"Tunggu dulu, ini masalah suami istri?""Dari cara dia bicara, aku kira Nona Rania menjadi selingkuhan orang.""Aih, wajar kalau seorang ibu khawatir, bisa dimengerti ...."Mendengar percakapan mereka, aku diam-diam menghela napas lega.Setidaknya, aku tidak akan dicap sebagai selingkuhan atau wanita matre, dan karierku masih bisa terselamatkan.Fara tidak menyangka aku akan membantahnya di depan umum. Setelah tertegun beberapa saat, dia tiba-tiba menangis dan berteriak."Rania, kamu benar-benar mengecewakanku!""Aku melihat dengan mataku sendiri, dia masuk ke hotel bersama wanita lain. Apa lagi yang ingin kamu buktikan? Aku ini ibumu, apa aku akan membohongimu?""Pada akhirnya, kamu hanya ingin memanfaatkan situasi ini untuk mendapatkan uang darinya! Kenapa aku bisa membesarkan anak yang menjadi nggak bermoral dan hanya peduli pada uang!"Dia menjatuhkan diri ke lantai, menunjuk ke arahku dengan sedih dan lanjut berteriak, "Kalau kamu nggak bercerai hari ini, jangan anggap aku sebagai
Ekspresinya tiba-tiba berubah lagi, menasihatiku dengan penuh perhatian, "Rania, kamu masih muda, nggak memahami sifat jahat orang. Dengarkan ibumu ini, ceraikan dia dan menikahlah dengan Wanto.""Wanto sama sekali nggak keberatan kamu sudah menikah sekali, dia masih menunggumu!"Saat mengatakan itu, dia tidak lupa menyeka air matanya.Tindakannya yang seperti orang gila membuat banyak tamu ketakutan. Baru pada saat inilah ada yang sadar dan mulai menimpali."Nona Rania, jangan keras kepala, apa uang lebih penting daripada ketulusan ibumu?""Benar, apa kamu sungguh ingin melihat ibumu terkena serangan jantung karena kamu? Kalau sudah terjadi, sudah terlambat bagimu untuk menyesalinya.""Segera bercerai saja. Bertengkar dengan ibumu demi pria yang berselingkuh, itu sangat nggak berbakti!"Fara menatapku dengan tatapan puas.Inilah yang paling dia sukai, menggunakan orang lain untuk memakukanku pada pilar penghinaan moral, seolah-olah penghinaan yang kuterima adalah hadiah terbaik untukn
"Justin Osmond dari Azalea Technology? Aku pernah makan malam dengannya. Selama makan, setengah waktu kamu habiskan membahas teknologi, setengahnya lagi dia bercerita tentang istrinya.""Aku juga pernah bertemunya. Setiap dia keluar makan untuk urusan bisnisnya, dia nggak lupa membawakan kue kecil pulang untuk istrinya.""Undanganku ini juga dikirimkan secara pribadi oleh Justin .... Dia berkali-kali mengingatkanku untuk membawa teman-temanku untuk mendukung pameran ini.""Punya suami sebaik itu, kenapa harus menikah dengan pria dari keluarga miskin yang hanya ingin dinafkahi oleh wanita?"Pertanyaan tajam itu tidak mengusik Fara, tetapi apa yang dikatakan mereka membuat ekspresinya berubah secara drastis.Ini pertama kalinya dia gagal memanipulasi kerumunan penonton.Dia mengibaskan tangannya seperti orang gila, "Kalian jangan bicara omong kosong! Wanto sangat baik! Dia bahkan membawakan aku oleh-oleh dari kampung halamannya! Sekantong jamur kuping!""Pfft ...."Seseorang tidak bisa m
Para tamu yang menonton sudah berpindah sekutu, satu per satu menatap Fara dengan tatapan penuh penghinaan, membuatnya seperti ditusuk-tusuk jarum.Penghinaan publik yang pernah dia berikan padaku kini telah berbalik ke dirinya sendiri."Kamu ... kamu ...."Fara menunjuk ke arahku dengan gemetar sebelum bisa menyelesaikan ucapannya, "Kamu hanya diam saja setelah melihat orang luar ini menindas ibumu?""Jangan bawa-bawa Rania!"Ibu mertuaku menarikku ke belakangnya, melindungiku.Meskipun dia tidak lebih tinggi dariku, dia terlihat sangat besar.Menyadari ada lukisanku yang rusak, dia segera berkata kepada satpam di galeri, "Panggil polisi dan kumpulkan bukti-bukti, dia sudah dengan sengaja merusak barang milik orang lain, aku akan menuntutnya!"Fara langsung panik begitu mendengar kata polisi."Kamu … kamu …. Aku ibu kandungnya Rania, kamu masih ingin mengirimku ke penjara?"Ibu mertua menegakkan punggungnya dan berkata, "Apa? Kamu sudah melanggar hukum, tapi masih nggak boleh menuntut
