Wajah Glenn tampak kaget."Aku juga," ucapku.Tidak masalah jika tidak ada ingatan apa pun. Kami bisa memulai dari awal.Untung saja, orang tuaku ditanamkan memori palsu. Mereka hidup di buku ini. Semua sama seperti dulu. Hanya saja, kali ini mereka tidak mati demi menolongku lagi.Mereka akan melihatku menikah dan menyerahkanku kepada Glenn, juga berpelukan denganku di acara pernikahanku.Dua tahun kemudian, aku bertemu Stephen. Glenn sedang berdiri di sampingku. Stephen menyerbu ke arahku dengan mata memerah. Dia tidak terlihat tenang seperti dulu lagi.Stephen bertanya dengan lantang, "Siapa dia?"Aku mendorong tangan Stephen, lalu tersenyum. "Maaf, aku nggak mengenalmu. Ini suamiku."Ucapanku ini sontak menggusarkan Stephen. Dia dan Glenn berkelahi. Fisik Glenn jauh lebih kuat daripada Stephen. Ini karena dia adalah petugas polisi. Meskipun hilang ingatan, dia tidak lupa cara berkelahi.Segera, Stephen ditahan oleh Glenn di lantai. Glenn meninju Stephen, lalu mengancam, "Kalau aku
Kemudian, Alyssa bertanya dengan hati-hati, "Kalau begitu, apa kamu dan kakakku masih bisa ...."Aku menolak dengan tegas, "Nggak mungkin."Tebersit sedikit kekecewaan pada ekspresinya. Alyssa bertanya lagi, "Apa kamu bisa menemuinya sebentar? Setelah bertemu denganmu di bandara hari itu, dia terus mengurung diri di kamar. Dia juga nggak pergi kerja. Kerjaannya cuma minum-minum.""Kamu juga tahu sekarang kesehatannya sangat lemah. Sejak kamu pergi, dia menjadi nggak memperhatikan kesehatannya lagi.""Biar kupertimbangkan dulu." Sebelum Alyssa pergi, aku memberinya sebuah syal. "Ini syal buatanku. Di luar dingin, pakai saja."Setelah ragu-ragu sejenak, Alyssa akhirnya menerimanya. "Kalau dia bukan kakakku, aku nggak mungkin mengganggumu. Selain itu, maaf atas kesalahanku yang sebelumnya."Malam hari, aku memberi tahu Glenn bahwa aku ingin menemui Stephen. Glenn yang sedang masak hanya mengiakan dengan santai, "Ya. Tapi, aku antar kamu ke sana. Aku nggak tenang kalau kamu sendirian."Aku
Jelas-jelas Glenn bisa tidak berpartisipasi dalam misi itu, tetapi dia tetap mengajukan diri. Dia memelukku sambil menjelaskan, "Aku yang memperhatikan geng kriminal ini sejak awal. Kalau tiba-tiba ganti orang, takutnya musuh bakal berwaspada."Aku merasa gelisah, tetapi tetap mengizinkannya pergi. "Ya, hati-hati. Aku bakal menunggumu."Sayangnya, Glenn gagal menepati janjinya. Dia tidak pernah kembali lagi. Hatiku lagi-lagi hancur. Aku yang frustrasi mencoba untuk bunuh diri, tetapi berhasil diselamatkan.Kemudian, aku bertahan hidup setelah mengetahui ada kesempatan untuk membangkitkan Glenn kembali. Itu sebabnya, tidak ada yang lebih memahami Stephen daripada aku.Aku menemani Stephen, Stephen menemaniku. Kami saling mengobati pada masa itu. Meskipun dia hanya menganggapku sebagai pengganti dan menyakitiku, dia juga memberiku harapan supaya bisa melanjutkan hidupku.....Pada akhir pekan, Glenn mengantarku menjenguk Stephen. Alyssa membawaku ke bangsal Stephen.Stephen yang berbarin
