Beranda / Pernikahan / Akibat Kencan Buta / 54) Tetap percayalah padaku

Share

54) Tetap percayalah padaku

Penulis: Bunga Kcl
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Setelah membuatkan kopi dan memberikannya pada sang suami juga mertuanya, Sahara lekas kembali menuju dapur. Membantu Viona yang sedang memotong-motong bahan masakan untuk memasak menu makan siang.

“Mama, boleh aku bertanya?” Gadis itu mengatakannya sedikit ragu di sela-sela memotong buncis, dan memandang Viona yang mengenakan celemek hitam milik Saga, terlihat sangat keibuan. Mengingatkannya pada Liana, rasanya dia merindukan sang Mami.

“Ya, tentu. Apa yang ingin kau tanyakan?” jawab wanita itu menganggukkan kepalanya, lalu balas memandang menantunya dan tersenyum.

“Soal penculikan itu, Mama sungguh mengetahuinya?” tanya Sahara dengan suara pelan. Viona menghentikan gerakan memotong-motong sayur lalu memutuskan untuk mencuci kedua tangannya di wastafel, sebelum mendekat pada menantunya itu.

“Mama tahu.” jawabnya mengakui, kemudian mengusap lembut lengan gadis itu. “Apa ada sesuatu yang mengganggu pikiranmu? Apa kejadian itu membuatmu tidak nyaman?”

“Oh, bukan begitu...” Sahara buru-b
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Akibat Kencan Buta   55) Berfoto bersama

    Awan putih membentang indah di langit biru yang menandakan musim panas telah tiba. Suhu rata-rata Tokyo di musim ini adalah sekitar 31,5°C pada siang hari dan 24°C di pagi hari. Beruntungnya Saga dan Sahara berkunjung disaat musim panas, sebab musim panas selalu dinanti banyak orang, dimana akan ada banyak festival dan kembang api di nyalakan. Orang-orang akan turun ke jalanan mengenakan pakaian tradisional Yukata dan memegang kibasan dari uchiwa. Di setiap malam perayaan festival, orang-orang akan menggantungkan dekorasi potongan kertas yang bertuliskan permohonan di sebatang bambu.Sahara, gadis itu begitu sumringah menyaksikan festival musim panas sebagai salah satu budaya Jepang ini. Walaupun bukan warga lokal, dia ikut menggantungkan kertas yang berisi permohonannya, berharap suatu hari nanti akan terwujud.“Apa yang kau tulis?” Saga bertanya penasaran, sesekali mengusap keringat yang keluar dari pori-pori kulit.“Harapan!” sahutnya pendek.“Kau berharap apa?”“Berharap kita ak

  • Akibat Kencan Buta   56) Seperti wanita penggoda

    “Pertama-tama, kau harus memakai ini.”Gadis yang sedang melihat-lihat hasil foto tadi siang dalam ponselnya lantas mendongakkan wajah. Menatap dengan dahi mengernyit pada sesuatu yang di sodorkan kepadanya. Lalu mengalihkan pandangan pada lelaki yang berdiri di tepi kasur dengan senyum memamerkan deretan giginya.“Ini apa?” Sahara meletakan ponselnya di atas bantal, dan menerima sesuatu seperti kain yang di berikan oleh lelaki itu.Kedua tangannya membeberkan kain tersebut agar menampakkan bentuknya lebih jelas. Sebuah dress tipis, berwarna hitam. Tidak, ini bukan dress. Diam-diam Sahara melirik sang suami lewat sudut matanya, dan mengumpat dalam hati, apa-apaan suaminya itu? memberikan baju mengerikan seperti ini. Dan, pertanyaan yang lebih penting, dari mana Saga mendapatkan benda ini?“Ini untuk... berenang?” tanya gadis itu dengan kikuk dan tersenyum canggung.“Untuk apa kau berenang malam-malam begini?” pria itu membalas pertanyaan istrinya dengan balik bertanya, lalu membungkuk

  • Akibat Kencan Buta   57) Malam pertama yang sesungguhnya

    Lelaki yang masih mengenakan selembar handuk melingkari tubuh bagian bawahnya itu, menatap terpaku pada pemandangan yang tidak biasa di atas kasur. Wanna try? Apa istrinya itu sedang menggodanya? Di ranjang sana, Sahara menelungkupkan tubuhnya dan menumpu kedua tangan di atas guling, kakinya nampak menyilang ke atas dengan kulit paha yang putih mulus terpampang sempurna. Gadis itu menatap suaminya lekat-lekat, meletakan dagu di atas tangan yang tertumpu dan tersenyum lebar seraya mengedipkan matanya berkali-kali. Membuatnya terlihat imut sekaligus seksi secara bersamaan.“Apa yang...” Saga seolah tidak bisa berkata-kata lagi, sebenarnya dia ingin tertawa melihat tingkah istrinya itu. Namun, dia juga cukup terpancing ketika melihat tubuh Sahara yang nampak menerawang, lingerie hitam itu terlihat sangat kontras dengan kulit Sahara yang seputih susu. Dan, kini kepalanya mendadak pusing.Melihat Saga yang tampak terpana dengan aksinya, Sahara menahan diri untuk tidak mengeluarkan tawa k

