Keduanya kemudian bersalaman.
Denis masih memandang Aiden dengan ekspresi masih terkejut di wajahnya. Dari tadi dia sama sekali tidak menyadari kalau pria ini adalah orang yang dia kenal.
Jadi, Aiden yang dari jurusan Manajemen dan Akuntansi itu adalah anaknya Tuan Ziegler, dari keluarga terkaya ke-dua?
Di kampus, Aiden terkenal karena orangnya ceria. Namun, dia suka menyendiri.
Mau di kelas, di kantin, sampai ngerjain tugas kerja kelompokpun dia selalu sendiri. Ke mana-mana dia hanya ditemani oleh ponselnya saja yang selalu menempel di tangannya. Tidak ada seorangpun yang mengetahui identitas Aiden yang sebenarnya. Bahkan, Denis sendiri baru tahu sekarang ini! Benar-benar tidak disangka.
Denis memang mengenal Aiden, tetapi dia sama sekali tidak dekat dengannya. Seperti yang Aiden bilang, Denis bahkan tidak pernah berbicara dengannya.
Aiden bisa dibilang hampir mirip denga
Pukul sebelas malam, Denis memutuskan untuk pamit undur diri karena ingin istirahat.Semakin malam, badanya berasa semakin pegal dan sakit.Setelah kembali ke kamar, ternyata Kayla masih belum tidur dan sedang duduk di sofa samping kasur, menghadap ke luar jendela.“Belum tidur, Kayla?” tanya Denis setelah membuka pintu, lalu berjalan ke samping kasur dan melepas jaketnya.Mendengar suara Denis, Kayla terhenyak. Dia langsung berdiri dan berbalik ke arah Denis. “E, belum kak.”Kalya menunduk, malu memandang wajah Denis. Pipinya seketika memerah.“Hem, kenapa? Apa kamu memikirkan sesuatu?”“T-Tidak, kak. Aku ... aku hanya menunggu kakak.” Kayla menjawab gugup.Seketika Denis mengangkat alis. Dari tadi Kayla belum tidur karena menunggunya? Dia tersentuh melihat kesopanan dan kebaikan Kayla.“Hem, ya sudah. Karena aku sudah ada, kamu bisa tidur sekarang. Tidak baik seorang wanita belum tidur jam segini. Kam
Keesokan harinya.Pukul delapan pagi.Dari pusat kota Bandung City. Tepatnya di sebuah Villa kediaman keluarga Cruel, terlihat sudah ada sekitar sepuluh mobil sport mewah warna hitam terparkir di halaman depan villa. Salah satu di antara mobil-mobil itu adalah mobil Mercedes-Maybach Exelero yang paling mencolok dan menarik perhatian semua orang.Di luar gerbang villa, banyak sekali orang yang berkerumun melihat mobil-mobil itu. Di antaranya adalah para wartawan dan awak media yang hendak meliput berita besar pagi ini.“Tidak salah, lagi! Mereka adalah para pengawal keluarga Zero! Sepertinya Tuan muda Tayson ada di sini!”“Ada keperluan apa Tuan Tayson mendatangi keluarga Cruel?”“Ini berita besar! Cepat rekam!” teriak seorang wartawan.Saat itu juga para media-media televisi langsung meliput berita tent
Blondie, Tuan Cruel, dan Nyonya Cruel seketika mengangkat alis, saling memandang keheranan.Begitu juga dengan Kim yang dari tadi ada di samping Denis.Pasar gelap di SpringField? Kenapa Tuan Tayson menanyakan hal itu?Segera setalahnya, Blondie mengangguk tegas lalu menjawab tanpa ragu-ragu. “Ya! Bisa, Denis! Bisa! Apa yang harus aku lakukan?”Denis lega. “Bagus. Aku ingin kau membawaku ke sana malam ini.”Hah!?Detik itu juga, semua orang yang ada di sana tercengang mendengar perkataan Denis.‘Tuan Tayson ingin masuk ke pasar gelap? Mau apa dia ke sana?’Pasalnya, pasar gelap adalah tempat orang-orang dari organisasi misterius berkumpul! Akan bagaimana nasib Tuan Tayson jika orang-orang dari organisasi itu tahu identitasnya?Organisasi misterius itu begitu kej
