.
.
.
"Chiitttt!!!!!!", dari jalan besar yang ada disana, tiba-tiba terdengar bunyi deritan rem mobil BMW M6 Cabrio berwarna biru mengkilap yang tiba-tiba berhenti di pinggir jalanan sebuah taman bunga di kota S.
Sebelumnya, mobil itu telah melaju dengan sangat kencang di atas kecepatan rata-rata dan juga sempat melanggar beberapa rambu lalu-lintas yang dilaluinya. Siapa yang menyangka jika dibalik kemudi mobil sedan mewah dengan konsep coupe asal pabrikan Jerman itu, terlihat seorang wanita muda dengan kulit seputih kertas yang terlihat dipenuhi oleh kissmark dibagian leher, tulang selangka, dan lengannya.
Mengepalkan kedua tangannya, wanita itu kemudian memukul kemudi mobilnya dengan sangat keras. "Bang!!Bang!!Bang!!"
Seolah-olah meluapkan kekesalannya, ia memukul dengan mencurahkan seluruh tenaganya, sampai-sampai kepalan tangannya itu terlihat telah memerah. Sambil terengah-engah, wanita itu terdengar sesekali menjerit karena kejengkelannya yang telah memuncak!
Benar, wanita itu adalah Shen Yiyi, yang satu jam lalu bergegas meninggalkan apartemen Sky Garden dengan sangat tergesa-gesa setelah ia terbangun. Tanpa membawa apa-apa, ia hanya sempat mengenakan dress musim panas berwarna kuning yang secara asal ia ambil di dalam koper, syal dan tas kecilnya yang masih berada di depan pintu.
Sembari menitikkan air mata, Shen Yiyi mengingat kembali memorinya pagi ini. Ya, pagi ini Shen Yiyi terkejut saat ia terbangun dalam pelukan seorang pria yang dengan posesif mencengkeramnya.
Dibalik selimut yang menutupi mereka berdua, Shen Yiyi dapat melihat seluruh tubuhnya telah dibubuhi oleh jutaan tanda gigitan kecil yang berwarna merah muda ke-unguan disertai rasa ngilu dibagian intinya.
Sebenarnya, tadi, saat terbangun, ia sangat ingin menendang pantat pria brengsek itu, menjambak rambutnya atau bahkan menamparnya! Tetapi mengingat tujuan baru hidupnya, ia sama sekali tidak mau berurusan lagi dengan Mu Shenan, sehingga ia hanya bisa pergi dengan diam-diam dan melupakan apa yang telah terjadi sebelumnya!
"Tidak!!", Shen Yiyi begitu frustasi mengingat kembali semua hal memalukan yang terjadi tadi malam antara dirinya dan Mu Shenan di tengah kegelapan malam.
"Mengapa kali ini alurnya berbeda?", Shen Yiyi bergumam kesal dengan kedatangan Mu Shenan yang begitu saja menidurinya disaat ia bertekad untuk melupakannya. Bukankah ini suatu kejadian yang gila? Oh, langit, apa yang harus Shen yiyi lakukan?!
Melihat ke arah lengan bawahnya yang masih terdapat bekas suntikan karena infus, Shen Yiyi bertambah semakin geram. Kemarin, ia baru saja keluar dari sebuah rumah sakit karena kecelakaan yang telah membuatnya koma. Lalu dimana suami busuknya itu berada?!
Meskipun Shen Yiyi mengerti bahwa Mu Shenan pasti tidak tahu tentang kondisinya, tapi hal itu berhasil menjelaskan satu hal dengan sangat gamblang yaitu betapa tidak pedulinya Mu Shenan, suami tampannya itu padanya. Setelah mengingat itu, Shen Yiyi berteriak.
"Brengsek!! Dasar Bajingan!!!", iapun tanpa sadar mengumpat untuk meluapkan seluruh kekesalan yang telah memenuhi hatinya saat ini.
Kembali menancapkan gasnya, Shen Yiyi terlihat melajukan kembali mobilnya dengan sangat kencang seakan ia tidak perduli pada seisi jalanan yang ada disana.
.
.
.