  • Akibat Kencan Buta   58) Mandi bersama

    Gadis itu menjadi yang pertama membuka mata saat pagi menyapa. Pelupuk matanya terasa berat, menandakan dirinya masih mengantuk karena Saga melakukannya hingga larut malam. Tetapi, rasa kantuk itu langsung menguap begitu melihat suaminya yang tertidur sangat lelap, wajahnya terlihat tenang dan damai.Senyum Sahara melengkung manis ketika membelai lembut wajah pria itu, dia merasa lega dan senang akhirnya bisa memberikan hak pria itu sendiri. “Pagi...” Sahara menyapa dengan riang ketika melihat suaminya ikut membuka mata, wajah gadis itu merona dengan semburat yang cantik saat Saga meremas pelan tangannya, lalu mengecup singkat di sana sebagai bentuk balasan sapaan gadis itu sendiri.“Jam berapa sekarang?” suara yang serak khas bangun tidur terdengar menggelitik di telinga Sahara.“Sembilan.” jawabnya singkat.Saga nampak menganggukkan kepalanya, mengerjap beberapa kali untuk menjernihkan penglihatannya. Ketika melihat tubuh keduanya hanya di balut selimut tebal yang sama, pria itu se

  • Akibat Kencan Buta   59) Saga pergi?

    Sang bagaskara mulai menenggelamkan diri di ufuk barat, menandakan akan adanya pergantian siang menuju malam. Saga dan Sahara memasuki villa yang selama satu minggu ini mereka tempati.Hari ini adalah hari terakhir mereka di Jepang, sebenarnya mereka ingin menghabiskan hari terakhir ini untuk berkeliling sampai malam. Namun Sahara mengeluhkan tubuhnya yang sudah lengket dan ingin segera mandi, jadi keduanya memutuskan untuk kembali ke villa.Saga membantu Sahara melepaskan mantelnya, lalu ketika pria itu hendak melepaskan sepatu kets yang dipakai gadis itu sendiri, dia menahannya.“Aku bisa sendiri,” ucap Sahara dengan sungkan, “Harusnya kau jangan terlalu memperlakukanku seperti ini, aku bukan seorang putri raja.” katanya lagi disertai tawa kecil.Saga hanya mengangguk dan tersenyum, seraya mengusap pucuk kepala istrinya, “Aku hanya mencoba untuk melakukan sesuatu yang membuatmu senang selagi aku bisa.”Sahara mengernyitkan dahinya mendengar itu, rasanya terdengar agak lain dalam tel

  • Akibat Kencan Buta   60) Lamaran yang terlambat

    Langit sudah berubah gelap ketika Sahara menginjakkan kakinya keluar villa, rumput-rumput kecil dan halus yang melapisi permukaan tanah meredam suara langkah kakinya. Dia ingat villa ini memiliki satu penjaga yang selalu berada di pos kecil tepat di depan bangunan ini.“Sumimasen (permisi)...” Sahara menyapa pria setengah baya berwajah khas yang sedang menikmati secangkir teh hangat. Pria itu bergegas mendekati Sahara yang berdiri tidak jauh dari pos jaganya.“Ada yang bisa saya bantu, Nona?” pria itu membungkuk setengah badan untuk membalas sapaan Sahara. “Anu... Apa anda melihat suamiku?” Sahara mengatakan maksudnya dengan bahasa Inggris. “Pria yang selalu bersamaku?” gadis itu memperjelas pertanyaannya ketika pria tua itu tampak mengernyit.“Ah, tentu. Tuan itu baru saja keluar.” jawabannya mampu membuat jantung Sahara berhenti berdetak. “Tapi sudah kembali lagi.”“Kembali lagi?” tanya gadis itu tergesa, Sahara mengirup napasnya dengan cepat seolah baru saja menemukan udara segar

