Beranda / Romansa / Aku Bukan Perempuan Mainanmu / 122. Melihatnya patah hati

Share

122. Melihatnya patah hati

Penulis: Juniarth
last update Terakhir Diperbarui: 2022-04-23 13:11:25

"Gue benci di posisi kayak gini."

Siapa yang tidak terkejut diberi kejutan seperti ini? Elea datang lalu meneriaku seperti ini di hadapan banyak pengunjung. Aku kembali seperti perempuan perebut lelaki orang. 

Aku menoleh ke arah Elea dan Kian pergi. Mereka sudah hilang di balik tembok.

Rasa sesak di dada masih saja menggelayuti. Bahkan ini lebih sakit dari pada tidak bertemu dengan Kian sama sekali. Kesedihanku lengkap hari ini. 

Jika aku tidak menerima ajakannya untuk menghadiri acara terlaknat anaknya Affar, mungkin aku tidak bertemu dengan Elea. Atau mengalami de Javu seperti ini.

Tuhan, aku tidak meminta alur hidupku seperti ini. 

"Kampret banget! Mimpi apa gue hari ini samp

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Aku Bukan Perempuan Mainanmu   123. Tamparan untuk Kian

    "Tapi kini aku sadar, aku bukan lah kandidat terbaik. Bukan kandidat yang kamu dan keluargamu butuhkan." Tatapan Kian melunak.Lalu Elea melepas cengkeraman tangannya di kemeja Kian.Akhirnya Kian menggunakan logikanya, jika ia bukanlah sosok yang pantas bersanding dengan Elea.Benar kata Alfonso, bagi keluarga Elea, harta adalah yang utama. Aku mulai mempercayai kembali ucapan Alfonso, jika ia memang benar benar ingin menyelamatkan Kian dari patah hati yang mendalam."Sekarang jawab aku, apa kamu menerima Alfonso saat kita masih jalan kan?!""M....maksudnya?""Jangan pura pura nggak paham!" Kian menatap Elea tajam.

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-23
  • Aku Bukan Perempuan Mainanmu   124. Kesempatan merebutnya

    Begitu aku sudah di meja dengan pura pura memainkan ponsel, Kian datang dengan wajah emosi. Mengambil tas dan kunci mobilnya dengan kasar, meletakkan dua lembar uang berwarna merah di meja nongkrong lalu pergi. Tanpa basa basi aku pun mengikutinya pergi. Aku tahu ia sedang sangat marah dan kecewa. Sepanjang perjalanan hanya hening yang terjadi. Aku tidak berani mengajaknya ngobrol atau sebaliknya. Bahkan aku yakin jika Kian menyetir tanpa tujuan. Begitu sampai di taman hutan kota, ponsel Kian berdering. Itu dari Elea tapi Kian tidak mau menerimanya. Women quickly explode and soften. Perempuan akan bersikap demikian ketika marah, dia ingin dipuja puja kekasihnya ketika marah. Jika tidak demikian maka ia sendiri yang akan datang sambil mengucap kata maaf.

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-23
  • Aku Bukan Perempuan Mainanmu   125. Dia membentakku!

    Hari sudah sore, acara kuliner yang dijanjikan Kian pun berakhir tidak menyenangkan. Lebih tepatnya amat sangat tidak menyenangkan!Aku menjadi saksi putusnya Kian dengan perempuan yang amat ia cintai. Lagi lagi aku berperan menjadi pihak ketiga, hanya saja kali ini hanya pura-pura. Padahal aku ingin menjadi lakon utama sebagai perempuan yang dicintai sungguh sungguh oleh Kian.Tapi sepertinya aku terlalu banyak bermimpi dengan mendapatkan hati Kian. Jika dulu aku pernah berkata pada Amelia jika tidak memiliki debaran hanya dengan melihat Kian, kini itu semua terbalik, aku sangat jatuh cinta padanya dan mengharapkan dia sepenuhnya. Bodoh? Iya, aku terlalu buta akan cinta hingga tidak bisa melepas bayangan Kian dari otakku.Apa aku sedih melihat Kian putus dengan Elea? Tidak sama sekali, malah aku bersor

