Nathan. Mungkin Nathan tak suka karena tindakan Monica seperti menjadi bayang-bayang mantan istrinya. Tapi tingkah Nathan malah berlebihan menurutnya, hanya pakaian yang melekat, lagi pula bukankah dia sendiri yang menyuruh Monica untuk menjadi Arini, seharusnya memakai pakaian Monica juga tak masalah 'kan?"MONICA!!" bentak Nathan memancing emosi Monica."Aku mengambilnya dari kamarku. Puas?"Nathan mengusap wajahnya frustrasi. Ia tahu jelas, Monica pasti sudah ke lantai dua. Dia mengingkari janjinya lagi dan itu sangat mengusik Nathan. Sadar jika di situ ada banyak pelayan,

    Huling Na-update : 2024-12-06
  • Istri Kedua dari Rumah Bordil   Video Viral

    Yuan memaku dengan tatapan yang begitu terkejut. Arini sudah berani melawan dan menunjukkan taringnya, bukan tatapan seperti ini yang Yuan inginkan, ia hanya ingin Arini menunjukkan tatapan bersalah dan ketakutannya sama seperti yang biasa ia tunjukkan dulu. Seperti menghadapi orang yang berbeda, ia jadi tak mengenali Arini yang kini berada di hadapannya."Maaf, Ibu mertua. Aku hanya berniat melindungi diri. Lagi pula mengapa selalu jadi kebiasaanmu untuk menyakiti menantu secantik diriku?"Monica tak peduli lagi dengan penyamarannya yang harus menjadi Arini si lemah, kali ini ia ingin berdiri di garda terdepan membalaskan sakit hati Arini dulu karena masuk ke keluarga ini.Satu hal yang mulai ia pahami. Sepertinya Arini memang dibesarkan di keluarga ini, kemudian dijodohkan dengan Nathan. Buktinya Yuan sendiri yang mengeluarkan kalimat menyesal karena tak menghabisinya sejak bayi. Menarik, pikirnya. Ia jadi punya tujuan sendiri buat mencari tahu tentang kamar rahasia Nathan, siapa t

    Huling Na-update : 2024-12-07
  • Istri Kedua dari Rumah Bordil   Membasmi Hama

    Sekali pun Monica melarang pelayannya untuk ikut campur, sepertinya perempuan palsu itu pasti masih menjalankan misi dari Nathan untuk terus mengawasi dirinya. Akhirnya setelah menyusun rencana yang matang, ia turun ke ruang makan, dan seperti biasa akan terus diawasi Irish. "Aku tak terbiasa makan sendiri. Apa kau tak keberatan jika menemaniku makan di sini?" tawar Monica dengan senyum menawannya. "Sebelumnya terima kasih, Nyonya. Tapi saya hanya babu di rumah ini, tidak sepantasnya berada di satu meja makan yang sama dengan majikan," ucapnya sembari membungkukkan badan. Monica meletakkan sendok dan garpunya asal, senyumnya memudar begitu saja, membuat Irish panik. "Kau bersikap seolah sedang di rumah suamiku. Ini rumahku dan kau harus mengikuti peraturan ku." Mau tak mau pelayan itu akhirnya menuruti perintah Monica, kemudian mengambil tempat duduk yang tak begitu jauh dari majikannya. "Sebentar! Tolong buatkan dua gelas jus jeruk untuk kita!" "Baik, Nyonya." Tanpa

    Huling Na-update : 2024-12-08
  • Istri Kedua dari Rumah Bordil   Monica Hamil

    Duduk bersandar di balik pintu, dengan kedua kaki yang menjuntai ke depan, tatapannya tak lepas dari ranjang pesakitan di hadapan. Mata setajam elang itu kini menatap sendu, bingung, rasa bersalah, juga bersarang jadi satu.Ucapan William dan Monica bergantian masuk ke otaknya. Setelah kondisi Arini yang memburuk, ia lebih memilih untuk menyembunyikan Arini demi kesembuhan istrinya. Berusaha menjauhkan Arini dari keluarga yang menyakiti, ia juga mulai sadar bahwa Arini memang pantas untuk dicintai dan dilindungi.Hatinya mendadak berontak ketika tahu Yuan mengerahkan banyak orang untuk mencari tahu keberadaan Arini waktu itu, beruntung ia bisa mengatasi dan membuat orang suruhan itu menjadi pengkhianat tanpa sepengetahuan Yuan, hingga akhirnya Arini tetap aman di dalam rumahnya sendiri. Sayangnya Yuan yang pandai terus melakukan banyak cara, sampai akhirnya berpura-pura sakit keras agar Nathan mau membawa Arini pulang."Sayang, maaf karena aku terlambat sadar jika kau sangat berharga.

