.
.
.
"Aaarrrrkkkkkk!!!!!!", seketika pria itu berteriak kesakitan sembari melepaskan pelukannya dari pinggang ramping Shen Yiyi.
Melihat lawannya tengah lengah, Shen Yiyi menggunakan kesempatan itu untuk lepas dari kurungan lengan pria yang sedari tadi melilitnya dan berlari ke arah jendela kaca besar disana untuk membuka tirainya.
“Srak!”, tirai itu terbuka lebar menampilkan silau matahari yang menyinari seisi ruangan disana.
Samar-samar dari tempatnya berdiri, Shen Yiyi bisa melihat seorang pria berbadan besar dengan dada yang separuh terbuka dan lengan yang mulai meneteskan darah segar. Hampir kaget karena rasa tidak percaya, Shen Yiyi secepat kilat meraih sebuah bantal lalu melemparkannya kepada pria busuk itu begitu saja.
“Mu Shenan!!!!”, teriaknya dengan sangat lantang kepada pria yang tidak lain adalah suami dinginnya yang entah sejak kapan sudah kembali ke Sky Garden, bahkan dengan sembarang telah bera
...Di atas ranjang itu, Mu Shenan dengan sombongnya mengamati wanita yang saat ini sedang menyeka darah yang menetes dari lengannya. Sesekali, ia menunduk untuk mencuri pandang ke arah wanita yang saat ini sedang sibuk untuk merawatnya hanya untuk mengamati paras cantik wanita itu dan mulut mungilnya yang terlihat begitu manis.Cih! Siapa yang menyangka bahwa mulut mungil yang nampak begitu polos itu sangatlah berbahaya. Mu Shenan sendiri sampai terheran-heran dibuatnya. Di dalam hatinya ia terus bertanya-tanya bagaimana bisa wanita cantik dengan mulut mungil itu memiliki gigi setajam harimau betina!Memikirkan hal ini membuat Mu Shenan sedikit menggelengkan kepalanya seakan tidak percaya pada apa yang baru saja terjadi padanya. Lengannya yang selama ini tidak pernah tersentuh oleh benda tajam, akhirnya harus koyak ditangan istrinya sendiri."Mengapa kau diam saja? Apa kau merasa kesakitan, hah? Aku akan lebih pelan-pelan lagi...", Shen Y
...Di sebuah dapur modern dengan dominasi warna putih serta dihiasi dengan sentuhan garis hitam mengkilap itu, terlihat sesosok wanita cantik berbalut jubah satin longgar di atas lutut, sedang sibuk menyiapkan menu sarapan pagi bagi seseorang yang baru saja ia gigit sebelumnya.Sesekali, jubah satin itu tertiup angin segar dari arah jendela kaca yang ada di sebelah kirinya menyingkapkan kulit paha Shen Yiyi yang terlihat begitu menggoda!Tanpa Shen Yiyi sadari, sepasang mata tajam terlihat berkilat setelah menyaksikan pandangan indah di depannya. Sungguh, pemandangan ini bukanlah sesuatu yang Mu Shenan pernah bayangkan selama umur hidupnya! Di dalam dunia seorang Mu Shenan, ia hanya terbiasa dengan sebuah ‘rutinitas’. Dan apa yang ada di hadapannya ini bukanlah bagian dari rutinitasnya!Sambil menelan air liurnya, Mu Shenan terlihat hendak berbalik untuk menghindari Shen Yiyi. Tentu saja ia tidak mau tergoda lagi! Namun, saat
...Mondar-Mandir, Shen Yiyi terlihat memaju-mundurkan kakinya itu di depan ruang kerja sang suami dingin yang saat ini semakin menjeratnya. Sesekali melirik dari jendela kaca di pintu itu, Shen Yiyi bisa melihat Mu Shenan begitu serius dengan rapat virtual yang saat ini dihadirinya. Sebetulnya, Shen Yiyi sangat ingin mendobrak dan menarik kerah pria busuk itu, Tetapi, rapat itu menghalanginya.Sialan! Shen Yiyi sangat tidak tahan setelah berdiri selama dua jam disana. Dalam hati ia menggerutu, mengapa rapat itu berlangsung lama sekali?! Apa saja sebenarnya yang mereka bicarakan?! Diam-diam Shen Yiyi sedikit menguping pembicaraan itu dan ia mendengarkan ada suara wanita disana yang mengalun begitu lembut.”“Tuan Mu, mengenai pengembanganan taman Kota, bagaimana menurut anda?”“Ganti.”, jawab Mu Shenan sembari sudut matanya menangkap sosok yang saat ini tengah mencuri dengar dibalik pintu ruang kerja itu.
