.
.
.
Setelah Nyonya Besar Tua kembali ke rumahnya, Mu Shenan terlihat mengetuk-ngetuk meja kerjanya dengan jari-jemarinya yang panjang. Sesekali, ia membolak-balikkan dokumen dihadapannya itu, namun se-akan ada hal yang yang sedang dipikirkannya.
Dari arah luar, nampak asisten Bai mendongakkan kepalanya untuk mengintip apa yang sedang bosnya itu lakukan. Setelah mengetuk pintu di depannya beberapa kali, asisten Bai segera masuk ke dalamnya untuk menyerahkan beberapa dokumen penting lainnya.
Berdiri dihadapan Mu Shenan, asisten Bai hanya bisa terdiam. Bosnya ini, meskipun sudah dipanggil beberapa kali, namun belum juga meresponi keberadaan asisten Bai.
"Tuan...", asisten memanggilnya, namun bosnya itu terlihat masih saja asyik dengan dunianya sendiri.
"Tuan Mu..", katanya sambil menanti sebuah jawaban.
Entah mengapa, kali ini, Mu Shenan sulit untuk berkonsentrasi dengan pekerjaannya, seakan ia sedang memikirkan sesuatu,
..."Baiklah Kakek.. Aku akan menunggu.", seorang pria muda memakai setelan jas elegan dengan dasi bergaris merah terlihat mengangguk memberikan tanda hormat kepada kakek Shen yang nampak begitu bahagia dengan kedatangannya."Ha.. Ha..ha.. ", tak henti-hentinya kakek Shen terus tertawa sembari menepuk-nepuk pundak pria muda yang sangat tinggi di depannya.Kakek tua itu terlihat sangat senang! Apalagi pria muda itu membawakannya begitu banyak buah tangan yang disukainya. Ada gingseng berusia ratusan tahun, teh herbal penambah umur panjang, dan juga sekotak besar kue moci kesukaannya. Sungguh, pria itu adalah cucu menantu yang bisa diandalkan!Benar. Sore ini Mu Shenan pergi ke kediaman Shen untuk menjemput Shen Yiyi, isteri yang tidak disukainya itu. Awalnya, ia sendiri sangat enggan. Tetapi melihat kesehatan neneknya yang menurun, lelaki garang itu menjadi sangat tidak tega.Semua ini karena ulah neneknya yang unik itu! Jika b
...Setelah sampai di kediaman Mu, Shen Yiyi segera membuka pintu penumpang disampingnya dan bergegas keluar dari kesunyian yang menyiksa itu! Lehernya seakan-akan tercekik karena kehabisan udara!Ya, selama perjalanan, mereka berdua hanya diam!Jika dahulu, Shen Yiyi selalu memancing suami dinginnya itu berbicara, mencari-cari alasan untuk berkomunikasi dengannya, tetapi tidak kali ini! Shen Yiyi tidak sudi melakukannya!Saat melihat Shen Yiyi bergegas masuk ke dalam rumah kediaman Mu dengan begitu santai, alis Mu Shenan yang tebal itu sedikit mengernyit, "Apa wanita itu pernah kesini sebelumnya?", batin Mu Shenan dengan sedikit curiga.Sementara itu, Shen yiyi yang tengah melangkahkan kakinya memasuki halaman depan Kediaman Mu terlihat terus berjalan ke depan untuk menuju ke sebuah bangunan mewah bergaya Eropa dengan sentuhan arsitektur victorian yang saat ini telah siap untuk menyambutnya.Dengan langkah lebar,
...Setelah selesai bercengkrama dengan Nyonya Besar Tua, Shen Yiyi terlihat menuju ke arah kamar tidur yang sudah disiapkan untuknya."Ceklek!", perlahan, ia menarik gagang pintu yang ada didepannya dan sedikit mendorongnya.Sekilas, kedua bola matanya beredar kesana-kemari untuk melihat apakah ada sosok lain dikamar itu. Oh, rupanya tidak ada orang lain. Hal ini membuat hati Shen Yiyi merasa lega sehingga dengan langkah tenang, ia lalu memasuki kamar tidur yang beraroma maskulin itu.Melangkah ke depan, Shen Yiyi kembali meneliti se-isi hal yang ada disana. Ruangan besar itu terlihat sangat elegan dengan perpaduan warna abu-abu flint, porpoise dan anchor yang memancarkan aura dingin serta dilengkapi dengan perabot minimalis yang menonjolkan kesan bersih dan rapi."Sangat persis dengan kepribadian Mu Shenan.", Shen Yiyi bergumam sambil menggelengkan kepalanya dan terus melangkah masuk ke dalam kamar besar itu.Me