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-24
  • Aku Bukan Perempuan Mainanmu   126. Pengakuan Kian

    Setelah acara Kian membentakku dua minggu lalu, aku memaksa untuk kembali ke kota ini dengan menggunakan travel agensi saja. Dia memaksa mengantarku kembali tapi aku juga punya hak untuk mempertahankan keinginan.Alasannya simpel, aku tidak mau dekat-dekat dengan Kian yang masih diliputi amarah. Dibentak seorang yang disayangi akan jauh lebih menyakitkan dari pada dimarahi bosKian bersikap dewasa ketika berhadapan dengan para sahabatnya, tapi ketus jika berhadapan denganku.Mengapa dia begitu jahat padaku?Sudah dua minggu ini juga, kami tidak bertukar pesan. Tidak ada suara lembutnya yang menyapa telingaku selepas pulang kerja seperti sebelumnya. Perhatian hangat yang mengingatkanku untuk tidak telat makan.Ah.... Biarl

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-24
  • Aku Bukan Perempuan Mainanmu   127. Duniaku yang baru

    "Kalau orang yang melakukan itu adalah orang yang didepan Lo ini, gimana?"Aku memandangnya tidak percaya. Lalu kutarik tanganku namun ditahan.Aku menatapnya geram. "Bohong kalau kamu yang lakuin!""Gue yang minta Lo balik." Ucapnya polos."Berarti kamu yang mindah aku kesini? Iya!?" Tanyaku berang."Enggak tuh." Jawab Kian bingung."Apa maumu heh?! Mindah mindah orang seenak dengkul kamu!" Nadaku meninggi sambil menarik paksa tanganku yang ia genggam."Aku tahu kamu memang punya jabatan, kamu kesayangan Pak Rudy, kamu kesayangan kantor, beda sama aku yang cuma staff biasa. Kacung Antara Karya. Aku cuma akuntan receh yang posisinya nggak seberapa. Tapi kamu nggak ada h

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-24
  • Aku Bukan Perempuan Mainanmu   128. F**k you!!

    Setelah bersusah payah merayu Kian, akhirnya ia berujar, secara exclusive ia memintaku kembali ke kantor cabang induk pada Pak Rudi untuk dijadikan tim dalam setiap proyeknya.Bahagia??? Pastiiii!!"Siap?" Tanya Kian saat aku sudah rapi dengan setelan kerja terbaik lalu duduk di kursi penumpang.Semalam aku benar benar kembali tidur di kamarnya, di atas ranjangnya yang selalu wangi dan menguarkan parfum khas Paralio. Yang hanya dengan mencium wanginya saja aku tahu jika itu Kian.Lelaki yang amat kucintai denban segala baik buruk dan kekurangannya.Bahkan aku tidak peduli dengan statusnya sebagi seorang duda."Siap sekali Bapak Asmen."Kian terkekeh. "Maksud gue, udah siap ketemu kembali?"

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-24
  • Aku Bukan Perempuan Mainanmu   129. Lelaki aneh

    "Ini lucu deh." Aku melihat gantungan kunci flamingo pink yang terjajar rapi."Kertas kertas ini juga. Tapi gue beli buat apa coba.""Duuuuh bolpoint ini juga lucu lucu."Tanpa pikir panjang aku segera memasukkannya ke keranjang belanjaan. Kelakuanku bak anak masih SMA ketika melihat alat tulis menulis yang sangat eye catching."Sudah?" Bisiknya.Aku terkejut. "Ngagetin! Kayak siluman.""Sorry." Ucapnya sambil tersenyum."Beli apa aja kamu Kian?"Kian mengangkat keranjang belanjaannya. "Ini, perlengkapan ngajarin adik gue bikin desain rumah sederhana."

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-25
  • Aku Bukan Perempuan Mainanmu   130. Pertemuan menegangkan

    "Harusnya aku yang nanya. Siapa kamu?" Ucapnya dengan tatapan tajam."A...aku temannya Kian.""Teman?" Beonya tidak percaya."Ka...kamu siapa? Apa maumu? Cepat pergi!" Usirku.Dia menelisikku secara total dengan tatapan tajamnya yang mirip.... Kian."Kamu siapa?!!!!" Bentakku takut."Aku adiknya Mas Kian. Kenapa kamu bisa sama mas Kian?!"Aku terkejut. Dan merasa bodoh membentak adiknya sendiri."Ka....kami tadi belanja bareng." Suaraku melunak."Kenapa Mas Kian nggak ngajak kamu masuk?"

