.
.
.
Nyonya besar tua berada disamping asisten Bai ketika pria itu menerima panggilan telepon dari Shen Yiyi. Dan setelah asisten itu mematikan ponselnya, nyonya besar tua tidak bisa menahan kegembiraannya.
“Hahaha… Bagus sekali tindakanmu itu,” ucap nyonya besar tua. “Setelah ini, kita akan menunggu kabar baik dari Mu Shenan,” imbuhnya.
Sebenarnya, asisten Bai tidak begitu setuju dengan ide Nyonya besar tua. Hal itu terlalu beresiko karena bosnya berada di sebuah pulau terpencil. Tetapi karena sang Nyonya besar memaksanya, maka dia juga tidak bisa melakukan apapun selain menurutinya.
“Baik, Nyonya,” jawab asisten Bai.
Tanpa mereka ketahui, dari balik pohon kelapa tidak jauh dari sana, Ren Xi mendengarkan semua pembicaraan mereka. Saat ini, dia jadi tahu bahwa gurita itu bukanlah karyawan biasa, melainkan wanita dari CEO Mu yang memang sengaja dirahasiakan. Pantas saja, gurita itu seja
...Ren Xi tiba di pulau budaya Hainan beberapa saat kemudian. Dia sengaja menyuruh nahkoda berlabuh di sisi sebelah selatan pulau kecil itu karena memang dia tidak ingin ketahuan oleh Mu Shenan yang juga ada disana.“Ren Xi, mengapa kita berlabuh disini? Bukankah ini bukan pangkalan tempat masuk pulau budaya?” tanya manajer pribadinya.“Sudah, diamlah. Tunggu aku disini,” Sahut wanita itu.“Kau mau kemana?” tanya manajer itu lagi.“Itu bukan urusanmu,” jawab Ren Xi kepadanya. “Tunggu saja aku!” perintahnya.Manajer itu terdiam dan mengerutkan dahinya. Sebetulnya, sedari tadi dia sudah sangat penasaran dengan tingkah aneh Ren Xi. Seingatnya, Ren Xi mengajak ke tempat itu untuk jalan-jalan guna melepas rasa stress akibat perlakuan buruk orang-orang semalam. Tapi sepertinya, dari gerak-gerik Ren Xi, wanita itu memiliki agenda lain.Meskipun tampak an
...Shen Ara nampak senang. Bagaimanapun, saat ini dia telah berhasil membayar seseorang untuk menghabisi Shen Yiyi. Meskipun ya, itu adalah sebuah keputusan yang sedikit gegabah menurutnya sendiri. Tetapi, mau bagaimana lagi. Kemarin beberapa pemegang saham telah mulai diam-diam mendukung Shen Yiyi dan memberontak dari aliansinya. Jika Shen Yiyi terus dibiarkan hidup, maka Shen Ara tidak bisa menjamin bahwa kedudukan yang selama ini disiapkannya untuk dirinya sendiri masih bisa diselamatkan atau tidak.Beruntungnya, semalam dia mendapat informasi dari mata-matanya bahwa ada seorang penyanyi di Hotel Hainan Bay yang baru saja dipermalukan di atas panggung. Tentu saja, hal itu adalah suatu berita baik. Sehingga pagi hari ini, Shen Ara langsung terbang ke Hainan untuk membayar penyanyi rendahan itu.Siapa yang menyangka, penyanyi bernama Ren Xi itu langsung mau menerima tawarannya. Dan sekarang, dia hanya perlu menunggu untuk mendapatkan kabar baik
...“Jleb!”Sebutir peluru tajam berukuran sangat kecil menancap kuat di lengan wanita itu. Tubuhnya seketika terhenti dan pisau pada genggamannya langsung terjatuh sama seperti sebelumnya.“Tidak!” seru Shen Yiyi.Melihat tragedi di hadapannya, Shen Yiyi tertegun dengan kedua mulut yang tertutup rapat. Sebuah peluru tiba-tiba saja datang entah dari mana dan menyasar tubuh Ren Xi. Dan sekarang, tubuh waniita arogan itu sudah tersungkur ke tanah dan sepertinya wanita itu langsung tidak sadarkan diri.Shen Yiyi tidak bisa menyembunyikan ketakutannya. Di tempat itu, pasti ada orang-orang jahat yang memegang senjata. Tidak! Apakah mungkin, mereka juga akan membunuhnya?! Batinnya mulai melayangkannya pandangannya pada wilayah yang sepi disekelilingnya.Hingga beberapa detik kemudian, Shen Yiyi dapat merasakan pergerakan dari lingkungan disekitarnya. Daun-daun mulai berbunyi dan ada suara-suara gesekan diser
...Shen Yiyi tidak percaya dengan apa yang dia dengar. Jujur saja, ini adalah pertama kalinya dia melihat sisi lain dari Mu Shenan. Selama ini, Shen Yiyi menganggap bahwa Mu Shenan adalah seorang CEO dingin pada umumnya. Tetapi para pria bersenjata itu cukup menjelaskan bahwa ada sisi tersembunyi dari pria itu yang belum diketahuinya.“Tidak!” seru Shen Yiyi menimpali perintah itu. “Kau ingin membunuhnya? Mu Shenan, apa kau sudah gila?!” ucapnya dengan lantang."Shen Yiyi!" gertak Mu Shenan, "Dia mau membunuhmu, apa kau lupa?" balas pria itu seraya memandang lekat isterinya dengan muka memerah."Aku tidak lupa. Tapi aku juga tidak mau kalau kau membunuhnya," sahut Shen Yiyi kepadanya.Kedua mata mereka saling bertemu. Hanya saja mereka ada dalam dua kubu yang berlawanan. Yang seorang ingin membunuh dan yang lain ingin menyelamatkan wanita itu.Melihat keduanya, para snipers mirrors menjadi kebin
