.
.
.
Beberapa hari yang begitu padat telah berlalu di Perusahaan Mu berganti dengan sebuah akhir pekan yang sedikit lebih santai daripada sebelumnya. Biasanya saat para karyawan belum menyelesaikan pekerjaan mereka, kantin perusahaan akan terasa sepi karena semua orang lebih memilih untuk tidak makan siang guna mengejar deadline pekerjaan mereka. Tetapi sekarang, sepertinya deadline pekerjaan mereka telah terselesaikan dengan baik sehingga sebagian besar dari mereka memiliki waktu untuk menikmati jam istirahat di kantin benuansa casual yang begitu besar disana.
Dari ujung sampai ke ujung ruangan itu sepertinya semua meja telah terisi penuh. Sedangkan pada tempat pengambilan makanan, ratusan karyawan nampak sedang berbaris dengan sangat rapi menanti petugas untuk mengambilkan makanan sesuai selera mereka.
Di perusahaan Mu, system pemberian makan siang para karyawan sedikit berbeda dari perusahaan yang lainnya. Tentu saja, perusahaan ini sangat memp
...Selesai jam makan siang di ruang rapat besar Perusahaan Mu, nampak Mu Shenan mengedarkan pandangannya ke-seisi ruangan disana. Ya, kali ini ada yang berbeda! Sambil mengernyitkan kedua alisnya, Mu Shenan nampak sedikit tidak senang!"Di mana yang lainnya?!!" Suara Mu Shenan terdengar sedikit keras hingga suasana di ruangan itu terasa mencekam!Benar, kali ini sebagian bangku di ruangan rapat itu nampak kosong! Dan anehnya, semua anggota tim yang tidak hadir di sana adalah karyawan wanita!! Ada apa ini sebenarnya?!!!"Ma..maaf Tuan Mu, saya tidak tahu mengapa bisa begini?", manajer departemen perencanaan terlihat gusar karena sebagian anggota timnya tidak hadir. Apakah mereka mencari mati?Sepuluh menit kemudian.... Keringat dingin telah membasahi seluruh karyawan pria di sana! Para rekan-rekan wanita ini, bukankah biasanya mereka sangat rajin?! Bahkan mereka selalu antusias datang lebih awal ke ruang rapat demi melihat sang bos
...Beberapa saat setelah jam istirahat hampir selesai, di sebuah Convenience Store yang terletak tidak jauh dari perusahaan Mu, nampak seorang wanita muda yang mengenakan baju berwarna peach berbalut blazer berwarna hitam dengan garis putih itu terlihat mengendap-ngendap di balik deretan showcase obat-obatan yang ada di sana.Sambil menaikkan bingkai kaca mata bulatnya yang sedikit melorot ke bawah, ia nampak terus memandangi pintu utama di minimarket itu, seperti seorang bocah yang sedang bersembunyi untuk menghindari kejaran hantu saat pesta pada malam Halloween.Ya, sebenarnya tadi, setelah Shen Yiyi menyelesaikan semangkuk soup rumput laut miliknya, ia melihat beberapa dari ribuan karyawan wanita itu telah satu persatu berlari sambil memegang perut mereka!! Pada saat itu juga, dirinya telah menyadari bahwa petaka itu telah dimulai dan akan segera datang untuk menyapu seluruh perempuan yang ada di sana!Sambil menutup kedua mata indahn
...Setelah dua menit berlari dengan kecepatan tinggi, Shen Yiyipun akhirnya sampai di salah satu pintu lift di perusahaan Mu dengan sedikit terengah-engah, sampai-sampai keringat telah menetes pada dahinya. Bergegas Shen yiyi menekan tombol lift yang mengarah pada ruang CEO dan tanpa tanpa menunggu lama, pintu itupun terbuka sehingga Shen Yiyi kemudian masuk ke dalamnya diikuti oleh beberapa karyawan pria yang juga telah mengantri disana.Sembari mengatur nafasnya yang terdengar sedikit tersengal-sengal, ia kemudian kembali menekan tombol ke lantai yang hendak ia tuju lalu bergeser ke belakang untuk memberikan ruang bagi para karyawan pria yang juga ikut masuk ke sana."Hey, apakah kau sudah mendengar kegemparan siang ini?!", terdengar suara karyawan pria berdasi hitam sembari menyenggol lengan rekannya yang ada di sebelahnya.“Memangnya apa yang sedang terjadi?”, tanya pria berdasi kuning dengan sedikit penasaran.&ldq