...Siang ini, di group chat departemen personalia Perusahaan Mu, telah terjadi sebuah kehebohan yang sangat besar!Istana petir: “Hey, apakah ada yang bisa memberitahuku kehebohan apa yang terjadi di lobi barusan?”Seribu satu cinta: “Bodoh! Apa kau tidak tahu jika bos besar punya sekretaris baru?!!!”Blue Sky: “Apa ada yang salah? Aku pikir hal biasa kalo CEO kita punya sekretaris lagi. Bukankah sekarang bos sudah punya 5 sekretaris, lalu apa salahnya jika menambah 1 lagi?”Hidup maksimal: “Itu benar, 1 sekretaris lagi tidak jadi masalah! Pekerjaan CEO Mu benar-benar sangat banyak!”Genting: “@blue sky sepertinya kau memang bodoh! Ke-lima sekretaris itu kan pria!”Cahaya Bulan: “@seribu satu cinta @genting, cepat katakan apa yang terjadi!!! Aku sangat penasaran!”Hiu putih: “Aku hanya menyimak.”Brondong muda: “Aku
...Setelah sedikit berdamai dengan sang asisten yang dibencinya, Shen Yiyi kemudian dibawa menuju sebuah lantai yang berada tepat di bawah kantor CEO Mu. Disana ia dapat melihat enam buah meja kerja berjejer yang sedikit saling berjauhan, mungkin saja karena ruangan itu sangat besar sehingga posisi merea diatur seperti itu.Setelah melayangkan pandangannya, Shen Yiyi dapat melihat jika semua meja-meja itu benar-benar sangat berantakan dengan dokumen-dokumen yang tertumpuk tinggi, kecuali satu meja baru yang terlihat sangat bersih.Sepertinya, asisten Bai sengaja mempersiapkan meja khusus yang terbaik beserta kursi dengan busa yang sangat empuk untuk istri bosnya yang terlihat memusuhinya itu. Mungkin, dengan begitu menurutnya Nyonya Muda akan memaafkannya. Bukankah asisten Bai terlihat pintar kali ini?"Selamat siang semuanya..", asisten Bai terlihat menarik perhatian ke empat sekretaris di sana yang tengah sibuk mengerjakan tugas mereka
. . . Sementara itu di tempat lain, nampak seorang wanita tengah sibuk disalah satu kantor perusahaan Shen. Beberapa kali, ia terlihat mencorat-coret kertas gambar di depannya, tetapi selalu saja ia membuangnya. Entah mengapa apa yang akan ia gambar itu nampak begitu sulit baginya. Disana, saat ini dengan rasa frustasi, Wei Yuna sedang bergumul dengan tugas dari departemen perencanaan untuk membuat rancangan desain interior sebuah salon kecantikan terbesar di kota X. Pekerjaan ini tentu sangat penting bagi Wei Yuna mengingat pembangunannya bekerjasama dengan perusahaan Mu. Sehingga ia akan mudah bertemu dengan Mu Shenan ke depannya. Memikirkan semua hal ini, Wei Yuna merasa bahagia. Tentu saja, ia akan selangkah lebih dekat dengan pujaan hatinya. Kalau begitu saat ini, tugas terbesarnya adalah mencari cara untuk memenangkan pemilihan desain itu. Tentu saja, mungkin ia harus mengelabuhi sepupu bodoh bertalentanya itu untuk menggambar bag
...Di ruang CEO Perusahaan Mu, nampak Mu Shenan tengah serius mengamati layar laptop di depannya. Pandangannya begitu fokus dan teliti seakan-akan tidak ingin kehilangan detail sekecil apapun dari apa yang sedang dikerjakannya. Setelah beberapa detik kemudian, ia terlihat melirik jam tangan mewah ditangannya untuk mendapati bahwa ini adalah waktu makan siang.Segera berdiri dari kursi duduknya, ia kemudian melepas jas kantor yang sedari tadi dipakainya, kemudian berjalan menuju sofa di ruangan itu. Saat ini, meskipun lelah, Mu Shenan tetap terlihat begitu tampan saat mengenakan kemeja berwarna putih dengan dasi berwarna gelap serta sebuah pin yang terbuat dari bahan platinum yang menghiasinya.Sesaat setelah Mu Shenan duduk di sofa yang ada di sana, pintu kantor itupun terbuka menampilkan sosok wanita yang sedari tadi ditunggunya. Shen Yiyi, itulah dia. Wanita itu dengan bibir manyunnya saat ini telah memasuki ruangan itu sembari membawa sepirin