    Huling Na-update : 2024-12-10
  • Istri Kedua dari Rumah Bordil   Arini Salah Paham

    "Entah apa yang kau pikirkan, Nathan? Kau sudah membuat kesalahan dan menyangkal dengan hasil yang kau tanam. Jujur saja, ternyata kau lebih menjijikkan dari para pria bejad di luar sana. Jika memang tak ingin bertanggung jawab, maka ku lenyapkan saja bayi ini bersamaku. Layaknya Arini, aku pun juga tak tahan hidup di keluargamu, apa lagi memiliki suami yang tak berperasaan sepertimu!" Monica bersiap mengacungkan sebilah pisau itu ke perut, tapi dengan aksi heroik Nathan, ia berhasil menghalau pisau itu dengan tangannya. Darah segar mengucur di sana, ada rasa tak tega ketika melihat Monica akan melenyapkan janinnya. Dua pasang netra bertemu tatap, Monica dengan mata sembabnya, dan Nathan dengan tatapan sendunya. "Jangan lakukan itu! Kau akan menyakiti bayi kita," ucapnya lirih. Pisau itu berhasil direbut Nathan, entah keinginan dari mana, mendadak Nathan meraih Monica ke dekapannya, membiarkan Monica menenangkan diri di dada bidangnya. "Maaf, Monica. Jangan lakukan apa pun lagi!

    Huling Na-update : 2024-12-10

Pinakabagong kabanata

  • Istri Kedua dari Rumah Bordil   Akhir Segalanya

    "Di mana Adam?" William baru saja masuk rumah, padahal ia sudah sengaja pulang saat malam semakin larut, tapi ternyata Arini belum juga tertidur. Matanya sembao seperti baru habis menangis. "Dia pasti sibuk dengan urusannya, Sayang." William mencoba berkelit seperti tak tahu apa pun. "Katakan di mana Adam! Apa dia masih berani menunjukkan muka setelah apa yang ia lakukan?" William terdiam. Ia yakin cepat atau lambat kabar ini akan tersebar. Arini terduduk di sofa dengan tatapan kosong. Ibu mana yang tak sakit hati ketika tahu, bahwa putranya melakukan kejahatan. "Aku sudah membesarkan pembunuh," lirihnya sedih. Air mata yang sejak tadi kering perlahan turun dan membasahi pipi. "Monica begitu menjaga dan melindungi aku dari bahaya, tapi aku malah melahirkan pembunuh untuk mencelakai putranya. Ibu macam apa aku ini?" William mendekat dan mendekap Arini penuh sayang. "Padahal sebentar lagi Allea akan menikah, tapi ketika mendengar kabar Adam menjadi pembunuh yang hampir membuat

  • Istri Kedua dari Rumah Bordil   Di asing kan

    William yang saat itu berada di laboratorium, mengecek sidik jari yang mereka temukan, tidak menyangka jika ternyata sidik jari itu milik Adam. Akhirnya tanpa membuang waktu, ia segera menghubungi Nathan dan Edgard, menceritakan semuanya tanpa mengabari Arini, istrinya pasti akan sangat khawatir dan ia tentu saja tak ingin hal itu terjadi. "Ayah kecewa padamu," lirih William yang seperti kehilangan semangatnya. Adam menatap William yang menunjukkan raut kecewanya yang jelas. "Ayah dan Ibu tak pernah mengajarimu menjadi pemberontak dan pembunuh, kau ditempatkan di posisi paling aman karena ibumu sangat menyayangimu. Sejak kecil, kau dan Allea adalah hidupnya." "Ayah, aku melakukan ini karena iri pada Edward, mengapa ia bisa dipilih menjadi orang paling berpengaruh sementara aku tidak?" William membuang napas berat. "Itu hak kakekmu, dia yang pebih tahu siapa yang paling kuat dan tangguh, tapi bukan berarti dirimu tidak mampu. Aku, ayahmu pernah mengajukan dirimu sebagai cucu pal

