.
..Sementara itu, di Kantor Keuangan Perusahaan Shen, terlihat Shen Yiyi sedang menemui asisten Nan yang bertugas mengelola keuangan di keluarganya untuk mendapatkan laporan pengeluaran dari kartu-kartu miliknya selama dua tahun terakhir.Memang, selama ini Shen Yiyi tidak begitu peduli dengan semua kartu-kartu di dompetnya, bahkan sejujurnya sebagian besar kartu pribadinya telah dipegang oleh Wei Yuna selama dua tahun belakangan.
Dulu, Wei Yuna mengatakan bahkan ia akan membantu Shen Yiyi untuk menyimpan semua kartunya. Awalnya, hal ini dimaksudkan supaya Wei Yuna bisa dengan leluasa mengatur semua keperluan Shen Yiyi untuk mengejar Mu Shenan, termasuk membeli seluruh baju usang dan make-up tebalnya! Tetapi rupanya, semua hal itu adalah tipuan belaka. Bukankah itu sangat mengerikan?!
Mengingat itu semua, Shen Yiyi benar-benar merasa sangat bodoh!! Mungkin lebih bodoh dari seorang pelajar yang tidak pernah bisa n
...Tidak beberapa lama kemudian, saat Shen Yiyi dan Shen Haoran sedang berbincang-bincang, dari arah pintu terdengar sebuah suara ketukan yang di-ikuti oleh kehadiran asisten Nan. Sambil membawa beberapa kartu baru dan laporan pemblokiran, asisten Nan berjalan maju untuk menghampiri Shen Yiyi yang telah menunggunya."Selamat Siang Tuan dan Nona. Ini adalah laporan pemblokiran kartu-kartu milik Nona Shen dan juga ini adalah kartu baru yang Nona Shen minta.”, ucap asisten Nan sembari menyodorkan sebuah amplop kepada wanita yang ada disana."Baiklah.. Terima kasih asisten Nan.", Shen Yiyi nampak mengambil amplopdari tangan asisten Nan dan meletakkannya di atas meja, tepat disamping dokumen-dokumen milik ayahnya yang sangat menunpuk itu.Sekilas, Shen Haoran melirik kearah sana untuk melihat keberadaaan kartu-kartu baru milik anaknya yang baru saja dibuat itu. Dengan kedua mata yang menyipit, Shen Haoran tidak bisa menahan gejolak
...Sambil memejamkan kedua matanya, Wei Yuna sangat menikmati pijatan demi pijatan di kulitnya, sampai akhirnya tak terasa sesi perawatanpun telah usaiSetelah mandi dan membersihkan diri, Wei Yuna bersama kedua kawannya kemudian berjalan menuju ke bagian kasir LX Spa yang telah siap dengan semua lembar tagihannya. Di sana, juga ada beberapa pelanggan yang sedikit melirik ke arah tagihan milik Wei Yuna yang sekilas terlihat sangat fantastis itu.“Coba lihatlah. Wanita itu menghabiskan tagihan seharga sebuah mobil.”, kata seorang pelanggan sembari berbisik kepada teman disebelahnya.“Iya, aku juga melihatnya.”, jawab teman dari pelanggan itu kemudian.“Eh, apa kau tau dari mana dia berasal, hah?”, pelanggan yang ada disana menjadi penasaran dengan asal-usul dari para wanita yang telah mengambil paket perawatan termahal itu. Pasti, mereka bukanlah orang sembarangan, melainkan orang da
...Dengan wajah serius, Wei Yuna menggunakan kedua tangannya sendiri untuk memasukkan kartu-kartu yang sebelumnya telah semua dikeluarkannya dari dompet miliknya. Pasti karyawan itu tidak becus melakukannya sehingga semua kartunya tidak bisa digunakan!, batinnya.“Minggir! Kalian tidak tahu sedang berurusan dengan siapa?!”, Wu Nora dan Li Meme bergegas menyenggol keras kedua kasir yang masih berdiri disana supaya mereka menyingkir dan memberikan ruang lebih bagi Wei Yuna untuk menggunakan mesin-mesin itu.“Maaf, tetapi peraturan disini tidak boleh.”, kata salah satu kasir itu yang tidak diperhatikan oleh Wei Yuna dan teman-temannya yang sudah terlihat telah memegang mesin-mesin pemindai yang ada disana.Bagai tidak mendengar adanya peringatan dari para kasir, Wei Yuna tetap mencoba menggesek kartu-kartu itu dan memasukkan beberapa kode di dalamnya. Sayangnya, setelah beberapa waktu mencoba mesin-mesin itu tetap tid
