Share

Mengandung Arti

Penulis: Dwrite
last update Terakhir Diperbarui: 2023-03-13 11:23:39

Sudah satu kali dua puluh empat jam sejak kejadian ikan dan tanaman. Namun, Fariz masih terbayang-bayang dan mulai kehilangan selera makan. Denok, Ikan Arwana yang dia beli tiga bulan lalu seharga DP mobil itu sekarang sudah dicerna perutnya bahkan mungkin sudah berubah menjadi kotoran. Tak percaya dia, bahwa istri yang selama ini dikenal lembut dan penyayang ternyata memiliki jiwa pendendam. Apakah tanpa sepengetahuannya, Suci juga ternyata punya bibit sikopet? Atau apa yang dia lakukan hanya sebatas bawaan janin dalam kandungan, sebab amarah yang tak bisa diluapkan? Entahlah. Yang pasti sekarang Fariz mulai jijik melihat segala menu makanan berjenis ikan.

Sementara yang bersangkutan justru tak peduli, bahkan masih bisa tersenyum lebar saat suaminya memindahkan aquarium yang semula dipajang di ruang utama ke gudang belakang, setelah muntah-muntah semalaman.

"Ngape lo?" Bobby bertanya heran saat Fariz memerhatikannya makan dengan tatapan menjengkelkan.

Fariz hanya mengedikkan bahu m
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Akibat Sumpah Sebelum Menikah   Hasutan

    "Nggak usah diliatin mulu, sampai kapan pun dia nggak akan bisa jadi milik lu!" cetus Bobby saat melihat Sherly tengah memerhatikan Fariz yang membantu Bohim mencuci mobilnya. "Gue tahu," sahut Sherly. "apa salahnya mengagumi?""Mengagumi, kalau ada niat ingin memiliki sama aja boong, Mon.""Apa kurangnya gue dibanding Suci?" Pertanyaan itu terlontar. "Apa perlu gue jabarin atu-atu?" tantang Bobby.Sherly terdiam. "Berapa kali harus gue ingetin kalau benteng yang terbentang antara lo sama Fariz itu terlalu tinggi.""Cuma dia yang bangun benteng buat membatasi diri, padahal gue bisa aja terabas benteng itu kalau dia mau." Pandangan perempuan berdarah Belanda itu menerawang. "Mon ...." Bobby meraih jemari Sherly. "Berhenti ngejar sesuatu yang nggak pasti. Berubah karena manusia, pada akhirnya cuma bikin lo kecewa.""Gue tahu, Met. Gue ngerti. Tapi, nggak bisa dipungkiri orang yang kita cintai bisa mengubah segalanya. Gue cuma kecewa karena Fariz udah banyak berubah karena Si Suci."

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-13
  • Akibat Sumpah Sebelum Menikah   Melabrak

    Kedua tangan Suci terkepal, rahangnya mengatup rapat mendengar tuduhan yang baru saja terlontar bak petir yang tiba-tiba menyambar. Tak ada yang paling menyakitkan dibanding fitnah yang keluar dari mulut orang yang paling dihormati. Rasanya jelas berlipat-lipat kali lebih nyeri daripada sayatan belati. "Apa aku emang serendah itu di mata Papa?" Suara Suci melirih. Matanya yang menyipit sudah cukup membuktikan betapa terlukanya dia saat ini. "Maaf." Pak Jamal memalingkan pandangan."Nggak bisa dipungkiri, aku memang punya masa lalu yang kelam. Pergaulan bebas yang mungkin nggak pernah terpikir di benak orang paham dan terpelajar seperti Papa. Tapi, kenapa hal yang sudah berlalu bertahun-tahun lalu harus dijadikan acuan? Harus diungkit bahkan dipertanyakan padahal jelas-jelas aku sudah berubah? Sebagai seorang istri aku tahu posisiku, Pa. Aku tahu bukan hanya kehormatanku yang harus dijaga, tapi kehormatan suamiku juga. Bagaimana bisa Papa mempertanyakan hal yang sudah jelas nasabnya?