  • Akibat Kencan Buta   61) Perkara Jeck

    Ketika pagi menyapa, Saga dan Sahara, juga Jeck, keluar dari kamar masing-masing seraya menarik koper.Melihat Jeck berdiri di antaranya, gadis itu kembali mengingat kejadian semalam. Dia sudah membentak pria muda itu, lalu melihatnya yang bertelanjang dada hanya mengenakan handuk. Sahara merasa malu dan canggung secara bersamaan ketika bertemu pandang dengan Jeck. Begitu pula dengan Jeck, dia merasakan hal yang sama.“Selamat pagi, Tuan dan Nona. Apa semua sudah siap untuk kembali ke Indonesia?” Jeck menyapa dengan sopan setelah membungkukkan badan di depan keduanya, pandangannya menunduk dan hanya bisa menatap Tuannya sebatas ujung tangan.“Tentu." Saga yang menjawab, dia meraih tangan Sahara untuk di genggam dan menariknya berjalan bersama. Jeck mengikuti mereka dari belakang.Sahara menurut dan mensejajari langkah kaki suaminya, namun raut wajahnya tampak seperti ingin mengatakan sesuatu tetapi dia ragu dan memilih untuk menahannya. Saga, pria yang selalu menjadi pengamat terbaik

  • Akibat Kencan Buta   62) Tamu tak diundang

    Liana memeluk Sahara dengan erat begitu putrinya kembali menginjakkan kaki di tanah air. Sensasi yang dirasakan Liana ketika memeluk putrinya masih sama seperti dia menimang gadis itu saat masih bayi dulu, rasanya waktu berjalan begitu cepat, sekarang bayinya itu sudah tumbuh menjadi gadis cantik yang semakin dewasa.Ya, dia lebih cepat dewasa. Liana menyadarinya ketika melihat sorot gadis itu yang terlihat tenang, terkendali, seperti hamparan air di dalam kolam. Liana menangkupkan kedua tangan di setiap sisi wajah Sahara setelah melepaskan pelukannya.“Melihat wajahmu yang secerah mentari, kau pasti sangat menikmati liburannya.” kata Liana tersenyum hangat. “Bukankah begitu?”Sahara balas tersenyum manis seiring kepalanya yang mengangguk. “Disana menyenangkan, rasanya aku tak ingin pulang, kalau saja tidak ingat masih ada Mami dan Papi yang menungguku di sini.” katanya terkekeh renyah.“Bukan hanya Mami dan Papi yang menunggumu disini, tapi Mama juga. Apa kau melupakan Mama mertuamu

Bab terbaru

  • Akibat Kencan Buta   86) tawa yang lepas

    “Baiklah, karena kalian sudah datang kemari, kita langsung saja.” Liana berkata seraya memandang wajah orang-orang yang duduk bersamanya bergantian, lalu berhenti tepat di wajah Saga. Dia menatap lekat wajah menantunya itu. “Saga, bagaimana masalahmu dengan wanita itu?”Saat itu, Saga sedang menatap istrinya yang terus menunduk, lantas terkesiap ketika Liana bertanya dengan tatapan tajam. Bukan hanya Liana, Saga merasakan semua mata sedang menatap padanya. Hal itu sedikit membuatnya gugup.Setelah menghela napas panjang, Saga balas menatap wanita yang menjadi mertuanya dengan tegas namun tetap berusaha sesopan mungkin.“Masalah kami sudah selesai, Mam. Aku sudah menepis gosip-gosip bohong yang dibuat oleh wanita itu. Dan, Maria sudah kubuat menyesal sekaligus menjadi bulanan masyarakat.” terang Saga dengan senyum puas. Dia kembali melirik Sahara yang tersenyum manis padanya, lalu dibalas dengan kedipan sebelah mata dan seketika membuat gadis itu tersipu merona.“Oh, kenapa dengannya?”

  • Akibat Kencan Buta   85) Sidang kecil-kecilan

    “Selamat sore nona Maria.” sapa Dokter seraya tersenyum dan menghampiri pasiennya.Maria tak membalas sapaan sang Dokter, kedua matanya masih tertuju pada dua orang polisi yang berdiri tegak tak jauh dari pintu setelah di tutupnya. Maria bertanya-tanya sendiri, untuk apa polisi itu berada di ruangannya? Mungkinkah karena skandal yang di sebarkan William? Atau Saga masih dendam padanya lalu melaporkan dirinya mengenai kasus penculikan istrinya? Tapi, itukan sudah lama!“Nona?” panggil Dokter itu lagi seraya menyentuh lengan Maria.“Eh, iya Dok?” sahut wanita itu akhirnya. Dia menatap sang Dokter dengan raut wajah yang pias bercampur cemas.“Kita cek kondisi nona terlebih dahulu, ya.” kata Dokter yang Maria ketahui bernama Sheina. Dr. Sheina memeriksa detak jantung Maria sejenak, lalu dilanjutkan dengan alat vital lainnya. “Dokter, apa yang terjadi padaku?” Maria bertanya setengah berbisik, berusaha mengabaikan dua polisi yang berdiri di sana. Dia sendiri sangat penasaran dengan kondi

