LOGINPerfect is boring. What's life without our secrets? It's what makes us who we are. But, Janelle doesn't know that. She has a perfect life. She's the best fashion designer . She has the sweetest parents, the best Nanny, her friends are to die for and the love of her life is one of the city's most eligible bachelors. But did everything have to fall apart when she least expected it? Perfect isn't normal, after all.
View MoreAwan baru saja menyelesaikan meeting dengan para petinggi perusahaan RA Corporation, sebuah rapat yang tidak biasa. Karena pertemuan itu sendiri hanya bisa dihadiri oleh para petinggi perusahaan, mulai dari level Direktur teratas di setiap perusahan yang dinaunginya.
Acara itu cukup membuat dirinya lelah.
Sekarang hanya tinggal dirinya dan sang direktur utama yang menjadi tangan kanannya selama ini, Zack Lee. Seorang pria berusia 50an bergaya kalem namun sangat berkharisma. Dialah yang diutus Ayahnya Awan sebagai mentornya pertama kali. Namun, ketika Awan sudah bisa mengendalikan perusahaan sepenuhnya, posisi Zak bergeser menjadi tangan kanan Saktiawan Sanjaya, sekaligus Direktur Utama.
Sebuah alasan sederhana, kenapa bukan nama Saktiawan Sanjaya yang menjadi Direktur Utamanya. Itu semua dikarenakan ide visioner Awan yang menginginkan jika namanya tidak muncul kepermukaan dan tetap jadi pemain dibelakang layar.
Bukan hanya perusahaan, bahkan di klan Atmaja sebagai kelompok mafia nomor 1 di Negeri ini, Ia pun tetap memainkan perannya dari balik layar dan membiarkan sang paman, Joe untuk tetap menjadi orang nomor 1 di Klan tersebut.
"Sudah hampir empat tahun, sejak anda mengambil alih kendali perusahaan Wijaya.." Ujar Zack bicara dengan hati-hati di depan sang big boss.
"Iya, paman. Tidak terasa sudah hampir empat tahun yah.." Awan tampak tersenyum senang mengingat masa-masa awal Ia baru masuk ke Perusahaan dan belajar banyak pada Zack atas perintah Ayahnya.
"Anda telah mengajari saya banyak hal, Paman.."
"Ah, jangan membuat saya malu tuan muda. Sekarang anda bahkan sudah jauh melampai saya, jelas saja saya tidak ada apa-apanya anda saat ini." Zack tersenyum masam.
"Ah, paman Zack jangan terlalu merendah begitu. Bagaimanapun, saya bisa sampai seperti ini karena bimbingan anda." Awan merendah.
"Bukan saya, tapi anda yang terlalu merendah tuan muda. Lihatlah dimana kita sekarang! Saya hanya mengajarkan apa yang saya tahu tentang bagaimana mengelola perusahaan. Tapi, yang anda lakukan bukan hanya mengembalikan kejayaan perusahaan Wijaya. Tapi, membawanya jauh melewati kejayaannya dimasa lalu." Sanjung Zack.
Itu semua benar, dulu saat Agus Wijaya terlibat skandal yang begitu banyak ditambah bobroknya kontrol perusahan yang menyebabkan banyak kecurangan disana-sini yang dilakukan oleh para petingginya, mengantarkan perusahaan pada kehancuran. Bahkan tidak lama setelah itu, Agus Wijaya bunuh diri karena tidak kuat menanggung beban hutang perusahaan. Belum lagi penyebabnya karena kehilangan putri mereka satu-satunya, ikut memberi andil kehancuran mental dan rasa percaya dirinya.
Sejak saat itu, Sanjaya Grup mengambil alih perusahaan Wijaya melalui pelelangan resmi. Lalu, perusahaan itu diserahkan pada Awan karena pertimbangan masa lalu sekaligus untuk latihan sang pewaris dinasti Sanjaya tersebut dan mempersiapkannya menjadi raja penguasa Sanjaya di masa depan.
Sebagai pimpinan tertinggi dan pemilik perusahaan Wijaya, Awan merombak total sistem di perusahaan tersebut.
Namun, seperti kata pepatah buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Layaknya Kelvin di masa mudanya, Awan pun sangat cepat belajar tentang bagaimana mengatur perusahaan yang baik. Dimulai dengan menyingkirkan semua bawahan yang tidak profesional dan dianggap sebagai benalu, lalu menempatkan mereka yang benar-benar profesional di posisinya. Tidak berhenti sampai disitu, Ia juga mengganti nama perusahaan menjadi RA Corporation, yang membuatnya tetap mengingat mendiang kekasihnya, REN dan AWAN.
