Share

140. Lelah diperalat

Author: Juniarth
last update Last Updated: 2022-04-25 14:31:39

"Perjuangan merebut dia dari gue maksud Lo?!" Elea mendorong bahuku.

Aku terkekeh. "Sayang banget ya cinta kalian kandas."

"Awas Lo ya! Lo nggak tahu siapa gue? Gue bisa sewa orang buat gebukin Lo di jalan!"

"Main keroyok bisanya?" Tantangku.

"Eh jalang, gue peringatin Lo. Sebelum gue bikin Lo babak belur!"

"Orang dia cowok gue. Yang harusnya minggir tuh Lo!" Sungutku.

"Jaga ucapan Lo! Ngerti apa Lo tentang hubungan gue dengan kak Kian?"

Aku mengendikkan bahu acuh. "Gue nggak minat denger masa lalu kalian."

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Aku Bukan Perempuan Mainanmu   141. Lelah diperdaya

    Namun....Brak...Pintu ruang tamu ditutup Kian sedikit keras. Kian meraih mangkok baksoku lalu meletakkannya di meja ruang tamu."Siapa yang nyuruh Lo pergi? Seenaknya Lo mutus perjanjian padahal Lo yang buat? Lo benar benar cewek plin plan nggak bisa dipegang janjinya!""Aku nggak kuat Kian. Aku lelah kalau kayak gini terus." Ucapku dengan suara tercekat."Kan Lo sendiri yang bilang mau gue suruh apa aja. Kenapa sekarang Lo protes!?"Aku menggeleng. "Kian, aku juga punya lelah. Apa kamu nggak mikir?""Terus gimana kalau gue juga butuh bantuan Lo saa

    Last Updated : 2022-04-25
  • Aku Bukan Perempuan Mainanmu   142. Surel dari Alfonso

    Cc: Baca dulu.Sha, gue nggak tahu kenapa Lo blokir nomer gue. Udah gue pikir apa salah gue tapi nggak bisa nemuin.Sekarang gue pengen cerita satu moment yang mungkin aja bisa bikin Lo berubah pikiran ke gue.Kian mencintai Elea.Mungkin Lo udah tahu itu lama. But, I want toemphasizeit one more time.With the hope that you will not go wrong to trust Kian or me.Kian dan Elea sudah lama menjalin hubungan tanpa status. Mereka dekat tapi enggak punya ikatan sebagai seorang kekasih.Kian never say love her but hisactshow it.

    Last Updated : 2022-04-25
  • Aku Bukan Perempuan Mainanmu   Memperbaiki hubungan yang runyam

    -Ini bukan tentang siapa yang melupakan dan siapa yang merelakan tapi ini tentang siapa yang lebih dulu meninggalkan dan melepaskan.- Sudah tiga hari berlalu tetapi Kian tidak juga menghubungiku. Bahkan sekedar ucapan maaf karena perlakuan kasarnya pun tidak ada. Dia benar benar pria kurang ajar yang pernah kutemui. Juga, apakah dia tidak memiliki seorang ibu yang perlu dihormati dengan kata-kata yang lembut? Atau memang dia anak kurang ajar yang sering membentak ibunya? Entahlah, yang jelas, walau aku melakukan kesalahan tapi Kian seharusnya tidak seperti itu padaku. Karena aku juga punya hati. Saat aku bisa lolos dari rumahnya malam itu, telfonku terus berdering namun aku abaikan. Aku pikir itu dari Kian yang mau meminta maaf tapi ternyata aku salah. Melainkan telfon dari mama dan ayah tiriku. Mereka selalu menyempatkan waktu untuk menghubungiku karena kesibukanku yang membuat jarang pulang kampung. Sekalian mereka mengabarkan bahwa usaha konveksi ayah tiriku berkembang sesuai h

    Last Updated : 2022-04-25
  • Aku Bukan Perempuan Mainanmu   Menolak sambutan baiknya

    -Bukan menyukai, tapi membutuhkan. Ada orang-orang yang memilih kesibukan untuk melupakan kesedihannya.- Aku tidak menyangka jika Alfonso benar-benar datang menjemputku menggunakan skuter. Dia berucap jujur jika mulai mencicipi kesederhanaan ini karena berteman denganku. Aku sempat tertawa tidak percaya tapi ia kembali meyakinkan jika kehadiranku memberi warna baru dalam hidupnya yang terbiasa glamour. Lalu akhirnya ia membawaku makan malam di sebuah tempat makan favorit kami berdua. "Kalian putus?""Al, please kita nggak jadian. Just friend. Jangan ungkit Kian lagi. Malam ini gue cuma pengen denger banyolan Lo yang receh receh itu." Alfonso terkekeh. "Gue harap Lo selalu bahagia. Kenapa sampai blokir nomer gue segala?" "Bodo amat." Alfonso terkekeh. "Kian pasti nahan lo buat nggak hubungin gue atau dia ngracun pikiran lo." Aku tidak menjawab kemudian pesanan kami datang dan itu membuatku berbinar. "Gue nggak peduli sama itu duda. Mau pergi kek mau stay kek, nyatanya xuki ini