Hasilnya, selain berada di rumah dan pergi ke perusahaan, Justin mengabdikan dirinya sepenuhnya untuk pengembangan permainan baru.Jangankan selingkuh, dia bahkan malas untuk keluar rumah.Aku sengaja mengirim beberapa tangkapan layar dari rekaman CCTV kepada Fara dan memberitahunya keputusanku.Kupikir, ini sudah cukup untuk membuatnya berhenti mengusik kehidupanku. Namun, aku sudah salah besar. Setelah tiga hari berlalu, ibuku yang "baik" itu membuat keributan lagi.Galeriku dibuka kembali setelah tiga hari pembersihan.Lukisan yang rusak tidak aku buang, aku ingin memperbaiki kanvasnya dengan cara khusus, jadi aku menyimpannya sementara di gudang.Hari ini pengunjung tidak banyak, aku sedang menikmati makan siang yang dikirim ibu mertuaku ketika tiba-tiba dua wanita paruh baya berusia sekitar 50-an masuk ke dalam galeri.Mereka memegang ponsel, membandingkan tata letak di galeri, lalu dengan angkuh berkata, "Mana bos kalian?"Aku berdiri dari kursi. "Aku pemilik galeri ini, apa yang
"Tunggu, aku adalah ibunya! Ini urusanku dengan anakku, kenapa kalian ikut campur?""Aku yang melahirkannya. Aku menyuruhnya masuk ke SMK, dia harus masuk! Kalau aku menyuruhnya menikah dengan Wanto, dia harus menikah dengannya!""Hidupku begitu buruk, kenapa dia bisa hidup enak? Suamiku kabur, kenapa dia bisa punya ibu mertua dan suami yang mencintainya?""Dia seharusnya hidup sama sepertiku!""Dia harus mendengarkan perintahku!"Pada saat inilah aku baru mengerti alasan mengapa dia selali mengatakan "demi kebaikanku".Aku juga baru tahu bahwa ayahku sebenarnya bukan meninggal, melainkan kabur dengan wanita lain saat dia hamil.Karena kebenciannya pada ayah, dia menghancurkan setiap tangga yang bisa aku naik, dia ingin menarikku ke jurang kesengsaraan yang sama sepertinya.Oleh karena itu ....Di matanya, aku bukanlah putrinya, melainkan alat yang digunakan untuk melampiaskan kebenciannya.Dia pasti sangat senang ketika melihat sayapku dipatahkan olehnya, melihat diriku dihina oleh or
Reaksi pertamaku ketika ibuku memberi tahu bahwa Justin berselingkuh adalah dia telah ditipu orang.Aku lebih memilih percaya ada hantu di dunia ini daripada percaya Justin telah berselingkuh.Bukan karena aku bucin, tetapi aku tahu isi kepala Justin hanya ada pemrograman.Ibu mertuaku bahkan sering mengeluh, jika tidak aku, putranya itu mungkin akan menikah dengan komputer."Kenapa masih diam saja? Cepat pulang ambil buku nikahmu dan pergi melakukan perceraian dengannya!"Ibuku, Fara Gauri, mengernyit sambil menarik pergelangan tanganku dan mendesakku.Aku tersadar kembali dan berkata dengan nada setenang mungkin, "Aku akan bicara dengan Justin nanti setelah pulang kerja ....""Untuk apa kamu masih bicara dengannya?"Fara memilin telingaku hingga aku merasa kesakitan. "Sudah kubilang dari dulu, anak orang kaya seperti Justin paling nggak bisa diandalkan. Kamu hanya lulusan diploma, nggak cantik dan pendiam, bagaimana mungkin dia benar-benar menyukaimu, 'kan?""Aku ini ibumu, aku nggak
"Tunggu, aku adalah ibunya! Ini urusanku dengan anakku, kenapa kalian ikut campur?""Aku yang melahirkannya. Aku menyuruhnya masuk ke SMK, dia harus masuk! Kalau aku menyuruhnya menikah dengan Wanto, dia harus menikah dengannya!""Hidupku begitu buruk, kenapa dia bisa hidup enak? Suamiku kabur, kenapa dia bisa punya ibu mertua dan suami yang mencintainya?""Dia seharusnya hidup sama sepertiku!""Dia harus mendengarkan perintahku!"Pada saat inilah aku baru mengerti alasan mengapa dia selali mengatakan "demi kebaikanku".Aku juga baru tahu bahwa ayahku sebenarnya bukan meninggal, melainkan kabur dengan wanita lain saat dia hamil.Karena kebenciannya pada ayah, dia menghancurkan setiap tangga yang bisa aku naik, dia ingin menarikku ke jurang kesengsaraan yang sama sepertinya.Oleh karena itu ....Di matanya, aku bukanlah putrinya, melainkan alat yang digunakan untuk melampiaskan kebenciannya.Dia pasti sangat senang ketika melihat sayapku dipatahkan olehnya, melihat diriku dihina oleh or
