Andra dan Anaya sudah berada di markas Andraros. "Ngapain lo ajak gue kesini?" tanya Anaya heran.
"Gue mau kenalin lo sama temen temen gue," jawab Andra tersenyum. Dia menggandeng Anaya masuk kedalam markas."Wahhh cewek nih," ucap salah seorang anggota Andraros yang sedang duduk di sofa."Cewek lu bos?" tanya seseorang yang baru saja datang dengan minuman di tangannya."Mantan, dan tugas kalian jagain dia jangan sampe dia terluka," ucap Andra pada teman temannya."Beres kalo itu mah," jawab mereka bersamaan."Silahkan duduk ratunya Andraros," ucap Andra mempersilahkan Anaya untuk duduk di sofa."Apaan sih Dra," kekeh Anaya lalu duduk di sofa dengan Andra di sebelahnya."Mau minum apa Nay?" tanya Andra."Apa ajah, tapi kalo ada sih gue mau jus mangga," jawab Anaya terkekeh."Pasti ada lah. Apa sih yang nggak buat ratunya Andraros," Andra segera beranjak dari duduknya untuk menuju dapur dan meng"Tapi gue harus pulang Dra, gu-gue-" ahhh Anaya tidak bisa jujur sekarang."INI HUJAN ANAYA!" ucap Andra lembut namun tegas. Dia menarik Anaya kembali ke ruang tv."Gempa," gumam Anaya. Dia terus saja memikirkan nasib suami bayinya yang sedang sakit itu.Sudah bisa Anaya pastikan pasti sekarang dia sedang uring uringan dan terisak di dalam kamar sambil memukul mukul bantal lovenya."Mending lo makan dulu deh, Nay. Lo dari tadi belum makan," ucap Andra pada Anaya yang masih setia melamun di sebelahnya."Nay," panggil Andra karena Anaya tidak menjawab ucapannya."Em hah kenapa?" tanya Anaya terkejut."Lo kenapa sih?!" ucap Andra heran sendiri. "Lo lagi ada masalah?" tanya Andra memastikan."Gue cuma mau pulang Dra," jawab Anaya lirih."Udah mending lo makan dulu sana," ucap Andra. Dia mengelus rambut Anaya dengan lembut."Gue gak laper," balas Anaya. Dia masih memikirkan nasib Gempa bagaimana. Pa
Keesokan harinya!Anaya dan Gempa sedang berada di pusat perbelanjaan. Berhubung ini hari sabtu dan sekolah libur, jadi mereka memutuskan untuk berjalan jalan untuk merefrest otaknya masing masing."Nay, sini deh," Gempa menarik tangan Anaya menuju tempat perlengkapan bayi."Heh ngapain lo ajak gue kesini?!" ucap Anaya terkejut."Bagus," Gempa mengambil salah satu baju bayi yang menarik perhatiannya sedari tadi."Lucu kan, warna pink," ucapnya."Gempa kita gak butuh ini, lagian gue juga gak lagi hamil. Ngapain beli kaya ginian segala," jawab Anaya. Dia menyimpan kembali baju itu pada tempat semula."Soal bayi mah gampang. Pulang dari sini kita bikin," ucapnya sangat enteng. Gempa mengambil kembali baju bayi itu, dia juga mengambil baju yang lain karena dia berniat untuk memiliki anak kembar jadi bajunya juga harus ada dua."Ini juga bagus, yang ini buat cewek yang ini buat cowok," ucap Gempa sambil men
BussshhhhAnaya menyemburkan air pada wajah Gempa. "Anaya anjing!" umpat Gempa terkejut.UhukkUhukkk"Sorry sorry gue sengaja," ucap Anaya panik sendiri."Bacot lo, Nay!" sinis Gempa."Yaa lagian lo ngomong mesum tiba tiba, gue kan terkejuuutt," jawab Anaya sedikit mengejek."Bilang ajah lo sengaja mau nyembur gue, lo juga dari tadi udah kesel kan sama gue," ucap Gempa yang masih membersihkan wajahnya dengan tisu."Gue dari tadi udah minta maaf, maaf gue sengaja!" ucap Anaya menahan kekehannya."Tuh kan lo sengaja. Emang lo istri durhakot Nay, gada akhlak." jawab Gempa kesal."Uhhh cup cup cup..." kekeh Anaya."Bacot! Gue bukan bocah," jawab Gempa kesal."Iya lo bukan bocah tapi bayi cabul," gumam Anaya yang masih bisa di dengar oleh Gempa."Apa lo bayi cabul, bayi cabul?" sinis Gempa."Apaan sih, lo salah denger kali. Siapa juga yang bilang bayi cabul," ela
