.
.
.
Malam harinya di apartemen Sky Garden, Mu Shenan terlihat memakirkan mobilnya dan bergegas menuju lift yang mengantarkannya menuju lantai teratas gedung itu. Entah mengapa, beberapa hari ini, ia tidak lagi suka tinggal di kantornya atau bahkan tinggal di hotel-hotel miliknya, melainkan ia lebih memilih untuk selalu kembali ke tempat yang dahulu sangat dihindarinya.
Setelah sampai di lantai yang ia tuju dengan langkah cepat, Mu Shenan segera masuk ke dalam apartemen itu hanya untuk mendapati ruangan kosong yang membuat hatinya sedikit merasa kecewa. Dengan perlahan ia kemudian melepaskan jas dan dasinya, lalu mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan di sana, seakan-akan ia sedang mencari sesuatu yang telah dinantikannya. Tetapi ia tidak mendapati sosok yang ia cari.
“Di mana dia?” batinnya dalam hati.
Karena merasa sedikit lapar, Mu Shenan lantas menggulung kedua lengan bajunya dan menuju ke arah dapur yang sepertinya sud
...Sementara itu di kantor sekretaris Perusahaan Mu, para sekretaris sedang bekerja lembur untuk menyortir dokumen-dokumen yang baru masuk serta membuat jadwal perjalanan bisnis sang CEO yang akan berlangsung minggu depan."Sekretaris Ji. Apakah saat ini CEO memiliki peliharaan atau semacamnya? Kucing mungkin?” Sekretaris Yun tampak memberanikan diri bertanya dengan sesuatu yang mengusik pikirannya seharian ini.“Iya. Semua dari kita sebenarnya juga penasaran. Karena CEO sekarang selalu rajin pulang ke rumah. Atau apakah anda mau menanyakannya secara langsung kepada CEO, sekretaris Yun?” Sahut sekretaris Ji yang sedang serius membuat rencana perjalanan sang CEO itu.Menanyakan tentang kucing? Tentu saja tidak! Hari ini saja bonus tahunannya sudah terpotong karena tidak becus menyiapkan rapat! Masakan ia menanyakan tentang hal sepele seperti..kucing?! Sungguh ia tidak ingin bonus bulanannya juga hangus raib tak berjejak!
. . . Sedangkan di apartemen Sky Garden... "Mu Shenan!!! Gila! Brengsek!" Terdengar umpatan Shen Yiyi yang menggema begitu keras di seisi kamar besar itu! Dengan kemarahan yang membuncah dan mata yang berapi-api, Shen Yiyi melayangkan pukulan-pukulan dari tangan kecilnya ke dada Mu Shenan dengan begitu kuat. Namun sayangnya, pria disampingnya sedikitpun tidak merasa terganggu dengan pukulannya itu! Apakah pukulannya dianggap seperti gigitan semut belaka? Mengapa ia tidak bereaksi sama sekali?! batin Shen Yiyi di dalam hati. Setelah beberapa waktu menyalurkan seluruh energinya, Shen Yiyi akhirnya merasa kelelahan dengan aksinya dan akhirnya menghentikan pukulannya. Sejenak, ia terlihat memandangi kedua tangan putihnya yang terasa perih dan sedikit memerah. Ya, saat ini Shen Yiyi terlihat kesakitan setelah memukul dada Mu Shenan yang sekeras batu dengan kedua tangan lembutnya! Sayangnya, bukannya Mu Shenan yang kesakitan, malahan dirinya
...Drrrrttt… Drtttt...Bunyi ponsel mendadak mengejutkan Mu Shenan hingga ia menghentikan untuk menguleni adonan di atasnya dan menjatuhkan tubuh wanita yang memberontak itu begitu saja ke atas kasur empuk disampingnya. Sekilas, pria itu mengamati ID penelepon yang dirasanya cukup penting hingga pria itu segera mengangkatnya tanpa banyak pertimbangan.Hanya dengan melihatnya saja, Shen Yiyi sudah tahu pasti hubungan di antara keduanya sangatlah dekat. Entah mengapa seketika rasa sedih menelusup ke dalam hati Shen Yiyi yang sebelumnya sudah sakit itu, bahkan sekarang rasanya semakin sakit setelah melihat Mu Shenan dengan begitu mudahnya segera mengangkat telepon dari wanita lain.Sekilas untuk beberapa detik, Shen Yiyi teringat masa lalunya. Dahulu, ia mati-matian menghubungi suaminya itu. Tetapi pria itu selalu menolak panggilan darinya. Lebih parahnya lagi, pria itu bahkan selalu memblokir nomor miliknya hingga Shen Yiyi selalu me