Hasilnya, selain berada di rumah dan pergi ke perusahaan, Justin mengabdikan dirinya sepenuhnya untuk pengembangan permainan baru.Jangankan selingkuh, dia bahkan malas untuk keluar rumah.Aku sengaja mengirim beberapa tangkapan layar dari rekaman CCTV kepada Fara dan memberitahunya keputusanku.Kupikir, ini sudah cukup untuk membuatnya berhenti mengusik kehidupanku. Namun, aku sudah salah besar. Setelah tiga hari berlalu, ibuku yang "baik" itu membuat keributan lagi.Galeriku dibuka kembali setelah tiga hari pembersihan.Lukisan yang rusak tidak aku buang, aku ingin memperbaiki kanvasnya dengan cara khusus, jadi aku menyimpannya sementara di gudang.Hari ini pengunjung tidak banyak, aku sedang menikmati makan siang yang dikirim ibu mertuaku ketika tiba-tiba dua wanita paruh baya berusia sekitar 50-an masuk ke dalam galeri.Mereka memegang ponsel, membandingkan tata letak di galeri, lalu dengan angkuh berkata, "Mana bos kalian?"Aku berdiri dari kursi. "Aku pemilik galeri ini, apa yang
Para tamu yang menonton sudah berpindah sekutu, satu per satu menatap Fara dengan tatapan penuh penghinaan, membuatnya seperti ditusuk-tusuk jarum.Penghinaan publik yang pernah dia berikan padaku kini telah berbalik ke dirinya sendiri."Kamu ... kamu ...."Fara menunjuk ke arahku dengan gemetar sebelum bisa menyelesaikan ucapannya, "Kamu hanya diam saja setelah melihat orang luar ini menindas ibumu?""Jangan bawa-bawa Rania!"Ibu mertuaku menarikku ke belakangnya, melindungiku.Meskipun dia tidak lebih tinggi dariku, dia terlihat sangat besar.Menyadari ada lukisanku yang rusak, dia segera berkata kepada satpam di galeri, "Panggil polisi dan kumpulkan bukti-bukti, dia sudah dengan sengaja merusak barang milik orang lain, aku akan menuntutnya!"Fara langsung panik begitu mendengar kata polisi."Kamu … kamu …. Aku ibu kandungnya Rania, kamu masih ingin mengirimku ke penjara?"Ibu mertua menegakkan punggungnya dan berkata, "Apa? Kamu sudah melanggar hukum, tapi masih nggak boleh menuntut
"Justin Osmond dari Azalea Technology? Aku pernah makan malam dengannya. Selama makan, setengah waktu kamu habiskan membahas teknologi, setengahnya lagi dia bercerita tentang istrinya.""Aku juga pernah bertemunya. Setiap dia keluar makan untuk urusan bisnisnya, dia nggak lupa membawakan kue kecil pulang untuk istrinya.""Undanganku ini juga dikirimkan secara pribadi oleh Justin .... Dia berkali-kali mengingatkanku untuk membawa teman-temanku untuk mendukung pameran ini.""Punya suami sebaik itu, kenapa harus menikah dengan pria dari keluarga miskin yang hanya ingin dinafkahi oleh wanita?"Pertanyaan tajam itu tidak mengusik Fara, tetapi apa yang dikatakan mereka membuat ekspresinya berubah secara drastis.Ini pertama kalinya dia gagal memanipulasi kerumunan penonton.Dia mengibaskan tangannya seperti orang gila, "Kalian jangan bicara omong kosong! Wanto sangat baik! Dia bahkan membawakan aku oleh-oleh dari kampung halamannya! Sekantong jamur kuping!""Pfft ...."Seseorang tidak bisa m