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-13
  • Akibat Sumpah Sebelum Menikah   Percaya Berakhir Kecewa

    Fariz, Sherly, dan Bobby membawa Suci ke rumah sakit menggunakan mobil Sherly. Ketiga sahabat dekat itu terlihat tengah adu mulut di depan ruang rawat Suci. "Tolong jelasin sama gue, apa yang sebenarnya terjadi?" Fariz menuntut jawaban dari kedua orang yang duduk di hadapannya saat ini. "Semuanya salah gue, Riz." Sherly tertunduk dengan kedua tangan tertaut. Bulir bening mulai berguguran dari pelupuk matanya. "Gue dateng ke rumah orang tua lo, dan cerita ke bokap lo tentang semua masa lalu Suci.""Anj***!" "Hei, hei, tenang, Bro!" Bobby menahan tubuh Fariz yang siap menerjang tubuh Sherly. "Maaf, gue nggak tahu kalau akhirnya bakal begini." Sherly mulai terisak, sembari beringsut menjauhi Fariz yang mulai diliputi emosi. "Bangsat emang lu, Sher. Lu, tuh nggak tahu gimana bokap gue! Dia pasti mojokin Suci kalau cuma liat dari satu sisi." Suara Fariz meninggi. "Iya, maaf. Toh, tinggal nunggu waktu, sampe suatu saat bokap-nyokap lo tahu kalau selama ini menantunya itu cuma sok suc-

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-14
  • Akibat Sumpah Sebelum Menikah   Kronologis Kejadian

    "Mungkin ini adalah pertemuan ketiga kita, tapi baru yang pertama tanpa kehadiran Suci. Nggak kerasa, ya, udah tujuh tahun berlalu. Gimana rasanya ngambil posisi kakak gue? Apakah lo bisa idup tenang sejauh ini?"Fariz tertegun menatap wanita berambut pirang yang duduk bertumpang kaki di hadapan. Entah apa alasannya setelah kejadian toko onderdilnya yang menjadi korban, Lola tiba-tiba merencanakan janji temu di belakang Suci. Saat ini keduanya tengah ada di sebuah kafe di daerah Jakarta Selatan yang cukup sepi. "Gue nggak ngerti maksud lu, La. Tapi, yang pasti gue nggak terlibat atas kecelakaan Ferry. Kakak lu meninggal karena kesalahan sendiri.""Oh, ya? Yakin nggak terlibat?" Lola tersenyum miring diiringi nada cibiran. "Bukannya balapan terakhir kali, lo yang rencanain? Bukannya kalian sempet taruhan rebutan Si Suci?"Fariz terdiam sejenak. "Gue nggak tahu kalau akhirnya bakal begini."Lola terkekeh. "Gue nggak ngerti. Sebenarnya apa istimewanya Suci sampe bikin lo sama Mas Ferry

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-16
  • Akibat Sumpah Sebelum Menikah   Kronologis Kejadian (2)

    Beberapa kali Fariz membenturkan kepala ke meja kafe. Di tengah kesadaran yang perlahan melemah, dia frustrasi memikirkan tentang kenyataan yang sebenarnya terjadi. Dia mulai dilema antara mengungkap semuanya pada Suci, atau menyimpannya sendiri, mengingat keduanya memiliki risiko yang sama-sama tinggi. Di tengah kekalutan pikiran dan pandangan yang mulai berkunang-kunang, Fariz menyipitkan mata saat melihat siluet tubuh seseorang yang mulai menghampiri. "Mamang gocar?" celetuk Fariz saat melihat wanita itu mulai memapahnya. "Mamang pala lo!" sentak Feby sembari menoyor kepala Fariz. "Sia-sia gue permak semua di Thailand kalau masih lo anggap laki." Dia kesal sendiri dan beberapa kali menoyor kepala Fariz yang memang setengah sadar dan hanya sesekali menanggapi. Kepayahan Feby memapah tubuh besar Fariz sembari memastikan bahwa sekitaran kafe benar-benar sepi. Lalu melempar tubuh lelaki itu ke kursi belakang mobil sementara dia memberi kode pada Lola dan Didip. "Eh, eh, lu ngapain