    Last Updated : 2022-04-25
  • Aku Bukan Perempuan Mainanmu   Dipermainkan keduanya

    -Aku tidak sebaik yang kau ucapkan namun tidak seburuk yang terlintas di hatimu.- Demi apapun mengapa mobil Kian sudah terparkir disana?Bagaimana bisa ia lebih cepat dariku? Dengan segera, aku ikut bergabung dengan Kian juga surveyor lapangan lalu melirikku tidak suka. Aku benci diberi lirikan seperti ini karena masih marah padaku. Mungkin saat bertemu customer nanti adalah momen yang tepat untuk menjatuhkan reputasiku seperti dulu. Demi rasa menyesal dan maaf, aku tidak akan membongkar hubungan pura-pura kami atau menceritakan kehidupan keluarga Kian pada siapapun. Termasuk nama seseorang yang tertulis di kuitansi rumah sakit jiwa yang tempo hari kutemukan. Setelah pertemuan dengan customer selesai, aku berpamitan lebih dulu pada semua yang ada termasuk Kian. Aku ingin menjauh secepat mungkin. Tapi tiba-tiba saja tangan kananku ditarik, lalu ia memasukkanku ke dalam mobil. Bukan ajakan lembut melainkan Kian melakukannya cukup kasar hingga aku meringis karena pergelangan tanganku

    Last Updated : 2022-04-25
  • Aku Bukan Perempuan Mainanmu   Kami saling menjauh

    -Siapapun kamu yang kelak akan menemani sisa hidupku, kamu adalah pilihan terbaik dari Sang Maha Pencipta.- Hubunganku dan Kian tidak kunjung membaik dan aku selalu menjauh. Kami seperti tidak kenal satu sama lain bahkan di kantor pun aku hanya menunduk saat berpapasan. Semakin tidak berkomunikasi dengannya, semakin melegakan. Saat menyerahkan laporan purchasing di ruangannya, aku tidak banyak bicara. Beruntung Pak Rudy sedang berada di kursinya jadi Kian tidak bisa berbicara di luar topik pekerjaan.Biarlah kami saling merasa tidak nyaman karena ini yang aku butuhkan. Gaya move on setiap orang berbeda-beda, termasuk aku yang menginginkan move on dengan cara demikian. Aku benci cinta bertepuk sebelah tangan. Karena itu menyakitkan. Hari ini Bu Fatma meminta laporan purchasing secara mendadak. Hal seperti ini membuat otakku dipaksa lari maraton di tengah galaunya hati dan perasaan ini. Belum lagi laporan yang kukerjakan harus dicocokkan dengan bestek buatan Kian. Sehingga kami

    Last Updated : 2022-04-25
  • Aku Bukan Perempuan Mainanmu   Tiket berdua ke Jogja

    -Aku adalah daun yang berusaha kuat pada satu dahan, meski takdirku adalah berguguran seperti yang lain.- Sesuai rencana, hari ini aku memulai misi diam-diam menuju lantai empat ke bagian personalia. Aku ingin mengajukan mutasi dari pada harus menerima siksaan lahit batin dari Kian. Karena sekuat apapun perempuan, pasti memiliki titik penghabisan apa lagi yang menyiksa jiwa raga ini adalah lelaki yang menjadi pujaan hati. Ibarat abrasi pada bibir pantai, hatiku lebih cepat tergerus dari pada disakiti rekan sesama kerja yang tidak melibatkan perasaan. "Permisi Mbak Fifi, mau tanya. Ada pemberitahuan jatah mutasi nggak?" "Belum ada mbak, soalnya semua posisi sudah lengkap. Kalau mau biasanya ditempatkan di Indonesia bagian timur." Aku terkejut mendengarnya. "Jauh banget mbak?" "Iya karena hanya itu pilihannya. Kenapa pindah mbak? Padahal yang dari cabang berlomba-lomba bisa dimutasi kemari." Aku menggeleng dan tersenyum. "Pengen ganti suasana aja mbak." Sepertinya dia tahu jika a