Ekspresinya tiba-tiba berubah lagi, menasihatiku dengan penuh perhatian, "Rania, kamu masih muda, nggak memahami sifat jahat orang. Dengarkan ibumu ini, ceraikan dia dan menikahlah dengan Wanto.""Wanto sama sekali nggak keberatan kamu sudah menikah sekali, dia masih menunggumu!"Saat mengatakan itu, dia tidak lupa menyeka air matanya.Tindakannya yang seperti orang gila membuat banyak tamu ketakutan. Baru pada saat inilah ada yang sadar dan mulai menimpali."Nona Rania, jangan keras kepala, apa uang lebih penting daripada ketulusan ibumu?""Benar, apa kamu sungguh ingin melihat ibumu terkena serangan jantung karena kamu? Kalau sudah terjadi, sudah terlambat bagimu untuk menyesalinya.""Segera bercerai saja. Bertengkar dengan ibumu demi pria yang berselingkuh, itu sangat nggak berbakti!"Fara menatapku dengan tatapan puas.Inilah yang paling dia sukai, menggunakan orang lain untuk memakukanku pada pilar penghinaan moral, seolah-olah penghinaan yang kuterima adalah hadiah terbaik untukn
"Tunggu dulu, ini masalah suami istri?""Dari cara dia bicara, aku kira Nona Rania menjadi selingkuhan orang.""Aih, wajar kalau seorang ibu khawatir, bisa dimengerti ...."Mendengar percakapan mereka, aku diam-diam menghela napas lega.Setidaknya, aku tidak akan dicap sebagai selingkuhan atau wanita matre, dan karierku masih bisa terselamatkan.Fara tidak menyangka aku akan membantahnya di depan umum. Setelah tertegun beberapa saat, dia tiba-tiba menangis dan berteriak."Rania, kamu benar-benar mengecewakanku!""Aku melihat dengan mataku sendiri, dia masuk ke hotel bersama wanita lain. Apa lagi yang ingin kamu buktikan? Aku ini ibumu, apa aku akan membohongimu?""Pada akhirnya, kamu hanya ingin memanfaatkan situasi ini untuk mendapatkan uang darinya! Kenapa aku bisa membesarkan anak yang menjadi nggak bermoral dan hanya peduli pada uang!"Dia menjatuhkan diri ke lantai, menunjuk ke arahku dengan sedih dan lanjut berteriak, "Kalau kamu nggak bercerai hari ini, jangan anggap aku sebagai
Saat ujian masuk sekolah menengah, dia mengubah pilihan jurusanku dan diam-diam menolak tawaran dari sekolah terbaik di kota, sehingga aku diterima di sekolah menengah kejuruan yang terburuk di kota dengan nilai tertinggi ketiga di kota.Aku merasa hancur dan membuat keributan, lalu dia pun menangis di depan kerabat dan tetangga, mengatakan pada mereka bahwa aku tidak mengerti kesulitan keuangan keluarga, bahwa aku ingin masuk ke SMA elite hanya untuk bisa bersama dengan seorang teman laki-laki.Dia selalu mengatakan bahwa pahlawan tidak memandang asal-usul. Di zamannya, lulusan SMK juga bisa memiliki masa depan yang cerah.Orang-orang langsung percaya dengan aktingnya itu, mereka datang membujukku, mengatakan bahwa lulusan SMK juga bisa melanjutkan ke universitas, tidak akan menghambat apa pun.Ketika aku akan mengikuti ujian untuk perguruan tinggi, dia merobek kartu ujianku, membuat persiapanku selama setahun menjadi sia-sia.Aku bertanya dengan marah, dia pun memberiku jawabannya de
Reaksi pertamaku ketika ibuku memberi tahu bahwa Justin berselingkuh adalah dia telah ditipu orang.Aku lebih memilih percaya ada hantu di dunia ini daripada percaya Justin telah berselingkuh.Bukan karena aku bucin, tetapi aku tahu isi kepala Justin hanya ada pemrograman.Ibu mertuaku bahkan sering mengeluh, jika tidak aku, putranya itu mungkin akan menikah dengan komputer."Kenapa masih diam saja? Cepat pulang ambil buku nikahmu dan pergi melakukan perceraian dengannya!"Ibuku, Fara Gauri, mengernyit sambil menarik pergelangan tanganku dan mendesakku.Aku tersadar kembali dan berkata dengan nada setenang mungkin, "Aku akan bicara dengan Justin nanti setelah pulang kerja ....""Untuk apa kamu masih bicara dengannya?"Fara memilin telingaku hingga aku merasa kesakitan. "Sudah kubilang dari dulu, anak orang kaya seperti Justin paling nggak bisa diandalkan. Kamu hanya lulusan diploma, nggak cantik dan pendiam, bagaimana mungkin dia benar-benar menyukaimu, 'kan?""Aku ini ibumu, aku nggak