...Pagi harinya, akhir pekan telah datang dan semua orang beramai-ramai melakukan aktifitas untuk mengisi waktu libur mereka baik itu untuk berjalan-jalan, bermain, ataupun menikmati hari seperti yang saat ini dilakukan oleh Wei Yuna yang sebelumnya telah membuat janji bertemu dengan Shen Yiyi. Hari ini, sesuai kesepakatan, mereka berdua akan betemu di sebuah café ice cream yang tidak jauh dari pusat kota S. Tentu saja, hal itu dilakukan karena Wei Yuna ingin menyenangkan hati sepupunya yang sepertinya sudah agak jauh darinya.Beberapa waktu menunggu, Wei Yuna dengan temannya sedikit merasa tidak tenang karena Shen Yiyi belum juga datang. Ia sebetulnya sedikit khawatir bila Shen Yiyi bangun kesiangan. Padahal, tadi malam Wei Yuna sudah ingin mengingatkannya, tetapi Wei Yuna mengurungkan niatnya karena ia tidak mau terlihat tergesa-gesa hingga menimbulkan kecurigaan bagi Shen Yiyi. Tetapi siapa yang menyangka jika sepupu bodohnya itu benar-benar
...Menit demi menit telah berlalu begitu saja di Cafe X, sampai tak terasa sudah lebih dari 2 jam Wei Yuna dan teman gendut berkumisnya itu menunggu disana. Dengan tidak sabar Wei Yuna terus melirik ke arah pintu masuk di cafe itu. Sebenarnya, ia sedikit khawatir jika sepupunya tidak datang karena pasti Do Man akan meminta uangnya kembali. Tidak! itu tidak boleh terjadi! Lalu, dimana Shen Yiyi sialan itu sebenarnya?! Biasanya dia tidak pernah terlambat sedikitpun. Kalau begini terus rencananya bisa gagal total! batinnya dalam hati.Tanpa menunggu lebih lama lagi, Wei Yuna yang merasa hampir meledak itupun segera mencari nomor Shen Yiyi di ponselnya dan menekan tombol 'call' dengan segera."Tut...Tut....." Tidak berapa lama panggilan itu segera tersambung dengan nomor milik Shen Yiyi. Namun, sebelum panggilan itu diterima, Wei Yuna telah terlebih dahulu dikejutkan oleh suara dari arah belakangnya."Do Man? Kau disini rupanya? Astaga aku me
. . . Di depan sepiring pancake stacks dengan olesan peanut butter di atasnya, Shen Yiyi terlihat terkikik sendirian sambil memandangi ponsel ditangannya. Benar. Shen Yiyi sangat puas dengan serangan balasannya pada sepupu jahatnya kali ini. Sebenarnya yang terjadi beberapa hari lalu, saat Wei Yuna telah mengundangnya untuk bertemu, tanpa sengaja Shen Yiyi membuka-buka album kenangan miliknya semasa kuliah dulu. Entah mengapa, di kehidupannya yang lalu ia teringat dengan sosok pria gendut yang selalu datang saat ia makan bersama Wei Yuna. Bahkan pria itu suka sekali mencari kesempatan untuk duduk dekat dengannya. Apakah itu hanya kebetulan saja atau memang Wei Yuna sengaja melakukannya?! Jika Wei Yuna memang sengaja, bukankah ia harus memberinya sedikit pelajaran berharga?! Setelah berpikir beberapa saat, Shen Yiyi bergegas mencari kontak dua orang yang ia rasa bisa memberikan kejutan pada Wei Yuna dan Do Man. Dan Ya... rencana Shen Yiyi