...Petang hari ini dalam sebuah pesawat pribadi yang sedang menuju kota T, Mu Shenan terlihat sedikit tidak berkonsentrasi karena teralihkan oleh sesuatu yang ada dipikirannya. Sesekali, ia nampak melirik handphone Falcon Supernova miliknya yang sangat canggih itu.Terus menatap layar ponsel yang berwarna hitam, rasanya ia ingin sekali menghubungi seseorang yang semalam nomornya baru saja ia simpan! Sembari memutar ponsel miliknya, ia teringat pada sosok wanita yang baru saja ia buat menangis semalam.Meskipun Mu Shenan telah bersusah payah menutup kedua matanya, namun dorongan itu terus saja muncul seperti aliran sumber mata air yang tidak bisa dibendung lagi. Ini adalah sesuatu yang belum pernah Mu Shenan alami sebelumnya. Lalu apa yang harus dilakukannya?! Haruskah ia memastikan kondisi wanita itu?Dengan sedikit ragu, Mu Shenan kemudian memutuskan untuk mencari nomor Shen Yiyi yang telah tersimpan disana.Klik! Pencariannya tel
...Malam harinya di kota T, langit yang begitu gelap tampak ditaburi dengan gemerlap ribuan bintang yang terlihat begitu menawan. Tetapi sayangnya, kilau bintang-bintang itu tidak sanggup menembus mata hitam seorang pria tampan yang saat ini sedang menatap langit dengan sorot matanya yang suram.Berdiri di depan jendela kaca sebuah kamar presidential suit hotel X yang terletak di kota T, pria itu memegang ponselnya dengan aura membunuh yang begitu menyeramkan! Sesekali, ia menyalakan layar ponselnya hanya untuk mendapati bahwa tidak ada satu pesan balasanpun disana.Merasa frustasi, pria itu kemudian melangkahkan kakinya menuju ke sebuah meja kerja di ujung sana untuk menyalakan laptopnya. Meskipun saat ini layar laptop telah menyala, tetapi pandangan kedua mata gelapnya itu masih saja tetap berfokus kepada ponsel yang telah ia letakkan disampingnya.Berusaha mengalihkan pandangannya, pria muda tersebut terlihat mengambil sapu tangan berw
...Pagi hari ini di depan pintu masuk perusahaan Mu, para karyawan terlihat sedang mengantri giliran untuk memindai sidik jari mereka masing-masing sebagai akses masuk ke dalam kantor sekaligus sebagai tanda kehadiran pekerja yang akan dicek oleh departemen personalia setiap akhir bulan.Di antara mereka, terlihat beberapa karyawan wanita telah berjejer menanti keberuntungan untuk dapat dilirik oleh CEO Mu yang sangat popular itu. Tidak segan-segan, semua dari mereka telah berdandan dengan sangat maksimal dengan dress terbuka yang sedikit sexy. Meskipun ini adalah musim gugur yang berangin, rupanya hal itu tidak menyurutkan niat mereka untuk mengenakan pakaian semacam itu.Tentu saja, para wanita cantik itu sangat berharap untuk dapat menjadi pendamping Tuan Mu. Mengapa tidak, perusahaan Mu adalah sebuah perusahaan raksasa yang menguasai hampir seluruh bisnis perhotelan, apartemen dan real estate di negara itu dan memiliki hampir 200.000 karyawa