Sedangkan di kamar utama apartemen Sky Garden, terlihat seorang pria baru saja keluar dari dalam jaccusinya. Ia mengenakan handuk kecil yang terlilit dipinggangnya, menampakkan otot-otot perutnya yang berkotak-kotak dan garis tegas yang berbentuk V di perut bagian bawahnya. Saat ini, Mu Shenan benar-benar terlihat begitu gagah dan mengagumkan!
Dengan langkah santai, pria itu menuju ke depan cermin besar dihadapannya dan mulai mengeringkan rambut pendeknya yang basah itu. Namun saat ia masih menggosok rambut hitamnya dengan handuk, tanpa diduga, sudut mata elangnya kembali menangkap bayangan surat berwarna pink yang tadinya tidak ingin ia hiraukan.
Tapi entah mengapa, hatinya saat ini merasa sedikit penasaran akan isi di dalamnya. Awalnya, Mu Shenan nampak ragu sesaat, tetapi dorongan kuat di hatinya sepertinya telah mengalahkan egonya sehingga ia pun mengambil surat itu dan duduk ditepian ranjang untuk membacanya.
Meskipun itu surat cinta yang menjijikkan, tapi tidak masalahkan jika ia membacanya sedikit saja?!, batinnya dengan penuh rasa percaya diri. Benar, Mu Shenan memang sangat percaya diri! Semenjak lahir, tidak ada satu keinginanpun yang tidak bisa dia dapatkan. Sehingga dengan demikian, dia mengira bahwa semua orang akan selalu tunduk padanya.
Menatap tajam pada kertas itu, Mu Shenan mulai membukanya. Dan ketika kertas itu telah terbuka dengan sempurna, dirinya dikejutkan oleh isi di dalamnya yang berhasil membuat kedua matanya terbelalak dengan tidak percaya.
"Mu Shenan, Bajingan!! Aku akan menceraikanmu!", itu adalah tulisan yang tertera pada kertas berwarna pink itu.
Kembali terdiam, Mu Shenan tidak percaya dengan apa yang baru saja dibacanya! Sebelumnya, ia mengira bahwa kertas pink itu adalah sebuah cinta, tetapi rupanya... Sungguh! Semua ini ada di luar dugaan Mu Shenan.
"Wanita itu..!!", sambil meremasnya, Mu Shenan merasa sangat jengkel karena tulisan Shen Yiyi yang telah dibacanya. Berani sekali, Shen Yiyi menulis itu padanya! Seorang Tuan Mu yang agung!
Seketika, harga dirinya langsung terjatuh! Lalu dengan liar ia mulai berpikir, apakah ia tidak memuaskan Shen Yiyi semalam?! Tentu saja, pikiran ini membuat keyakinan Mu Shenan semakin jatuh berkeping-keping. Sungguh sangat menyakitkan baginya!
"Tidak..Tidak..Tidak mungkin", Mu Shenan bergumam untuk menyangkal pemikirannya itu. Keperkasaannya tidak bisa dipertanyakan begini! Mu Shenan mendengar secara jelas erangan Shen Yiyi yang begitu dasyat. Jadi tidak mungkin kalau Shen Yiyi tidak merasa puas.
Atau... Apakah karena ia memaksanya begitu saja?, sekelebat memori semalam tiba-tiba muncul dipikirannya yang sebelumnya tidak pernah terisi oleh satupun wanita. Menggigit, menjerit, menendang, itu yang Shen Yiyi lakukan padanya untuk berusaha terlepas. Tapi, usaha wanita itu tentu tidak dapat melawan kekuatan Mu Shenan sehingga pada akhirnya, isterinya itu tidak dapat menolak dan hanya bisa menikmatinya bersama dengan Mu Shenan yang telah tersulut sebuah api membara.
"Tidak, aku yakin, dia menginginkannya!". Mengesampingkan kemungkinan itu, Mu Shenan mencari kemungkinan lain yang lebih membelanya. Sepertinya, ia benar-benar tidak mau disalahkan. Sudah pasti jika wanita itu hanya mau memainkan trik tarik-ulur untuk mendapatkan hatinya. Mu Shenan sangat yakin dengan argumentasinya kali ini.
Sepertinya, tulisan di dalam kertas pink itu telah berhasil mengguncang batin seorang Tuan Mu. Bukankah seharusnya ia senang dengan tulisan yang telah ia baca? Tapi entah mengapa, Mu Shenan tidak merasa senang kali ini?! Ia belum siap untuk diabaikan sehingga spekulasi-spekulasi mulai bermunculan dan mengacaukan isi otaknya.