...Tak terasa hari ini waktu bergulir dengan begitu cepat di Perusahaan Mu, seakan-akan satu hari berlalu begitu saja dalam sekejap mata. Mungkin saja hal ini disebabkan karena perusahaan Mu baru disibukkan dengan proyek yang besar, sehingga seluruh karyawan terhanyut untuk menyelesaikan tanggung jawabnya masing-masing, tidak terkecuali seorang manajer wanita bernama Ri Yin yang saat ini tengah duduk didepan mejanya dengan segudang dokumen yang menantinya.Sekilas, dari penampilannya, wanita itu terlihat begitu dewasa dan memiliki kapasitas yang lumayan bagus. Lihatlah dari caranya duduk, dengan punggung yang tegak lurus dan pandangan yang mengarah lurus ke depan, dirinya terus meneliti tugas-tugas bagiannya tanpa henti. Sudah pasti, tentunya dirinya adalah sosok yang berdedikasi tinggi melihat begitu banyaknya piagam yang ditempel pada dinding kantornya.Manager Ri. Sejak ia masuk di perusahaan Mu beberapa tahun silam, ia telah melalui persaing
...Pagi telah menjelang di kota S. Hari ini, Shen Yiyi dan Mu Shenan harus kembali ke Kediaman Mu setelah mereka berdua mendapat pesan singkat dari Nyonya besar tua. Meski Shen Yiyi masih membenci suaminya setelah percakapan yang tidak terselesaikan semalam, tapi dia tetap ikut kesana karena dia harus berjumpa dengan nenek mertuanya yang sempat sakit itu.“Aw….” Mu Shenan terdengar mengaduh sembari satu tangannya memegang tengkuk lehernya. Mungkin dia berpikir bahwa Shen Yiyi akan merasa kasihan dan menyudahi pertengkaran mereka. Tapi, ternyata tidak!Mu Shenan kembali diam. Dia mengarahkan matanya ke jalanan ke depan dan sesekali melirik Shen Yiyi yang saat ini memejamkan matanya. “Yiyi, apa tidurmu nyenyak semalam?” tanyanya tanpa balasan apapun. Mu Shenan hanya bisa menghela nafasnya. Sepertinya, dia tidak akan berbaikan dengan isterinya dalam waktu singkat sehingga dia memilih untuk diam supaya isterinya itu tidak bertambah semakin marah.Kediaman Mu telah terlihat di depan. M
...“Kakek, kumohon jangan membicarakan hal itu. Aku yakin kakek akan selalu sehat.” ucap Shen Yiyi terjeda. “Oh, besok aku akan membawakan kakek buah persik dari Mongol. Orang bilang siapapun yang memakan buah itu pasti akan mendapat berkah umur panjang dari langit. Bagaimana Kek?”“Haha… Yiyi, jangan khawatir. Aku baik-baik saja. Aku hanya ingin tenang. Apalagi, sebentar lagi aku akan menimang seorang cicit. Tapi tentang buah itu? Em… Baiklah. Kau bisa membawakan beberapa untukku,” sahut kakeknya sebelum teringat kembali akan pembicaraan selanjutnya. “Yiyi, tentang hak waris itu. Kakek mau kau menjaganya dengan baik. Apa kau mengerti?”“Hm… Iya, aku mengerti,” jawab Shen Yiyi."Baiklah, sekarang aku bisa tenang. Kau istirahatlah. Sampaikan salamku untuk suamimu.""Baik Kek," ucap Shen Yiyi menutup pembicaraan itu.Setelah mendengar kakek Shen menutup sambungan teleponnya, Shen Yiyi langsung meletakkan ponselnya kembali ke atas meja. Meski Shen Yiyi senang karena Shen Ara dan Wei Y