    Last Updated : 2022-04-26
  • Aku Bukan Perempuan Mainanmu   Kami berbaikan

    "Kasih saya alasan kenapa kamu tidak bisa ikut? Padahal kamu yang mengerjakan laporan keuangannya." Tanya Kian serius dengan melipat kedua tangannya. Dan satu lagi, tatapan tajamnya yang tidak kusuka. Bodoh! Aku tidak merancang alasan yang tepat sebelum menemuinya. "Saya...." "Kalau tidak ada alasan logis kenapa kamu sampai repot-repot kemari?! Saya harap kamu bisa profesional. Dan tidak mencampurkannya dengan masalah pribadi." Aku menunduk dan merutuki kebodohanku. Ini sama saja dengan setor malu. "Tapi Anjar sudah setuju." Kian menghela nafas. "Silahkan ajukan hal itu pada Pak Affar. Saya tidak mau repot-repot merubah dengan siapa saya akan ke Jogja." Demi Tuhan! Menemui Affar! Aku tidak yakin bisa menahan kepalan tangan untuk tidak menonjok mukanya. *** "Drey, besok Lo ke Jogja kan?" "Iya." Jawabku lesu. "Naah kok lesu?" "Iya. Males. Bareng jin ifrit!" Anjar terkekeh. "Gustiiiii. Pak Asmen emang dingin-dingin gitu. Tapi gue yakin orang dingin tuh dalemnya super han

    Last Updated : 2022-04-26

Latest chapter

  • Aku Bukan Perempuan Mainanmu   Terlanjur mencintai kakak ipar

    POV RADO Tak terasa, sudah tiga bulan lamanya, Mbak Sasha tinggal di rumah ini bersama aku dan Mama. Berkat kegigihan dan terapi yang setiap hari dilakukan bersama tenaga medis yang selalu datang ke rumah, akhirnya Mbak Sasha bisa berjalan dengan lancar. Selama tiga bulan itu juga, ketika Mas Kian tidak memiliki waktu pulang ke rumah karena dituntut pekerjaan yang padat, akulah yang menggantikan perannya sebagai ayah untuk Shakira dan .... suami untuk Mbak Sasha. Mau bagaimana lagi, Mama sudah berusia lima puluh tahun lebih, wajar jika tidak bisa ikut membantu Mbak Sasha begadang bila Shakira rewel. Entah karena demam setelah imunisasi, tidak mau tidur malam, mengganti popok, dan lain sebagainya. Aku tidak keberatan karena dengan begitu akhirnya Mbak Sasha bisa lebih dekat denganku. Bukankah jika aku menemani Mbak Sasha, itu artinya aku bisa satu kamar dengannya? Bahkan dia mulai bergantung padaku jika membutuhkan sedikit banyak hal. Aku tidak keberatan jika dia repotkan karena m

  • Aku Bukan Perempuan Mainanmu   Bahagia setelah pernikahan

    POV PARALIOKetika Sasha mengucap kata cintanya padaku setelah pertikaian dan perpisahan kami selama ini, betapa bahagianya aku. Hatiku seperti disiram air surga. Hanya sekedar kata cinta dan pelukan tulus darinya saja, aku begitu bahagia. Ya, hanya untuk sekedar kembali mendapatkan ketulusan cinta Sasha, banyak yang harus kuperjuangkan dan kukorbankan. "Aku mencintaimu, Mas."Aku mengurai pelukan kami lalu menangkup wajahnya yang menggemaskan. Maklum, usia Sasha terpaut sebelas tahun denganku. Betapa beruntungnya aku memiliki istri daun muda seperti dirinya. Mau menerima duda sepertiku dengan segenap cinta tulusnya. Dan kali ini aku tidak akan melepaskannya lagi.Aku menarik pelan wajahnya lalu kusatukan kening kami berdua. Saat hatinya dipenuhi oleh cinta untukku, aku tidak akan melepaskan kesempatan ini untuk makin merayunya. "Jangan ragu sama cintaku, Sha. Kali ini aku sungguh-sungguh.""Sebenarnya, aku kadang masih ragu sama kamu, Mas. Tapi, aku sadar kalau perasaanku ke kamu