...Melihat ucapannya sama sekali tidak digubris oleh pria di depannya, Shen Yiyi pun merasa sedikit geram! Bagaimanapun ia harus memperjuangkan batasan di antara mereka bukan?!"Mu Shenan... Begini…” Katanya untuk memulai pembicaraan serius mereka berdua yang sayangnya harus kembali terpotong karena pria dihadapannya kembali menjejalkan potongan besar pancake ke mulutnya yang mungil itu!"Emmm... " Sialan! Kalau begini mana mungkin Shen Yiyi bisa mengungkapkan pemikirannya?! Setelah bersusah payah menelan makanan itu, Shen Yiyi akhirnya bergegas menutup mulutnya dengan kedua tangannya supaya pria itu tidak bisa menghentikan ucapannya lagi. Tidak! Tentu saja Mu Shenan tidak boleh menjejali mulutnya dengan potongan pancake lagi!!"Mu Shenan!! Awas kalau kau berani memasukkan pancake lagi ke mulutku!! Bagaimana aku bisa berdiskusi denganmu kalau kau begitu?! Jadi sekarang... kau dengarkan aku...! Okey?! Mu Shenan, sebenarn
...Menjelang sore di sebuah swalayan di kota S, Shen Yiyi berencana berbelanja kebutuhan harian yang ia butuhkan di apartemen Sky Garden. Jika sebelumnya, ia tidak perlu banyak berbelanja karena dirinya hanya hidup sendirian. Tetapi sekarang, suami busuknya rupanya juga tinggal disana dan bagai parasite terus menyerap stok makanan yang telah ia beli. Sehingga mau tidak mau, Shen Yiyi harus berbelanja beberapa kali lipat dari sebelumnya.Setelah memarkirkan mobil BMW M6 Cabrionya yang berwarna biru mengkilap diparkiran yang ada di sana, ia kemudian teringat dengan makan siang di akhir pekan mereka yang sangat menjengkelkan! Tapi harus bagaimana lagi, ia telah meminum ramuan teh semanggi merah yang terkenal sangat ampuh untuk membuat anak itu. Bahkan, tidak hanya dirinya saja, tetapi Mu Shenanpun juga meminumnya dalam jumlah banyak.Dalam kegundahannya, Shen Yiyi merasa sedikit merasa takut jika suami mesumnya kembali lepas kendali lagi dan melaku
...Pagi telah menjelang di kota S. Hari ini, Shen Yiyi dan Mu Shenan harus kembali ke Kediaman Mu setelah mereka berdua mendapat pesan singkat dari Nyonya besar tua. Meski Shen Yiyi masih membenci suaminya setelah percakapan yang tidak terselesaikan semalam, tapi dia tetap ikut kesana karena dia harus berjumpa dengan nenek mertuanya yang sempat sakit itu.“Aw….” Mu Shenan terdengar mengaduh sembari satu tangannya memegang tengkuk lehernya. Mungkin dia berpikir bahwa Shen Yiyi akan merasa kasihan dan menyudahi pertengkaran mereka. Tapi, ternyata tidak!Mu Shenan kembali diam. Dia mengarahkan matanya ke jalanan ke depan dan sesekali melirik Shen Yiyi yang saat ini memejamkan matanya. “Yiyi, apa tidurmu nyenyak semalam?” tanyanya tanpa balasan apapun. Mu Shenan hanya bisa menghela nafasnya. Sepertinya, dia tidak akan berbaikan dengan isterinya dalam waktu singkat sehingga dia memilih untuk diam supaya isterinya itu tidak bertambah semakin marah.Kediaman Mu telah terlihat di depan. M
...“Kakek, kumohon jangan membicarakan hal itu. Aku yakin kakek akan selalu sehat.” ucap Shen Yiyi terjeda. “Oh, besok aku akan membawakan kakek buah persik dari Mongol. Orang bilang siapapun yang memakan buah itu pasti akan mendapat berkah umur panjang dari langit. Bagaimana Kek?”“Haha… Yiyi, jangan khawatir. Aku baik-baik saja. Aku hanya ingin tenang. Apalagi, sebentar lagi aku akan menimang seorang cicit. Tapi tentang buah itu? Em… Baiklah. Kau bisa membawakan beberapa untukku,” sahut kakeknya sebelum teringat kembali akan pembicaraan selanjutnya. “Yiyi, tentang hak waris itu. Kakek mau kau menjaganya dengan baik. Apa kau mengerti?”“Hm… Iya, aku mengerti,” jawab Shen Yiyi."Baiklah, sekarang aku bisa tenang. Kau istirahatlah. Sampaikan salamku untuk suamimu.""Baik Kek," ucap Shen Yiyi menutup pembicaraan itu.Setelah mendengar kakek Shen menutup sambungan teleponnya, Shen Yiyi langsung meletakkan ponselnya kembali ke atas meja. Meski Shen Yiyi senang karena Shen Ara dan Wei Y
