Beranda / Romansa / After Marriage / Rencana Busuk

Share

Rencana Busuk

Penulis: Sinda
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Dean memegang kemudi erat. Ponsel di telinga masih saja menderingkan nada tunggu, tak ada tanda-tanda akan dijawab. 

Pria itu memutus sambung. Melempar gawai tadi ke kursi penumpang di samping. Siera sepertinya memang tak ingin menjawab panggilan teleponnya. Yang barusan adalah percobaan Dean yang kesepuluh kali hingga malam ini. 

Memijat pelipis, seraya berusaha fokus ke jalanan, Dean merutuk dirinya. Lelaki itu marah pada dirinya yang masih saja bersikap plin-plan hingga sekarang. 

Sudah memilih Nara. Undangan pertunangannya sudah disebar. Dan apa? Dean sempat-sempatnya mengkhawatirkan si mantan istri yang beberapa hari belakang tak membalas pesan atau mengangkat telepon. 

Dean sungguh tak paham akan inginnya sendiri. Berlagak gentleman, bertanggung jawab pada Nara. Namun, merasa bersalah dan tidak tega pada Siera. Belum lagi, Mike yang kukuh tak ingin ikut campur atau terlibat di acara pertunangannya. Si ayah bahkan menolak datang d

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Ana Hasana Likub
lama up thor
goodnovel comment avatar
Ana Hasana Likub
kelamaan up thor
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • After Marriage   Membaik

    Siera kembali tak bisa tidur malam ini. Tak ingin mengganggu Mike atau Dean yang kebetulan menginap, perempuan itu memilih menyibukkan diri dengan ponsel di ruang tamu.Tak ada tujuan berarti. Hanya menggulir layar asal, berpindah aplikasi media sosial atau video. Sampai setengah jam berlalu dan ia masih belum mengantuk.Lampu di sana tidak dipadamkan, Siera melihat Dean datang. Pria itu sepertinya sudah sempat tidur, karena rambutnya sedikit kusut.Siera berbaring di sofa, mereka bertatapan sebentar, lalu Dean bergerak ke dapur. Sekitar beberapa menit pria itu di sana, lalu kembali menghampiri."Aku duduk sini, ya?" Dean menaruh dua gelas susu coklat di atas meja. Pria itu menyandarkan punggung dan kepala, lalu memejam sesaat.Siera bangun dan duduk. "Aku berisik?"Yang ditanyai menggeleng. "Aku lagi iseng meriksa jurnal review punya mahasiswa." Lelaki itu tersenyum kecil. "Masih ada aja yang asal nyalin

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • After Marriage   Pendekatan I

    Banyak yang Siera alami semenjak tinggal di rumah Mike. Pertama dan yang paling menyenangkan, ia tidak merasa sendirian lagi. Ada Mike yang selalu bisa diajak bicara soal apa saja. Dua, banyak pekerjaan rumah yang bisa ia lakukan dan tiga ... diam-diam memerhatikan Dean.Untuk yang terakhir, Siera tak paham mengapa dirinya tak pernah bosan pada pria satu itu. Seolah di dunia ini tak ada laki-laki lain yang menarik selain si jangkung satu itu.Siang ini, Siera hanya berdua saja dengan asisten rumah tangga di rumah itu. Mike sedang ada keperluan di toko, sedang Dean pergi mengajar.Seorang diri, perempuan itu jadi terpikirkan banyak hal. Salah satunya, soal apa yang akan dilakukan ke depan. Siera mau apa?Ia mengingat apa yang pernah si ayah mertua ucap. Mengejar kebahagiaan sendiri. Apa ini saatnya Siera memikirkan dirinya sendiri? Toh, Dean juga sudah lepas dari Nara.Fakta barusan membuat perempuan berkaus hitam itu t

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • After Marriage   Pendekatan II