...Di atas kasur tipe White Crisp yang Modern di Kediaman Mu yang terlihat stylist dan elegan itu, nampak Shen Yiyi tertidur dengan sangat pulas sambil memeluk erat selimut tebal yang membungkusnya.Pagi ini cuaca terasa sedikit lebih dingin dari biasanya. Semilir angin yang masuk melalui jendela kaca besar yang terbuka itu membuat Shen Yiyi membenamkan tubuh indahnya semakin masuk ke dalam selimut yang sejak semalam dikuasainya.Shen Yiyi mengernyitkan kedua alisnya karena tidurnya terganggu oleh hembusan angin pagi yang semakin lama terasa semakin kencang.Ya. Hari ini musim panas telah berakhir di kota S dan mulai beralih ke musim gugur yang terasa lebih kering dan dingin.Perlahan-lahan Shen Yiyi mulai membuka mata indahnya yang memabukkan itu. Mata bulatnya menyapu seluruh ruangan hingga ia menyadari bahwa ia telah tidur di kamar Mu Shenan di Kediaman Mu."Ah!!", Shen Yiyi terkejut dan bergegas memeriksa seluruh p
...Pagi hari ini, suasana terasa menyenangkan bagi Nyonya Besar Tua yang telah berusia 80 tahun itu. Sembari bersenandung, ia terlihat telah mempersiapkan semua rencana untuk bersenang-senang dengan cucu menantu yang sangat diharapkannya.Beberapa pilihan telah ia tulis di atas kertas berwarna putih yang saat ini sedang dipegangnya. Dimulai dari sarapan pagi di bawah pohon maple di belakang rumah, berbelanja di pusat perbelanjaan, menikmati es krim di taman bermain anak-anak, dan juga melihat dancing fountain yang baru diresmikan di pusat kota. Rasanya, semua rencananya itu sangatlah sempurna untuk menikmati kehidupan di usianya yang senja. Sambil tertawa, Nyonya Besar Tua tidak bisa menahan kegembiraannya itu.“Nenek...”
...Di malam yang kelam di apartemen Sky Garden, tampak sesosok pria maskulin bertubuh tinggi sedang duduk di sofa ruang tamu sambil mengetuk-ngetuk pegangan sofa itu dengan jari-jarinya yang panjang dan kekar.Sekilas, pria itu terlihat mengenakan kemeja berwarna putih dan celana panjang berwarna dark grey yang di desain secara khusus oleh desainer ternama Stuart Hughes dan dijahit dengan hati-hati oleh penjahit kelas dunia Richard Jewels. Sebuah tampilan yang benar-benar menyilaukan siapapun yang memandangnya.Sedikit menggosok-gosok pelipis kepalanya, pria tampan yang ada disana terlihat tidak begitu tenang sembari terus melihat ke-arah jarum jam yang ada dipergelangan tangannya. Terlalu lama, dan rasanya Mu Shenan sudah tidak tahan lagi untuk menunggu kedatangan wanita yang telah sedari sore dinantikannya itu.Ya, Mu Shenan telah menunggu Shen Yiyi terlalu lama!Sebenarnya sore ini, Mu Shenan bergegas menandatangani sel
...Waktu telah menunjukkan pukul sepuluh malam, dan saat ini Shen Yiyi telah berada tepat di depan pintu apartemen Sky Garden yang sangat ingin dihindarinya. Kedua matanya dengan nanar melihat ke arah mesin kode password yang berada dihadapannya, tetapi jemari miliknya tertahan di udara karena ia merasa enggan untuk memasuki tempat dimana iblis itu berada.Sebenarnya hari ini Shen Yiyi ingin pulang saja ke Kediaman Shen, tetapi sopir Nyonya Besar Tua malah mengantarnya ke tempat terkutuk ini. Bagaimanapun untuk saat ini, Shen Yiyi tidak sanggup untuk menolak perintah sang Nenek mertua karena kondisi kesehatan beliau yang tidak memungkinkan. Meskipun demikian, dengan cara yang lembut, Shen Yiyi nantinya pasti akan memberitahukan ketidak-berhasilan pernikahannya. Hanya saja, ia harus sedikit bersabar untuk menunggu waktu yang tepat.Dengan pemikiran matang, Shen Yiyi akhirnya memberanikan diri untuk menekan beberapa tombol untuk membuka akses masu