...Shen Yiyi telah selesai membersihkan dirinya ketika dia mendengar ponselnya berdering. Hari sudah hampir larut malam, tetapi seseorang menghubunginya. Ada apa? Batinnya sebelum dia mengambil ponselnya dan mendapati bahwa kakek Shen adalah orang yang meneleponnya.“Halo kakek… Selamat malam. Kakek mengapa belum tidur?” sapa Shen Yiyi yang dibalas oleh suara batuk diseberang sana.“Uhuk… uhuk…” Kakek Shen terdengar sedang tidak baik-baik saja. Shen Yiyi megerutkan dahinya dan segera bertanya pada kakeknya itu.“Kakek, apa kau sedang sakit? Aku akan segera menelepon bibi Zhang. Kakek ber-istirahatlah.” Shen Yiyi cukup panik karena dirinya sedang tidak ada disana. Sementara Shen Haoran, ayahnya itu, pastilah saat ini masih sibuk di ruang kerjanya. Shen Yiyi hendak menutup sambungan telepon itu supaya bisa menghubungi kepala pelayannya. Akan tetapi sang kakek lekas-lekas mencegahnya.“Yiyi… Kakek tidak apa-apa. Kau tenang saja. Aku hanya batuk karena udara terlalu dingin,” sahut pria
...Setelah menikmati makan malam, Mu Shenan membawa Shen Yiyi pulang ke apartemen Sky Garden. Meski ada beberapa hal yang masih mengganjal di hatinya, Mu Shenan tetap merasa senang karena pada akhirnya dia bisa membawa isterinya itu kembali pulang bersamanya.“Biar aku saja,” ucap Mu Shenan mendahului Shen Yiyi mendorong pintu rumah mereka.Ketika mereka sudah sampai di dalam rumah, Mu Shenan buru-buru membantu melepas sepatu isterinya dan menggantinya dengan sebuah sandal rumah yang baru dibelinya. Sandai berbulu itu berwarna peach dengan tatakan kaki yang sangat lembut dan empuk ketika digunakan.“Shenan, apa yang kau lakukan?” tanya Shen Yiyi merasa tidak enak. Bagaimanapun Mu Shenan adalah CEO dari Perusahaan Mu. Lagipula, Shen Yiyi juga tahu bahwa Mu Shenan adalah tipe lelaki dingin yang tidak akan mungkin melakukan hal semacam itu. Jadi, Shen Yiyi buru-buru menarik kakinya dari pergelangan tangan Mu Shenan ketika pria itu hendak memakaikan sepatu sandal pada kaki yang kedua.
...Dalam lembar pertama album itu, Shen Ping bisa melihat foto Shen Ara ketika dia pertama kali datang ke Kediaman Shen. Wajahnya begitu lusuh dan kulitnya kecoklatan karena terbakar terik matahari. Pada waktu itu, Shen Ping masih ingat, dirinya begitu kasihan dengan gadis remaja yang baru diambilnya dari panti asuhan Kelopak Teratai.Penampilan gadis remaja itu sangat mengingatkan Shen Ping akan masa perang yang pernah dilaluinya ketika dirinya masih muda. Ada begitu banyak anak menjadi yatim piatu dan terlantar pada masa perang yang sudah merebut nyawa banyak orang di wilayah perbatasan. Hati Shen Ping begitu sedih sehingga dia akhirnya mencurahkan kasih sayang kepada gadis remaja itu layaknya putrinya sendiri dan memberinya nama ‘Shen Ara’.'Kenapa kau sampai melakukan hal itu?' tanyanya dalam hati.Shen Ping tidak pernah menyangka bahwa putri angkatnya itu akan bertindak berlebihan pada Shen Yiyi. Sejujurnya, dia tidak bisa memahami alasan Shen Ara melakukannya. Apakah kasih sa