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-16
  • Akibat Sumpah Sebelum Menikah   Butuh Waktu

    "Jadi, semuanya berjalan baik, ya?"Suci mengernyitkan dahi. Dia tak mengerti dengan arah pembicaraan Lola."Apa maksud kamu, La?""Mau sampe kapan kamu dibegoin sama Fariz, Ci?" sambung Lola yang membuat Suci semakin tak mengerti."Aku nggak ngerti." Suci menggeleng pelan. "Dia nggak sebaik yang kamu pikir, Ci. Suami kamu bener-bener picik. Aku sengaja baru buka sekarang karena tahu saat itu kondisi kamu masih rentan. Aku nggak bisa terus tinggal diam setelah apa yang terjadi. Mas Ferry pantas dapet keadilan, kematiannya nggak wajar. Apa yang Bang Didip bilang itu Bener. Fariz yang udah nyebabin kecelakaan Mas Ferry. Bukan cuma minta anak buahnya buat ngejar, dia juga ngerencanain kecelakaan itu dengan putus rem motornya!"Deg! Suci tertegun lama. Entah apa yang ada di pikirkan saat ini, yang pasti cara perempuan itu mengepalkan tangan dan meremas gamis yang dikenakan sudah cukup membuktikan bahwa sedikit banyaknya dia mulai termakan ucapan Lola. "Sebenarnya aku udah move on dari

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-16
  • Akibat Sumpah Sebelum Menikah   Kelimpungan

    "Pa, Bu. Titip Suci, ya! Ada beberapa hal yang terjadi, jadi kita butuh waktu buat sama-sama nenangin diri. Fariz nggak bisa langsung jemput sekarang, karena Suci pasti nggak mau."Fariz memulai panggilan video call dengan ibu dan bapak Suci, sejam setelah sang istri pergi. "Maaf, ya, Pa, Buk. Fariz belum bisa bener-bener bahagiain Suci. Fariz udah bikin anak Bapak dan Ibuk kecewa, karena terus ngulur-ngulur waktu. Fariz ngaku salah, dan lagi berusaha memperbaiki diri."Dari balik layar ponsel, Pak Ahmad dan Bu Sulis berpandangan. Keduanya yang seolah sudah bisa memprediksi mengangguk pelan tanda mengerti."Wes, rapopo, to, Le. Bapak sama ibuk ngerti. Suci kalau ada masalah, kan begitu. Semoga kamu juga bisa ngerti, kasih dia cukup waktu. Jangan dipaksa, tunggu istrimu luluh sendiri. Yang sabar, ya!" Bu Sulit menyemangati sang menantu yang terlihat murung itu. ***Dua minggu kemudian ...."Udah berapa lama dia begitu?" tanya Bobby pada Tebe saat melihat Fariz membentur-benturkan kep

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-17
  • Akibat Sumpah Sebelum Menikah   Setia Kawan

    Embun di dedaunan mulai berguguran terkena terpaan angin pagi, sementara Mentari mengintip malu-malu dari balik jendela yang terbuka. Bau tanah basah menyeruak indra penciuman perempuan berkerudung biru yang menjorokkan kepala keluar kamar dari balik jendela. Ternyata hujan semalam bukan hanya menyisakan hawa dingin yang menerpa, melainkan rindu yang kembali menyapa.Dua pekan berlalu sejak perpisahan itu. Suci masih terjaga dengan perasaan yang sama. Ketika ego dan nuraninya bergelut dalam satu waktu, sulit baginya untuk memilih antara mengedepankan hati atau logika. Sebagai perempuan berpendirian tinggi, tak mudah baginya menerima kenyataan yang ada dengan tangan terbuka. Butuh waktu untuk meyakinkan diri, bahwa apa yang terikat di masa lalu tak akan bisa memengaruhi masa kini. Namun, nyatanya semua yang diharapkan tak selalu berjalan sesuai keinginan. Benang merah yang mengikat masa lalunya dan Fariz, sudah serupa jurang yang siap menenggelamkan.Hingga rasa kecewa yang bersarang,