...Di pagi hari yang sedikit dingin di apartemen Sky Garden, burung-burung yang saat ini sedang hinggap di pinggiran balkon kamar untuk menebarkan pesonanya, mendadak dikejutkan oleh suara teriakan seorang wanita yang baru saja terbangun dari tidur panjangnya. Sembari terbang menjauh dari sana, burung-burung itu seakan memanyunkan paruhnya karena mereka harus mencari tempat lain untuk mencari pasangan."Tidak!!", Shen Yiyi lekas bangkit dari tidurnya setelah menyadari seluruh rangkaian kejadian yang terjadi padanya semalam.Benar. Pria itu, bagai seekor siluman rubah, tiba-tiba saja datang mengagetkannya sekaligus mengambil keuntungan darinya.“Arkkkk!!!”, Shen Yiyi sekali lagi kembali berteriak untuk meluapkan seluruh kekesalan yang beberapa hari ini telah dipendamnya sembari memukul-mukul sebuah bantal yang berada pada pangkuannya.Setelah puas dengan aksinya, Shen Yiyi kemudian mulai melemparkan pandangannya ke se-is
...Pagi telah menjelang di kota S. Hari ini, Shen Yiyi dan Mu Shenan harus kembali ke Kediaman Mu setelah mereka berdua mendapat pesan singkat dari Nyonya besar tua. Meski Shen Yiyi masih membenci suaminya setelah percakapan yang tidak terselesaikan semalam, tapi dia tetap ikut kesana karena dia harus berjumpa dengan nenek mertuanya yang sempat sakit itu.“Aw….” Mu Shenan terdengar mengaduh sembari satu tangannya memegang tengkuk lehernya. Mungkin dia berpikir bahwa Shen Yiyi akan merasa kasihan dan menyudahi pertengkaran mereka. Tapi, ternyata tidak!Mu Shenan kembali diam. Dia mengarahkan matanya ke jalanan ke depan dan sesekali melirik Shen Yiyi yang saat ini memejamkan matanya. “Yiyi, apa tidurmu nyenyak semalam?” tanyanya tanpa balasan apapun. Mu Shenan hanya bisa menghela nafasnya. Sepertinya, dia tidak akan berbaikan dengan isterinya dalam waktu singkat sehingga dia memilih untuk diam supaya isterinya itu tidak bertambah semakin marah.Kediaman Mu telah terlihat di depan. M
...“Kakek, kumohon jangan membicarakan hal itu. Aku yakin kakek akan selalu sehat.” ucap Shen Yiyi terjeda. “Oh, besok aku akan membawakan kakek buah persik dari Mongol. Orang bilang siapapun yang memakan buah itu pasti akan mendapat berkah umur panjang dari langit. Bagaimana Kek?”“Haha… Yiyi, jangan khawatir. Aku baik-baik saja. Aku hanya ingin tenang. Apalagi, sebentar lagi aku akan menimang seorang cicit. Tapi tentang buah itu? Em… Baiklah. Kau bisa membawakan beberapa untukku,” sahut kakeknya sebelum teringat kembali akan pembicaraan selanjutnya. “Yiyi, tentang hak waris itu. Kakek mau kau menjaganya dengan baik. Apa kau mengerti?”“Hm… Iya, aku mengerti,” jawab Shen Yiyi."Baiklah, sekarang aku bisa tenang. Kau istirahatlah. Sampaikan salamku untuk suamimu.""Baik Kek," ucap Shen Yiyi menutup pembicaraan itu.Setelah mendengar kakek Shen menutup sambungan teleponnya, Shen Yiyi langsung meletakkan ponselnya kembali ke atas meja. Meski Shen Yiyi senang karena Shen Ara dan Wei Y
