...“Oh. Tadi Tuan Mu yang memberikannya, Nona. Katanya, Nona tidak sengaja menjatuhkan bunga-bunga ini sehingga Tuan Mu datang khusus untuk membantu anda memungutnya. Bukankah itu sangat romantis, Nona?” terang bibi Zhang langsung melangkahkan kakinya sembari membawa ketiga buket bunga mawar putih berbentuk hati itu.Tapi nampaknya, Shen Yiyi tidak menangkap hal yang sama seperti yang ditangkap oleh kepala pelayannya itu. Apa? Romantis? Cih! Tadi di kedai saja, jelas-jelas pria itu mengatakan bahwa…‘Aku tidak datang untukmu’‘Jangan terlalu percaya diri Nyonya Mu!’‘Aku hanya ingin menyuapi bayiku. Bukan kau!’‘Jangan salah sangka.’Lekas-lekas, Shen Yiyi melangkahkan kakinya menuju ke balkon yang ada di depan kamarnya. Dan betul kata bibi Zhang, pria tampan itu memang ada dibawah sana dengan kedua tangan yang sudah masuk ke dalam saku celananya. Tampak agung dan begitu tampan pada saat bersamaan.“Apa maksudnya dia berdiri disana seperti itu?” gumam Shen Yiyi yang langsung disamb
. . . Shen Ara meletakkan salinan laporan penjualan panti asuhan kelopak teratai di atas meja di depannya. Senyum langsung mengembang ketika dia membayangkan bagaimana pahitnya ekspresi Shen Yiyi saat ini. “Panti itu sudah terjual. Dan aku dengar, hari ini pemilik barunya telah mengganti orang lama dan membuang berkas-berkasnya.” Shen Ara lalu menyodorkan kertas itu supaya dilihat oleh putrinya. Bagaimana-pun, Shen Ara bisa merasakan penderitaan putrinya. Dia berpikir, dengan memberitahunya sebuah kabar gembira, maka putrinya itu bisa sedikit terhibur. “Sudah terjual, Ibu? Benarkah?” tanya Wei Yuna yang langsung di-angguki oleh Shen Ara. Raut kebahagiaan sangat jelas ter-ukir pada wajah Wei Yuna. Gadis yang tadinya bermuka muram itu, saat ini telah sedikit merasa terhibur, sehingga dia mau mengangkat secangkir kopi yang tadi dipesankan oleh sang ibu untuknya. “Ibu, tapi bagaimana bisa? Bukankah dulu paman Haoran tidak menyetujui pembongkaran panti itu? Tetapi kenapa sekarang pam
. . . Shen Ara sebelumnya memang telah mencari tahu. Meskipun terbatas, tapi koneksinya dengan para preman rupanya mampu membantunya untuk mendapatkan informasi rahasia mengenai group Zinhan. Oleh karenanya, Shen Ara sama sekali tidak khawatir meskipun panti itu sudah berpindah tangan. Karena bagaimanapun, untuk gadis secantik Shen Yiyi, hanya akan ada satu kemungkinan yang akan terjadi jika dia tetap pergi ke panti itu, yakni, putra Zinhan itu pasti menginginkannya, atau kalau tidak, setidaknya, gadis bodoh itu akan ber-urusan dengan klan para penjahat. Bukankah itu berita baik bagi keluarga Wei? “Haha… Yuna, ibu sangat senang. Ayo pesanlah apa yang kau suka. Dan juga, kau boleh memanggil semua teman-temanmu kemari. Kita akan sedikit bersenang-senang," ucap Shen Ara sambil menepuk punggung tangan putrinya yang kembali bahagia. Di dalam café itu, mereka berdua bergembira. Bahkan, Shen Ara langsung memesan seluruh meja dan mengundang para kaki tangannya juga untuk datang pada pesta
...Matahari belum naik terlalu tinggi dan waktu baru menunjukkan pukul 8 pagi. Akan tetapi, Shen Yiyi bersama sopir Ding telah berada di pinggiran jalan Jianju tidak jauh dari Perusahaan Yuan Xi milik dari pria bermarga Han itu berada.Di dalam mobilnya, Shen Yiyi masih berkutat dengan riasan penyamarannya sementara sopir Ding disuruhnya untuk menunggu diluar. Kali ini, Shen Yiyi merias wajahnya dengan alas bedak yang tidak setebal biasanya. Meski begitu, kontur wajahnya tetap dilukis seperti penyamaran sebelumnya, supaya dia bisa tetap bisa menyembunyikan identitas dirinya.Semua sudah siap. Shen Yiyi memasukkan semua make-up miliknya kembali ke dalam tas. Lalu kemudian, dia menentengnya sembari dia membuka pintu mobil milik kediaman Shen yang mengantarkannya itu.“Paman Ding.” Shen Yiyi memanggil sopir yang langsung berlari ke arahnya. “Apakah aku sudah tidak dikenali?” tanyanya kepada sopir Ding yang tampak mengerutkan alis tua-nya."Nona, tentu saja anda tidak dikenali. Hanya s