Setelah kertas itu teremas ditangannya, Mu Shenan kembali membuka untuk merobeknya menjadi bagian-bagian lebih kecil, bahkan sangat kecil, sampai-sampai kertas itu tidak mungkin untuk disatukan lagi. Lalu kemudian, ia melemparkannya ke dalam tong sampah yang ada disana! Bahkan, ia juga menendang tempat sampah itu!!
...Dari arah jalan raya, Shen Yiyi melajukan mobilnya menuju ke kediaman Shen yang terletak di area pohon pinus yang tidak jauh dari pusat perkotaan. Setelah memarkirkan mobilnya, wanita itu terlihat membenarkan dandanannya dan juga mencari-cari syal untuk menutupi leher putihnya yang jenjang.Sekilas dari dalam mobil, Shen Yiyi melihat bahwa tidak ada yang berubah dari kediaman Shen. Asri, rindang, dan sejuk, itulah hal yang Shen Yiyi rindukan dari rumah keluarganya ini.Setelah membuka pintu mobil disampingnya, Shen Yiyi kemudian mengambil tas kecil ditangannya dan segera melangkah untuk menuju rumah besar itu. Sesampainya di depan pintu rumahnya, ia sempat terkejut karena kemunculan suara yang telah lama dirindukannya."Oh.. Cucu kesayangan kakek.. Masuklah..", terdengar suara bahagia seorang pria tua yang rambutnya sudah dipenuhi dengan uban berwarna putih keabu-abuan dari sana."Halo Kakek. Bagaimana kabar kakek?",
...Setelah masuk ke dalam kediaman Shen, Shen Yiyi mengarahkan pandangannya pada setiap sudut yang ada dalam rumah itu. "Sama sekali tidak ada yang berubah", batinnya.Semua hal di sana masih terlihat sama seperti ketika ia meninggalkan rumahnya itu sepuluh tahun yang lalu, oh tidak! Lebih tepatnya dua tahun yang lalu dikehidupan ini.Shen Yiyi melihat semua perabotannya tidak ada yang berubah! Tirai sutera berwarna coral peach yang sangat halus dan lembut itu adalah favoritnya, kursi Banqueted hitam putih karya seniman Fernando dan Humberto Campana yang menjadi kesukaannya itupun masih menghiasi ruang tamu dengan manis. Sebenarnya, semua perabot di kediaman Shen dipilih dan ditata menurut kesukaan Shen Yiyi sendiri!Saat Shen Yiyi melihat semua itu, tiba-tiba ia merasakan sebuah kehangatan menjalar masuk ke dalam hatinya yang membuatnya seketika merasa aman dan nyaman. Rasanya sudah lama sekali ia tidak merasakan kehangatan seperti
...Di kediaman Shen, ketika Shen Yiyi, Shen Haoran dan Kakek Tua sedang menikmati makan siang mereka, tiba-tiba sesosok wanita muda datang dengan memakai baju musim panas dari desainer yang cukup ternama, tas Gucci edisi terbatas, jam tangan mewah dari Paris, dan highheels menawan yang baru saja diluncurkan oleh Jimmy Choo Lang jenis metallic strappy sandal yang memikat.Sedikit melirik apa saja yang dipakai wanita itu, Shen Yiyi sudah bisa menebak bahwa ia adalah Wei Yuna! Mengapa tidak, seluruh barang yang dipakai oleh Wei Yuna adalah miliknya!Shen Yiyi baru menyadari sekarang, Wei Yuna begitu licik! Wanita itu memakai semua barang bagus untuk menonjolkan tubuhnya supaya tampak mempesona dan bahkan berencana memikat Mu Shenan, sedangkan dirinya malah memakai baju usang seperti pengemis di pinggir jalan.Mengingat itu semua, ada rasa sakit di hati Shen Yiyi, dia tidak akan membiarkan wanita ular itu menghancurkan masa depann