...Nyonya besar tua begitu senang. Dia sudah meminta asisten Bai untuk menyiapkan semua perlengkapan yang diperlukan oleh pasangan disana. Dan sekarang, semua barang itu sudah berada di atas kapal dan Nyonya Besar Tua siap untuk memeriksanya.“Asisten Bai, apa kau sudah membawa semua bahan makanan?” tanya sang Nyonya Besar Tua kepadanya.“Sudah Nyonya,” jawab asisten itu. “Dari makanan berat, makanan ringan, bahkan penambah stamina, semua sudah ada disana, Nyonya” imbuhnya dengan bersemangat.“Bagus! Memang minuman stamina itu yang paling penting untuk saat ini,” timpal Nyonya Besar Tua, “Lalu perlengkapan untuk tidur, apa kau sudah menyiapkannya?”“Tentu saja Nyonya. Sudah ada kasur, selimut tebal dan juga… ehem!” asisten Bai memberi jeda sebelum melanjutkan perkataannya, “Baju tidur sexy seperti permintaan anda. Semua sudah ada di atas kapal,” sahut Asisten Bai sedikit malu-malu.“Haha… Bagus! Bagus!” ucap Nyonya Besar Tua. “Setelah ini, kedua anak itu pasti akan berterima kasih
...Mendapatkan hadiah pernikahan? Itu adalah hal yang terus terngiang di kepala Shen Yiyi sejak siang hari ini. Bagaimana tidak, selama ini dia tidak tahu bahwa Mu Shenan telah menyiapkan hadiah pernikahan untuknya. Bahkan, hadiah itu sudah disiapkan sesaat sebelum mereka menikah dua tahun lalu.Bukankah itu artinya, sejak awal, Mu Shenan memang bersungguh-sungguh dengan pernikahan mereka?! Hanya saja, pria itu pasti berubah dingin pada saat Shen Yiyi merubah wujudnya menjadi wanita gila sesuai arahan dari Wei Yuna.Sembari mendudukkan dirinya di kursi yang ada di samping kamar hotelnya, Shen Yiyi terlihat membuka map yang berisi dokumen kepemilikan aset yang dilimpahkan atas namanya dua tahun lalu itu. Selama ini, dokumen itu rupanya ada di tangan pengacara Su, dan baru diserahkan kepadanya siang tadi sesaat setelah Hotel Hainan Bay diresmikan tadi siang.Jika demikian, bukankah selama ini dirinya telah salah paham dengan Mu Shenan?! Ya, selama ini, dia mengira bahwa Mu Shenan men
...Di dalam sebuah ruangan gelap, Mu Shenan memandang gelas whizkinya dengan tatapan yang sulit diartikan. Beberapa kali, dia mencoba menggoyangkan alcohol di dalamnya hanya untuk melihat gelembung-gelembung kecil dari dalam gelas itu untuk naik ke permukaan. Cukup lama dia melakukan hal itu. Hingga pada akhirnya, sebuah kata terucap dari bibir tipisnya.“Cari tahu, apa saja yang terjadi pada wanita itu selama ini,” tuturnya kepada asisten Bai yang juga ada disana.“Siap Tuan!” sahutnya seraya menyambar ponsel untuk menghubungi orang-orang dalamnya.Masih tetap terpaku pada gelembung whizki itu, Mu Shenan tidak dapat mengusir pikiran yang saat ini tengah menguasai pikirannya.Bagaimana tidak, selama ini, dia tidak tahu apa-apa mengenai kehidupan wanita itu. Bukan karena dia tidak bisa, melainkan karena dia sebelumnya memang tidak perduli dengannya.Namun, kejadian di pulau wisata Hainan cukup mengguncangnya dengan keras manakala Shen Yiyi mengalami sebuah serangan. Apalagi, Mu Shen
...Sementara itu, di hotel Hainan Bay, kabar tentang Ri Yin telah sampai ke telinga Shen Ara. Dia begitu geram dan marah karena rupanya penyanyi suruhannya itu tidak becus melakukan perintah yang sudah diberikannya. Pantas saja, setelah menunggu selama dua hari penuh, dia tidak kunjung mendapatkan berita duka cita seperti yang diharapkannya.“Brengsek!” gerutu Shen Ara di dalam hotel Hainan Bay.“Kenapa Nyonya?” tiba-tiba sebuah suara dari balik selimut tebal hotel itu mengejutkan Shen Ara begitu saja.“Tidak, bukan apa-apa,” sahutnya sedikit membetulkan pakaian tidurnya itu. “Besok, temani aku menemui penyanyi itu,” terangnya lagi.“Baiklah, Nyonya,” jawab pria itu kembali seraya menyentuh tangan Shen Ara untuk sekedar memberikan wanita paruh baya itu ketenangan.“Nyonya, tidurlah. Apa yang anda harapkan akan terjadi. Tidakkah anda ingat bagaimana anda menyingkirkan sang Nyonya di kediaman Shen?” kata pria itu seakan mengingatkan akan keberhasilan Shen Ara menyingkirkan isteri Sh