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-25

Bab terbaru

  • Aku Bukan Perempuan Mainanmu   Terlanjur mencintai kakak ipar

    POV RADO Tak terasa, sudah tiga bulan lamanya, Mbak Sasha tinggal di rumah ini bersama aku dan Mama. Berkat kegigihan dan terapi yang setiap hari dilakukan bersama tenaga medis yang selalu datang ke rumah, akhirnya Mbak Sasha bisa berjalan dengan lancar. Selama tiga bulan itu juga, ketika Mas Kian tidak memiliki waktu pulang ke rumah karena dituntut pekerjaan yang padat, akulah yang menggantikan perannya sebagai ayah untuk Shakira dan .... suami untuk Mbak Sasha. Mau bagaimana lagi, Mama sudah berusia lima puluh tahun lebih, wajar jika tidak bisa ikut membantu Mbak Sasha begadang bila Shakira rewel. Entah karena demam setelah imunisasi, tidak mau tidur malam, mengganti popok, dan lain sebagainya. Aku tidak keberatan karena dengan begitu akhirnya Mbak Sasha bisa lebih dekat denganku. Bukankah jika aku menemani Mbak Sasha, itu artinya aku bisa satu kamar dengannya? Bahkan dia mulai bergantung padaku jika membutuhkan sedikit banyak hal. Aku tidak keberatan jika dia repotkan karena m

  • Aku Bukan Perempuan Mainanmu   Bahagia setelah pernikahan

    POV PARALIOKetika Sasha mengucap kata cintanya padaku setelah pertikaian dan perpisahan kami selama ini, betapa bahagianya aku. Hatiku seperti disiram air surga. Hanya sekedar kata cinta dan pelukan tulus darinya saja, aku begitu bahagia. Ya, hanya untuk sekedar kembali mendapatkan ketulusan cinta Sasha, banyak yang harus kuperjuangkan dan kukorbankan. "Aku mencintaimu, Mas."Aku mengurai pelukan kami lalu menangkup wajahnya yang menggemaskan. Maklum, usia Sasha terpaut sebelas tahun denganku. Betapa beruntungnya aku memiliki istri daun muda seperti dirinya. Mau menerima duda sepertiku dengan segenap cinta tulusnya. Dan kali ini aku tidak akan melepaskannya lagi.Aku menarik pelan wajahnya lalu kusatukan kening kami berdua. Saat hatinya dipenuhi oleh cinta untukku, aku tidak akan melepaskan kesempatan ini untuk makin merayunya. "Jangan ragu sama cintaku, Sha. Kali ini aku sungguh-sungguh.""Sebenarnya, aku kadang masih ragu sama kamu, Mas. Tapi, aku sadar kalau perasaanku ke kamu

  • Aku Bukan Perempuan Mainanmu   Cinta di hati keduanya

    POV RADO Satu botol berisi obat penenang yang kusimpan baik-baik akhirnya kukeluarkan setelah beberapa minggu ini kutinggalkan. Aku tidak kuat menahan ledakan di dalam dada akibat melihat Mas Kian yang mulai bersikap sangat manis pada Mbak Sasha. Aku tidak terima!!!Aku segera mengeluarkan satu pil itu dari wadah lalu menelannya dengan sisa air yang ada di tas sekolah. Setelah tertelan dengan benar, aku terduduk di tepi ranjang dengan menundukkan wajah. Tidak lama berselang seulas senyum disertai kekehan pelan keluar dari bibirku. Ini artinya reaksi obat telah bekerja dengan baik menenangkan syarafku akibat ledakan emosi yang tidak bisa kukendalikan. "Mas Kian sialan! Ngapain dia sok manis ke Mbak Sasha. Kemarin bilang nggak mau ujung-ujungnya doyan!" "Kenapa harus kamu sih, Mas? Kenapa harus kamu yang ketemu Mbak Sasha? Kenapa bukan aku?!" "Tapi nggak masalah, aku bakal cari cara buat deketin Mbak Sasha. Waktuku sama dia lebih banyak ketimbang sama kamu. Lihat aja nanti, Mas!"