...Di kediaman Shen, setelah Wei Yuna pergi dari sana, Shen Yiyi merasa lega karena tidak perlu melihat paras munafik sepupu yang tidak sedarah dengannya itu.Di depan semua orang, Wei Yuna tampak begitu lembut dan penyayang, tapi siapa yang menyangka bahwa wanita itu bahkan tanpa segan melumuri tangan kotornya dengan darah orang lain untuk mendapatkan keinginannya.Sudahlah!! Shen Yiyi tidak ingin memikirkan wanita ular beludak itu. Saat ini belum tiba waktu bagi Shen Yiyi untuk membuka topeng Wei Yuna!Sejak Shen Yiyi bangkit dari kematiannya, ada begitu banyak hal yang terjadi, terutama adalah kecelakaan yang terjadi antara dirinya dan Mu Shenan semalam. Mengingat itu, sekelebat memori seketika membuat tubuh Shen Yiyi bergidik! Mu Shenan benar-benar serigala busuk!Kemudian dengan langkah gontai, Shen Yiyi melangkah menuju kamar pribadinya yang sudah sangat dirindukannya itu.Perlah
. . . Setelah Nyonya Besar Tua kembali ke rumahnya, Mu Shenan terlihat mengetuk-ngetuk meja kerjanya dengan jari-jemarinya yang panjang. Sesekali, ia membolak-balikkan dokumen dihadapannya itu, namun se-akan ada hal yang yang sedang dipikirkannya. Dari arah luar, nampak asisten Bai mendongakkan kepalanya untuk mengintip apa yang sedang bosnya itu lakukan. Setelah mengetuk pintu di depannya beberapa kali, asisten Bai segera masuk ke dalamnya untuk menyerahkan beberapa dokumen penting lainnya. Berdiri dihadapan Mu Shenan, asisten Bai hanya bisa terdiam. Bosnya ini, meskipun sudah dipanggil beberapa kali, namun belum juga meresponi keberadaan asisten Bai. "Tuan...", asisten memanggilnya, namun bosnya itu terlihat masih saja asyik dengan dunianya sendiri. "Tuan Mu..", katanya sambil menanti sebuah jawaban. Entah mengapa, kali ini, Mu Shenan sulit untuk berkonsentrasi dengan pekerjaannya, seakan ia sedang memikirkan sesuatu,
..."Baiklah Kakek.. Aku akan menunggu.", seorang pria muda memakai setelan jas elegan dengan dasi bergaris merah terlihat mengangguk memberikan tanda hormat kepada kakek Shen yang nampak begitu bahagia dengan kedatangannya."Ha.. Ha..ha.. ", tak henti-hentinya kakek Shen terus tertawa sembari menepuk-nepuk pundak pria muda yang sangat tinggi di depannya.Kakek tua itu terlihat sangat senang! Apalagi pria muda itu membawakannya begitu banyak buah tangan yang disukainya. Ada gingseng berusia ratusan tahun, teh herbal penambah umur panjang, dan juga sekotak besar kue moci kesukaannya. Sungguh, pria itu adalah cucu menantu yang bisa diandalkan!Benar. Sore ini Mu Shenan pergi ke kediaman Shen untuk menjemput Shen Yiyi, isteri yang tidak disukainya itu. Awalnya, ia sendiri sangat enggan. Tetapi melihat kesehatan neneknya yang menurun, lelaki garang itu menjadi sangat tidak tega.Semua ini karena ulah neneknya yang unik itu! Jika b
...Setelah sampai di kediaman Mu, Shen Yiyi segera membuka pintu penumpang disampingnya dan bergegas keluar dari kesunyian yang menyiksa itu! Lehernya seakan-akan tercekik karena kehabisan udara!Ya, selama perjalanan, mereka berdua hanya diam!Jika dahulu, Shen Yiyi selalu memancing suami dinginnya itu berbicara, mencari-cari alasan untuk berkomunikasi dengannya, tetapi tidak kali ini! Shen Yiyi tidak sudi melakukannya!Saat melihat Shen Yiyi bergegas masuk ke dalam rumah kediaman Mu dengan begitu santai, alis Mu Shenan yang tebal itu sedikit mengernyit, "Apa wanita itu pernah kesini sebelumnya?", batin Mu Shenan dengan sedikit curiga.Sementara itu, Shen yiyi yang tengah melangkahkan kakinya memasuki halaman depan Kediaman Mu terlihat terus berjalan ke depan untuk menuju ke sebuah bangunan mewah bergaya Eropa dengan sentuhan arsitektur victorian yang saat ini telah siap untuk menyambutnya.Dengan langkah lebar,