...Shen Yiyi telah selesai membersihkan dirinya ketika dia mendengar ponselnya berdering. Hari sudah hampir larut malam, tetapi seseorang menghubunginya. Ada apa? Batinnya sebelum dia mengambil ponselnya dan mendapati bahwa kakek Shen adalah orang yang meneleponnya.“Halo kakek… Selamat malam. Kakek mengapa belum tidur?” sapa Shen Yiyi yang dibalas oleh suara batuk diseberang sana.“Uhuk… uhuk…” Kakek Shen terdengar sedang tidak baik-baik saja. Shen Yiyi megerutkan dahinya dan segera bertanya pada kakeknya itu.“Kakek, apa kau sedang sakit? Aku akan segera menelepon bibi Zhang. Kakek ber-istirahatlah.” Shen Yiyi cukup panik karena dirinya sedang tidak ada disana. Sementara Shen Haoran, ayahnya itu, pastilah saat ini masih sibuk di ruang kerjanya. Shen Yiyi hendak menutup sambungan telepon itu supaya bisa menghubungi kepala pelayannya. Akan tetapi sang kakek lekas-lekas mencegahnya.“Yiyi… Kakek tidak apa-apa. Kau tenang saja. Aku hanya batuk karena udara terlalu dingin,” sahut pria
...Setelah menikmati makan malam, Mu Shenan membawa Shen Yiyi pulang ke apartemen Sky Garden. Meski ada beberapa hal yang masih mengganjal di hatinya, Mu Shenan tetap merasa senang karena pada akhirnya dia bisa membawa isterinya itu kembali pulang bersamanya.“Biar aku saja,” ucap Mu Shenan mendahului Shen Yiyi mendorong pintu rumah mereka.Ketika mereka sudah sampai di dalam rumah, Mu Shenan buru-buru membantu melepas sepatu isterinya dan menggantinya dengan sebuah sandal rumah yang baru dibelinya. Sandai berbulu itu berwarna peach dengan tatakan kaki yang sangat lembut dan empuk ketika digunakan.“Shenan, apa yang kau lakukan?” tanya Shen Yiyi merasa tidak enak. Bagaimanapun Mu Shenan adalah CEO dari Perusahaan Mu. Lagipula, Shen Yiyi juga tahu bahwa Mu Shenan adalah tipe lelaki dingin yang tidak akan mungkin melakukan hal semacam itu. Jadi, Shen Yiyi buru-buru menarik kakinya dari pergelangan tangan Mu Shenan ketika pria itu hendak memakaikan sepatu sandal pada kaki yang kedua.
...Dalam lembar pertama album itu, Shen Ping bisa melihat foto Shen Ara ketika dia pertama kali datang ke Kediaman Shen. Wajahnya begitu lusuh dan kulitnya kecoklatan karena terbakar terik matahari. Pada waktu itu, Shen Ping masih ingat, dirinya begitu kasihan dengan gadis remaja yang baru diambilnya dari panti asuhan Kelopak Teratai.Penampilan gadis remaja itu sangat mengingatkan Shen Ping akan masa perang yang pernah dilaluinya ketika dirinya masih muda. Ada begitu banyak anak menjadi yatim piatu dan terlantar pada masa perang yang sudah merebut nyawa banyak orang di wilayah perbatasan. Hati Shen Ping begitu sedih sehingga dia akhirnya mencurahkan kasih sayang kepada gadis remaja itu layaknya putrinya sendiri dan memberinya nama ‘Shen Ara’.'Kenapa kau sampai melakukan hal itu?' tanyanya dalam hati.Shen Ping tidak pernah menyangka bahwa putri angkatnya itu akan bertindak berlebihan pada Shen Yiyi. Sejujurnya, dia tidak bisa memahami alasan Shen Ara melakukannya. Apakah kasih sa
...Suara mobil milik Shen Ara terdengar meninggalkan Kediaman Shen. Dari depan pintu kamarnya, kakek Shen terlihat memegangi dadanya. Sepertinya, pria tua itu mengalami rasa sakit akibat semua musibah yang barusaja terjadi pada keluarga mereka.Kakek Shen meremas dadanya untuk meredakan rasa sakit yang mendadak menyerangnya. Dalam sela-sela kesakitannya itu, beberapa kali dia terdengar mengutuki dirinya sendiri atas semua yang telah terjadi pada keluarga mereka. Apakah dia tidak becus mengurusi rumah tangga di keluarganya? Apa kesalahannya di masa lalu sehingga dewa-dewa menghukumnya? batin Shen Ping merasa begitu sedih dan getir disaat yang bersamaan atas tindakan Shen Ara.Isteri Haoran telah tiada. Lalu setelahnya, hampir-hampir mereka juga kehilangan Shen Yiyi karena ulah Wei Dong. Kakek Shen berpikir bahwa semua hal-hal buruk yang terjadi di keluarganya sudah usai. Akan tetapi, harapannya tidak terwujud!"Ling!" seru kakek Shen memanggil seorang pelayan yang terlihat dari keja