"Semua perasaan ini nyata, tapi bukan cinta. Stephen, sebaiknya kita berpisah secara baik-baik. Kamu harus bisa jaga diri sendiri," ucapku.Stephen mencoba menghentikanku yang berdiri. Tatapannya tampak panik. Dia bertanya dengan terisak-isak, "Jadi, kamu nggak bakal menemuiku lagi? Kamu mau mencampakkanku?"Aku tersenyum sambil merapikan selimutnya. "Besok hari ulang tahunmu. Aku bakal kasih kamu hadiah."Mata Stephen seketika berbinar-binar. "Serius?"Aku mengangguk. Ini adalah kasih sayang terakhir yang bisa kuberikan kepadanya.Ketika perjalanan pulang, Glenn hanya diam. Aku mengira dia marah, jadi ingin menghiburnya dan menjamin aku tidak punya hubungan apa-apa dengan Stephen.Tiba-tiba, dengan mata memerah, Glenn menangis dan berucap dengan panik, "Maaf, maaf sekali."Aku pun kaget dan bertanya, "Ada apa? Apa yang terjadi?""Aku sudah ingat semuanya. Tadi Alyssa memberitahuku tentang hubunganmu dengan Stephen. Maafkan aku, kamu menderita karena aku. Demi bersama kembali, kamu mem
Tuan muda terkaya di ibu kota, Stephen, punya cinta pertama. Nahasnya, wanita bernama Maggie itu telah meninggal tiga tahun lalu karena kecelakaan mobil.Mobilnya jatuh ke dalam laut. Jenazahnya tidak ditemukan sampai sekarang.Pada hari yang sama, aku bertemu Stephen. Patut diketahui bahwa wajahku mirip dengan wajah Maggie.Aku tahu Stephen tidak mencintaiku. Entah berapa banyak hal konyol yang pernah kulakukan untuk pria ini.Aku yang awalnya tidak minum alkohol, menjadi minum banyak. Aku muntah tanpa henti di ruang privatnya. Namun, dia sama sekali tidak peduli dan malah mengusirku. Dia merasa malu teman-temannya mentertawakanku.Kemudian, Stephen tiba-tiba menyukai olahraga ekstrem. Salah satunya adalah balap mobil. Aku tahu Stephen tidak akan mati dengan balap mobil, tetapi aku tetap merasa gugup untuknya.Demi membuat Stephen senang, aku diam-diam belajar balap mobil supaya bisa bermain dengannya.Ketika aku mengalahkannya, tebersit keterkejutan pada sorot matanya. Namun, itu han
Aku pun panik. Aku mencoba mendesaknya dengan lirih, "Stephen ...."Stephen mengernyit dan akhirnya bergerak. Aku merasa lega.Tiba-tiba, terdengar suara sedih seorang wanita. "Stephen, siapa dia? Kamu mau menikahi wanita lain?"Seketika, ekspresi Stephen membeku. Tangannya yang memegang cincin bergetar. Cincin akhirnya terjatuh dan menimbulkan dentingan nyaring.Aku dan Stephen sama-sama menoleh untuk menatap wanita itu. Wanita itu tidak lain adalah cinta pertama Stephen, Maggie. Dia telah kembali.Asal tahu saja, hingga sekarang foto Maggie masih digantung di atas ranjang Stephen."Maggie, kamu sudah kembali? Apa ini mimpi?" tanya Stephen.Maggie menatapku, lalu menatap Stephen. Dia berkata dengan tegas, "Kalau kamu menikahi wanita ini, aku bakal pergi untuk selamanya."Mata Maggie berkaca-kaca. "Apa kamu tahu betapa menderitanya aku? Aku akhirnya pulih dari amnesiaku dan kembali. Kamu nggak merindukanku selama aku hilang?"Tanpa ragu sedikit pun, Stephen langsung mengempaskan tangan
Aku seharusnya dibunuh karena gagal menjalankan misi. Namun, karena kemunculan mendadak Maggie, aku diberi kesempatan lagi oleh sistem.Aku belum mencari Maggie, tetapi wanita ini sudah mencariku. Kami bertemu di sebuah kafe. Ini adalah kafe yang sering didatangi Stephen dan Maggie. Di sini, mereka berciuman layaknya tidak ada siapa pun di sekitar.Di sini juga, Maggie dilamar Stephen. Jelas sekali, wanita ini ingin menunjukkan posisinya kepadaku.Sebenarnya Maggie cantik. Matanya yang bulat membuatnya terlihat seperti anak kucing yang lugu. Pantas saja, Stephen tidak bisa melupakannya."Kenapa kamu belum mati?" tanya Maggie sambil melipat lengannya di depan dada.Aku bertanya balik, "Misimu sudah selesai. Kenapa malah kembali? Jangan-jangan kamu jatuh cinta benaran pada Stephen?"Sorot mata Maggie berubah untuk sesaat. Kemudian, dia terkekeh-kekeh. "Mana mungkin aku jatuh cinta pada tokoh dalam cerita.""Kalau begitu, ngapain kamu kembali?"Maggie tertawa jahat, tidak sesuai dengan pe