  • Istri Kedua dari Rumah Bordil   Iri Dengki

    "Apa maksud semua ini, hah? Jujur, paman pasti kecewa ketika tahu siapa dalang di balik semua ini." Pria yang ternyata adalah Adam itu tertawa jahat, ia bersusah payah berdiri, menatap Edward yang sepertinya syok, tapi Adam tak peduli. Ia jujur sangat membenci Edward. "Bibi dan paman adalah orang baik, mereka tak pernah gagal dalam mendidik dirimu. Kenapa harus berjalan menjadi musuh? Jika kau memang tertarik dengan dunia misi, harusnya mengajukan diri menjadi satu kelompok yang utuh, bukan malah menjadi musuh. Aku tak ingin ada pertumpahan darah di keluarga kita, Adam." "Diam kau munafik! Apa kau tak sadar jika semua ini bermula dari dirimu?" Edward semakin kebingungan, ia heran mengapa bisa Adam berpikir seperti itu, padahal selama ini hubungan mereka baik-baik saja. Adam si sibuk kerja menjadi arsitek muda, sampai jarang memiliki waktu bersama keluarganya. Tiba-tiba jadi seperti ini. "Kau yang berhasil menjadi pusat perhatian, keamananmu sangat dijaga, bahkan ayahku sangat meli

  • Istri Kedua dari Rumah Bordil   Siapa Max?

    "Sial! Edward sok pintar itu selalu bisa menemukan celah. Tidak! Dia pikir akan mudah menangkapku?" Pria dengan topeng perak itu duduk di kursi, sebuah ruangan temaram dengan banyak layar monitor di sekitar menjadi tempat paling nyaman, tempat di mana tak satu pun orang yang berhasil mendeteksi keberadaannya. Tapi telepon milik salah satu anak buahnya tidak sengaja menunjukkan poisis terakhirnya saat ini. Pria yang dikenal sebagai Max itu sudah mempersiapkan ini sejak awal, ia memiliki banyak tempat pelarian, dan ia yakin sepintar apa pun Edward, tidak akan bisa menemukan dirinya dengan mudah. Pundi-pundi rupiah dan emas batangan menumpuk di mana-mana, hampir semua titik menjadi tempat persembunyian uang hasil penjualan organ manusia, dan itu ia lakukan dengan rapi sekali. Sayangnya beberapa kacungnya ceroboh, hingga mampu terendus oleh hidung tajam Edward. "Aku memang memiliki banyak kesempatan untuk membunuhmu, tapi aku tidak melakukan itu sekarang." Kedua tangannya mengepal k

  • Istri Kedua dari Rumah Bordil   Otak Sesungguhnya

    "Ngga bisa dibiarkan! Ali just my mine, not her. Argh, shit!" Bianca sibuk memaki. Napasnya sesak, sedari dulu ia memang menginginkan Ali, melakukan seribu satu cara untuk mendekatkan diri dengan Aliando, tapi nyatanya sejak masuk di bangku kuliah, Allea dengan lancang masuk ke hati Ali, gadis sialan itu bahkan mencuri perhatian orang tua Ali, jalannya begitu mulus, sekali pun ia menghasut agar Allea dibenci, tapi dokter cantik itu seperti tak memiliki celah untuk membuktikan keburukan Allea. Bianca pulang dengan rasa kesal, di kamar ia meminum banyak pil dengan asal, atanya berkunang-kunang, bayangan masa kecil dengan puing-puing kenangan bersama Ali berputar di benaknya. Mata hingga pipinya basah. Ia memang bisa mendapatkan segalanya. Harta, kecantikan, perhatian kedua orang tuanya, tapi ia ditakdirkan memiliki penyakit kronis yang membuatnya harus bergantung sepenuhnya pada obat-obatan, bahkan menjadikan Ali semangatnya untuk sembuh. Selama ini berusaha kuat dan sehat, karena

  • Istri Kedua dari Rumah Bordil   Inikah Cinta

    "Konsep pernikahannya bagus, ya." Allea dan dokter muda bernama Aliando duduk di sebuah meja yang tak jauh dari tempat Evelyn dan Leo berada, mereka juga melihat langsung keributan yang baru saja tercipta, tapi tak satu pun dari keluarga Evelyn yang turun tangan untuk mengatasinya, mereka memilih berpura-pura buta dan tuli. Lagi pula ini acara sakral Edgard, jika mereka ikut turun tangan membela Evelyn, masalah akan semakin panjang, toh semua masalah sudah selesai dengan cepat karena Evelyn memang bisa menyelesaikan masalahnya sendiri. "Iya, bagus. Jadi, kapan kau siap menikah? Aku akan siapkan konsep pernikahan yang lebih meriah dari ini," balas Ali semringah. Allea membatu sesaat, kemudian menatap ke arah pelaminan lagi, di mana sepasang raja dan ratu sehari itu berada. Ia memang sudah dilamar, cincin terpasang sempurna, tapi untuk menentukan kapan hari pernikahannya sendiri pun ia tak tahu. Allea menyimpan masalahnya sendiri. Padahal ia terlahir dari keluarga cemara, tak ada