  • Akibat Kencan Buta   84) sudah terbagi dua

    “Darren datang untuk meminta maaf pada Nana, Lucas. Biarkan saja mereka menyelesaikan masalahnya berdua dulu.” ucap Winona menatap sang suami yang pandangannya masih tertuju pada Darren dan Nana di tepi kolam.“Masalah apa? Bukankah semuanya sudah selesai ketika lelaki itu mencampakkan anakku?” balas Lucas dengan nada yang dingin. Masih segar dalam ingatannya tentang malam itu, Nana dipulangkan oleh Darren tanpa perasaan, tanpa memberikan kesempatan, tidak peduli Nana bersimpuh di kaki Darren agar di beri kesempatan untuk menjelaskan. Darren seolah tertutup mata dan hatinya hanya karena merasa ditipu soal keperawanan. Sebagai seorang ayah melihat bagaimana putrinya dicampakkan sebegitu jahatnya, tentu saja hal itu melukai harga dirinya dengan membiarkan Darren menginjakkan kaki di rumahnya.“Lucas, tenangkan dirimu.” ujar Winona mencegat Lucas yang ingin menghampiri Darren dan Nana. “Biarkan mereka bicara berdua dulu, sekarang kita kembali ke dalam. Ada yang akan aku bicarakan dengan

  • Akibat Kencan Buta   83) memberikan kesempatan?

    Liana menoleh ke arah pintu kamarnya yang diketuk dari luar. Bertanya-tanya sendiri, siapa yang mengetuk di luar sana kali ini. Mungkinkah putrinya lagi?Pintu itu kembali di ketuk, kini disertai suara pelayan yang berkata membawakan makanan untuknya. Liana melirik pada benda yang di sebut sebagai mesin waktu, jam makan siang sudah lewat cukup lama. Dia memang masih enggan keluar kamar. Melewatkan makan malam, sarapan pagi, dan sekarang Liana pun melewatkan makan siangnya.Meski tetap membukakan pintu untuk pelayan yang datang membawa makanan, tidak ada satu pun makanan yang di sentuhnya. Sampai membuat sang pelayan kebingungan dibuatnya.“Nyonya, anda tidak sarapan?” tanya pelayan perempuan yang umurnya lumayan muda. Dia melihat menu sarapan yang di antarnya pagi tadi masih tetap utuh di atas nampan.“Aku tidak lapar, Alma.” jawab Liana seraya memandang pelayan yang bernama Alma dengan senyum tipis.“Tapi, Nyonya ... anda harus makan.” ujar Alma dengan kepala tertunduk di depan sang

  • Akibat Kencan Buta   82) keinginan Darren

    “Mau apa dia ke sini?”Terkejut. Tentu saja, tetapi Nana sebisa mungkin membuat raut wajahnya terlihat tenang dan terkendali. Pandangannya sempat menunduk beberapa saat , namun buru-buru dia mendongak kembali ketika Winona menyentuh tangannya.“Dia bilang ingin bicara denganmu.” jawab Winona kemudian, wanita itu menggeser duduknya agar lebih merapat pada sang putri. “Kau baik-baik saja, Sayang? Kalau tidak mau menemuinya, ibu akan menyuruhnya pergi.”Kepala Nana menggeleng pelan seraya menggigit bibir bagian dalamnya. “Apa ayah tahu Darren kemari?” tanyanya setengah berbisik.“Belum,” Winona menggeleng dengan kedua alis yang tertaut, “Sengaja ibu tidak bilang, ayahmu pasti akan marah kalau tahu dia kemari.”“Lalu, kenapa ibu ... tidak marah?” tanyanya lagi, sudut mata Nana sesekali melirik ke arah pintu ruang baca, khawatir tiba-tiba Darren keluar seolah menyadari keberadaannya.“Ibu marah, Nana. Tentu saja, marah. Bahkan ibu sempat mengusirnya, tetapi dia memohon agar diijinkan berte