Setelah urusan dengan Blondie selesai, Denis berserta seluruh pengawalnya bergegas pergi meninggalkan villa keluarga Cruel.Dari luar villa.Sambil berjalan menuju mobil, Denis mengarahkan pandangannya ke luar gerbang ketika kemudian dia terkejut!Dari depan gerbang ternyata sudah banyak sekali orang yang berkerumun! Dari kerumunan itu, terlihat juga ada beberapa wartawan sedang melakukan siaran langsung di sana.Begitu mereka melihat Denis dan para pengawalnya keluar, sontak orang-orang dari kerumunan itu berteriak histeris.“Oww! Lihaatt! Sepertinya itu Tuan Tayson!”“Aaaa! Tuan Tayson!”“Tuan Tayson!”“Tampan sekali dia ....”Suasana seketika menjadi heboh!Semua orang berdecak kagum lalu berdesak-desakan memenuhi area gerbang
Berbeda dengan yang lain, dalam hati Salma merasa sedih setiap kali melihat Denis jadi perbincangan semua orang. Rasa menyesal dan perasaan bersalah kian berkecamuk dalam hatinya.Kini Denis benar-benar sudah menjadi orang sangat terpandang, atau lebih tepatnya, sejak awal Denis memang orang kaya. Hanya saja, selama ini Denis menyembunyikan identitas aslinya. Salma semakin menyesal dulu telah memutuskan Denis.Salma sungguh masih mencintai Denis!Sekarang, Denis sudah kembali ke dunianya sendiri. Denis sangat sibuk! Dia juga tidak datang kuliah hari ini.Salma bingung harus bagaimana ia mendekati Denis lagi. Terakhir kali mereka bertemu saat Denis mengembalikan nesting bekas nasi goreng kepada Cindy, Denis langsung pergi begitu saja tanpa menghiraukan Salma sedikitpun.Denis benar-benar sudah berubah di mata Salma.Meskipun begitu, Salma merindukan Denis. Ia
Denis kemudian mengambil ponsel di saku celana lalu mengirim tulisan berupa ‘catatan perbekalan’ yang telah dia siapkan tadi pagi.“Buka chat dari aku, Will. Aku ingin kau membeli makanan sebanyak-banyaknya untuk perbekalan kita nanti. Termasuk obat-obatan. Semua ada di daftar itu.”William kemudian membuka ponselnya dan dia kaget begitu melihat catatan yang dikirim Denis!Ada sekitar 50 daftar belanjaan berupa makanan mentah termasuk obat-obatan dari catatan itu.“Kau ... kau serius Denis? Aku harus membelinya sebanyak ini?” William membelalak, menatap Denis.“Ya! Aku serius!” Denis mengangguk. “Uangnya akan-ku kirim ke rekeningmu sekarang.””E-enggak! Maksudku ... Ini-” William masih tidak percaya. “Emang kita mau bersiap-siap seperti apa sampai harus menyiapkan logistik segala?&r
Mendengarnya, Jake lalu menoleh ke arah Blondie di kursi belakang, memberi isyarat agar menjelaskan.Blondie mengangguk paham lalu berkata, “Semua orang yang masuk ke pasar gelap harus memakai topeng Denis. Itu adalah peraturan yang dibuat oleh Master X.”Master X?Denis mengangkat alis. “Pemimpin organisasi itu?”“Ya. Itu nama julukannya. Semua orang memanggilnya begitu.”“Pakai ini, Denis!” Blondie kemudian memberikan topeng kucing pada Denis dan Drake.Topeng itu tidak sepenuhnya menutupi wajah. Tetapi hanya cukup menutupi mata dan hidung.Denis dan Drake lalu mengambil topeng itu dan memakainya.“Jika sudah masuk ke dalam, jangan sekali-kali kau membuka topengmu, Denis! Sejak tersebarnya berita tadi pagi, kau sekarang sudah dikenal banyak orang! Tidak menutup k
