Share

Sehari di panti

Penulis: Wiens K
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Ternyata jauh juga perjalanan mengikuti Mia hingga ke panti asuhan. Tiga jam dalam perjalanan membuat Gilang kelelahan, saat mobil Mia masuk ke halaman panti, Gilang berhenti tak jauh dari sana. Dia bisa melihat Mia turun dari mobil kemudian berbincang dengan dua orang.

Pria yang bernama Yusuf kemudian pergi dari sana, lalu Mia masuk ke dalam bersama seorang wanita yang tak lain adalah Fatimah. Gilang sudah sangat lelah dan mengantuk, tak mungkin ia kembali ke kota malam ini. Dia memutuskan tidur di dalam mobil sambil menunggu datangnya pagi.

Pagi yang cerah telah menyapa, hari ini adalah hari libur, anak laki-laki bermain bola di lapangan, suara riuh gelak tawa mereka membangunkan Gilang yang tertidur di dalam mobilnya.

Gilang kembali menegakkan kursi lalu meminum air mineral, ia mengelap wajahnya dengan tisu basah. Seorang anak laki-laki mendekati mobil untuk berkaca, Gilang langsung menurunkan kaca mobil membuat anak itu terkejut karena tak menyangka ada oran

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Akibat Cinta Terlarang   Bertemu bintang

    Suara riuh Bintang berlarian di ruang tengah sedang bermain pesawat saat Gilang pulang ke rumah. Tini langsung menarik tangan anak itu agar tak bertemu dengan Gilang. Namun sebelum Tini membawa Bintang pergi Gilang langsung mencegahnya. "Tini, ambilkan aku minum. Biarkan Bintang bermain di situ!" Gilang menatap bocah yang selama ini amat ia benci. Ragu-ragu Tini meninggalkan Bintang bersama Gilang, dia paham benar kalau pria itu tidak menyukainya. Dengan wajah ceria Bintang memainkan pesawat sambil berlari memutari meja. "Sini pinjam." Gilang menengadahkan tangan. Bintang menghentikan langkah, ragu-ragu dia memberikan pesawatnya, Gilang mengamati mainan pesawat yang terlihat sudah sangat jelek dan rusak. "Om, naik hehawat?" Gilang tersentak mendengar anak itu menanyainya. "Om, siapa yang ajarin kamu manggil aku Om?" Mata Gilang membulat. "Maaf Pak, Bintang biasa panggil om sama satpam jadi manggil ke Bapak juga ikutan om." Tini

  • Akibat Cinta Terlarang   Kabar dari kampung

    Tini tertunduk lesu setelah menerima telepon dari ibunya yang mengatakan ayahnya tengah sakit keras dan dia harus segera pulang. Sudah sering ibunya menyuruh Tini pulang, akan tetapi ia enggan meninggalkan Bintang.Kalau dia pergi nanti Bintang dengan siapa, apalagi sikap Gilang yang seperti itu pada Bintang. Sementara di kampung orang tua Tini tengah menjodohkan Tini dengan seorang pria pilihan mereka, karena Tini tidak mau pulang mereka membuat skenario kalau ayahnya tengah sakit agar Tini mau pulang."Kamu kenapa murung gitu, Tin?" tegur Bibi melihat Tini tengah murung."Anu Bi, Ayahku sakit Ibu menyuruhku pulang," wajah Tini semakin sendu."Kalau begitu mintalah izin sama Bapak, " ucap Bibi."Bintang bagaimana ya, Bi?" Tini ragu."Biar dia sama Bibi," tawar Bibi."Tapi aku nggak tahu berapa lama aku pulang, Bi.""Coba nanti bicara dulu sama Bapak." Bibi mengelus punggung Tini lembut. 

  • Akibat Cinta Terlarang   Hilang

    Kepergian Tini membuat Bintang menjadi murung, anak itu tak mau makan menunggu Tini pulang, karena saat pergi pengasuh itu bilang kalau dia hanya pergi sebentar.Berbagai upaya Dela lakukan untuk membujuk Bintang supaya mau makan, anak itu malah menangis karena selama ini Tini tak pernah memaksa sangat berbeda perlakuan yang di dapatkan dengan pengasuh baru."Ayo makan, nanti Papa marah, lo!" dengan mata membulat Dela mengancam anak itu, semakin ditakuti anak itu semakin menutup rapat mulutnya."Ish, kamu ini bandel amat sih. Ya, sudah nggak usah makan, mamp*s kau situ!" geram Dela meninggalkan Bintang di kamar sendirian.Wanita itu menghabiskan makanan Bintang, lalu mencuci piring di dapur. Saat itu Bibi tengah membersihkan peralatan masak, melihat Dela datang wanita itu menanyakan keadaan Bintang."Bintang bagaimana?" tanya Bibi."Lagi main di kamar, Bi," jawab Dela."Dia nggak apa-apa 'kan?" tanya Bibi mengkhawatirkan keadaan Binta