    "Memang ingin?"Dean duduk sendirian di ruang tamu rumah Mike. Sekarang pukul enam pagi."Kebetulan lagi enggak ke kampus?"Pria itu menggaruk kepala kasar. Wajahnya semakin tertekuk."Enggak ada alasan? Memang mau nganterin?"Lelaki dewasa di sana menendang udara. Mengapa harus sampai serumit ini hanya karena ingin mengantar Siera?Dean tidak ke kampus hari ini. Sedang dapat jatah libur. Kemarin malam, ia mendengar bahwa pagi ini Siera ingin pergi mencari pekerjaan. Kejadian akibat ulah Nara sudah membuat mantan istrinya itu dipecat karena sempat tak masuk kerja beberapa hari.Ia ingin mengantar. Entah ke mana pun Siera akan melamar pekerjaan nanti. Masalahnya, jika nanti perempuan itu bertanya perihal apa alasannya ingin menjadi ojek pribadi, Dean harus jawab apa?Dirinya yakin bahwa Siera sudah paham alasan yang dipunya. Namun, si mantan istri pasti sengaja pura-pura tak paham

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • After Marriage   Rencana Puncak

    "Tolong hati-hati bawa bunganya. Semua bunga mataharinya, tolong disusun di sekeliling meja, ya." Dean memberi arahan pada beberapa orang pegawai Ramaji. Sore ini, sehabis mengajar, pria itu datang ke sana dan mulai membuat pengaturan. Lelaki itu sudah memutuskan untuk melamar Siera malam nanti. Dan tempat yang dipilih adalah Ramaji, tempat pertama mereka bertemu dan tempat di mana dulu Dean pernah meminta Siera menjadi istrinya. Tempat yang sama, agenda yang sama, tetapi Dean merasa amat berbeda. Sejak tadi jantung pria itu tak berhenti berdetak cepat. Telapak tangan lembab, beberapa butir peluh menghiasi dahi. Gugup? Mungkin begitu. Kali ini Dean sungguh-sungguh. Dengan segenap hati, pria itu ingin meminta Siera kembali menjadi istrinya. Bukan karena terpaksa apalagi demi siasat. Selagi memperhatikan beberapa pegawai yang mulai menyusun beberapa pot berisi bunga matahari di sekeliling meja, pria itu melaku

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • After Marriage   Puncak Duka

    Dua tangan Dean yang memegangi kepala tampak bergetar. Pria itu tertunduk dalam di posisi duduk. Wajahnya yang menghadap ke bawah itu terlihat masam dan kelabu. Dean ada di sebuah rumah sekarang. Rumah yang berada di sebuah desa. Rumah itu milik Nara, tempat si mantan kekasih bersembunyi selama ini. Tadi itu, saat Dean sudah beres dengan dekorasi kafe dan tinggal menunggu Siera datang, ia dihubungi Nara. Terkejut, Dean diminta datang ke rumah ini. Lelaki itu menolak awalnya. Ia malah akan melaporkan momor Nara pada polisi agar perempuan itu ditangkap. Namun, setelah mendengar pengakuan Nara, serta dikirimi sebuah foto, Dean tak bisa mengelak. Nara hamil. Gambar testpack yang dikirim si mantan pacar itu dihuni dua garis merah, tanda positif. Nara mengandung anak Dean. Dan sekarang, Dean tengah diharuskan mengambil sikap. Ini kacau. Sebelum ini, keputusan si lelaki sudah bulat. Ia akan melamar Siera dan menikah. Soa

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • After Marriage   Mari Bermain Licik

    Dean kembali datang ke rumah persembunyian Nara sore ini. Namun, kali ini si lelaki tidak sendirian. Ia memboyong dua orang lagi. Brian dan Ria, ayah dan ibu Nara.Duduk di ruang tamu rumah, Dean bisa melihat raut takut yang mantan kekasihnya tunjukkan. Agaknya, keputusan membawa orang tua Nara sudah benar. Jika Nara bisa berbuat licik, maka ia pun sama.Biarlah dikatai berengsek. Dicap sebagai pria sialan yang lari dari tanggung jawab. Dean sudah mengambil keputusan. Ia tak mau menikahi Nara, sekalipun perempuan itu tengah mengandung anaknya.Itu sama saja dengan bunuh diri. Menikah dengan Nara sama saja memperpanjang daftar kesalahan dan memperpanjang kesusahan. Rumah tangga yang akan ia bina bersama Nara sudah pasti tidak akan berjalan baik. Sikap tempramen Nara, perangainya yang suka main tangan. Ditambah Dean yang tak mencintai perempuan itu. Lengkap. Mereka akan jadi perpaduan siksaan paling indah bagi si calon bayi.Maka itu

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • After Marriage   Genggam yang Dilepas