..."Aaarrrrkkkkkk!!!!!!", seketika pria itu berteriak kesakitan sembari melepaskan pelukannya dari pinggang ramping Shen Yiyi.Melihat lawannya tengah lengah, Shen Yiyi menggunakan kesempatan itu untuk lepas dari kurungan lengan pria yang sedari tadi melilitnya dan berlari ke arah jendela kaca besar disana untuk membuka tirainya.“Srak!”, tirai itu terbuka lebar menampilkan silau matahari yang menyinari seisi ruangan disana.Samar-samar dari tempatnya berdiri, Shen Yiyi bisa melihat seorang pria berbadan besar dengan dada yang separuh terbuka dan lengan yang mulai meneteskan darah segar. Hampir kaget karena rasa tidak percaya, Shen Yiyi secepat kilat meraih sebuah bantal lalu melemparkannya kepada pria busuk itu begitu saja.“Mu Shenan!!!!”, teriaknya dengan sangat lantang kepada pria yang tidak lain adalah suami dinginnya yang entah sejak kapan sudah kembali ke Sky Garden, bahkan dengan sembarang telah bera
...Di atas ranjang itu, Mu Shenan dengan sombongnya mengamati wanita yang saat ini sedang menyeka darah yang menetes dari lengannya. Sesekali, ia menunduk untuk mencuri pandang ke arah wanita yang saat ini sedang sibuk untuk merawatnya hanya untuk mengamati paras cantik wanita itu dan mulut mungilnya yang terlihat begitu manis.Cih! Siapa yang menyangka bahwa mulut mungil yang nampak begitu polos itu sangatlah berbahaya. Mu Shenan sendiri sampai terheran-heran dibuatnya. Di dalam hatinya ia terus bertanya-tanya bagaimana bisa wanita cantik dengan mulut mungil itu memiliki gigi setajam harimau betina!Memikirkan hal ini membuat Mu Shenan sedikit menggelengkan kepalanya seakan tidak percaya pada apa yang baru saja terjadi padanya. Lengannya yang selama ini tidak pernah tersentuh oleh benda tajam, akhirnya harus koyak ditangan istrinya sendiri."Mengapa kau diam saja? Apa kau merasa kesakitan, hah? Aku akan lebih pelan-pelan lagi...", Shen Y
...Pagi telah menjelang di kota S. Hari ini, Shen Yiyi dan Mu Shenan harus kembali ke Kediaman Mu setelah mereka berdua mendapat pesan singkat dari Nyonya besar tua. Meski Shen Yiyi masih membenci suaminya setelah percakapan yang tidak terselesaikan semalam, tapi dia tetap ikut kesana karena dia harus berjumpa dengan nenek mertuanya yang sempat sakit itu.“Aw….” Mu Shenan terdengar mengaduh sembari satu tangannya memegang tengkuk lehernya. Mungkin dia berpikir bahwa Shen Yiyi akan merasa kasihan dan menyudahi pertengkaran mereka. Tapi, ternyata tidak!Mu Shenan kembali diam. Dia mengarahkan matanya ke jalanan ke depan dan sesekali melirik Shen Yiyi yang saat ini memejamkan matanya. “Yiyi, apa tidurmu nyenyak semalam?” tanyanya tanpa balasan apapun. Mu Shenan hanya bisa menghela nafasnya. Sepertinya, dia tidak akan berbaikan dengan isterinya dalam waktu singkat sehingga dia memilih untuk diam supaya isterinya itu tidak bertambah semakin marah.Kediaman Mu telah terlihat di depan. M
...“Kakek, kumohon jangan membicarakan hal itu. Aku yakin kakek akan selalu sehat.” ucap Shen Yiyi terjeda. “Oh, besok aku akan membawakan kakek buah persik dari Mongol. Orang bilang siapapun yang memakan buah itu pasti akan mendapat berkah umur panjang dari langit. Bagaimana Kek?”“Haha… Yiyi, jangan khawatir. Aku baik-baik saja. Aku hanya ingin tenang. Apalagi, sebentar lagi aku akan menimang seorang cicit. Tapi tentang buah itu? Em… Baiklah. Kau bisa membawakan beberapa untukku,” sahut kakeknya sebelum teringat kembali akan pembicaraan selanjutnya. “Yiyi, tentang hak waris itu. Kakek mau kau menjaganya dengan baik. Apa kau mengerti?”“Hm… Iya, aku mengerti,” jawab Shen Yiyi."Baiklah, sekarang aku bisa tenang. Kau istirahatlah. Sampaikan salamku untuk suamimu.""Baik Kek," ucap Shen Yiyi menutup pembicaraan itu.Setelah mendengar kakek Shen menutup sambungan teleponnya, Shen Yiyi langsung meletakkan ponselnya kembali ke atas meja. Meski Shen Yiyi senang karena Shen Ara dan Wei Y