"Tadi kamu menamparku, sekarang aku menamparmu. Kita seri." Kemudian, aku menghampiri Maggie dan bertanya dengan tersenyum, "Apa seru merebut target orang?"Tebersit kepanikan pada tatapan Maggie. Aku tidak memberinya kesempatan untuk mundur. Aku langsung menampar sisi lain wajahnya. Sebelum dia sempat menangis, aku berbalik dan hendak pergi.Tiba-tiba, seseorang mendorongku dengan kuat. Perutku tidak sengaja membentur sudut meja. Rasanya sakit sekali. Aku memegang perutku dengan lemas dan berusaha untuk duduk.Ketika menoleh, aku melihat Stephen menatapku dengan tatapan dingin dan berujar, "Kamu boleh memukulku. Tapi, kamu bakal mati kalau berani memukul Maggie."Aku pun tersenyum sinis. "Terima kasih, aku nggak perlu repot-repot melakukan aborsi lagi. Selamat juga, kamu membunuh anakmu sendiri."Bibir Stephen lantas memucat. Tubuhnya gemetaran. Sementara itu, aku kehilangan kesadaran. Hal terakhir yang kulihat adalah darah. Di telingaku, aku mendengar Stephen memanggil namaku.....S
"Semua perasaan ini nyata, tapi bukan cinta. Stephen, sebaiknya kita berpisah secara baik-baik. Kamu harus bisa jaga diri sendiri," ucapku.Stephen mencoba menghentikanku yang berdiri. Tatapannya tampak panik. Dia bertanya dengan terisak-isak, "Jadi, kamu nggak bakal menemuiku lagi? Kamu mau mencampakkanku?"Aku tersenyum sambil merapikan selimutnya. "Besok hari ulang tahunmu. Aku bakal kasih kamu hadiah."Mata Stephen seketika berbinar-binar. "Serius?"Aku mengangguk. Ini adalah kasih sayang terakhir yang bisa kuberikan kepadanya.Ketika perjalanan pulang, Glenn hanya diam. Aku mengira dia marah, jadi ingin menghiburnya dan menjamin aku tidak punya hubungan apa-apa dengan Stephen.Tiba-tiba, dengan mata memerah, Glenn menangis dan berucap dengan panik, "Maaf, maaf sekali."Aku pun kaget dan bertanya, "Ada apa? Apa yang terjadi?""Aku sudah ingat semuanya. Tadi Alyssa memberitahuku tentang hubunganmu dengan Stephen. Maafkan aku, kamu menderita karena aku. Demi bersama kembali, kamu mem
Jelas-jelas Glenn bisa tidak berpartisipasi dalam misi itu, tetapi dia tetap mengajukan diri. Dia memelukku sambil menjelaskan, "Aku yang memperhatikan geng kriminal ini sejak awal. Kalau tiba-tiba ganti orang, takutnya musuh bakal berwaspada."Aku merasa gelisah, tetapi tetap mengizinkannya pergi. "Ya, hati-hati. Aku bakal menunggumu."Sayangnya, Glenn gagal menepati janjinya. Dia tidak pernah kembali lagi. Hatiku lagi-lagi hancur. Aku yang frustrasi mencoba untuk bunuh diri, tetapi berhasil diselamatkan.Kemudian, aku bertahan hidup setelah mengetahui ada kesempatan untuk membangkitkan Glenn kembali. Itu sebabnya, tidak ada yang lebih memahami Stephen daripada aku.Aku menemani Stephen, Stephen menemaniku. Kami saling mengobati pada masa itu. Meskipun dia hanya menganggapku sebagai pengganti dan menyakitiku, dia juga memberiku harapan supaya bisa melanjutkan hidupku.....Pada akhir pekan, Glenn mengantarku menjenguk Stephen. Alyssa membawaku ke bangsal Stephen.Stephen yang berbarin