  • Aku Bukan Perempuan Mainanmu   Aku, kau, dan suamimu

    POV RADO "Apa maksudmu tanya kayak gitu, Do? Memangnya siapa yang benar-benar suka sama aku?" Tanya Mbak Sasha yang masih setia duduk di kursi rodanya. Aku mengambil kursi lalu memposisikan di dekat kursi roda Mbak Sasha. Lalu duduk di sebelahnya dengan tatapan begitu lekat lengkap dengan seragam sekolah putih abu-abu yang sudah kukenakan di pagi hari ini. "Seseorang, mungkin." Kepala Mbak Sasha menggeleng. "Nggak ada, Do. Kamu ini bercanda aja sukanya." "Dari pada Mbak Sasha nggak bahagia sama Mas Kian." "Sebelum Masmu nikahin aku, statusku ini cuma perempuan hamil tanpa suami. Bayangin, betapa jeleknya aku di mata orang. Lalu seseorang dari masa laluku nawarin pernikahan karena anaknya butuh kasih sayang seorang ibu dan anakku butuh sosok ayah. Intinya kami saling melengkapi tapi nggak ada rasa cinta." "Kalau kamu sekarang tanya kenapa aku kayak nggak bahagia sama Masmu, gimana aku bisa bahagia kalau dia adalah orang bikin aku nggak bisa percaya sama apa itu cinta dan kesetia

  • Aku Bukan Perempuan Mainanmu   Nekat melakukan pendekatan

    POV RADO Masih menggenggam tangan Mbak Sasha dengan tidak tahu malunya sembari menatap wajahnya yang masih setengah lesu itu, aku kembali berucap. "Ya karena aku sayang sama kamu, Mbak." "Sayang?" Beonya dengan nada tidak mengerti. "Sayang yang gimana maksud kamu Rado? Aku nggak ngerti." "Kamu berubah baik, berubah hangat, dan ... membingungkan." Wajar jika Mbak Sasha bingung menghadapi perubahan sikapku yang terlalu mendadak ini. Sedang perasaanku sendiri juga berubah begitu cepat setelah berulang kali aku menciumnya tanpa tahu siapapun. "Sayang ... sebagai ..." "Rado, maaf." Mbak Sasha kemudian menarik tangannya dari genggamanku. "Kita ini ipar dan nggak seharusnya kamu pegang tanganku kayak gini." Imbuhnya. Binar cinta dimataku untuk Mbak Sasha meredup karena ucapannya kemudian kepalaku tertunduk lesu karena seperti menelanjangi diriku sendiri dihadapan Mbak Sasha. Aku melupakan pelajaran mengendalikan diri dan emosi yang biasa dokter Rafael ajarkan padaku. Bahwa ledak

  • Aku Bukan Perempuan Mainanmu   Pulangnya si cinta pertama

    POV RADO Sejak Mbak Sasha dinyatakan sadar dari tidur panjangnya, aku dan segenap penghuni rumah sangat berbahagia. Akhirnya, penantian dan doa yang terus kami panjatkan membuahkan hasil. Apalagi jika itu bukan karena bayi mungil yang belum memiliki nama ini sangat membutuhkan Mbak Sasha. Mas Kian melarang kami memberi dia nama karena itu akan menjadi hak Mbak Sasha sepenuhnya. Apapun itu aku tidak masalah asal Mbak Sasha siuman dan bisa segera pulang. "Mama mau ke rumah sakit sekarang?" Ini sudah dua hari sejak Mbak Sasha siuman, dan kemarin Mas Kian sudah kembali ke kota untuk bekerja. "Iya, besan mau pulang ganti baju. Giliran Mama yang jaga sekarang." "Titip salam buat Mbak Sasha ya, Ma." "Iya, Rado ganteng. Kamu sanggup kan sama si mungil di rumah?" "Sanggup, kan ada pengasuhnya juga." "Ya udah, Mama berangkat dulu. Taksinya udah nungguin." Tanpa Mama, Mas Kian, bahkan orang tua Mbak Sasha sekalipun, mereka tidak tahu jika aku sudah berulang kali mencium bibir Mbak Sa

  • Aku Bukan Perempuan Mainanmu   Cemburu cium pipi, boleh?