...Shen Yiyi telah selesai membersihkan dirinya ketika dia mendengar ponselnya berdering. Hari sudah hampir larut malam, tetapi seseorang menghubunginya. Ada apa? Batinnya sebelum dia mengambil ponselnya dan mendapati bahwa kakek Shen adalah orang yang meneleponnya.“Halo kakek… Selamat malam. Kakek mengapa belum tidur?” sapa Shen Yiyi yang dibalas oleh suara batuk diseberang sana.“Uhuk… uhuk…” Kakek Shen terdengar sedang tidak baik-baik saja. Shen Yiyi megerutkan dahinya dan segera bertanya pada kakeknya itu.“Kakek, apa kau sedang sakit? Aku akan segera menelepon bibi Zhang. Kakek ber-istirahatlah.” Shen Yiyi cukup panik karena dirinya sedang tidak ada disana. Sementara Shen Haoran, ayahnya itu, pastilah saat ini masih sibuk di ruang kerjanya. Shen Yiyi hendak menutup sambungan telepon itu supaya bisa menghubungi kepala pelayannya. Akan tetapi sang kakek lekas-lekas mencegahnya.“Yiyi… Kakek tidak apa-apa. Kau tenang saja. Aku hanya batuk karena udara terlalu dingin,” sahut pria
...Setelah menikmati makan malam, Mu Shenan membawa Shen Yiyi pulang ke apartemen Sky Garden. Meski ada beberapa hal yang masih mengganjal di hatinya, Mu Shenan tetap merasa senang karena pada akhirnya dia bisa membawa isterinya itu kembali pulang bersamanya.“Biar aku saja,” ucap Mu Shenan mendahului Shen Yiyi mendorong pintu rumah mereka.Ketika mereka sudah sampai di dalam rumah, Mu Shenan buru-buru membantu melepas sepatu isterinya dan menggantinya dengan sebuah sandal rumah yang baru dibelinya. Sandai berbulu itu berwarna peach dengan tatakan kaki yang sangat lembut dan empuk ketika digunakan.“Shenan, apa yang kau lakukan?” tanya Shen Yiyi merasa tidak enak. Bagaimanapun Mu Shenan adalah CEO dari Perusahaan Mu. Lagipula, Shen Yiyi juga tahu bahwa Mu Shenan adalah tipe lelaki dingin yang tidak akan mungkin melakukan hal semacam itu. Jadi, Shen Yiyi buru-buru menarik kakinya dari pergelangan tangan Mu Shenan ketika pria itu hendak memakaikan sepatu sandal pada kaki yang kedua.
...Dalam lembar pertama album itu, Shen Ping bisa melihat foto Shen Ara ketika dia pertama kali datang ke Kediaman Shen. Wajahnya begitu lusuh dan kulitnya kecoklatan karena terbakar terik matahari. Pada waktu itu, Shen Ping masih ingat, dirinya begitu kasihan dengan gadis remaja yang baru diambilnya dari panti asuhan Kelopak Teratai.Penampilan gadis remaja itu sangat mengingatkan Shen Ping akan masa perang yang pernah dilaluinya ketika dirinya masih muda. Ada begitu banyak anak menjadi yatim piatu dan terlantar pada masa perang yang sudah merebut nyawa banyak orang di wilayah perbatasan. Hati Shen Ping begitu sedih sehingga dia akhirnya mencurahkan kasih sayang kepada gadis remaja itu layaknya putrinya sendiri dan memberinya nama ‘Shen Ara’.'Kenapa kau sampai melakukan hal itu?' tanyanya dalam hati.Shen Ping tidak pernah menyangka bahwa putri angkatnya itu akan bertindak berlebihan pada Shen Yiyi. Sejujurnya, dia tidak bisa memahami alasan Shen Ara melakukannya. Apakah kasih sa
...Suara mobil milik Shen Ara terdengar meninggalkan Kediaman Shen. Dari depan pintu kamarnya, kakek Shen terlihat memegangi dadanya. Sepertinya, pria tua itu mengalami rasa sakit akibat semua musibah yang barusaja terjadi pada keluarga mereka.Kakek Shen meremas dadanya untuk meredakan rasa sakit yang mendadak menyerangnya. Dalam sela-sela kesakitannya itu, beberapa kali dia terdengar mengutuki dirinya sendiri atas semua yang telah terjadi pada keluarga mereka. Apakah dia tidak becus mengurusi rumah tangga di keluarganya? Apa kesalahannya di masa lalu sehingga dewa-dewa menghukumnya? batin Shen Ping merasa begitu sedih dan getir disaat yang bersamaan atas tindakan Shen Ara.Isteri Haoran telah tiada. Lalu setelahnya, hampir-hampir mereka juga kehilangan Shen Yiyi karena ulah Wei Dong. Kakek Shen berpikir bahwa semua hal-hal buruk yang terjadi di keluarganya sudah usai. Akan tetapi, harapannya tidak terwujud!"Ling!" seru kakek Shen memanggil seorang pelayan yang terlihat dari keja