...Shen Yiyi telah selesai membersihkan dirinya ketika dia mendengar ponselnya berdering. Hari sudah hampir larut malam, tetapi seseorang menghubunginya. Ada apa? Batinnya sebelum dia mengambil ponselnya dan mendapati bahwa kakek Shen adalah orang yang meneleponnya.“Halo kakek… Selamat malam. Kakek mengapa belum tidur?” sapa Shen Yiyi yang dibalas oleh suara batuk diseberang sana.“Uhuk… uhuk…” Kakek Shen terdengar sedang tidak baik-baik saja. Shen Yiyi megerutkan dahinya dan segera bertanya pada kakeknya itu.“Kakek, apa kau sedang sakit? Aku akan segera menelepon bibi Zhang. Kakek ber-istirahatlah.” Shen Yiyi cukup panik karena dirinya sedang tidak ada disana. Sementara Shen Haoran, ayahnya itu, pastilah saat ini masih sibuk di ruang kerjanya. Shen Yiyi hendak menutup sambungan telepon itu supaya bisa menghubungi kepala pelayannya. Akan tetapi sang kakek lekas-lekas mencegahnya.“Yiyi… Kakek tidak apa-apa. Kau tenang saja. Aku hanya batuk karena udara terlalu dingin,” sahut pria
...Setelah menikmati makan malam, Mu Shenan membawa Shen Yiyi pulang ke apartemen Sky Garden. Meski ada beberapa hal yang masih mengganjal di hatinya, Mu Shenan tetap merasa senang karena pada akhirnya dia bisa membawa isterinya itu kembali pulang bersamanya.“Biar aku saja,” ucap Mu Shenan mendahului Shen Yiyi mendorong pintu rumah mereka.Ketika mereka sudah sampai di dalam rumah, Mu Shenan buru-buru membantu melepas sepatu isterinya dan menggantinya dengan sebuah sandal rumah yang baru dibelinya. Sandai berbulu itu berwarna peach dengan tatakan kaki yang sangat lembut dan empuk ketika digunakan.“Shenan, apa yang kau lakukan?” tanya Shen Yiyi merasa tidak enak. Bagaimanapun Mu Shenan adalah CEO dari Perusahaan Mu. Lagipula, Shen Yiyi juga tahu bahwa Mu Shenan adalah tipe lelaki dingin yang tidak akan mungkin melakukan hal semacam itu. Jadi, Shen Yiyi buru-buru menarik kakinya dari pergelangan tangan Mu Shenan ketika pria itu hendak memakaikan sepatu sandal pada kaki yang kedua.
...Dalam lembar pertama album itu, Shen Ping bisa melihat foto Shen Ara ketika dia pertama kali datang ke Kediaman Shen. Wajahnya begitu lusuh dan kulitnya kecoklatan karena terbakar terik matahari. Pada waktu itu, Shen Ping masih ingat, dirinya begitu kasihan dengan gadis remaja yang baru diambilnya dari panti asuhan Kelopak Teratai.Penampilan gadis remaja itu sangat mengingatkan Shen Ping akan masa perang yang pernah dilaluinya ketika dirinya masih muda. Ada begitu banyak anak menjadi yatim piatu dan terlantar pada masa perang yang sudah merebut nyawa banyak orang di wilayah perbatasan. Hati Shen Ping begitu sedih sehingga dia akhirnya mencurahkan kasih sayang kepada gadis remaja itu layaknya putrinya sendiri dan memberinya nama ‘Shen Ara’.'Kenapa kau sampai melakukan hal itu?' tanyanya dalam hati.Shen Ping tidak pernah menyangka bahwa putri angkatnya itu akan bertindak berlebihan pada Shen Yiyi. Sejujurnya, dia tidak bisa memahami alasan Shen Ara melakukannya. Apakah kasih sa
...Suara mobil milik Shen Ara terdengar meninggalkan Kediaman Shen. Dari depan pintu kamarnya, kakek Shen terlihat memegangi dadanya. Sepertinya, pria tua itu mengalami rasa sakit akibat semua musibah yang barusaja terjadi pada keluarga mereka.Kakek Shen meremas dadanya untuk meredakan rasa sakit yang mendadak menyerangnya. Dalam sela-sela kesakitannya itu, beberapa kali dia terdengar mengutuki dirinya sendiri atas semua yang telah terjadi pada keluarga mereka. Apakah dia tidak becus mengurusi rumah tangga di keluarganya? Apa kesalahannya di masa lalu sehingga dewa-dewa menghukumnya? batin Shen Ping merasa begitu sedih dan getir disaat yang bersamaan atas tindakan Shen Ara.Isteri Haoran telah tiada. Lalu setelahnya, hampir-hampir mereka juga kehilangan Shen Yiyi karena ulah Wei Dong. Kakek Shen berpikir bahwa semua hal-hal buruk yang terjadi di keluarganya sudah usai. Akan tetapi, harapannya tidak terwujud!"Ling!" seru kakek Shen memanggil seorang pelayan yang terlihat dari keja