  • Aku Bukan Perempuan Mainanmu   Cinta di hati keduanya

    POV RADO Satu botol berisi obat penenang yang kusimpan baik-baik akhirnya kukeluarkan setelah beberapa minggu ini kutinggalkan. Aku tidak kuat menahan ledakan di dalam dada akibat melihat Mas Kian yang mulai bersikap sangat manis pada Mbak Sasha. Aku tidak terima!!!Aku segera mengeluarkan satu pil itu dari wadah lalu menelannya dengan sisa air yang ada di tas sekolah. Setelah tertelan dengan benar, aku terduduk di tepi ranjang dengan menundukkan wajah. Tidak lama berselang seulas senyum disertai kekehan pelan keluar dari bibirku. Ini artinya reaksi obat telah bekerja dengan baik menenangkan syarafku akibat ledakan emosi yang tidak bisa kukendalikan. "Mas Kian sialan! Ngapain dia sok manis ke Mbak Sasha. Kemarin bilang nggak mau ujung-ujungnya doyan!" "Kenapa harus kamu sih, Mas? Kenapa harus kamu yang ketemu Mbak Sasha? Kenapa bukan aku?!" "Tapi nggak masalah, aku bakal cari cara buat deketin Mbak Sasha. Waktuku sama dia lebih banyak ketimbang sama kamu. Lihat aja nanti, Mas!"

  • Aku Bukan Perempuan Mainanmu   Aku, kau, dan suamimu

    POV RADO "Apa maksudmu tanya kayak gitu, Do? Memangnya siapa yang benar-benar suka sama aku?" Tanya Mbak Sasha yang masih setia duduk di kursi rodanya. Aku mengambil kursi lalu memposisikan di dekat kursi roda Mbak Sasha. Lalu duduk di sebelahnya dengan tatapan begitu lekat lengkap dengan seragam sekolah putih abu-abu yang sudah kukenakan di pagi hari ini. "Seseorang, mungkin." Kepala Mbak Sasha menggeleng. "Nggak ada, Do. Kamu ini bercanda aja sukanya." "Dari pada Mbak Sasha nggak bahagia sama Mas Kian." "Sebelum Masmu nikahin aku, statusku ini cuma perempuan hamil tanpa suami. Bayangin, betapa jeleknya aku di mata orang. Lalu seseorang dari masa laluku nawarin pernikahan karena anaknya butuh kasih sayang seorang ibu dan anakku butuh sosok ayah. Intinya kami saling melengkapi tapi nggak ada rasa cinta." "Kalau kamu sekarang tanya kenapa aku kayak nggak bahagia sama Masmu, gimana aku bisa bahagia kalau dia adalah orang bikin aku nggak bisa percaya sama apa itu cinta dan kesetia

  • Aku Bukan Perempuan Mainanmu   Nekat melakukan pendekatan

    POV RADO Masih menggenggam tangan Mbak Sasha dengan tidak tahu malunya sembari menatap wajahnya yang masih setengah lesu itu, aku kembali berucap. "Ya karena aku sayang sama kamu, Mbak." "Sayang?" Beonya dengan nada tidak mengerti. "Sayang yang gimana maksud kamu Rado? Aku nggak ngerti." "Kamu berubah baik, berubah hangat, dan ... membingungkan." Wajar jika Mbak Sasha bingung menghadapi perubahan sikapku yang terlalu mendadak ini. Sedang perasaanku sendiri juga berubah begitu cepat setelah berulang kali aku menciumnya tanpa tahu siapapun. "Sayang ... sebagai ..." "Rado, maaf." Mbak Sasha kemudian menarik tangannya dari genggamanku. "Kita ini ipar dan nggak seharusnya kamu pegang tanganku kayak gini." Imbuhnya. Binar cinta dimataku untuk Mbak Sasha meredup karena ucapannya kemudian kepalaku tertunduk lesu karena seperti menelanjangi diriku sendiri dihadapan Mbak Sasha. Aku melupakan pelajaran mengendalikan diri dan emosi yang biasa dokter Rafael ajarkan padaku. Bahwa ledak

  • Aku Bukan Perempuan Mainanmu   Pulangnya si cinta pertama

    POV RADO Sejak Mbak Sasha dinyatakan sadar dari tidur panjangnya, aku dan segenap penghuni rumah sangat berbahagia. Akhirnya, penantian dan doa yang terus kami panjatkan membuahkan hasil. Apalagi jika itu bukan karena bayi mungil yang belum memiliki nama ini sangat membutuhkan Mbak Sasha. Mas Kian melarang kami memberi dia nama karena itu akan menjadi hak Mbak Sasha sepenuhnya. Apapun itu aku tidak masalah asal Mbak Sasha siuman dan bisa segera pulang. "Mama mau ke rumah sakit sekarang?" Ini sudah dua hari sejak Mbak Sasha siuman, dan kemarin Mas Kian sudah kembali ke kota untuk bekerja. "Iya, besan mau pulang ganti baju. Giliran Mama yang jaga sekarang." "Titip salam buat Mbak Sasha ya, Ma." "Iya, Rado ganteng. Kamu sanggup kan sama si mungil di rumah?" "Sanggup, kan ada pengasuhnya juga." "Ya udah, Mama berangkat dulu. Taksinya udah nungguin." Tanpa Mama, Mas Kian, bahkan orang tua Mbak Sasha sekalipun, mereka tidak tahu jika aku sudah berulang kali mencium bibir Mbak Sa

  • Aku Bukan Perempuan Mainanmu   Cemburu cium pipi, boleh?