  • Akibat Cinta Terlarang   Menjemput Tini

    Mia tersadar dan telah berada di rumah sakit, di sana sudah ada ibunya yang menunggui. Untung saja air bag berfungsi dengan baik sehingga Mia tak mengalami luka parah, hanya benturan dan lecet di pelipis. Mobilnya ringsek pada bagian kiri, kalau saja yang di tabrak bagian kanan entah apa yang terjadi."Bu, bagaimana kabar Bintang?" tanya Mia, dia kembali teringat kejadian sebelum kecelakaan yang ia alami."Ibu, tidak tahu. Memangnya Bintang kenapa?"Mia menceritakan kenapa dia mendatangi rumah Gilang, lalu berakhir kecewa karena tidak diizinkan masuk untuk melihat anaknya."Sudah lah, kamu tahu Gilang itu bagaimana. Sabar jangan kamu menyiksa dirimu seperti ini," bujuk Ratih."Aku tidak mengerti dengan Gilang, Bu. Kemarin dia izinkan aku menggendong Bintang, sekarang dia seperti ini." Mia menangis sedih meratapi nasibnya.Ratih memeluk putrinya ikut merasakan penderitaan yang dialami Mia, entah dosa apa yang ia lakukan hingga Gilang se

  • Akibat Cinta Terlarang   Kembali ke kota

    Malam melangsungkan ijab qabul, pagi harinya mereka langsung berkemas untuk kembali ke kota. Gilang sudah tak tahan berada di rumah Tini yang sempit. Sebelum pergi dia mentransfer sejumlah uang pada bapak Tini sebagai ganti untuk pesta pernikahan. "Jadi kalian mau pergi siang ini juga?" Sikap ibu Tini berubah lembut dan ramah. Ada rasa bangga di hati wanita itu melihat putrinya menikah dengan orang kaya, apa lagi menantunya juga terlihat baik dan royal. "Kami harus kembali ke kota karena pekerjaan saya tidak bisa ditinggalkan lama," sahut Gilang tak kalah sopan. "Apa Ibu boleh berkunjung ke sana, Nak Gilang?" tanya ibu Tini malu-malu. "Tentu Bu, silahkan datang ke rumah kalau Ibu rindu sama Tini," sahut Gilang santai. "Terima kasih, Tini kamu baik-baik ya sama suami dan sayangi Bintang." Wanita itu menoel paha putrinya yang duduk di sebelah. Tini mengangguk sambil tersenyum. Pukul sepul

  • Akibat Cinta Terlarang   Dunia ini sempit

    "Nak Yusuf ayo sarapan," seru Ratih setelah menyiapkan sarapan.Wanita itu sangat senang Mia datang berkunjung, melihat Yusuf yang sopan dan baik membuat wanita itu berharap akan terjadi sesuatu antara anaknya dan pria itu.Mereka bertiga menikmati sarapan bersama, Ratih lebih banyak bicara dengan Yusuf banyak tentang banyak hal yang ditanyakan, sementara Mia hanya fokus pada makanannya tak sedikitpun menimpali percakapan antara ibunya bersama Yusuf."Jadi Nak Yusuf guru?" tanya Ratih di sela sarapan."Iya Bu, saya mengajar di SMP swasta dan saat ini diajak Bu Mia bergabung di panti," terang Yusuf dengan malu-malu."Umur kamu berapa kok manggil Mia, Ibu?" Ratih terlihat penasaran."Saya dua puluh sembilan tahun." Yusuf menunduk malu."Oh... Beda sedikit saja sama Mia, panggil saja Mia biar lebih akrab." Senyum Ratih mengembang.Yusuf semakin salah tingkah, sementara Mia seolah tak mende