...Perubahan ekspresi itu dapat ditangkap oleh Shen Haoran. Dalam hati, Shen Haoran merasakan sebuah sayatan ketika dia melihat bagaimana Wei Yuna bisa memainkan mimik wajahnya dengan begitu cepat. Apakah… begini cara Wei Yuna selama ini mempengaruhinya untuk menyalahkan Shen Yiyi? Batin Shen Haoran menarik nafasnya dalam-dalam untuk menahan luapan emosi yang keluar akibat ulah-ulah Wei Yuna yang tiba-tiba bermunculan dalam ingatannya.‘Kartu akses milik Shen Yiyi yang diambil oleh Wei Yuna’‘Perubahan penampilan Shen Yiyi menjadi gadis gila’‘Wei Yuna yang mempengaruhinya untuk memutuskan pernikahan Shen Yiyi’‘Dan juga, Wei Yuna yang dengan senang hati memperkenalkan dirinya sebagai calon isteri Mu Shenan’Sedari awal, bahkan jauh sekali sebelum saat ini, bukankah Wei Yuna memang telah menindas Shen Yiyi? Pikir Shen Haoran mengerutkan kedua alisnya semakin dalam.Sementara Shen Haoran menenangkan emosinya, Shen Ara yang sudah tidak dapat berkata-kata dengan Shen Haoran akhirnya m
...Malam telah menjadi semakin larut. Meski demikian, cahaya lampu di ruang tamu kediaman Shen masih menyala begitu terangnya menyoroti anggota keluarga Wei yang baru saja datang kesana.“Kakak Hao… Kumohon maafkan aku. Percayalah, aku sama sekali tidak bermaksud untuk menyakiti Shen Yiyi. Yang kulakukan hanyalah-“, ucap Shen Ara berusaha menjelaskan.“Ara, diamlah! Kau tidak perlu menjelaskannya kepadaku,” sahut Shen Haoran dengan wajahnya yang sudah memerah.“Tidak! Kakak Hao, kau harus mendengar penjelasan kami. Jujur saja, aku hanya ingin menyelamatkan Perusahaan Shen. Sama sekali, aku tidak bermaksud mendorong Shen Yiyi pada CEO Yuan Xi itu. Kakak Hao, tolong percayalah… Aku tidak akan setega itu pada keponakanku sendiri,” lanjut Shen Ara yang seketika dibalas sebuah tawa kecut dari Shen Haoran.“Ckck… Apa kau bilang? Kau ingin menyelamatkan Perusahaan Shen? Dan kau tidak akan setega itu kepada Shen Yiyi?” Shen Haoran mengulangi apa yang didengarnya dari adik angkatnya sebelum
...Mu Shenan melaju dengan kecepatan rata-rata menjauhi gedung Balai Kota itu. Setelah dia menyelesaikan permasalahan Shen Yiyi, hatinya merasa lebih tenang meskipun ada sesuatu yang mengganjal di dalam hatinya.‘Aku memang memiliki hubungan di masa lalu dengan Shen Yiyi. Apakah Tuan Mu datang jauh-jauh hanya untuk mengetahui tentang hal ini?’Pernyataan Han Suo masih terngiang begitu jelas di telinga Mu Shenan. Sebelumnya, Mu Shenan hanya menanggapinya dengan suara kekehan ketika dia mendengar pria muda itu mengatakannya. Akan tetapi, ada satu hal yang mengusik hati Mu Shenan ketika dia melihat ekspresi wajah CEO dari Yuan Xi itu. Dari apa yang dia lihat, pria bermarga Han itu sedang tidak berbohong. Lalu sebenarnya apa hubungan Shen Yiyi dan Han Suo di masa lalu? Batin Mu Shenan.Untuk beberapa waktu, Mu Shenan tenggelam di dalam pikirannya sendiri. Namun sesaat setelah Mu Shenan menyadari bahwa Shen Yiyi sedang memperhatikannya, cepat-cepat pria itu merubah ekspresi pada wajahny