    Dean menemukan Siera di rumah Mike beberapa hari kemudian. Pria itu sungguh bersyukur sebab didatangi ide untuk singgah di sini sebelum pulang ke rumah.Perempuan itu terlihat tidak baik. Matanya bengkak, wajahnya memerah. Saat Dean datang tadi, Siera terlihat duduk di samping Mike sambil menyeka mata dengan punggung tangan. Sungguh pemandangan yang menyayat hati.Dean jadi melakukan kilas balik. Selama ini, alasan kenapa perempuan itu selalu menangis seperti itu hanya satu. Dirinya."Aku mau bicara, Siera." Dean belum menjelaskan apa-apa pada Siera. Telepon atau pun pesan yang pria itu kirim beberapa hari kemarin tidak satu pun direspon.Mike bangkit dari duduk. Pria itu itu mengangguk beberapa kali pada anaknya. Menyerahkan semuanya pada Dean. Berharap apa pun yang terjadi ke depan adalah sesuatu yang baik. Peliknya keadaan turut ia rasakan."Matamu bisa makin bengkak. Jangan nangis lagi." Dean mengambil tempat di sa

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • After Marriage   Sesal yang Terlambat

    Sore yang hancur lebur. Setelah menuntaskan kewajiban di kampus, Dean sesegera yang dibisa menuju rumah kontrakan Siera, si mantan istri.Setelah beberapa hari tidak mendengar kabar perempuan itu, akhirnya hari ini Dean mendapatkannya. Tidak langsung dari Siera, tetapi dari Mike.Ayah Dean menyampaikan bahwa hari ini, tepatnya pagi tadi, Siera berpamitan. Ke mana perempuan itu akan pergi, Mike tidak diberitahu. Dean terpaksa harus mendatangi rumah Siera sore ini, karena tadi ia harus menjadi salah satu dosen penguji dari beberapa mahasiswa yang sidang skripsi. Sungguh tak bijak jika ia mangkir tadi.Dean berharap Siera belum benar-benar pergi. Perempuan itu hanya berpamitan lebih awal pada Mike. Lagipula, Siera bukan seseorang yang jahat. Yang tega pergi, tanpa pamit.Tiba di kontrakan si mantan istri, Dean langsung memanggil si penyewa rumah. Dua kali, tanpa ketukan di pintu. LIma kali dengan menggedor pintu. Sayang, semuanya itu

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29

Bab terbaru

  • After Marriage   Bertahan dan Berjuang

    Dean yang sudah sangat mengantuk dan hampir lelap berbalik untuk menatap Siera. Istrinya itu terus bergerak gelisah sejak setengah jam tadi. Mengubah posisi tidur terus-terusan, sesekali memukuli bantal.Apa sedang cari perhatian?"Kenapa, Siera? Enggak bisa tidur?" Dean menumpu kepala dengan tangan.Yang ditanya mengangguk. Matanya mengerjap cepat, seolah sedang membujuk."Kenapa? Lapar?" Dean menebak.Si istri menggeleng."Sakit perut?" Dean membawa tubuhnya duduk bersila."Pengin makan sesuatu, Paksu."Diam-diam Dean menelan ludah hati-hati. Kalimat itu adalah sesuatu yang sejak seminggu lalu ia takutkan. Akhirnya muncul juga."Apa?" Alis Dean mengait tak ramah."Belimbing."Matanya melebar, Dean kemudian mengusap wajah. Pria itu menggaruk rambut. Sampai sekarang, mereka belum juga memeriksakan keadaan Siera. Belum berani. Namun, dari ting

  • After Marriage   Kekuatan Petuah

    Mengendarai motor tak tentu arah selama berjam-jam, Dean akhirnya memilih mendatangi rumah Mike. Itu sekitar pukul dua belas malam, kedatangannya disambut raut heran sang ayah."Ayah tidur aja. Aku cuma mau numpang sampai besok pagi."Mike mengabaikan usiran halus itu. Ia duduk di samping sang putra. "Bertengkar dengan Siera? Tumben sampai minggat." Lelaki tua itu berusaha bercanda. Namun, Dean hanya merespon dengan senyum yang dipaksakan.Bungkam selama beberapa menit, Dean membuka bibir. "Aku takut, Ayah. Aku takut anak-anakku nanti akan menerima akibat dari perbuatanku dulu."Misal Siera melahirkan anak laki-laki. Bagaimana jika Dean tidak becus mendidiknya? Dirinya saja yang mendapat didikan benar dari Mike, sempat melenceng. Konon anaknya nanti. Dean pesimis dirinya sudah layak menjadi seorang ayah."Kalau dia perempuan, gimana, Ayah? Gimana kalau dia ketemu laki-laki yang kayak aku? Gimana kalau dia disakiti sama