...Mu Shenan yang tengah duduk di sofa sambil memegang dokumen yang baru saja disodorkan oleh manajer Ri sontak terkejut dengan suara tangisan yang samar-samar di dengarnya.Suara ini..."Tuan Mu, untuk proyek taman kota, apakah tidak lebih baik jika kita berdua pergi ber-", sebelum menyelesaikan kalimatnya, perkataan manajer Ri telah dipotong terlebih dulu oleh Mu Shenan."Tunggu!", Mu Shenan terlihat meletakkan kembali dokumen itu dan menoleh ke arah di mana Shen Yiyi berada.Tanpa mengetahui maksud Mu Shenan, manajer Ri tetap ingin menyampaikan gagasannya yang tadi sempat terpotong sebentar. Sungguh, ia sangat ingin Mu Shenan bisa pergi meninjau lokasi proyek itu bersama dirinya."Apakah anda bisa meninjau lokasi proyek bersam-""Kau keluarlah dulu.", Mu Shenan terdengar kembali memotong perkataan manajer Ri dengan nada yang terdengar begitu tegas."Apa? Tapi..", Saat ini, manajer Ri sedikit merasa heran denga
...Setelah ruangan itu sepi, dengan jendela kantor yang tertutup tirai vertical blind berwarna hitam, Mu Shenan terlihat mendudukkan Shen Yiyi yang masih terus menangis di atas pangkuannya yang kokoh.Benar, ini adalah kedua kalinya Mu Shenan menghadapi tangisan wanita itu yang baginya terdengar sedikit.... Manja! Sesuatu yang, entah mengapa, mampu mengusik hati Mu Shenan yang mulai menghangat.Belaian demi belaian ia berikan untuk menenangkannya dengan satu tangannya yang besar sembari sesekali memutar-mutar uraian rambut milik wanita itu hanya untuk sekedar bermain. Sepertinya, Mu Shenan merasa nyaman untuk menyentuh rambut yang sangat halus itu.Beberapa menit telah berlalu, rupanya wanita itu belum menunjukkan tanda-tanda akan menghentikan tangisannya. Dalam hati, Mu Shenan agak bingung. Awalnya, ia ingin memarahi istrinya karena wanita itu termasuk kedalam bagian komplotan pembuat onar yang menyebabkan kekacauan besar hari ini.
...Malam harinya di apartemen Sky Garden, Mu Shenan terlihat memakirkan mobilnya dan bergegas menuju lift yang mengantarkannya menuju lantai teratas gedung itu. Entah mengapa, beberapa hari ini, ia tidak lagi suka tinggal di kantornya atau bahkan tinggal di hotel-hotel miliknya, melainkan ia lebih memilih untuk selalu kembali ke tempat yang dahulu sangat dihindarinya.Setelah sampai di lantai yang ia tuju dengan langkah cepat, Mu Shenan segera masuk ke dalam apartemen itu hanya untuk mendapati ruangan kosong yang membuat hatinya sedikit merasa kecewa. Dengan perlahan ia kemudian melepaskan jas dan dasinya, lalu mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan di sana, seakan-akan ia sedang mencari sesuatu yang telah dinantikannya. Tetapi ia tidak mendapati sosok yang ia cari.“Di mana dia?” batinnya dalam hati.Karena merasa sedikit lapar, Mu Shenan lantas menggulung kedua lengan bajunya dan menuju ke arah dapur yang sepertinya sud
...Sementara itu di kantor sekretaris Perusahaan Mu, para sekretaris sedang bekerja lembur untuk menyortir dokumen-dokumen yang baru masuk serta membuat jadwal perjalanan bisnis sang CEO yang akan berlangsung minggu depan."Sekretaris Ji. Apakah saat ini CEO memiliki peliharaan atau semacamnya? Kucing mungkin?” Sekretaris Yun tampak memberanikan diri bertanya dengan sesuatu yang mengusik pikirannya seharian ini.“Iya. Semua dari kita sebenarnya juga penasaran. Karena CEO sekarang selalu rajin pulang ke rumah. Atau apakah anda mau menanyakannya secara langsung kepada CEO, sekretaris Yun?” Sahut sekretaris Ji yang sedang serius membuat rencana perjalanan sang CEO itu.Menanyakan tentang kucing? Tentu saja tidak! Hari ini saja bonus tahunannya sudah terpotong karena tidak becus menyiapkan rapat! Masakan ia menanyakan tentang hal sepele seperti..kucing?! Sungguh ia tidak ingin bonus bulanannya juga hangus raib tak berjejak!