Kemudian, Alyssa bertanya dengan hati-hati, "Kalau begitu, apa kamu dan kakakku masih bisa ...."Aku menolak dengan tegas, "Nggak mungkin."Tebersit sedikit kekecewaan pada ekspresinya. Alyssa bertanya lagi, "Apa kamu bisa menemuinya sebentar? Setelah bertemu denganmu di bandara hari itu, dia terus mengurung diri di kamar. Dia juga nggak pergi kerja. Kerjaannya cuma minum-minum.""Kamu juga tahu sekarang kesehatannya sangat lemah. Sejak kamu pergi, dia menjadi nggak memperhatikan kesehatannya lagi.""Biar kupertimbangkan dulu." Sebelum Alyssa pergi, aku memberinya sebuah syal. "Ini syal buatanku. Di luar dingin, pakai saja."Setelah ragu-ragu sejenak, Alyssa akhirnya menerimanya. "Kalau dia bukan kakakku, aku nggak mungkin mengganggumu. Selain itu, maaf atas kesalahanku yang sebelumnya."Malam hari, aku memberi tahu Glenn bahwa aku ingin menemui Stephen. Glenn yang sedang masak hanya mengiakan dengan santai, "Ya. Tapi, aku antar kamu ke sana. Aku nggak tenang kalau kamu sendirian."Aku
Wajah Glenn tampak kaget."Aku juga," ucapku.Tidak masalah jika tidak ada ingatan apa pun. Kami bisa memulai dari awal.Untung saja, orang tuaku ditanamkan memori palsu. Mereka hidup di buku ini. Semua sama seperti dulu. Hanya saja, kali ini mereka tidak mati demi menolongku lagi.Mereka akan melihatku menikah dan menyerahkanku kepada Glenn, juga berpelukan denganku di acara pernikahanku.Dua tahun kemudian, aku bertemu Stephen. Glenn sedang berdiri di sampingku. Stephen menyerbu ke arahku dengan mata memerah. Dia tidak terlihat tenang seperti dulu lagi.Stephen bertanya dengan lantang, "Siapa dia?"Aku mendorong tangan Stephen, lalu tersenyum. "Maaf, aku nggak mengenalmu. Ini suamiku."Ucapanku ini sontak menggusarkan Stephen. Dia dan Glenn berkelahi. Fisik Glenn jauh lebih kuat daripada Stephen. Ini karena dia adalah petugas polisi. Meskipun hilang ingatan, dia tidak lupa cara berkelahi.Segera, Stephen ditahan oleh Glenn di lantai. Glenn meninju Stephen, lalu mengancam, "Kalau aku
Yang jelas, sekarang aku tidak berutang padanya lagi.Kecurigaan akan mengakar pada hati seseorang, lalu bertunas dan akhirnya tumbuh menjadi pohon besar.Stephen bukan hanya membatalkan acara pernikahannya dengan Maggie, tetapi juga menarik investasinya untuk keluarga Maggie.Kali ini, Maggie benar-benar panik. Dia mencari orang untuk menculiknya lagi. Akan tetapi, Stephen bukan lagi pemuda bodoh yang hanya memikirkan cinta.Ketika menolong Maggie, dia tidak lupa menyuruh orang mengawasi para penculik. Pada akhirnya, video yang kukirim terbukti benar. Maggie memang hanya berpura-pura mencintainya.Harus diakui bahwa Maggie sebenarnya sangat bodoh. Sejak dia kembali ke dunia ini, dia ditakdirkan untuk kalah.....Setengah tahun kemudian, penampilan Maggie menjadi sangat lesu. Aku tahu semua ini karena misi sistem.Kali ini, Maggie memohon kepada Stephen, "Stephen, kumohon. Kalau kamu nggak menikahiku, aku bakal mati. Aku bisa membuktikan omonganku ini."Sayangnya, Stephen tidak akan pe
Sistem memberiku kesempatan lagi. Kali ini, tidak ada batas waktu. Aku bisa tinggal lebih lama di dunia ini untuk menyelesaikan misiku.Sementara itu, audio dan video yang kukirim tentu tidak akan langsung membuat Stephen mencampakkan Maggie. Setidaknya, akan muncul keraguan dalam hati Stephen. Stephen pun tidak akan mencintai dengan sepenuh hati lagi.Rintangan paling sulit dalam hubungan adalah bersatu kembali setelah berpisah untuk waktu yang lama. Pasti ada banyak retakan.Apalagi, Stephen yang sekarang bukan lagi pemuda yang mencintai secara menggebu-gebu. Hatinya telah lama hancur. Aku yang menyatukannya kembali dengan perlahan.Saat aku baru menemani Stephen, pria ini selalu mabuk setiap malam. Kemudian, Stephen akan memeluk foto Maggie sambil menangis di pojok.Setelah menangis hingga lelah, Stephen akan menyiksa diri sendiri dan makan obat. Bahkan, dia sampai berhalusinasi. Dia mengira asalkan dirinya sakit atau mati, dia bisa bertemu Maggie.Lantas, bagaimana jika Stephen men