  • After Marriage   Setahun Menikah

    "Mau beli apa, Nak? Mau jajan apa?"Siera mengulum senyum saat mendapati dua orang pelanggan datang ke warungnya. Hari ini giliran Siera yang berjaga, Dean sedang mengurus keperluan pembukaan warung makan mereka yang akan digelar minggu depan.Setahun menggeluti usaha warung kelontong, Dean berhasil mengumpulkan modal untuk membuka warung makan. Pria itu memang gigih dan berbakat dalam setiap pekerjaan yang dilakukannya. Ekonomi mereka berangsur makin stabil, semua baik, kecuali satu."Susu formulanya satu, ya, Buk. Yang biasa." Pelanggan tadi meminta dengan sopan pada Siera.Siera mengambilkan barang itu. Matanya kembali memandangi gadis kecil yang pelanggannya tadi gendong. Mereka ayah dan anak yang memang biasa belanja. Setiap sore begini, si ayah yang pulang bekerja akan membawa anaknya membeli jajan ke warung Siera ini.Kebersamaan ayah dan anak itu membuat hati Siera senang, sekaligus sedih tiap kali melihatnya.

  • After Marriage   Bukan Akhir, tetapi Awal

    Suasana kamar sore itu semakin hangat. Siera merasa dirinya terbakar oleh tiap sentuhan dan kecupan Dean. Pria itu memang selalu andal membuatnya terbang.Terbaring di atas ranjang mereka, Siera mendongakkan wajah kala sapuan telapak tangan Dean mampir di paha. Laki-laki itu membuatnya terbuka dan siap untuk berkelana ke nirwana.Saat Siera merasa jarak mereka sudah sangat dekat, tiba-tiba saja Dean bangkit dari atas tubuhnya. Pria itu menarik laci, mengambil sebuah benda dari sana. Dalam usahanya mengatur napas yang terengah, Siera melihat pria itu memakai pengaman.Seminggu sejak mereka menikah, Dean mulai melakukan ini. Pria itu melapisi dirinya dengan benda karet itu. Saat ditanya kenapa, jawabannya membuat Siera sedih."Kamu udah periksa ke dokter, 'kan, Paksu? Kamu sehat, untungnya. Kenapa pakai itu?"Tanya itu Siera berani suarakan di pergumulan mereka yang kesepuluh. Dean langsung memasang wajah sedih kala itu.

  • After Marriage   Sebulan Menikah

    Siera yang baru saja pulang dari rumah Mike memutuskan turun di warung milik Dean, alih-alih langsung ke rumah. Perempuan itu khawatir suaminya lelah melayani pembeli sejak pagi hingga sore, dan akan menawarkan bantuan. Dean bisa pulang dan dia yang menjaga warung.Sebulan pernikahan, Siera benar-benar bahagia. Dean makin hari semakin perhatian. Pria itu mulai mengabaikan sedikit gengsi dan sudah lebih sering menunjukkan rasa peduli.Satu contohnya, Dean sudah tak perlu diingatkan untuk menghubungi Mike atau menjenguk ayah mereka itu. Dean bahkan pernah tanpa sepengetahuannya membelikan si ayah mertua sepatu.Tiba di warung kecil mereka, Siera melempar senyum pada si pria berkaus abu-abu. Rasanya sedikit aneh. Biasanya, saat bekerja, Dean akan mengenakan kemeja dan celana kain fromal. Tidak sesantai sekarang. Hanya kaus dan celana pendek. Namun, tetap saja ketampanan suaminya itu tak berkurang."Capek, Paksu? Mau gantian?" Siera me