Tentu saja Denis terkejut melihat reaksi tak terduga dari Blondie. ‘Em, rupanya dia pemimpin dari orang-orang sampah ini. Kenapa tidak boleh melihatnya?’ pikir dia dalam hati sambil melihat raut muka Blondie.“Emang kenapa kalau aku melihatnya?”Sisi lain, Blondie menghela nafas panjang lalu menunduk dengan ekspresi cemas. Beruntung sekali dia berhasil menghentikan Denis melihat Master X. Kalau Master X sadar ada orang sedang menunjuknya dan orang itu adalah Denis, entah akan seperti apa nasib mereka nanti? Huhh! Beruntung ... beruntung.“Denis, sejauh ini semua orang yang masuk ke pasar gelap tidak pernah ada yang berani memandang Master X. Dia sangat kejam, bahkan sering membunuh tak peduli siapapun itu!” jelas Blondie terengah-engah seperti orang yang habis lari, dengan nada ketakutan.“Mungkin aku bisa saja membawamu masuk ke sini, tapi jika kau sampai membuat masalah dengan orang-orang dari organisasi misterius, terlebih dengan Master X, aku tidak bisa membantumu.”Tentu saja Blo
“Luka sayatan di punggung Tuan Tayson sangat dalam sehingga menembus tulangnya. Dia sudah terlalu banyak mengeluarkan darah.”“Masa kritisnya sudah lewat, tapi kita tidak bisa menjamin beliau akan siuman,” ucap Dokter Herlin lemas.Mendengar itu, seketika Kim terperangah merasakan nafasnya sedikit sesak.“A-Apa ...!”Tidak bisa menjamin Tuan Tayson akan siuman! Maksudnya?Kim membelalak tak percaya mendengar pertanyaan dokter Herlin. Badannya membeku hingga beberapa detik.“Dok, A-Anda serius? Separah itukah kondisi Tuan Tayson?”“Maafkan saya, Tuan.” Dokter Herlin merasa tidak enak. Dia hanya menundukkan kepala, lemas.Kim menghembuskan nafas berat, tidak tahu apa yang harus dikatakan.‘T-Tuan Tayson!!! Anda ... Anda kenapa bisa sampai seperti ini!’ Kim bergumam sedih.Dari kejauhan, Kayla dan Drake masih memperhatikan mereka dengan wajah serius.Beberapa menit kemudian Kim kembali dengan wajah pucat, menundukkan kepala lemas lalu terduduk di kursi samping Tuan Jake.Drake dan yang l
Putri yang juga terkejut, dia berteriak lalu ngambil jaket Salma dan lari mengejar. Teman asramanya saling pandang, kemudian ikut menyusul. Di luar, Salma lari di samping Cindy, tidak mengatakan sepatah katapun. “Salma, ini jaket!” Putri berteriak dari belakang. Salma tidak menjawab. Ia sama sekali tidak peduli dengan pakaian yang dia pakai, yang Salma pikirkan saat ini hanyalah Denis! “Di luar dingin Salma, kamu bisa sakit,” ujar Putri cemas, mengikuti Salma hendak memakaikan jaket. Namun Salma menolak. Melihat ekspresinya Putri mengerti kalau Salma pasti sangat mengkhawatirkan Denis. Dia beralih kepada Cindy dan berkata, “Cindy, Lydia, kalian serius Denis masuk rumah sakit?” “Ya, aku serius! Semua orang sudah mengetahuinya. Sekarang Denis dirawat di rumah sakit Hopskin Hospital.” Cindy menjawab tegas. “Apa yang terjadi?” “Denis diserang saat berkunjung ke Springfield. Menurut pengakuan seorang pengawal keluarga Zero di sosial media, dia bilang saat mereka menjemput Denis ke