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-18

Bab terbaru

  • Akibat Sumpah Sebelum Menikah   Doa yang Menyertai

    "Assalamualaikum.""Waalaikumsallam."Faqih menyambut kedua sepupunya yang baru saja datang berkunjung. Dengan kaki yang tak lagi pincang, dia menuntun Akmal dan Hafiz masuk, lalu menjamu mereka seadanya karena kebetulan Suci memang ada jadwal mengisi materi akhir pekan ini."Om Fariz ke mana, Qih?" tanya Hafiz. Pandangannya menyapu sekeliling rumah sederhana milik orang tua Suci yang hampir sebulan keluarga Omnya tempati."Ada, tuh di kamar. Nggak tahu dah si Bapak ngapain? Begitu Ibuk pergi dia nggak keluar-keluar, padahal toko udah seharusnya buka dari tadi.""Bapak bisa denger, Faqih ...!" Terdengar suara teriakan Fariz dari dalam kamar. "Bapaknya lagi sibuk bukannya dibantuin, malah lu omelin."Faqih nyengir, lalu mengusap tengkuk. "Faqih tahu Bapak lagi ngapain juga enggak," elaknya."Bapak lagi packing. Dahlah, lu kasih orson atau teh manis aja dulu tuh anak berdua. Bentar lagi bapak kelar," titahnya kemudian."Iya, ini juga lagi." Faqih berlalu ke dapur dan kembali dengan nam

  • Akibat Sumpah Sebelum Menikah   Pensiun Dini

    DiaperDynamo : Bangke! Ngetik begitu doang ampe setengah jam.SleepyRingleader : Sebenernya gue nggak sanggup melakukan ini (emot nangis)Winni Tiny Bunny : Dah, bubar-bubar! Susah kalau berhubungan sama Bavak-bavak bucin dan laperanSleepyRingleader : Diem lu, Terong! Makanya kawin, biar tahu enaknya. Bukan nyevongin mesin tato mulu. Madesu, lu!Fariz melempar ponselnya ke samping kursi yang diduduki dengan perasaan dongkol. Bukannya mendapat solusi dari permasalahan yang terjadi, mereka justru saling adu argumen dan saling menyalahkan siapa yang salah di sini.Tak lama ponselnya berbunyi. Panggilan video dari Bobby tampak di layar."Halu.""Gud morning, Brother!" Wajah Bobby memenuhi layar ponsel Fariz saat sambungan video call tersambung. Terlihat, lelaki di seberang sana tengah asik menyeruput kopi dengan baground Sherly yang sibuk momong adik Salsa yang tahun ini baru masuk TK."Gue mau ngobrol tentang hal penting, bisa pindah dari sono? Backgroundnya kurang sedep di pandang mat

  • Akibat Sumpah Sebelum Menikah   Sebuah Rencana

    Suci dan Fariz saling melempar pandang. Sesekali mereka memerhatikan Ainun yang tampak canggung. Perempuan 22 tahun itu memilin-milin ujung kerudungnya yang lebar setelah menyaksikan kejadian melorotnya sarung yang Faqih kenakan, hingga berakhir dengan mengurung dirinya dia kamar."Ekhem, uhuk, hatchi!""Mas!" Suci menyikut perut buncit suaminya saat Fariz mencoba mencairkan suasana dengan cara yang cukup berlebihan."Jadi, Ainu--""Ini ada titipan--"Suci dan Ainun membuka percakapan secara bersamaan. Mereka terkekeh setelahnya. Begitulah perempuan."Maaf kalau saya datang nggak kasih kabar dulu, ya, Bu, Pak. Jadi, nggak enak." Ainun tersenyum kikuk, entah kenapa dia merasa tak enak dengan apa yang baru saja terjadi. Faqih pasti malu sekali."Nggak apa-apa, Nun. Kalau tentang si Faqih-- dia mah udah biasa mempermalukan diri kali!" Enteng sekali Fariz mengatakan."Mas!" Sekali lagi Suci menegur sang suami. Matanya menyipit mengingatkan.Ainun tertunduk, kulit wajahnya yang kuning lang