...Setelah selesai bercengkrama dengan Nyonya Besar Tua, Shen Yiyi terlihat menuju ke arah kamar tidur yang sudah disiapkan untuknya."Ceklek!", perlahan, ia menarik gagang pintu yang ada didepannya dan sedikit mendorongnya.Sekilas, kedua bola matanya beredar kesana-kemari untuk melihat apakah ada sosok lain dikamar itu. Oh, rupanya tidak ada orang lain. Hal ini membuat hati Shen Yiyi merasa lega sehingga dengan langkah tenang, ia lalu memasuki kamar tidur yang beraroma maskulin itu.Melangkah ke depan, Shen Yiyi kembali meneliti se-isi hal yang ada disana. Ruangan besar itu terlihat sangat elegan dengan perpaduan warna abu-abu flint, porpoise dan anchor yang memancarkan aura dingin serta dilengkapi dengan perabot minimalis yang menonjolkan kesan bersih dan rapi."Sangat persis dengan kepribadian Mu Shenan.", Shen Yiyi bergumam sambil menggelengkan kepalanya dan terus melangkah masuk ke dalam kamar besar itu.Me
...Pagi telah menjelang di kota S. Hari ini, Shen Yiyi dan Mu Shenan harus kembali ke Kediaman Mu setelah mereka berdua mendapat pesan singkat dari Nyonya besar tua. Meski Shen Yiyi masih membenci suaminya setelah percakapan yang tidak terselesaikan semalam, tapi dia tetap ikut kesana karena dia harus berjumpa dengan nenek mertuanya yang sempat sakit itu.“Aw….” Mu Shenan terdengar mengaduh sembari satu tangannya memegang tengkuk lehernya. Mungkin dia berpikir bahwa Shen Yiyi akan merasa kasihan dan menyudahi pertengkaran mereka. Tapi, ternyata tidak!Mu Shenan kembali diam. Dia mengarahkan matanya ke jalanan ke depan dan sesekali melirik Shen Yiyi yang saat ini memejamkan matanya. “Yiyi, apa tidurmu nyenyak semalam?” tanyanya tanpa balasan apapun. Mu Shenan hanya bisa menghela nafasnya. Sepertinya, dia tidak akan berbaikan dengan isterinya dalam waktu singkat sehingga dia memilih untuk diam supaya isterinya itu tidak bertambah semakin marah.Kediaman Mu telah terlihat di depan. M
...“Kakek, kumohon jangan membicarakan hal itu. Aku yakin kakek akan selalu sehat.” ucap Shen Yiyi terjeda. “Oh, besok aku akan membawakan kakek buah persik dari Mongol. Orang bilang siapapun yang memakan buah itu pasti akan mendapat berkah umur panjang dari langit. Bagaimana Kek?”“Haha… Yiyi, jangan khawatir. Aku baik-baik saja. Aku hanya ingin tenang. Apalagi, sebentar lagi aku akan menimang seorang cicit. Tapi tentang buah itu? Em… Baiklah. Kau bisa membawakan beberapa untukku,” sahut kakeknya sebelum teringat kembali akan pembicaraan selanjutnya. “Yiyi, tentang hak waris itu. Kakek mau kau menjaganya dengan baik. Apa kau mengerti?”“Hm… Iya, aku mengerti,” jawab Shen Yiyi."Baiklah, sekarang aku bisa tenang. Kau istirahatlah. Sampaikan salamku untuk suamimu.""Baik Kek," ucap Shen Yiyi menutup pembicaraan itu.Setelah mendengar kakek Shen menutup sambungan teleponnya, Shen Yiyi langsung meletakkan ponselnya kembali ke atas meja. Meski Shen Yiyi senang karena Shen Ara dan Wei Y