  • Akibat Cinta Terlarang   Pesta dan gairah

    Mobil hitam metalik berhenti di halaman panti asuhan, seorang pria gagah turun dari mobil melangkah gontai di sambut oleh Fatimah yang saat itu berada di teras sedang merawat bunga-bunga kesayangannya."Selamat siang," sapa Fatimah dengan senyum mengembang."Selamat siang, saya Ali ingin bertemu dengan ibu Mia," sahut pria itu dengan sopan."Mari masuk, sebentar saya panggilkan."Fatimah menyuruh salah satu anak panti memanggil kan Mia, kemudian mempersilahkan pria itu masuk ke ruang kantor.Tak berapa lama Mia pun datang menemui tamunya, dengan wajah berbinar dia menyapa Ali dan mengenalkan pada Fatimah siapa tamunya itu."Ini Ibu Fatimah pemilik panti ini Pak, ini Pak Ali donatur baru kita Bu," terang Mia."Oh... Ini yang Mia ceritakan kemarin, terima kasih atas kepercayaannya pada panti kami Pak." Ratih pun menyampaikan rasa syukur dan ucapan terima kasihnya.Kedua wanita itu m

  • Akibat Cinta Terlarang   Sekeping hati

    Mia mengerjapkan mata, mendapati sosok pria berhidung mancung tepat berada di depan wajahnya tertidur dengan tenang. Mia melihat tubuhnya yang tanpa busana di balik selimut yang menutup tubuh mereka berdua."Oh... Sial," umpat Mia pelan ia pelan-pelan membalikkan badan membelakangi Ali."Masih pagi, tidurlah lagi kamu pasti capek." Ali memeluk tubuh dan mengecup lembut tengkuk Mia."Kenapa jadi begini?" keluh Mia penuh sesal."Kamu menyesal, Sayang? Semua terjadi begitu saja, kita manusia dewasa yang melakukan ini atas dasar saling suka," jawab Ali sambil membalik tubuh Mia kembali menghadapnya."Tapi ini tidak boleh terjadi, bukan seperti ini.""Aku menyukaimu sejak awal kita bertemu, aku senang sekali bisa bersamamu seperti ini."Pria itu memainkan anak rambut yang menutup wajah Mia, mata mereka saling beradu. Ali mengecup lembut kening Mia."Mau sarapan apa, Sayang?" Pria itu bangkit

Bab terbaru

  • Akibat Cinta Terlarang   Putusan

    Empat puluh hari telah berlalu, Mia mulai menata kembali hidupnya setelah kehilangan sang ibu, sekarang bisa bebas bertemu dengan Bintang membuatnya bertahan menghadapi apapun yang akan datang. "Gilang, hari minggu aku mau ajak Bintang nonton sebelum aku balik ke panti." Mia menghubungi mantan suaminya. "Boleh, mmm... apa kamu siap ketemu sama Ali?" Hati Gilang tiba-tiba bergemuruh mendengar Mia mau kembali ke panti. "Siap-siap saja, toh dia sudah bersama istrinya.""Kalau ada apa-apa kabari aku, ya.""Tenang dia tak akan menggangguku," hibur Mia sebelum mengakhiri percakapan. Di kantornya Gilang tengah merenung sambil memainkan ponsel, ia sedang menunggu kabar dari pengacara yang mengurus perceraiannya. Suara ketukan pintu membuyarkan lamunan, dia merubah posisi duduk saat asisten membuka pintu dan mempersilahkan seorang pria masuk. "Silahkan, sudah ditunggu sama Bapak," ucap wanita cantik itu kemudian mengangguk pada Gilang memberi hormat sebelum pergi. "Ah... Pak Thomas, apa

  • Akibat Cinta Terlarang   Perdamaian

    Sesuai janjinya Gilang membawa Bintang ke rumah Mia, pertemuan itu membuat Mia sangat bahagia, kehadiran putranya mampu menghapus duka dan kecewa.Meski awalnya Bintang canggung, kesabaran Mia membuat anak itu akhirnya mulai akrab dengannya. Setelah acara doa selesai mereka berbincang di ruang tamu, Bintang menyukai pesawat mainan yang dibeli Mia untuknya. "Terima kasih sudah membawa Bintang ke sini," ucap Mia pada Gilang. "Seharusnya aku misahin kalian," desah Gilang penuh sesal. "Kamu membesarkan dia dengan baik, buktinya dia sehat.""Mmm... Aku, aku tidak pernahbersamany, karena dulu aku benci dengannya.""Aku mengerti, ucapkan terima kasihku pada istrimu yang sudah merawat anakku dengan baik."Ucapan Mia membuat Gilang membelalakkan mata, dia tidak nyaman dengan sebutan istri untuk Tini. "Om... Pulang, yuk!" rengek Bintang. Kedua orang dewasa yang pernah menjadi pasangan suami istri itu saling tatap, kemudian keduanya sama-sama tersenyum. "Bintang sudah ngantuk, ya?" Mia me