  • Akibat Sumpah Sebelum Menikah   Melorot

    Sepulangnya check up. Suci langsung mempersiapkan makan siang untuk keluarga kecilnya. Sementara kedua orang tuanya langsung pamit pulang setelah berbincang-bincang sebentar tentang kondisi kesehatan Pak Ahmad. Di sela menyiapkan makan, Suci langsung menceritakan tentang keresahannya setelah mendapati kondisi kedua orang tuanya yang tak lagi bugar. Perempuan itu juga mengatakan tentang undangan H. Sulton yang jatuh pada lusa. Setelah membaca situasi, Suci merasa tak yakin bisa kembali ke Jakarta untuk waktu yang cukup lama.Mendengar penjelasan istrinya, Fariz mulai memutar otak. Di satu sisi dia tak sanggup Ldr dengan anak dan istrinya, tapi di sisi lain ada pekerjaan yang tak sepenuhnya bisa dia tinggalkan. Setelah cukup lama memikirkan di sela makan siang. Dia memutuskan untuk mendiskusikannya dengan Bobby."Bapak beneran nggak makan lagi Ikan setelah tragedi Denok dipepes Ibuk?" Pertanyaan Faqih memecah lamunan Fariz dan Suci yang masih bergelut dengan pikiran masing-masing. "Me

  • Akibat Sumpah Sebelum Menikah   Nasehat Keluarga

    "Loh, ada Ibu!" Suci keheranan heran saat melihat ibunya tengah duduk di samping Faqih. Tanpa basa-basi perempuan dengan kerudung instan dan gamis biru itu langsung menyambar tangan Bu Sulis. "Kapan ibu dateng?" tanyanya kemudian."Belum lama, Nduk!" Senyum dari wajah teduh itu masih sama hangatnya. Dia mengelus punggung tangan Suci yang masih erat digenggamnya. "Kenapa nggak kasih tahu ibu kalau nenek dateng?" Suci yang merasa tak enak, langsung beralih pada Faqih yang masih santai menyeruput es teh manis."Faqih udah nawarin, Buk. Tapi nenek nggak mau, katanya biarin aja, takutnya ganggu." Lembut dan terarah Faqih menjelaskan."Padahal ibu nggak lagi ngapa-ngapain juga di belakang." Ibu kandung Faqih itu duduk di kursi kosong samping Bu Sulis. Ketiga memilih untuk berbincang-bincang sejenak di depan teras, sebelum beranjak masuk. "Bukannya kamu lagi mandiin burung kata Faqih?" Kali ini giliran ibunya yang bertanya pada Suci."Oh, iya. Bentar aja tadi. Terus lanjut jemur baju. Ini

  • Akibat Sumpah Sebelum Menikah   Salah Paham

    Pagi hari di Pesantren Al-Huda. Terlihat Salsa dan Aisha celingukan di depan ruangan pengurus asrama putri."Kok, nggak ada, ya, Sha?" tanya Salsa sembari mengintip dari balik kaca. "Belum dateng kali," terka Aisha yang mengikuti Salsa di belakangnya. "Tapi, ini udah jam setengah sembilan." Salsa melirik jam yang melingkar di pergelangan tangan. Karena ustadzah yang mengajar sedang berhalangan, dia dan Aisha izin sebentar untuk menemui seseorang. "Salsa, Aisha!"Refleks, dua remaja putri itu menoleh bersamaan. Terlihat di sana, Ainun tengah menggendong seorang bayi berusia enam belas bulan. "Eh, Mbak Ai!" seru Salsa dan Aisha hampir bersamaan. "Cari siapa?" Bergantian Ainun menatap gadis-gadis remaja di hadapannya. "Ini, loh, Mbak. Kita lagi cari Tante Suci," tutur Salsa. "Huum, mau nitip sesuatu," tambah Aisha yang langsung disikut Salsa. Anak sulung Bobby-Sherly itu memberiku kode agar Salsa tak membocorkan rencananya untuk memberi sesuatu pada untuk Faqih. "Loh, bukannya Bu