. . . Sedangkan di apartemen Sky Garden... "Mu Shenan!!! Gila! Brengsek!" Terdengar umpatan Shen Yiyi yang menggema begitu keras di seisi kamar besar itu! Dengan kemarahan yang membuncah dan mata yang berapi-api, Shen Yiyi melayangkan pukulan-pukulan dari tangan kecilnya ke dada Mu Shenan dengan begitu kuat. Namun sayangnya, pria disampingnya sedikitpun tidak merasa terganggu dengan pukulannya itu! Apakah pukulannya dianggap seperti gigitan semut belaka? Mengapa ia tidak bereaksi sama sekali?! batin Shen Yiyi di dalam hati. Setelah beberapa waktu menyalurkan seluruh energinya, Shen Yiyi akhirnya merasa kelelahan dengan aksinya dan akhirnya menghentikan pukulannya. Sejenak, ia terlihat memandangi kedua tangan putihnya yang terasa perih dan sedikit memerah. Ya, saat ini Shen Yiyi terlihat kesakitan setelah memukul dada Mu Shenan yang sekeras batu dengan kedua tangan lembutnya! Sayangnya, bukannya Mu Shenan yang kesakitan, malahan dirinya
...Pagi telah menjelang di kota S. Hari ini, Shen Yiyi dan Mu Shenan harus kembali ke Kediaman Mu setelah mereka berdua mendapat pesan singkat dari Nyonya besar tua. Meski Shen Yiyi masih membenci suaminya setelah percakapan yang tidak terselesaikan semalam, tapi dia tetap ikut kesana karena dia harus berjumpa dengan nenek mertuanya yang sempat sakit itu.“Aw….” Mu Shenan terdengar mengaduh sembari satu tangannya memegang tengkuk lehernya. Mungkin dia berpikir bahwa Shen Yiyi akan merasa kasihan dan menyudahi pertengkaran mereka. Tapi, ternyata tidak!Mu Shenan kembali diam. Dia mengarahkan matanya ke jalanan ke depan dan sesekali melirik Shen Yiyi yang saat ini memejamkan matanya. “Yiyi, apa tidurmu nyenyak semalam?” tanyanya tanpa balasan apapun. Mu Shenan hanya bisa menghela nafasnya. Sepertinya, dia tidak akan berbaikan dengan isterinya dalam waktu singkat sehingga dia memilih untuk diam supaya isterinya itu tidak bertambah semakin marah.Kediaman Mu telah terlihat di depan. M
...“Kakek, kumohon jangan membicarakan hal itu. Aku yakin kakek akan selalu sehat.” ucap Shen Yiyi terjeda. “Oh, besok aku akan membawakan kakek buah persik dari Mongol. Orang bilang siapapun yang memakan buah itu pasti akan mendapat berkah umur panjang dari langit. Bagaimana Kek?”“Haha… Yiyi, jangan khawatir. Aku baik-baik saja. Aku hanya ingin tenang. Apalagi, sebentar lagi aku akan menimang seorang cicit. Tapi tentang buah itu? Em… Baiklah. Kau bisa membawakan beberapa untukku,” sahut kakeknya sebelum teringat kembali akan pembicaraan selanjutnya. “Yiyi, tentang hak waris itu. Kakek mau kau menjaganya dengan baik. Apa kau mengerti?”“Hm… Iya, aku mengerti,” jawab Shen Yiyi."Baiklah, sekarang aku bisa tenang. Kau istirahatlah. Sampaikan salamku untuk suamimu.""Baik Kek," ucap Shen Yiyi menutup pembicaraan itu.Setelah mendengar kakek Shen menutup sambungan teleponnya, Shen Yiyi langsung meletakkan ponselnya kembali ke atas meja. Meski Shen Yiyi senang karena Shen Ara dan Wei Y