...Suara mobil milik Shen Ara terdengar meninggalkan Kediaman Shen. Dari depan pintu kamarnya, kakek Shen terlihat memegangi dadanya. Sepertinya, pria tua itu mengalami rasa sakit akibat semua musibah yang barusaja terjadi pada keluarga mereka.Kakek Shen meremas dadanya untuk meredakan rasa sakit yang mendadak menyerangnya. Dalam sela-sela kesakitannya itu, beberapa kali dia terdengar mengutuki dirinya sendiri atas semua yang telah terjadi pada keluarga mereka. Apakah dia tidak becus mengurusi rumah tangga di keluarganya? Apa kesalahannya di masa lalu sehingga dewa-dewa menghukumnya? batin Shen Ping merasa begitu sedih dan getir disaat yang bersamaan atas tindakan Shen Ara.Isteri Haoran telah tiada. Lalu setelahnya, hampir-hampir mereka juga kehilangan Shen Yiyi karena ulah Wei Dong. Kakek Shen berpikir bahwa semua hal-hal buruk yang terjadi di keluarganya sudah usai. Akan tetapi, harapannya tidak terwujud!"Ling!" seru kakek Shen memanggil seorang pelayan yang terlihat dari keja
...Perubahan ekspresi itu dapat ditangkap oleh Shen Haoran. Dalam hati, Shen Haoran merasakan sebuah sayatan ketika dia melihat bagaimana Wei Yuna bisa memainkan mimik wajahnya dengan begitu cepat. Apakah… begini cara Wei Yuna selama ini mempengaruhinya untuk menyalahkan Shen Yiyi? Batin Shen Haoran menarik nafasnya dalam-dalam untuk menahan luapan emosi yang keluar akibat ulah-ulah Wei Yuna yang tiba-tiba bermunculan dalam ingatannya.‘Kartu akses milik Shen Yiyi yang diambil oleh Wei Yuna’‘Perubahan penampilan Shen Yiyi menjadi gadis gila’‘Wei Yuna yang mempengaruhinya untuk memutuskan pernikahan Shen Yiyi’‘Dan juga, Wei Yuna yang dengan senang hati memperkenalkan dirinya sebagai calon isteri Mu Shenan’Sedari awal, bahkan jauh sekali sebelum saat ini, bukankah Wei Yuna memang telah menindas Shen Yiyi? Pikir Shen Haoran mengerutkan kedua alisnya semakin dalam.Sementara Shen Haoran menenangkan emosinya, Shen Ara yang sudah tidak dapat berkata-kata dengan Shen Haoran akhirnya m
...Malam telah menjadi semakin larut. Meski demikian, cahaya lampu di ruang tamu kediaman Shen masih menyala begitu terangnya menyoroti anggota keluarga Wei yang baru saja datang kesana.“Kakak Hao… Kumohon maafkan aku. Percayalah, aku sama sekali tidak bermaksud untuk menyakiti Shen Yiyi. Yang kulakukan hanyalah-“, ucap Shen Ara berusaha menjelaskan.“Ara, diamlah! Kau tidak perlu menjelaskannya kepadaku,” sahut Shen Haoran dengan wajahnya yang sudah memerah.“Tidak! Kakak Hao, kau harus mendengar penjelasan kami. Jujur saja, aku hanya ingin menyelamatkan Perusahaan Shen. Sama sekali, aku tidak bermaksud mendorong Shen Yiyi pada CEO Yuan Xi itu. Kakak Hao, tolong percayalah… Aku tidak akan setega itu pada keponakanku sendiri,” lanjut Shen Ara yang seketika dibalas sebuah tawa kecut dari Shen Haoran.“Ckck… Apa kau bilang? Kau ingin menyelamatkan Perusahaan Shen? Dan kau tidak akan setega itu kepada Shen Yiyi?” Shen Haoran mengulangi apa yang didengarnya dari adik angkatnya sebelum
...Mu Shenan melaju dengan kecepatan rata-rata menjauhi gedung Balai Kota itu. Setelah dia menyelesaikan permasalahan Shen Yiyi, hatinya merasa lebih tenang meskipun ada sesuatu yang mengganjal di dalam hatinya.‘Aku memang memiliki hubungan di masa lalu dengan Shen Yiyi. Apakah Tuan Mu datang jauh-jauh hanya untuk mengetahui tentang hal ini?’Pernyataan Han Suo masih terngiang begitu jelas di telinga Mu Shenan. Sebelumnya, Mu Shenan hanya menanggapinya dengan suara kekehan ketika dia mendengar pria muda itu mengatakannya. Akan tetapi, ada satu hal yang mengusik hati Mu Shenan ketika dia melihat ekspresi wajah CEO dari Yuan Xi itu. Dari apa yang dia lihat, pria bermarga Han itu sedang tidak berbohong. Lalu sebenarnya apa hubungan Shen Yiyi dan Han Suo di masa lalu? Batin Mu Shenan.Untuk beberapa waktu, Mu Shenan tenggelam di dalam pikirannya sendiri. Namun sesaat setelah Mu Shenan menyadari bahwa Shen Yiyi sedang memperhatikannya, cepat-cepat pria itu merubah ekspresi pada wajahny