  • Akibat Sumpah Sebelum Menikah   Gara-Gara Burung

    Suci melipat tangan di atas dada menatap bapak dan anak yang sedang sibuk menangkap burung berjenis Murai Batu yang terbang di sekeliling kamar Faqih. Di ambang pintu, perempuan empat puluhan tahun itu memerhatikan Fariz yang tak berhenti mengoceh mempertanyakan, kenapa bisa burung yang baru saja dia beli seharga tiga setengah juta itu tiba-tiba keluar dari sangkarnya? Beruntung kamar yang Faqih tempati mempunyai sirkulasi udara yang rapat dan terhalang teralis kawat. Jadi, burung mungil itu tak sampai kabur keluar. Di tengah kepanikan yang ada, Fariz masih harus dihadapkan dengan sang istri, serta hutang penjelasannya pada Suci terkait keberadaan burung yang ia beri nama Inem itu. Kalau bukan karena mulut polos Faqih yang asal nyeplos. Mungkin keadaannya tak akan serunyam ini. "Kamu nggak ada niat bantu, Buk?" cicit Fariz yang mulai menyerah dalam kukungan tatapan tajam Suci. "Emang kehadiran Inem udah berdasarkan persetujuanku?" Pertanyaan yang dijawab dengan pertanyaan lagi, me

  • Akibat Sumpah Sebelum Menikah   Simpanan Bapak

    Baru sehari sejak kepindahannya ke rumah ini. Niat hati ingin bermanja-manja dengan sang istri tanpa halang dan rintangan setelah sebelumnya menanggung malu karena salah mengenali. Fariz masih harus dihadapkan dengan Faqih yang kecelakaan sebab kecerobohannya sendiri. Mendapati Suci melimpahkan semua perhatiannya pada sang putra sejak mereka kembali kemarin. Pagi ini Fariz memutuskan untuk menenangkan diri dengan nongkrong di teras depan ditemani secangkir kopi. "Eh, baru ya, Mas?" Seorang tetangga yang tak sengaja melintas, menyapa Fariz yang masih sarungan hanya dengan kaus kutang. "Iya, baru keluar." Santai saja dia menjawab dengan cengiran khasnya. "Bukan, maksud saya baru di sini." Ralat bapak-bapak yang hanya sedikit lebih tua dari Fariz. "Oh, iya. Saya sekeluarga baru pindah kemarin," terangnya. "Oalah, mantune Pak Ahmad, ya? Yang dari Jakarta?""Iya, Pak.""Ngomong-ngomong kesibukannya apa?" Tanpa diminta lelaki bertubuh tambun itu sudah mengambil tempat di samping Fariz

  • Akibat Sumpah Sebelum Menikah   Dirawat di Rumah

    Mendengar celetukan Salsa yang ditujukan untuk membela dirinya, Faqih tersenyum lebar, lalu menyodorkan jari membentuk hati, lalu bergumam tanpa suara seolah merangkai satu kata. "Alapyu."Salsa yang menyadari itu langsung membuang muka padahal hatinya amat berbunga-bunga."Astagfirullah si Salsa. Mau marah, tapi, kok bener, ya." Sementara Fariz yang masih tak percaya hanya bisa menggaruk rambutnya. "Mau heran, tapi ini anaknya si Bobby.""Mas!" Suci menyikut lengan Fariz, menegurnya.Sesaat keheningan menyelimuti, sampai saat ponsel Fariz yang berbunyi di dalam saku, menginterupsi."Siapa?" tanya suci begitu melihat Fariz menatap layar ponselnya."Papa.""Ya udah buruan angkat!" pinta Suci. Fariz menurut dan bergegas menyambungkan panggilan dengan orangtuanya yang kini menetap di Palembang."Halo, assalamualaikum." Panggilan dari seberang Fariz loundspeaker agar bisa didengar semuanya."Waalaikumsallam. Gimana kabar Faqih?""Bok, ya sebelum cucu yang ditanya anaknya dulu, to, Pa!"

DMCA.com Protection Status