...Shen Yiyi telah selesai membersihkan dirinya ketika dia mendengar ponselnya berdering. Hari sudah hampir larut malam, tetapi seseorang menghubunginya. Ada apa? Batinnya sebelum dia mengambil ponselnya dan mendapati bahwa kakek Shen adalah orang yang meneleponnya.“Halo kakek… Selamat malam. Kakek mengapa belum tidur?” sapa Shen Yiyi yang dibalas oleh suara batuk diseberang sana.“Uhuk… uhuk…” Kakek Shen terdengar sedang tidak baik-baik saja. Shen Yiyi megerutkan dahinya dan segera bertanya pada kakeknya itu.“Kakek, apa kau sedang sakit? Aku akan segera menelepon bibi Zhang. Kakek ber-istirahatlah.” Shen Yiyi cukup panik karena dirinya sedang tidak ada disana. Sementara Shen Haoran, ayahnya itu, pastilah saat ini masih sibuk di ruang kerjanya. Shen Yiyi hendak menutup sambungan telepon itu supaya bisa menghubungi kepala pelayannya. Akan tetapi sang kakek lekas-lekas mencegahnya.“Yiyi… Kakek tidak apa-apa. Kau tenang saja. Aku hanya batuk karena udara terlalu dingin,” sahut pria
...Setelah menikmati makan malam, Mu Shenan membawa Shen Yiyi pulang ke apartemen Sky Garden. Meski ada beberapa hal yang masih mengganjal di hatinya, Mu Shenan tetap merasa senang karena pada akhirnya dia bisa membawa isterinya itu kembali pulang bersamanya.“Biar aku saja,” ucap Mu Shenan mendahului Shen Yiyi mendorong pintu rumah mereka.Ketika mereka sudah sampai di dalam rumah, Mu Shenan buru-buru membantu melepas sepatu isterinya dan menggantinya dengan sebuah sandal rumah yang baru dibelinya. Sandai berbulu itu berwarna peach dengan tatakan kaki yang sangat lembut dan empuk ketika digunakan.“Shenan, apa yang kau lakukan?” tanya Shen Yiyi merasa tidak enak. Bagaimanapun Mu Shenan adalah CEO dari Perusahaan Mu. Lagipula, Shen Yiyi juga tahu bahwa Mu Shenan adalah tipe lelaki dingin yang tidak akan mungkin melakukan hal semacam itu. Jadi, Shen Yiyi buru-buru menarik kakinya dari pergelangan tangan Mu Shenan ketika pria itu hendak memakaikan sepatu sandal pada kaki yang kedua.
...Dalam lembar pertama album itu, Shen Ping bisa melihat foto Shen Ara ketika dia pertama kali datang ke Kediaman Shen. Wajahnya begitu lusuh dan kulitnya kecoklatan karena terbakar terik matahari. Pada waktu itu, Shen Ping masih ingat, dirinya begitu kasihan dengan gadis remaja yang baru diambilnya dari panti asuhan Kelopak Teratai.Penampilan gadis remaja itu sangat mengingatkan Shen Ping akan masa perang yang pernah dilaluinya ketika dirinya masih muda. Ada begitu banyak anak menjadi yatim piatu dan terlantar pada masa perang yang sudah merebut nyawa banyak orang di wilayah perbatasan. Hati Shen Ping begitu sedih sehingga dia akhirnya mencurahkan kasih sayang kepada gadis remaja itu layaknya putrinya sendiri dan memberinya nama ‘Shen Ara’.'Kenapa kau sampai melakukan hal itu?' tanyanya dalam hati.Shen Ping tidak pernah menyangka bahwa putri angkatnya itu akan bertindak berlebihan pada Shen Yiyi. Sejujurnya, dia tidak bisa memahami alasan Shen Ara melakukannya. Apakah kasih sa
...Suara mobil milik Shen Ara terdengar meninggalkan Kediaman Shen. Dari depan pintu kamarnya, kakek Shen terlihat memegangi dadanya. Sepertinya, pria tua itu mengalami rasa sakit akibat semua musibah yang barusaja terjadi pada keluarga mereka.Kakek Shen meremas dadanya untuk meredakan rasa sakit yang mendadak menyerangnya. Dalam sela-sela kesakitannya itu, beberapa kali dia terdengar mengutuki dirinya sendiri atas semua yang telah terjadi pada keluarga mereka. Apakah dia tidak becus mengurusi rumah tangga di keluarganya? Apa kesalahannya di masa lalu sehingga dewa-dewa menghukumnya? batin Shen Ping merasa begitu sedih dan getir disaat yang bersamaan atas tindakan Shen Ara.Isteri Haoran telah tiada. Lalu setelahnya, hampir-hampir mereka juga kehilangan Shen Yiyi karena ulah Wei Dong. Kakek Shen berpikir bahwa semua hal-hal buruk yang terjadi di keluarganya sudah usai. Akan tetapi, harapannya tidak terwujud!"Ling!" seru kakek Shen memanggil seorang pelayan yang terlihat dari keja