...Shen Yiyi telah selesai membersihkan dirinya ketika dia mendengar ponselnya berdering. Hari sudah hampir larut malam, tetapi seseorang menghubunginya. Ada apa? Batinnya sebelum dia mengambil ponselnya dan mendapati bahwa kakek Shen adalah orang yang meneleponnya.“Halo kakek… Selamat malam. Kakek mengapa belum tidur?” sapa Shen Yiyi yang dibalas oleh suara batuk diseberang sana.“Uhuk… uhuk…” Kakek Shen terdengar sedang tidak baik-baik saja. Shen Yiyi megerutkan dahinya dan segera bertanya pada kakeknya itu.“Kakek, apa kau sedang sakit? Aku akan segera menelepon bibi Zhang. Kakek ber-istirahatlah.” Shen Yiyi cukup panik karena dirinya sedang tidak ada disana. Sementara Shen Haoran, ayahnya itu, pastilah saat ini masih sibuk di ruang kerjanya. Shen Yiyi hendak menutup sambungan telepon itu supaya bisa menghubungi kepala pelayannya. Akan tetapi sang kakek lekas-lekas mencegahnya.“Yiyi… Kakek tidak apa-apa. Kau tenang saja. Aku hanya batuk karena udara terlalu dingin,” sahut pria
...Setelah menikmati makan malam, Mu Shenan membawa Shen Yiyi pulang ke apartemen Sky Garden. Meski ada beberapa hal yang masih mengganjal di hatinya, Mu Shenan tetap merasa senang karena pada akhirnya dia bisa membawa isterinya itu kembali pulang bersamanya.“Biar aku saja,” ucap Mu Shenan mendahului Shen Yiyi mendorong pintu rumah mereka.Ketika mereka sudah sampai di dalam rumah, Mu Shenan buru-buru membantu melepas sepatu isterinya dan menggantinya dengan sebuah sandal rumah yang baru dibelinya. Sandai berbulu itu berwarna peach dengan tatakan kaki yang sangat lembut dan empuk ketika digunakan.“Shenan, apa yang kau lakukan?” tanya Shen Yiyi merasa tidak enak. Bagaimanapun Mu Shenan adalah CEO dari Perusahaan Mu. Lagipula, Shen Yiyi juga tahu bahwa Mu Shenan adalah tipe lelaki dingin yang tidak akan mungkin melakukan hal semacam itu. Jadi, Shen Yiyi buru-buru menarik kakinya dari pergelangan tangan Mu Shenan ketika pria itu hendak memakaikan sepatu sandal pada kaki yang kedua.
...Dalam lembar pertama album itu, Shen Ping bisa melihat foto Shen Ara ketika dia pertama kali datang ke Kediaman Shen. Wajahnya begitu lusuh dan kulitnya kecoklatan karena terbakar terik matahari. Pada waktu itu, Shen Ping masih ingat, dirinya begitu kasihan dengan gadis remaja yang baru diambilnya dari panti asuhan Kelopak Teratai.Penampilan gadis remaja itu sangat mengingatkan Shen Ping akan masa perang yang pernah dilaluinya ketika dirinya masih muda. Ada begitu banyak anak menjadi yatim piatu dan terlantar pada masa perang yang sudah merebut nyawa banyak orang di wilayah perbatasan. Hati Shen Ping begitu sedih sehingga dia akhirnya mencurahkan kasih sayang kepada gadis remaja itu layaknya putrinya sendiri dan memberinya nama ‘Shen Ara’.'Kenapa kau sampai melakukan hal itu?' tanyanya dalam hati.Shen Ping tidak pernah menyangka bahwa putri angkatnya itu akan bertindak berlebihan pada Shen Yiyi. Sejujurnya, dia tidak bisa memahami alasan Shen Ara melakukannya. Apakah kasih sa
...Suara mobil milik Shen Ara terdengar meninggalkan Kediaman Shen. Dari depan pintu kamarnya, kakek Shen terlihat memegangi dadanya. Sepertinya, pria tua itu mengalami rasa sakit akibat semua musibah yang barusaja terjadi pada keluarga mereka.Kakek Shen meremas dadanya untuk meredakan rasa sakit yang mendadak menyerangnya. Dalam sela-sela kesakitannya itu, beberapa kali dia terdengar mengutuki dirinya sendiri atas semua yang telah terjadi pada keluarga mereka. Apakah dia tidak becus mengurusi rumah tangga di keluarganya? Apa kesalahannya di masa lalu sehingga dewa-dewa menghukumnya? batin Shen Ping merasa begitu sedih dan getir disaat yang bersamaan atas tindakan Shen Ara.Isteri Haoran telah tiada. Lalu setelahnya, hampir-hampir mereka juga kehilangan Shen Yiyi karena ulah Wei Dong. Kakek Shen berpikir bahwa semua hal-hal buruk yang terjadi di keluarganya sudah usai. Akan tetapi, harapannya tidak terwujud!"Ling!" seru kakek Shen memanggil seorang pelayan yang terlihat dari keja