...Gudang Yuan Xi rupanya cukup besar. Di dalamnya ada sekat-sekat ruang khusus dengan tempelan-tempelan nama pada setiap pintunya sehingga para karyawan bisa lebih mudah untuk menyimpan maupun mencari properti pekerjaan mereka.Shen Yiyi melihat itu sebagai sebuah keuntungan. Setelah dia mengambil sebuah tag nama karyawan di meja depan, dia langsung menyusuri tempat itu tanpa harus bertanya kepada orang-orang disana. Hingga akhirnya, dia menemukan sebuah ruang paling besar diantara mereka semua dengan tulisan yang sangat dikenalinya.Kelopak Teratai.Demikianlah judul ruang dengan pintu dari bahan kayu oak itu.Shen Yiyi sedikit mengintip. Dan ternyata benar. Di dalam sana, kardus-kardus yang dikemas dari panti asuhan kemarin masih berserakan di atas lantai dan sepertinya belum ada satu-pun orang yang membereskannya."Permisi," ucap Shen Yiyi berbasa-basi."Oh. Selamat datang, Nona. Apakah anda adalah seseorang yang akan membereskan barang-barang ini?" tanya seorang pria berbaju p
...Sudah sepekan lamanya Shen Yiyi berkutat dengan berkas-berkas milik panti asuhan Kelopak Teratai. Hampir separuh lebih lemari-lemari besi itu saat ini telah ter-isi dengan barang-barang panti asuhan yang sudah tertata rapi dengan papan-papan nama pada bagian depan lemari. Shen Yiyi melihat bahwa pekerjaannya itu sangatlah baik. Hanya saja, dia masih tidak puas karena setelah hampir satu minggu dia bekerja disana, dia belum menemukan apapun yang ia cari.“Apakah sesulit itu mendapatkan informasi tentang Lan You?” Shen Yiyi bergumam pada dirinya sendiri.Selama seminggu ini, Shen Yiyi sudah membuka hampir 54 kardus berdimensi besar. Dari kesemuanya, sebagian besar kardus itu didominasi oleh buku-buku bacaan dan juga cerita rakyat dari daratan China. Hal itu, tentu saja jauh dari bayangannya sehingga hal itu cukup membuat Shen Yiyi merasa frustrasi.Namun beruntungnya, gudang Yuan Xi sangatlah berbeda dengan gudang-gudang lainnya. Dari dalam ruangan itu, Shen Yiyi tidak hanya bisa
...Shen Yiyi mengikuti Han Suo untuk bermain di Taman Bermain Gong Yun. Taman itu masih terletak di pinggiran kota S, dan juga tidak jauh dari gudang Yuan Xi berada. Meski begitu, sepertinya Han Suo juga belum pernah mengunjungi lokasi itu karena dia masih kebingungan memetakan denah lokasi permainan yang ada disana.“Tuan Han, jadi kau belum pernah kesini sebelumnya?” Shen Yiyi mengerutkan dahinya melihat Han Suo yang mengusap-usap dagunya.“Nona kecil, diamlah. Aku sedang mencari lokasi tembak-menembak,” sahut pria muda itu dengan sebuah peta taman ditangan kanannya.Han Suo terlihat sangat berkonsentrasi. Meski begitu, dia tidak kunjung menemukannya sehingga pada akhirnya Shen Yiyi harus merampas peta itu untuk menunjukkan lokasi permainan yang sudah ada diluar kepalanya.“Aiyo, Han Suo. Kenapa kau bodoh sekali,” ucap Shen Yiyi yang langsung disambut tawa oleh pria itu.“Ckck... Jadi sekarang kau sudah tidak hormat pada atasanmu, nona kecil?” canda Han Suo sama sekali tidak mera
...Shen Yiyi pulang dengan suasana hati tidak menentu. Di sepanjang perjalanan pulang, dia terus saja berpikir tentang hal yang tadi disampaikan oleh pria bermarga Han itu kepadanya. Seingat Shen Yiyi, dia sama sekali tidak pernah menjalin hubungan dengan pria manapun, kecuali Mu Shenan. Lalu bagaimana bisa, dia tiba-tiba saja menjadi ‘kekasih’ dari Han Suo? Apakah mungkin dia telah mengalami hilang ingatan atau semacamnya pada masa lalunya? Batin Shen Yiyi sembari dia mengetuk kursi pengemudi di depannya.Sopir Ding langsung menoleh dan memelankan laju mobil mereka ketika sang nona menepuk bagian belakang kursinya. Sambil mencari tempat untuk menepi, sopir Ding lalu bertanya karena sang nona terlihat begitu resah dibelakang sana.“Ada apa nona? Apa ada yang mengganggu pikiran anda?” tanya sopir Ding sesaat setelah dia memarkirkan mobil mereka di tepian jalan yang lebar di area kediaman Shen.“Paman, apa aku dahulu pernah mengalami kecelakaan atau semacamnya?” tanya Shen Yiyi sambi