  • Akibat Cinta Terlarang   Menghibur diri

    Adzan subuh membuat Mia terbangun, ia baru sadar ada orang yang tidur di sampingnya, pelan-pelan ia turun dari ranjang agar tak membangunkan Gilang yang tertidur pulas. Setelah mandi Mia melakukan salat subuh, lalu ke dapur membuat teh, sambil menunggu tehnya dingin ia mengecek ponsel dan menghapus nomor Ali dari penyimpanan nomor kontak. Dia tak mau mengulang kesalahan yang sama lagi, saat ini dia hanya ingin sendiri menjalani hidup ini dengan damai, menenggelamkan waktu dengan mengurus panti. Sambil menyeruput teh hangat pikiran Mia berkelana, sepertinya Tuhan belum mengijinkan ia untuk bahagia, setelah kehilangan ibu kini ia menelan pil pahit saat tahu kenyataan saat pria yang ia anggap bisa membuka hati ternyata mempunyai istri. "Kamu baik-baik saja kan?" suara Gilang mengagetkan Mia. "Yah... Aku gak apa-apa, kamu nggak pulang?" Gilang ikut duduk, Mia langsung mengambil gelas dan membuatkan teh untuk Gilang. "Tadi malam aku mau pulang tapi kunci mobil nggak tahu nyelip di m

  • Akibat Cinta Terlarang   Akhir dari sandiwara

    Ali memacu mobilnya seperti orang kesetanan, dia tak peduli kalaupun mobil mereka nanti menabrak sesuatu, harga dirinya telah diinjak-injak dan rasa cemburu membakar dadanya melihat Gilang memeluk Mia dan mengakui sebagai istrinya.Puspita yang duduk di samping bergidik ngeri menahan napas sambil berpegangan erat pada kursi, dia benar-benar takut mati, perjalanan itu seperti perjalanan terakhir baginya. Ali tak bicara sepatah katapun dia hanya fokus pada jalanan dan emosi yang mendidih di kepala.Sementara itu Mia berbaring dengan tubuh meringkuk membelakangi Gilang yang masih duduk menemani, pria itu berencana pergi kalau Mia sudah tertidur.Jam dua belas malam Gilang memeriksa ponsel dan mendapatkan sebuah pesan dari Robi yang ternyata sudah pulang duluan, dalam hati ia mengumpat kesal karena ditinggal pulang.Mia sudah tertidur dengan tenang, pelan-pelan Gilang berdiri lalu mematikan lampu kamar sebelum pergi, dia terkejut saat membuka pintu semua sudah gelap. "Hah... gelap semua

  • Akibat Cinta Terlarang   Tamu tak diundang

    Acara berlangsung kidmat, Mia juga sudah bisa mengendalikan diri kedatangan Fatimah menjadi penyejuk sekaligus penenang buatnya.Usai acara tamu satu persatu pulang, tinggal Robi, Gilang, Ali, Yusuf, Fatimah dan Ani. Mereka pun bahu membahu menyusun kursi dan meletakkan di teras, agar mobil bisa parkir di dalam, tenda dan kursi memang dipinjamkan sampai acara tahlil selesai setiap ada warga yang membutuhkan.Ke empat pria itu kembali berbincang di teras, sementara Mia, Fatimah dan Ani berada di ruang tamu."Mbak Ani baiknya istirahat, kamu sudah capek seharian bantuin, pakailah kamar belakang buat tidur," ucapa Mia."Baik Mbak, kalau begitu saya istirahat dulu. Oh... ya besok Mbak Mia mau dimasakin apa? Saya mau ke pasar sekalian ambil baju di warung.""Ah... apa aja, tolong ambilkan tas di kamar saya," pinta Mia."Pakai ini aja." Tiba-tiba Ali berada di pintu mengeluarkan dompet lalu mengambil lima lembar uang berwarna merah."