  • Istri Kedua dari Rumah Bordil   Cemburunya Evelyn

    Semua persiapan pernikahan sudah siap, sesuai dengan pilihan Tasya, bahkan rumah impian Tasya juga sudah ditentukan. Akhirnya hari yang ditunggu Edgard pun datang, ia sudah rapi dengan pakaian formalnya, menunggu dengan gagah, meski sejatinya ia tampak gelisah, sejak melamar Tasya, ia tak melihat bahkan berbicara dengan Edward. Pria itu sedang sibuk dengan misi berbahaya tanpa melibatkan dirinya. Mungkin Edward memang kuat, karena ia adalah orang yang ditunjuk langsung oleh Sean, hanya saja sekuat apa pun Edward, ia tetap was-was dan memiliki firasat bahwa Edward dalam bahaya, mungkin karena mereka adalah kembar, jadi bisa merasakan kesakitan satu sama lain meski dari jarak jauh sekali pun. "Ayo, Tuan!" Sopir pribadi membuka pintu mobil. Tapi kaki Edgard rasanya berat, ia kembali menghubungi Edward meski nihil. Lokasi kejadiannya pun ada di sebuah pulau, bagaimana bisa William dan Edward berjuang sendirian mencari dalang dari sindikat perdagangan manusia tersebut. "Sepuluh meni

  • Istri Kedua dari Rumah Bordil   Menemukan Cinta

    "Jadi, kamu ngerasa jadi Mommy itu melelahkan?"Evelyn mengangguk mantap."Ok, Mommy bahas satu persatu. Jadi ibu itu menyenangkan, bisa mengurus rumah, anak, suami, itu hal yang menyenangkan. Daddy juga ngga pernah maksa Mommy buat ngerjain semuanya, lihat kan Daddy sesekali bantuin. Pernah juga bahkan sering Daddy nyuruh Mommy nyari ART, biar mommy cuman fokus ngurus Daddy sama kalian, tapi Mommy ngga mau. Intinya menikah dan menjadi istri itu menyenangkan. Dulu, Mommy juga ngga bisa apa-apa, yang pintar masak itu Tante Arini, tapi lambat Laun Mommy belajar tapi Daddy ngga pernah maksa."Evelyn masih terdiam menyimak."Intinya yang paling penting adalah, menikahlah dengan lelaki yang tepat, agar rumah tangga tidak menjadi beban untukmu. Dan menurut Mommy Leo baik, Leo pilihan yang tepat, dia juga anak tunggal, dia sayang banget sama kamu. Waktu kamu masih bayi aja, dia pernah nyium pipi kamu, terus ngomong nanti mau kalau udah gede mau jadi suami kamu.""Hah? Masa gitu sih, Mom?""I

  • Istri Kedua dari Rumah Bordil   Beban Setelah Menikah

    "Ya Tuhan, Tasya mengirim pesan ini?"Edgard hampir saja terjungkal dari kasur, geraknya terlalu over sampai ia tak sadar diri sudah bergerak seabsurd ini. Edgard memang sengaja pulang lebih awal dan mampir di rumah Edward, saat Tasya pulang. Ia menunggu Edward dengan tidak sabaran. Ada banyak hal yang ingin ia ceritakan tentunya, dan meminta pendapat bagaimana dengan keputusan besar yang akan ia ambil, apa sudah benar. Kamar Edward menjadi markas ternyaman. Ia membaca pesan berulang kali dan tersenyum senang. Akhirnya kembali membuka file gambar yang hanya berisi foto Tasya. Gadis yang memikat hatinya sejak lama.Suara gemuruh mobil berhenti di depan rumah membuatnya semakin bersemangat, itu Edward, kakaknya yang kehilangan jodoh entah ke mana.Ia sedikit terkejut melihat mobil Edgard terparkir di sana. Akhirnya, pria itu masuk ke kamar, dan sedikit terkejut melihat adik kembarnya tersenyum sendiri sembari menatap kaca."Heh, apa yang terjadi denganmu?"Edgard tak menjawab dan lang

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status