...Perubahan ekspresi itu dapat ditangkap oleh Shen Haoran. Dalam hati, Shen Haoran merasakan sebuah sayatan ketika dia melihat bagaimana Wei Yuna bisa memainkan mimik wajahnya dengan begitu cepat. Apakah… begini cara Wei Yuna selama ini mempengaruhinya untuk menyalahkan Shen Yiyi? Batin Shen Haoran menarik nafasnya dalam-dalam untuk menahan luapan emosi yang keluar akibat ulah-ulah Wei Yuna yang tiba-tiba bermunculan dalam ingatannya.‘Kartu akses milik Shen Yiyi yang diambil oleh Wei Yuna’‘Perubahan penampilan Shen Yiyi menjadi gadis gila’‘Wei Yuna yang mempengaruhinya untuk memutuskan pernikahan Shen Yiyi’‘Dan juga, Wei Yuna yang dengan senang hati memperkenalkan dirinya sebagai calon isteri Mu Shenan’Sedari awal, bahkan jauh sekali sebelum saat ini, bukankah Wei Yuna memang telah menindas Shen Yiyi? Pikir Shen Haoran mengerutkan kedua alisnya semakin dalam.Sementara Shen Haoran menenangkan emosinya, Shen Ara yang sudah tidak dapat berkata-kata dengan Shen Haoran akhirnya m
...Malam telah menjadi semakin larut. Meski demikian, cahaya lampu di ruang tamu kediaman Shen masih menyala begitu terangnya menyoroti anggota keluarga Wei yang baru saja datang kesana.“Kakak Hao… Kumohon maafkan aku. Percayalah, aku sama sekali tidak bermaksud untuk menyakiti Shen Yiyi. Yang kulakukan hanyalah-“, ucap Shen Ara berusaha menjelaskan.“Ara, diamlah! Kau tidak perlu menjelaskannya kepadaku,” sahut Shen Haoran dengan wajahnya yang sudah memerah.“Tidak! Kakak Hao, kau harus mendengar penjelasan kami. Jujur saja, aku hanya ingin menyelamatkan Perusahaan Shen. Sama sekali, aku tidak bermaksud mendorong Shen Yiyi pada CEO Yuan Xi itu. Kakak Hao, tolong percayalah… Aku tidak akan setega itu pada keponakanku sendiri,” lanjut Shen Ara yang seketika dibalas sebuah tawa kecut dari Shen Haoran.“Ckck… Apa kau bilang? Kau ingin menyelamatkan Perusahaan Shen? Dan kau tidak akan setega itu kepada Shen Yiyi?” Shen Haoran mengulangi apa yang didengarnya dari adik angkatnya sebelum
...Mu Shenan melaju dengan kecepatan rata-rata menjauhi gedung Balai Kota itu. Setelah dia menyelesaikan permasalahan Shen Yiyi, hatinya merasa lebih tenang meskipun ada sesuatu yang mengganjal di dalam hatinya.‘Aku memang memiliki hubungan di masa lalu dengan Shen Yiyi. Apakah Tuan Mu datang jauh-jauh hanya untuk mengetahui tentang hal ini?’Pernyataan Han Suo masih terngiang begitu jelas di telinga Mu Shenan. Sebelumnya, Mu Shenan hanya menanggapinya dengan suara kekehan ketika dia mendengar pria muda itu mengatakannya. Akan tetapi, ada satu hal yang mengusik hati Mu Shenan ketika dia melihat ekspresi wajah CEO dari Yuan Xi itu. Dari apa yang dia lihat, pria bermarga Han itu sedang tidak berbohong. Lalu sebenarnya apa hubungan Shen Yiyi dan Han Suo di masa lalu? Batin Mu Shenan.Untuk beberapa waktu, Mu Shenan tenggelam di dalam pikirannya sendiri. Namun sesaat setelah Mu Shenan menyadari bahwa Shen Yiyi sedang memperhatikannya, cepat-cepat pria itu merubah ekspresi pada wajahny