"Tadi kamu menamparku, sekarang aku menamparmu. Kita seri." Kemudian, aku menghampiri Maggie dan bertanya dengan tersenyum, "Apa seru merebut target orang?"Tebersit kepanikan pada tatapan Maggie. Aku tidak memberinya kesempatan untuk mundur. Aku langsung menampar sisi lain wajahnya. Sebelum dia sempat menangis, aku berbalik dan hendak pergi.Tiba-tiba, seseorang mendorongku dengan kuat. Perutku tidak sengaja membentur sudut meja. Rasanya sakit sekali. Aku memegang perutku dengan lemas dan berusaha untuk duduk.Ketika menoleh, aku melihat Stephen menatapku dengan tatapan dingin dan berujar, "Kamu boleh memukulku. Tapi, kamu bakal mati kalau berani memukul Maggie."Aku pun tersenyum sinis. "Terima kasih, aku nggak perlu repot-repot melakukan aborsi lagi. Selamat juga, kamu membunuh anakmu sendiri."Bibir Stephen lantas memucat. Tubuhnya gemetaran. Sementara itu, aku kehilangan kesadaran. Hal terakhir yang kulihat adalah darah. Di telingaku, aku mendengar Stephen memanggil namaku.....S
Aku seharusnya dibunuh karena gagal menjalankan misi. Namun, karena kemunculan mendadak Maggie, aku diberi kesempatan lagi oleh sistem.Aku belum mencari Maggie, tetapi wanita ini sudah mencariku. Kami bertemu di sebuah kafe. Ini adalah kafe yang sering didatangi Stephen dan Maggie. Di sini, mereka berciuman layaknya tidak ada siapa pun di sekitar.Di sini juga, Maggie dilamar Stephen. Jelas sekali, wanita ini ingin menunjukkan posisinya kepadaku.Sebenarnya Maggie cantik. Matanya yang bulat membuatnya terlihat seperti anak kucing yang lugu. Pantas saja, Stephen tidak bisa melupakannya."Kenapa kamu belum mati?" tanya Maggie sambil melipat lengannya di depan dada.Aku bertanya balik, "Misimu sudah selesai. Kenapa malah kembali? Jangan-jangan kamu jatuh cinta benaran pada Stephen?"Sorot mata Maggie berubah untuk sesaat. Kemudian, dia terkekeh-kekeh. "Mana mungkin aku jatuh cinta pada tokoh dalam cerita.""Kalau begitu, ngapain kamu kembali?"Maggie tertawa jahat, tidak sesuai dengan pe
Aku pun panik. Aku mencoba mendesaknya dengan lirih, "Stephen ...."Stephen mengernyit dan akhirnya bergerak. Aku merasa lega.Tiba-tiba, terdengar suara sedih seorang wanita. "Stephen, siapa dia? Kamu mau menikahi wanita lain?"Seketika, ekspresi Stephen membeku. Tangannya yang memegang cincin bergetar. Cincin akhirnya terjatuh dan menimbulkan dentingan nyaring.Aku dan Stephen sama-sama menoleh untuk menatap wanita itu. Wanita itu tidak lain adalah cinta pertama Stephen, Maggie. Dia telah kembali.Asal tahu saja, hingga sekarang foto Maggie masih digantung di atas ranjang Stephen."Maggie, kamu sudah kembali? Apa ini mimpi?" tanya Stephen.Maggie menatapku, lalu menatap Stephen. Dia berkata dengan tegas, "Kalau kamu menikahi wanita ini, aku bakal pergi untuk selamanya."Mata Maggie berkaca-kaca. "Apa kamu tahu betapa menderitanya aku? Aku akhirnya pulih dari amnesiaku dan kembali. Kamu nggak merindukanku selama aku hilang?"Tanpa ragu sedikit pun, Stephen langsung mengempaskan tangan