Umpamanya, Zack hanya memberinya sebuah pisang. Tapi, lewat kejeniusan dan tangan dinginnya dia berhasil menghasilkan banyak pisang segar lainnya. Tidak hanya itu, Awan bahkan menghasilkan banyak pohon penghasil buah lainnya. Begitulah keadaan perusahaan yang dikelolanya saat ini.
Banyak yang menyangsikan kemampuan sanjaya muda pada awalnya, jika Ia akan gagal mengelola perusahaan sebesar itu nantinya. Namun, orang nomor 1 di Klan Sanjaya itu seakan tak bergeming dan tetap pada keputusannya untuk menunjuk dan menyerahkan sepenuhnya kepemilikan bekas perusahaan Sanjaya pada sang anak, tidak terkecuali kedua kakak tirinya. Jika Hadi Sanjaya terang-terangan menunjukan ketidaksukaannya, lain halnya dengan Amelia Sanjaya, Ia tampak lebih tenang dan bermain dengan sangat halus.
Kepercayaan penuh sang Ayah, ternyata sangat tepat. Hanya butuh 1 tahun bagi Awan untuk benar-benar memulihkan kondisi perusahaan. Bahkan, ketika konflik di Negeri ini sedang memanasnya karena presiden terpilih tampak begitu mendukung proyek dari negeri tirai bambu, yang menyebabkan banyak perusahaan lokal dan bahkan sekelas BUMN sampai gulung tikar.
Awan dengan cerdiknya, mengambil salah satu perusahaan BUMN yang bergerak di bidang tembaga dan besi. Banyak yang mencemooh keputusannya kala itu.
'Apa untungnya RA Corp mengambil alih perusahaan BUMN yang hampir mati begitu ? Bahkan perusahaan itu sendiri tidak mampu lagi membayar gaji karyawan perusahaannya yang menyebabkan PHK masal kala itu.'
Awan, bukannya tidak peduli dan tidak tahu akan isu sensitif tersebut. Bahkan staf ahlinya juga sudah mengingatkan betapa sia-sianya mengakuisisi perusahaan itu pada saat itu dan mengingatkan akan banyaknya pengeluaran yang harus dikeluarkan perusahaan, apalagi perusahaan mereka baru akan naik.
Tapi, lihatlah hasilnya sekarang. Melalui Zack yang selalu tampil didepan dengan Awan sebagai otaknya. KR Steel, perusahaan yang dinamainya sendiri sekarang bangkit menjadi penghasil dan pengimpor baja nomor 1 di negeri ini, dan memberi tamparan keras pada perusahaan negeri tirai bambu yang coba masuk saat itu. Hal itu, tidak lepas dari kejelian Awan dalam memanfaatkan peluang yang ada.
Ia tahu, bagaimanapun rasa kecintaan produk dalam negeri orang-orang di Negeri ini masih cukup tinggi ditambah Ia mengkampanyekan akan memakai 95 persen pekerja lokal, belum lagi mareka sudah punya nama sebelumnya. Namun, karena tekanan para petinggi di Negara ini serta ditambah banyaknya kecurangan yang dilakukan oleh oknum direksi waktu itu membuat perusahaan tersebut hancur.
Tepat ketika negara berdalih dengan mengumumkan kebangkrutan salah satu perusahaan tertua BUMN tersebut dan memutuskan untuk melelangnya, Awan bergerak cepat untuk membeli semua sahamnya. Walau saat itu, Ia sengaja meminjam nama besar Ayahnya sehingga langkahnya berjalan dengan begitu mulus tanpa hambatan.
Dengan tangan dinginnya, KR Steel berubah menjadi salah satu perusahaan raksasa pemasok baja terkemuka. Tidak hanya di dalam Negeri bahkan sudah mendunia.
Langkah revolusionernya tidak berhenti sampai disitu, Ia sengaja membeli salah satu bukit daerah puncak tidak jauh dari ibu kota seluas 10.000 hektar persegi. Itu hanyalah desa kecil yang sangat sedikit penduduknya. Sebagai gantinya, semua penduduk yang rata-rata berekonomi rendah di relokasi ke pusat ibu kota dengan memberi mereka rumah dengan standar premium serta modal usaha untuk mereka bisa beradaptasi di Ibu kota. Sebuah jumlah yang tentu tidak bisa di tolak oleh siapapun.