  • After Marriage   Sebuah Awal

    "Aku udah jual rumah ini. Uangnya udah habis."Dean menanti, mengamati dengan cermat raut wajah istrinya. Awalnya perempuan itu terkejut, kemudian meringis kesal. Siera melempar diri ke sofa, berulang kali menarik dan membuang napas."Kamu enggak mau tanya kenapa aku jual rumahnya dan ke mana uangnya?"Perempuan itu menoleh. Satu tangannya terangkat. "Bentar. Aku napas dulu. Siap-siap dulu," ujarnya dengan dahi berkerut.Di tempatnya berdiri, Dean mengulum senyum. Hah, dia menyesal setengah mati. Kenapa tidak dari dulu memilih perempuan itu sebagai teman hidup? Walau ditempatkan di situasi yang buruk, Siera tetap berusaha tenang. Garis bawahi, berusaha. Bukan Dean tidak tahu jika sekarang emosi istrinya sedang mendidih.Siera memilih mendinginkan kepala dulu, mengambil waktu untuk bersiap, padahal jika langsung mengamuk pun, itu sangat wajar. Kenapa dulu Dean malah terjebak dengan seseorang yang sesuka hati melam

  • After Marriage   Pelakor, Lagi?

    "Apa, sih, gunanya hape?"Siera melempar ponselnya ke atas sofa, setelah panggilan yang ditujukan pada Dean kembali tidak dijawab. Duduk di samping gawainya, si perempuan bersedekap dengan wajah ditekuk. Melirik sebentar ke arah pintu, lalu mengerutkan dahi.Sekarang sudah pukul sembilan malam. Dean belum pulang dan mengabaikan semua panggilan dan pesan Siera. Membuat si istri cemas, tetapi juga kesal.Ke mana Dean pergi? Mencari kerja seperti yang tadi pagi ia suruh? Yang benar saja! Sampai jam segini? Siera curiga Dean malah sedang berduaan dengan Intan di suatu tempat.Membuang napas kasar, Siera mengusap dada. Harus konsisten dan tanggung jawab atas pilihan. Kalau pun misal Dean memang sedang bersama Intan maka Siera akan ....Siera akan menjambak dan memukul Dean. Sungguh, bila benar suaminya itu kembali mengulang kesalahan seperti saat bersama Nara, maka Siera tak akan bersikap lembut lagi.Tak lama,

  • After Marriage   Ujian Pertama

    Setelah pernikahan, lalu apa?Ya bermesraan. Saling mengungkapkan cinta dengan cara yang lebih intim. Mungkin jalan-jalan ke tempat baru, menghabiskan hari dengan bekencan dan sebagainya yang menyenangkan.Atau, di rumah saja. Seharian di kasur, membicarakan dan merancang masa depan. Mungkin mendiskusikan soal jumlah anak dan nama mereka. Namun, itu tidak berlaku untuk Siera. Sebab setelah resmi menjadi istri Dean lagi, perempuan itu malah didiamkan.Selepas acara sederhana dengan keluarga, mereka pulang ke rumah Dean yang lama. Makan, mandi, lalu istirahat, karena lelah. Setelahnya? Hanya saling bertatapan beberapa kali lalu diam.Jika alasannya lelah, Siera bisa paham. Namun, yang Dean tunjukkan ini bukan sikap pengantin pria yang kelelahan sehabis acara pernikahan dan tidak berselera melakukan apa pun. Pria itu memang sengaja membuat jarak. Menjauh darinya, sejauh mungkin.Bayangkan. Semalam, Dean menaruh guling di

  • After Marriage   Demi Mencari Bahagia

    Dean dengan sengaja merebahkan tubuh di sofa. Pria itu memejam dengan satu satu lengan di dahi. Bersikap selayaknya tak mendengarkan ocehan perempuan di sana.Tidak sendiri di ruang tamu rumah Mike, sekarang pukul sepuluh. Sang ayah sudah istirahat, Bu Ratna juga, tersisa ia dan Siera. Dan lagi, Siera sedang membicarakan ajakan menikah. Seolah tak lelah dan bosan."Kamu tidur, Dean? Kamu enggak dengerin aku?"Tidak dengar apanya? Seminggu lebih menelan semua bujuk rayu Siera, Dean mampu jika disuruh mengulang, walau tanpa teks. Hapal. Dean sudah hapal."Ayo nikah lagi. Kamu enggak kasihan sama aku? Aku ini mantan istri kamu, yang jatuh cinta sama kamu, dan sekarang ngemis untuk dinikahi. Enggak kasihan? Enggak mau? Udah ada pacar baru kamu?"Masih mempertahankan posisi berbaring, si lelaki tidak menjawab. Sampai sekarang, benar ia belum bisa memutuskan apakah harus memulai lagi hubungan dengan Siera atau tidak. Walau s

DMCA.com Protection Status