...Perubahan ekspresi itu dapat ditangkap oleh Shen Haoran. Dalam hati, Shen Haoran merasakan sebuah sayatan ketika dia melihat bagaimana Wei Yuna bisa memainkan mimik wajahnya dengan begitu cepat. Apakah… begini cara Wei Yuna selama ini mempengaruhinya untuk menyalahkan Shen Yiyi? Batin Shen Haoran menarik nafasnya dalam-dalam untuk menahan luapan emosi yang keluar akibat ulah-ulah Wei Yuna yang tiba-tiba bermunculan dalam ingatannya.‘Kartu akses milik Shen Yiyi yang diambil oleh Wei Yuna’‘Perubahan penampilan Shen Yiyi menjadi gadis gila’‘Wei Yuna yang mempengaruhinya untuk memutuskan pernikahan Shen Yiyi’‘Dan juga, Wei Yuna yang dengan senang hati memperkenalkan dirinya sebagai calon isteri Mu Shenan’Sedari awal, bahkan jauh sekali sebelum saat ini, bukankah Wei Yuna memang telah menindas Shen Yiyi? Pikir Shen Haoran mengerutkan kedua alisnya semakin dalam.Sementara Shen Haoran menenangkan emosinya, Shen Ara yang sudah tidak dapat berkata-kata dengan Shen Haoran akhirnya m
...Malam telah menjadi semakin larut. Meski demikian, cahaya lampu di ruang tamu kediaman Shen masih menyala begitu terangnya menyoroti anggota keluarga Wei yang baru saja datang kesana.“Kakak Hao… Kumohon maafkan aku. Percayalah, aku sama sekali tidak bermaksud untuk menyakiti Shen Yiyi. Yang kulakukan hanyalah-“, ucap Shen Ara berusaha menjelaskan.“Ara, diamlah! Kau tidak perlu menjelaskannya kepadaku,” sahut Shen Haoran dengan wajahnya yang sudah memerah.“Tidak! Kakak Hao, kau harus mendengar penjelasan kami. Jujur saja, aku hanya ingin menyelamatkan Perusahaan Shen. Sama sekali, aku tidak bermaksud mendorong Shen Yiyi pada CEO Yuan Xi itu. Kakak Hao, tolong percayalah… Aku tidak akan setega itu pada keponakanku sendiri,” lanjut Shen Ara yang seketika dibalas sebuah tawa kecut dari Shen Haoran.“Ckck… Apa kau bilang? Kau ingin menyelamatkan Perusahaan Shen? Dan kau tidak akan setega itu kepada Shen Yiyi?” Shen Haoran mengulangi apa yang didengarnya dari adik angkatnya sebelum
...Mu Shenan melaju dengan kecepatan rata-rata menjauhi gedung Balai Kota itu. Setelah dia menyelesaikan permasalahan Shen Yiyi, hatinya merasa lebih tenang meskipun ada sesuatu yang mengganjal di dalam hatinya.‘Aku memang memiliki hubungan di masa lalu dengan Shen Yiyi. Apakah Tuan Mu datang jauh-jauh hanya untuk mengetahui tentang hal ini?’Pernyataan Han Suo masih terngiang begitu jelas di telinga Mu Shenan. Sebelumnya, Mu Shenan hanya menanggapinya dengan suara kekehan ketika dia mendengar pria muda itu mengatakannya. Akan tetapi, ada satu hal yang mengusik hati Mu Shenan ketika dia melihat ekspresi wajah CEO dari Yuan Xi itu. Dari apa yang dia lihat, pria bermarga Han itu sedang tidak berbohong. Lalu sebenarnya apa hubungan Shen Yiyi dan Han Suo di masa lalu? Batin Mu Shenan.Untuk beberapa waktu, Mu Shenan tenggelam di dalam pikirannya sendiri. Namun sesaat setelah Mu Shenan menyadari bahwa Shen Yiyi sedang memperhatikannya, cepat-cepat pria itu merubah ekspresi pada wajahny