Awan menamainya RA Commercial Street. Sebuah pusat bisnis dan wisata sangat ekslusif yang menjadi magnet setiap orang kaya di negeri ini bahkan sampai orang-orang kaya Mancanegara. Dia mampu memberi gengsi yang tak ternilai untuk tempat tersebut, sehingga tanpa sadar menjadi standar tersendiri bagi setiap orang kaya, 'Anda belum menjadi orang kaya sesungguhnya, jika belum pernah masuk ke RA Commercial Street'.
Sehingga, tidak sembarang orang yang bisa keluar masuk ke tempat tersebut. Dari sana saja, jutaan dolar mengalir setiap harinya ke dalam rekeningnya.
Itu baru sebagian gebrakan jenius dari seorang Awan.
Tidak heran, jika Zack Lee menyanjung tinggi pencapaian besar Awan.
"Jadi, kalau tuan muda mau mendengar masukan orang tua ini.."
Awan sedikit mengernyitkan keningnya ketika Zack bicara seperti itu padanya. Yah, walau secara umum Ia adalah atasan Zack, tapi Awan tetaplah seorang yang rendah hati dan mau mendengar nasehat siapapun, selagi itu baik.
Candace turned to the bars from where she sat, looking out the small cut out window at the top of the small jail room. The window one could never see through no matter how tall you are. As if she would want to escape anytime soon. But the thought that Janelle was still alive and her mother was well again, gave her the urge to throw up. It wasn't like she wanted to receive visitors at all. But somehow, everyone seemed to be visiting her today of all days, as if each person wanted to be sure she was already behind bars or escaped. "What are you doing here? To be sure your daughter was living the life you always wanted?" She said to her mother, few hours ago when she came to visit. "You show up after so many years and it has to be at my lowly prison. How convenient, mother." She said, laying emphasis on the word 'mother'.Ireti shook her head
"Candace, what are you doing?" James asked. And for the first time, she saw fear in his eyes. The truth was obvious and it irritated the hell out of her."Oh, shut up, James." Candace said. "Don't act like you care about what I do with my life. Didn't you tell me yourself that you don't care?""Candace, we can talk about this like civilized people. Just let her go.""Civilized? What's the first thing you know about being civil? Nothing! You, James. You caused all of this. It could have been easy. All you had to do was love me, but you went ahead and put a ring on her finger!" The Detective gave his colleagues a sign to lay low. Candace turned from them to Tara, standing beside Seyi, using him for a shield. "You. I knew I should have slit your throat an hour ago. I knew there was something odd about you going upstairs to ease yourself.""But yo
Denzel sighed when he turned and half expected it to be someone his heart had been thinking of in a few days now. It happening to be James."Bonaparte, please." He said to the bartender who gave his most polite smile and turned to the lined up drinks on the shelf. James glanced at his cousin who silently ignored him and sipped his share of wine as though he were alone. None of them had spoken to each other since their awful fight and not like Denzel wanted it to be that way, but when James was acting like the big baby, the only solution was to let him be. "This is getting way too old, don't you think?" Denzel asked. James glanced at him, after receiving the glass of wine from the bartender with a nod. "Well, that depends."Denzel turned to him. "On what?" James shrugged."Listen, bruv this whole thing is too. . . We are w
“What do you mean she's missing?" Candace said over the phone. "I'm sure I spoke with her yesterday over the phone."Tara sighed. "Candy, I'm as confused as you are. I wish I had spoken to her too. What could have happened to her?""Wait. . .Nana said she left the house in a haste, right?" Candace asked. "Have they checked with James or Denzel? That's the only place she would be when something happened to her.""Denzel hadn't seen her either. He is as shocked as we both are."Candace raised an eyebrow, smirked and turned to look at the bleeding Janelle in front of her. The lady looked weak and could probably pass out any minute, but she won't allow it. "Wow. That's very odd." She said. Janelle slowly raised her head to look at Candace. The phone call was on speaker so Janelle could here how much everyone was searching for her. "Tara!" Janell






Welcome to GoodNovel world of fiction. If you like this novel, or you are an idealist hoping to explore a perfect world, and also want to become an original novel author online to increase income, you can join our family to read or create various types of books, such as romance novel, epic reading, werewolf novel, fantasy novel, history novel and so on. If you are a reader, high quality novels can be selected here. If you are an author, you can obtain more inspiration from others to create more brilliant works, what's more, your works on our platform will catch more attention and win more admiration from readers.
reviews