Aiden menunduk berpikir sejenak. “Hm, iya, kemarin aku bicara dengan Denis, dia bilang dia punya urusan di kota itu. Aku tidak tahu apa yang dia lakukan di sana, tiba-tiba kami mendapat kabar kalau Denis terluka. Aku penasaran siapa yang berani melukai Denis.””Katanya Denis terluka parah, apa benar begitu?” tanya Tasya gelisah.“Ya, kalau pengawal itu bilang Denis kritis, kondisinya pasti sangat parah. Aku harap tidak terjadi sesuatu hal yang serius kepadanya. Semoga aja dia baik-baik saja,” jawab Aiden lemas.Taysa tentu semakin risau mendengarnya. Semua orang yang ada di sana pada cemas berharap Tuan Tayson baik-baik saja.********[Universitas Yunzi]Pukul 22:30Dari asrama putri, Salma dan teman-teman seasramanya lagi asik mengobrol pada belum tidur. Putri duduk di samping kiri Salma, sementara yang lain duduk posisi melingkar saling berhadap-hadapan.“Eh, ngomong-ngomong, apa kalian tahu Tuan Kim?” ujar Vanie tiba-tiba.“Tuan Kim?”“Tuan Kim pemilik perusahaan Safety Mountain En
Kim beserta seluruh bodyguad keluarga tiba di rumah sakit Hopskin Hospital.Sebuah rumah sakit besar dan juga megah. Rumah sakit kelas elit yang hanya diperuntukan untuk pejabat pemerintah dan keluarga-keluarga kaya saja. Lokasinya tidak terlalu jauh dari Kawasan Parahiangan Asri.Denis langsung dibawa masuk oleh beberapa petugas medis dan tiga dokter tadi. Kim tentu saja ikut masuk ke dalam.Dari halaman depan, Drake memberi intruksi kepada seratus lima puluh bodyguard yang lagi berbaris rapi di hadapannya.“Seperti yang kalian lihat, Tuan Tayson mengalami kecelakaan saat sedang berkunjung ke kota Springfield. Saat ini kita belum tahu kondisinya bagaimana.”“Kita harus memperketat keamanan rumah sakit ini. Jangan biarkan orang lain masuk ke ruangan tempat Tuan Tayson dirawat. Siapapun itu, kecuali ada izin dari saya dan Tuan Kim.”“Sebagian, jaga Tuan Tayson dari ruangannya. Sebagian lagi jaga pintu masuk utama rumah sakit. Sisanya berjaga di halaman depan dan pastikan jangan ada war
Di salah satu helikopter hitam berlambangkan tulisan ‘K-ZERO’ warna putih di pintunya, Kim duduk di kursi kiri samping pilot, memakai headphone.“Bertahanlah Tuan Tayson, kami akan segera tiba.”Kim sangat gelisah. Ia terus melihat-lihat ke bawah dengan raut muka cemas, berharap Denis baik-baik saja.“Kita sudah tiba di perbatasan kota Springfield, Tuan,” kata si pilot.“Baiklah, langsung ke lokasi yang dikirim Drake,” jawab Kim singkat, ketika kemudian radio komunikasi mengeluarkan suara.[“Kode : 110, 110 : Arah jam 12, terlihat satu mobil di atas jembatan dikelilingi oleh sekelompok orang bersenjata.”][“Saya ulangi, arah jam 12 di atas jembatan, terlihat ada satu mobil dikelilingi oleh sekelompok orang bersenjata. Kami menunggu intruksi. Ganti,”] kata seseorang dari helikopter depan.Mendengarnya, sontak Kim mengambil teropong kecil lalu melihat ke arah yang dituju.Memang benar, di atas jembatan di bawahnya terlihat ada banyak sekali mobil Jeep dan kelompok orang bersenjata sedan
Drake tentu ikut menengok ke belakang. Sementara Jake melihatnya dari kaca spion.“Apa mereka mau ngejar kita sampai Bandung City? Yang benar saja!” gerutu Drake.Jake dengan cepat menginjak full pedal gas. Mereka melaju di kecepatan 90 km/jam. Jake memukul setir mobil mengernyitkan wajah.“Ah, brengsek! Mobil ini sudah cukup tua. Hanya segini kecepatan fullnya! Drake, apa kau sudah memberitahu Tuan Kim?”“Sudah, saat ini mereka pasti sedang menuju ke sini.”“Baguslah! Kita harus bertahan selama mungkin menunggu kedatangan mereka.”“Mereka semakin dekat Tuan Jake!” teriak Blondie makin panik, masih melihat ke belakang. Benar-benar kebingungan karena dia tahu kalau sudah berhadapan dengan organisasi misterius, mereka pasti akan mati!“Drake! Di bawah kursimu ada senjata. Tembak mereka! Kita harus mengulur waktu!” perintah Jake.Dengan sigap Drake berdiri membuka jok mobil. Ternyata benar di bawah joknya ada beberapa senjata. Drake mengambil satu senjata laras panjang kemudian mengeluar