  • Akibat Cinta Terlarang   Firasat Fatimah

    Sebelum memulai percakapan dengan Gilang, Mia menghela napas, mencoba mencairkan suasana canggung di antara mereka."Terima kasih atas kedatanganmu, andai Ibu melihat dia pasti sangat senang.""Ibu orang baik, aku tidak bermasalah dengannya, ini sebagai wujud penghormatan terakhirku pada beliau.""Aku ikut senang mendengar kamu sudah menikah, semoga kamu berbahagia." Mia tersenyum."Itu... hanya sebuah kebetulan, tidak ada yang tahu soal itu, bahkan Robi juga tidak tahu." Gilang menghela napas kemudian berjalan ke jendela memandang keluar."Kenapa bisa begitu?" Mia memandang punggung Gilang yang sengaja membelakanginya."Apa dia tidak cerita, pria yang bersamamu waktu itu?""Dia hanya cerita kalau kamu menikahi calon istri yang dijodohkan oleh orang tuanya, hanya itu.""Memang begitu, pengasuh Bintang tiba-tiba pulang, kamu ingat waktu aku menuduhmu membawa Bintang, saat itu Bintang pergi dari rumah mencari pengasuhnya jadi aku

  • Akibat Cinta Terlarang   Canggung

    Gilang dan Robi ikut mengiringi mengantar jenazah almarhum Ratih ke pemakaman, mereka mengikuti semua prosesnya karena tak tega melihat Mia yang sangat terguncang. Sepanjang prosesi hanya menangis, bagai robot tak bernyawa tidak tahu harus bagaimana. Usai menabur bunga di pusara sang bunda, Mia kembali meraung memeluk batu nisan, Gilang berjalan mendekati Mia, tetapi langkahnya terhenti saat seorang pria telah lebih dulu merengkuh tubuh Mia dan memeluknya. Pria itu sedari tadi ada di rumah Mia, Gilang tidak kenal dengannya. Melihat pemandangan itu timbul tanya di dalam dada, tapi di saat seperti ini tak mungkin ia mencari tahu siapa dia. Robi menepuk pundak Gilang, dengan isyarat ia bertanya tentang pria itu, Gilang menggelengkan kepala karena tidak tahu siapa pria tampan berbadan tegap yang bersama Mia. "Kamu nggak kenal?" bisik Robi agar tak didengar orang lain. "Lah... elu yang ngobrol sama dia dari tadi, gimana sih?" sahut Gilang sewot, ad

  • Akibat Cinta Terlarang   Kehilangan

    Ratih terjaga karena perutnya sangat sakit, ia mengedarkan pandangan ke sekeliling ruangan, melihat putrinya tidur di pangkuan Ali yang juga sama-sama terlelap.Wanita itu tersenyum sambil menahan sakit yang luar biasa, dia tak ingin putrinya tahu kalau dia sedang kesakitan."Tuhan, jika sudah waktuku aku sudah siap, putriku sudah menemukan pria pelindungnya aku titipkan dia padamu," bisik Ratih pelan.Dengan sangat pelan dia mengambil obat yang ada di samping tempat tidur lalu meminumnya, sebisa mungkin dia tak mengeluarkan suara agar putrinya dan Ali tidak terbangun. Untuk beberapa saat sakitnya mulai berkurang, Ratih kembali berbaring sambil menatap putrinya.Hawa dingin datang menusuk tulang suasana kamar menjadi sedingin kulkas, sosok putih lamat-lamat berjalan mendekat seorang pria datang dan duduk di tepi ranjang menatap Ratih sambil tersenyum ramah."A-ayah ...." suara Ratih tercekat melihat sosok pria yang ternyata suaminya.P

  • Akibat Cinta Terlarang   Cinta dan luka

    Mia melangkah masuk ke rumah sakit beriringan dengan Ali, mereka saling berpegangan tangan sambil berbincang hangat menuju ruang perawatan.Saat masuk ke dalam kamar, nampak sang ibu sedang disuap oleh wanita yang menaninya, melihat putrinya masuk bersama Ali, Ratih tersenyum bahagia."Ibu sudah bangun?" sapa Mia dia pun melepaskan tangan Ali berjalan mendekati sang ibu."Kamu sudah datang, harusnya tadi istirahat aja di rumah, ada Ani yang temani Ibu di sini, kalian pasti capek.""Ah... Nggak kok Bu, justru kasihan kalau Ani jagain Ibu di sini. Namamu Ani, maaf kita belum kenalan, ayo kita makan aku tadi beli rice bowl." Mia mengajak wanita muda yang membantu ibunya makan bersamanya."Tadi ada pesan dari perawat, Mbak Mia disuruh nemuin dokter di ruangannya," ucap Ani menyampaikan pesan yang ia terima."Oh... Baik, kalau begitu kita makan dulu, ayo Mas keluarin makanannya."Ali membuka kantong berisi mak

DMCA.com Protection Status