    POV PARALIO Apakah Sasha bahagia karena aku menikahinya? Senyum saja tidak. Kedua matanya hanya menatap jemari yang terpasang cincin pernikahan yang kusematkan. Pantaskah aku berpikiran bahwa Sasha tidak bahagia dengan pernikahan kami? Padahal aku sangat bahagia memiliki dia yang sudah lama memendam cintanya untukku. Bahkan saat aku berulanag kali menyakitinya entah sengaja atau tidak sengaja sekalipun, Sasha masih menyimpan aku di ruang hatinya. Kini, ketika aku merasakan hatinya telah mati untukku, aku merasa.... menyesal. Hari ini, ketika Sasha sudah dinyatakan stabil kesehatannya, dokter memutuskan memindahkan ia kembali ke kamar rawat inap agar aku bisa menjaganya. Kini, setelah kami sudah tiba di kamarnya, Sasha akhirnya membuka suara. "Dimana anakku, Kian?" Tanyanya dengan suara lirih dan serak. Aku yang sedang membetulkan selimutnya, kemudian beralih menatap kedua bola mata indahnya yang sayu. "Dia di rumah, sama Rado, Mama, dan Mamamu. Tapi aku ada videonya. Mau

  • Aku Bukan Perempuan Mainanmu   Ketika matanya terbuka

    POV PARALIOSudah dua minggu, istriku dirawat di rumah sakit dengan kondisi yang sama. Tidak ada perubahan sama sekali dan itu membuatku hampir putus asa. Sebenarnya ada apa dengan Sasha?Mengapa setelah melahirkan, kondisi kesehatannya memburuk seperti ini?Tidak hanya aku dan orang rumah yang sedih melihat keadaan Sasha yang tak kunjung membaik. Tapi, bayi kami pun ikut terdampak. Kata Mama, bayiku sering menangis dan malam harinya rewel hingga pengasuhnya lelah. Karena itu pula, kinerjaku memburuk. Aku bahkan tidak bisa fokus pada pekerjaan saat rapat dengan customer besar yang memintaku secara langsung untuk mengerjakan bestek pesanannya. Melihat perubahanku yang tidak baik, entah angin dari mana Pak Affar dengan baik hatinya menawariku satu solusi demi kesembuhan Sasha. Kami pergi ke salah satu panti asuhan anak yatim piatu lalu mengajak mereka berdoa bersama demi kesembuhan Sasha dan menyantuni mereka dengan beragam kebutuhan yang diperlukan. Dan setelah acara itu, hubunganku

  • Aku Bukan Perempuan Mainanmu   First kiss

    POV RADO Apa aku harus mencium kakak iparku sendiri? Padahal aku tidak pernah berciuman dengan siapapun sebelumnya. Memiliki kekasih saja tidak. Memang, siapa yang sudi mencintai pemuda yang memiliki gangguan mental sepertiku?Begitulah pemikiranku ketika melihat Mbak Sasha yang masih setia terlelap dalam tidurnya di rumah sakit ini. Mataku masih setia menatap wajahnya yang setengah pucat dengan selang makan yang dimasukkan melalui sudut mulutnya. Sedih, kasihan, dan terbayang-bayang dengan bayinya yang berada di rumah tanpa belaian dari Mbak Sasha sebagai ibunya. Tatapanku berpindah ke tangannya yang kugenggam dengan erat karena suhu tubuh Mbak Sasha yang lebih rendah dari tubuh manusia normal. "Mbak, bangun. Bayimu nungguin kamu. Semua yang ada di rumah nunggu kamu sehat lagi. Jangan tidur terus.""Aku tahu kalau kamu kayak gini itu juga ada andil salahku, Mbak. Tapi aku janji bakal berubah. Aku bakal tebus kesalahanku. Aku bakal sayangi kamu sama bayimu, Mbak. Aku janji. Tapi

DMCA.com Protection Status