  • Akibat Kencan Buta   81) seperti strawberry

    Saga memutuskan kembali ke kantornya, namun saat sampai di sana dia menemukan kerumunan di depan lobi kantor. Puluhan orang wartawan serta Cameraman-nya tampak berkumpul menantikan kedatangan dirinya untuk diliput.“Papa, kenapa banyak wartawan di bawah sini?” Saga memilih menghubungi sang papa dan mengamati para wartawan itu dari dalam mobil.“Tidak apa-apa temui saja, mereka memang menunggumu untuk buka suara soal postingan klarifikasi serta bantahan yang dibuat William. Katakan saja yang sebenarnya.” balas Hanum dengan santai, membuat Saga menarik napas panjang dan menghembuskannya perlahan.“Baiklah.” setelah itu Saga memutuskan sambungan telepon dan bergegas keluar dari mobil yang langsung diambil alih oleh petugas.Saga berjalan gagah di tengah-tengah barikade yang dibuat oleh sekuriti serta para petugas keamanan di kantornya. Mereka menggiring Saga hingga memasuki lobi dan membiarkan tuannya diwawancarai di sana, seraya terus menjaganya.“Tenang semuanya, bertanyalah satu-satu

  • Akibat Kencan Buta   80) Maria yang nakal

    “Tuan, saya sudah menemukan keberadaan Maria. Dia ada di pusat perbelanjaan, mungkin sedang berbelanja.” lapor William pada Saga melalu telepon, lelaki berwajah oval itu terus memantau Maria dari balik kaca mobil.“Terus pantau dan ikuti, kalau wanita itu menuju ke apartemennya pastikan kau yang lebih dulu tiba di sana. Aku akan menunggumu di dalamnya.” balas Saga, menatap lurus pada jalanan dan berusaha mengemudi dengan perhatian penuh. Dia tidak sabar ingin bertemu dengan Maria dan membuat wanita itu menyesal sudah berani bermain-main dengan dirinya.Kini, Saga tengah berdiri tegak dengan raut wajah yang dingin, melayangkan tatapan setajam belati pada wajah Maria yang berubah pias. Wanita itu sesekali melirik William yang mulai bangkit dari sofa dan berjalan di belakangnya. Seolah memastikan William tidak berbuat sesuatu yang mengancam nyawanya seperti dulu.“Takut, eh?” tanya pria itu dengan seringai mengejek, Saga sendiri merasa puas dengan reaksi dari wanita yang tengah hamil mud

  • Akibat Kencan Buta   79) Kedatangan Selly dan Yuri

    “Sayang, kau belum menunjukkan rekaman itu pada orang tuamu?” Saga melakukan panggilan telepon dengan istrinya setelah kepergian ayah mertuanya, dia berada di ruang kerjanya sendiri saat ini dan berdiri menghadap dinding kaca yang menampilkan pemandangan kota yang dihiasi gedung pencakar langit.“Emm, belum ... kenapa?” balas Sahara tersenyum salah tingkah di seberang telepon. Jari telunjuknya menggaruk ujung alis dengan canggung.Terdengar helaan napas berat dari mulut Saga, dia mengusap wajahnya menggunakan telapak tangan. “Tadi, papi kemari.” desisnya.“Oh, ya? Mau apa?” tanyanya terkejut dan sedikit cemas. “Apa papi menghajarmu?”“Tidak, papi menghargai permintaanmu agar tidak menyentuhku.” jawabnya disertai gelengan, kemudian tersenyum mengingat permintaan itu adalah bukti cinta istrinya pada dirinya. “Terima kasih sudah mencintaiku begitu besar, saking besarnya sampai mampu menutupi kemarahan seorang Brata yang konon dikenal memiliki watak keras dan tegas.” godanya terkekeh.Sa

  • Akibat Kencan Buta   78) Kemarahan seorang ayah

    Hanum menyambut dengan ramah dan mempersilahkan Brata duduk di sofa yang ada di ruang kerjanya. Dia tidak hanya berdua, Saga pun ada di antara mereka. Putranya itu mengulurkan tangan hendak bersalaman dengan mertuanya, tetapi Brata mengabaikannya dengan dingin. Membuat Saga menghela napas pelan, dan memakluminya sama sekali tidak merasa tersinggung.Brata datang ke kantor Hanum bukan untuk beramah tamah, dia ingin membuat perhitungan pada menantu dan besannya. Yang sedari awal sudah membohongi dirinya.“Aku merasa terhormat kau mau bertandang kemari.” ujar Hanum tersenyum pada Brata yang sudah mendudukan dirinya tepat berseberangan dengannya. “Aku benar-benar meminta maaf atas apa yang sudah dilakukan putraku.”Dia menoleh, memandang Saga yang berusaha mempertahankan senyumnya ketika Brata juga ikut menatapnya. Lalu, Hanum menepuk pundak putranya dengan tegas dan kembali menatap pada besannya yang menyandarkan tubuhnya pada bahu sofa dengan sorot mata yang tajam.“Kalau kedatanganmu

DMCA.com Protection Status