...Perubahan ekspresi itu dapat ditangkap oleh Shen Haoran. Dalam hati, Shen Haoran merasakan sebuah sayatan ketika dia melihat bagaimana Wei Yuna bisa memainkan mimik wajahnya dengan begitu cepat. Apakah… begini cara Wei Yuna selama ini mempengaruhinya untuk menyalahkan Shen Yiyi? Batin Shen Haoran menarik nafasnya dalam-dalam untuk menahan luapan emosi yang keluar akibat ulah-ulah Wei Yuna yang tiba-tiba bermunculan dalam ingatannya.‘Kartu akses milik Shen Yiyi yang diambil oleh Wei Yuna’‘Perubahan penampilan Shen Yiyi menjadi gadis gila’‘Wei Yuna yang mempengaruhinya untuk memutuskan pernikahan Shen Yiyi’‘Dan juga, Wei Yuna yang dengan senang hati memperkenalkan dirinya sebagai calon isteri Mu Shenan’Sedari awal, bahkan jauh sekali sebelum saat ini, bukankah Wei Yuna memang telah menindas Shen Yiyi? Pikir Shen Haoran mengerutkan kedua alisnya semakin dalam.Sementara Shen Haoran menenangkan emosinya, Shen Ara yang sudah tidak dapat berkata-kata dengan Shen Haoran akhirnya m
...Malam telah menjadi semakin larut. Meski demikian, cahaya lampu di ruang tamu kediaman Shen masih menyala begitu terangnya menyoroti anggota keluarga Wei yang baru saja datang kesana.“Kakak Hao… Kumohon maafkan aku. Percayalah, aku sama sekali tidak bermaksud untuk menyakiti Shen Yiyi. Yang kulakukan hanyalah-“, ucap Shen Ara berusaha menjelaskan.“Ara, diamlah! Kau tidak perlu menjelaskannya kepadaku,” sahut Shen Haoran dengan wajahnya yang sudah memerah.“Tidak! Kakak Hao, kau harus mendengar penjelasan kami. Jujur saja, aku hanya ingin menyelamatkan Perusahaan Shen. Sama sekali, aku tidak bermaksud mendorong Shen Yiyi pada CEO Yuan Xi itu. Kakak Hao, tolong percayalah… Aku tidak akan setega itu pada keponakanku sendiri,” lanjut Shen Ara yang seketika dibalas sebuah tawa kecut dari Shen Haoran.“Ckck… Apa kau bilang? Kau ingin menyelamatkan Perusahaan Shen? Dan kau tidak akan setega itu kepada Shen Yiyi?” Shen Haoran mengulangi apa yang didengarnya dari adik angkatnya sebelum
...Mu Shenan melaju dengan kecepatan rata-rata menjauhi gedung Balai Kota itu. Setelah dia menyelesaikan permasalahan Shen Yiyi, hatinya merasa lebih tenang meskipun ada sesuatu yang mengganjal di dalam hatinya.‘Aku memang memiliki hubungan di masa lalu dengan Shen Yiyi. Apakah Tuan Mu datang jauh-jauh hanya untuk mengetahui tentang hal ini?’Pernyataan Han Suo masih terngiang begitu jelas di telinga Mu Shenan. Sebelumnya, Mu Shenan hanya menanggapinya dengan suara kekehan ketika dia mendengar pria muda itu mengatakannya. Akan tetapi, ada satu hal yang mengusik hati Mu Shenan ketika dia melihat ekspresi wajah CEO dari Yuan Xi itu. Dari apa yang dia lihat, pria bermarga Han itu sedang tidak berbohong. Lalu sebenarnya apa hubungan Shen Yiyi dan Han Suo di masa lalu? Batin Mu Shenan.Untuk beberapa waktu, Mu Shenan tenggelam di dalam pikirannya sendiri. Namun sesaat setelah Mu Shenan menyadari bahwa Shen Yiyi sedang memperhatikannya, cepat-cepat pria itu merubah ekspresi pada wajahny