“Sudah, lebih baik kalian segera pergi dari sini dan selamatkan nyawa Denis. Kondisinya saat ini sedang kritis. Selain itu, organisasi ini sudah mengerahkan banyak orang untuk mengejar kalian. Kalian harus cepat-cepat keluar dari kota ini!” potong kakek tua itu dengan nada santai.Jake lalu terdiam, melihat kembali tubuh Denis yang sudah berlumuran darah dan luka di punggungnya benar-benar fatal. Tuan ini benar, mereka harus segara keluar dari kota Springfield dan membawa Denis ke Bandung City. Denis harus segera dilarikan ke rumah sakit! Jika tidak, dia akan mati karena kehabisan darah!‘Sialan! Deniissss, Denisss. Makanya dari awal aku ragu mengizinkanmu masuk ke sini. Sudah dibilang organisasi ini sangat kejam. Kau tetap saja bersikeras ingin masuk.’ Jake menggerutu dalam hati, menyesal telah mengizinkan Denis masuk ke pasar gelap.“Baiklah! Bocah Blondie, ayo angkat dia,” ujar Jake kepada Blondie lalu keduanya membopong tubuh Denis dan dimasukkan ke dalam mobil. Tak lupa Blondie m
“Hah!? Hilang?”Sontak semua mengangkat alis.“Bagaimana bisa?” tanya Gibs heran. Nik dan para anak buah lain hanya diam saling tatap-tatapan.“B-Barusan ... ada orang tak dikenal entah dari mana datangnya. Orang itu menyerang kita lalu membawa kabur mayat bocah itu, Tuan,” ujar pria tersebut memasang wajah panik.Gibs mengerutkan dahi.Orang tak dikenal?“Siapa ... apa kau lihat wajahnya?”“T-Tidak, Tuan. Hanya saja, orang itu memakai tudung dan juga sangat kuat. Tuan Kurt saja sampai kewalahan menghadapinya. Itu sebabnya saya ke sini memberitahu Anda,” jelas pria itu.‘Hah, sangat kuat? Siapa dia?’ batin Gibs bertanya-tanya.“Tunggu apa lagi? Kerahkan semua anggota dan cari orang itu! Mereka pasti belum keluar dari sini. Cepat!” perintah Gibs kemudian dengan tegas.“B-Baik, Senior!”“Baik, Tuan!”Beberapa anak buahnya mengangguk lalu sebagian ada yang masuk ke lorong, ada juga yang keluar ruangan berniat memberitahu anak buah lain. Nik sendiri masuk lagi ke lorong itu ingin melihat
Detik itu juga Kurt berlari kencang ke arah Denis dengan tubuh yang diselimuti cahaya asap. Kurt mengepalkan tinju keras berniat menghabisi bocah ini sekali serangan.Denis sedikit merinding. Sialan! Ia mundur satu langkah mengarahkan tongkat besinya ke arah Kurt. Dengan cepat Denis membanting-banting tongkatnya.Tak disangka, Kurt dapat menghindari serangan Denis dengan mudah. Ia mengelak kesana-kemari tak ada satupun serangan yang bisa mengenainya. Hal itu membuat Denis terkejut! Apa-apaan orang ini? Kenapa aku tidak bisa mengenainya!?Set ... Wush. Wush.“Haha. Ada apa bocah? Kau tidak bisa mengenaiku?” Sambil mengelak, Kurt tersenyum tips mengejek Denis.“Hiyaaah!”“Haaaah.”Denis semakin kesal.Saat itu pula Denis mempercepat ayunan tongkatnya ke tubuh Kurt. Namun tetap saja, serangan yang dia lancarkan benar-benar sia-sia dan hanya memukul angin. Pria ini terlihat seolah-olah sedang menari mempermaikan Denis.‘Hh, bocah ini tidak ada apa-apanya buatku,’ batin Kurt. Semakin lama