...Perubahan ekspresi itu dapat ditangkap oleh Shen Haoran. Dalam hati, Shen Haoran merasakan sebuah sayatan ketika dia melihat bagaimana Wei Yuna bisa memainkan mimik wajahnya dengan begitu cepat. Apakah… begini cara Wei Yuna selama ini mempengaruhinya untuk menyalahkan Shen Yiyi? Batin Shen Haoran menarik nafasnya dalam-dalam untuk menahan luapan emosi yang keluar akibat ulah-ulah Wei Yuna yang tiba-tiba bermunculan dalam ingatannya.‘Kartu akses milik Shen Yiyi yang diambil oleh Wei Yuna’‘Perubahan penampilan Shen Yiyi menjadi gadis gila’‘Wei Yuna yang mempengaruhinya untuk memutuskan pernikahan Shen Yiyi’‘Dan juga, Wei Yuna yang dengan senang hati memperkenalkan dirinya sebagai calon isteri Mu Shenan’Sedari awal, bahkan jauh sekali sebelum saat ini, bukankah Wei Yuna memang telah menindas Shen Yiyi? Pikir Shen Haoran mengerutkan kedua alisnya semakin dalam.Sementara Shen Haoran menenangkan emosinya, Shen Ara yang sudah tidak dapat berkata-kata dengan Shen Haoran akhirnya m
...Malam telah menjadi semakin larut. Meski demikian, cahaya lampu di ruang tamu kediaman Shen masih menyala begitu terangnya menyoroti anggota keluarga Wei yang baru saja datang kesana.“Kakak Hao… Kumohon maafkan aku. Percayalah, aku sama sekali tidak bermaksud untuk menyakiti Shen Yiyi. Yang kulakukan hanyalah-“, ucap Shen Ara berusaha menjelaskan.“Ara, diamlah! Kau tidak perlu menjelaskannya kepadaku,” sahut Shen Haoran dengan wajahnya yang sudah memerah.“Tidak! Kakak Hao, kau harus mendengar penjelasan kami. Jujur saja, aku hanya ingin menyelamatkan Perusahaan Shen. Sama sekali, aku tidak bermaksud mendorong Shen Yiyi pada CEO Yuan Xi itu. Kakak Hao, tolong percayalah… Aku tidak akan setega itu pada keponakanku sendiri,” lanjut Shen Ara yang seketika dibalas sebuah tawa kecut dari Shen Haoran.“Ckck… Apa kau bilang? Kau ingin menyelamatkan Perusahaan Shen? Dan kau tidak akan setega itu kepada Shen Yiyi?” Shen Haoran mengulangi apa yang didengarnya dari adik angkatnya sebelum
...Mu Shenan melaju dengan kecepatan rata-rata menjauhi gedung Balai Kota itu. Setelah dia menyelesaikan permasalahan Shen Yiyi, hatinya merasa lebih tenang meskipun ada sesuatu yang mengganjal di dalam hatinya.‘Aku memang memiliki hubungan di masa lalu dengan Shen Yiyi. Apakah Tuan Mu datang jauh-jauh hanya untuk mengetahui tentang hal ini?’Pernyataan Han Suo masih terngiang begitu jelas di telinga Mu Shenan. Sebelumnya, Mu Shenan hanya menanggapinya dengan suara kekehan ketika dia mendengar pria muda itu mengatakannya. Akan tetapi, ada satu hal yang mengusik hati Mu Shenan ketika dia melihat ekspresi wajah CEO dari Yuan Xi itu. Dari apa yang dia lihat, pria bermarga Han itu sedang tidak berbohong. Lalu sebenarnya apa hubungan Shen Yiyi dan Han Suo di masa lalu? Batin Mu Shenan.Untuk beberapa waktu, Mu Shenan tenggelam di dalam pikirannya sendiri. Namun sesaat setelah Mu Shenan menyadari bahwa Shen Yiyi sedang memperhatikannya, cepat-cepat pria itu merubah ekspresi pada wajahny