    POV PARALIO Apakah Sasha bahagia karena aku menikahinya? Senyum saja tidak. Kedua matanya hanya menatap jemari yang terpasang cincin pernikahan yang kusematkan. Pantaskah aku berpikiran bahwa Sasha tidak bahagia dengan pernikahan kami? Padahal aku sangat bahagia memiliki dia yang sudah lama memendam cintanya untukku. Bahkan saat aku berulanag kali menyakitinya entah sengaja atau tidak sengaja sekalipun, Sasha masih menyimpan aku di ruang hatinya. Kini, ketika aku merasakan hatinya telah mati untukku, aku merasa.... menyesal. Hari ini, ketika Sasha sudah dinyatakan stabil kesehatannya, dokter memutuskan memindahkan ia kembali ke kamar rawat inap agar aku bisa menjaganya. Kini, setelah kami sudah tiba di kamarnya, Sasha akhirnya membuka suara. "Dimana anakku, Kian?" Tanyanya dengan suara lirih dan serak. Aku yang sedang membetulkan selimutnya, kemudian beralih menatap kedua bola mata indahnya yang sayu. "Dia di rumah, sama Rado, Mama, dan Mamamu. Tapi aku ada videonya. Mau

  • Aku Bukan Perempuan Mainanmu   Ketika matanya terbuka

    POV PARALIOSudah dua minggu, istriku dirawat di rumah sakit dengan kondisi yang sama. Tidak ada perubahan sama sekali dan itu membuatku hampir putus asa. Sebenarnya ada apa dengan Sasha?Mengapa setelah melahirkan, kondisi kesehatannya memburuk seperti ini?Tidak hanya aku dan orang rumah yang sedih melihat keadaan Sasha yang tak kunjung membaik. Tapi, bayi kami pun ikut terdampak. Kata Mama, bayiku sering menangis dan malam harinya rewel hingga pengasuhnya lelah. Karena itu pula, kinerjaku memburuk. Aku bahkan tidak bisa fokus pada pekerjaan saat rapat dengan customer besar yang memintaku secara langsung untuk mengerjakan bestek pesanannya. Melihat perubahanku yang tidak baik, entah angin dari mana Pak Affar dengan baik hatinya menawariku satu solusi demi kesembuhan Sasha. Kami pergi ke salah satu panti asuhan anak yatim piatu lalu mengajak mereka berdoa bersama demi kesembuhan Sasha dan menyantuni mereka dengan beragam kebutuhan yang diperlukan. Dan setelah acara itu, hubunganku

  • Aku Bukan Perempuan Mainanmu   First kiss

    POV RADO Apa aku harus mencium kakak iparku sendiri? Padahal aku tidak pernah berciuman dengan siapapun sebelumnya. Memiliki kekasih saja tidak. Memang, siapa yang sudi mencintai pemuda yang memiliki gangguan mental sepertiku?Begitulah pemikiranku ketika melihat Mbak Sasha yang masih setia terlelap dalam tidurnya di rumah sakit ini. Mataku masih setia menatap wajahnya yang setengah pucat dengan selang makan yang dimasukkan melalui sudut mulutnya. Sedih, kasihan, dan terbayang-bayang dengan bayinya yang berada di rumah tanpa belaian dari Mbak Sasha sebagai ibunya. Tatapanku berpindah ke tangannya yang kugenggam dengan erat karena suhu tubuh Mbak Sasha yang lebih rendah dari tubuh manusia normal. "Mbak, bangun. Bayimu nungguin kamu. Semua yang ada di rumah nunggu kamu sehat lagi. Jangan tidur terus.""Aku tahu kalau kamu kayak gini itu juga ada andil salahku, Mbak. Tapi aku janji bakal berubah. Aku bakal tebus kesalahanku. Aku bakal sayangi kamu sama bayimu, Mbak. Aku janji. Tapi

DMCA.com Protection Status