Anaya sedang duduk di sofa dengan kepala Gempa di pangkuannya. Yap sudah di pastikan bahwa lelaki itu tertidur di atas paha Anaya. Sehabis mereka berbelanja tadi Gempa langsung merengek untuk meminta tidur di atas paha Anaya.Anaya pun tidak keberatan dengan itu, dia langsung duduk di sofa begitupun dengan Gempa yang langsung menjatuhkan kepalanya pada paha Anaya dan memeluk perut rata istrinya itu."Lama lama pegel juga," gumam Anaya saat pinggangnya terasa sakit akibat terlalu lama duduk dengan posisi itu.Anaya menunduk dilihatnya Gempa yang masih terlelap dengan nyaman, "Nyenyak banget lagi tidurnya," ucap Anaya menghembuskan nafasnya gusar. Sebisa mungkin dia menahan sakit pinggangnya karena tidak tega untuk membangunkan Gempa. Yang ada nanti dia seperti bayi yang akan terus merengek sampai dia menemukan tempat ternyamannya kembali.Sembari menunggu Gempa terbangun Anaya memainkan ponselnya. Dan langsung mendapat notifikasi dari Andra.AndraOnlineHii NayLagi ngapain?HiiLagi
Jam sudah menunjukan pukul 16.09Anaya keluar kamar dengan cara mengendap ngendap. Dia masih takut dengan tingkah Gempa yang seperti om om pedo."Fyuhhh... Untung dia lagi tidur," Anaya menghembuskan nafasnya lega saat melihat Gempa yang tertidur diatas sofa. Dan tanpa Anaya sadari bahwa Gempa hanya berpura pura tertidur.Anaya segera berjalan menuju dapur untuk memasak makanan karena sejak tadi perutnya terus saja berbunyi meminta di isi."Masak yang simpel ajah lah biar cepet jadi, takut si pedo keburu bangun juga," gumam Anaya pelan.Dia pun segera mengambil dua butir telur dan beberapa sayuran untuk dia gunakan sebagai pelengkap mie instan yang ia masak.Anaya memasak dengan hati yang tidak karuan. Dia takut jika Gempa tiba tiba ada di belakangnya dan berprilaku seperti tadi. Anaya terus mengatur perasaannya agar lebih tenang.Akhirnya setelah beberapa menit mie instan yang Anaya buat pun sudah jadi. Dengan cepat nam
Anaya memarkirkan mobilnya tepat di depan markas Andraros. Salah seorang anggota Andraros langsung menghampiri mobil Anaya dan membukakan pintu untuknya. "Andra dimana?" tanya Anaya pada lelaki itu."Andra ada di atas, kamarnya yang ada tulisan 'KETUA' nanti langsung masuk ajah," jawab lelaki itu. Anaya mengangguk dan langsung berjalan menuju kamar Andra."Anaya," panggil seseorang saat Anaya berjalan menaiki tangga. Anaya menoleh dan ternyata itu Kiko. Kenapa Anaya tau karena di jaketnya ada tulisan Kiko 'wakil andraros'"Lo mau ke atas kan? Nih tadi gue udah beliin bubur buat Andra tapi dia gak mau makan kalo gue yang bawa, siapa tau kalo lo yang bawa dia mau," lanjut Kiko. Dia menyodorkan mangkuk berisi bubur itu pada Anaya."Oke, gue keatas dulu," pamit Anaya. Dia segera berjalan menuju kamar Andra.Sesampainya di depan pintu, Anaya membukanya perlahan takut mengganggu Andra yang sedang sakit."Anaya," ucap Andra sangat lirih."Lo sakit apa?" tanya Anaya yang langsung duduk di sam
TringSatu notifikasi masuk di ponselnya. Gempa tersenyum lega karena itu notifikasi dari Anaya.Anaya : Gue pulang malemGempa : Lo dimana?Anaya : Di rumah temen, lo gak usah nunggu gue pulang. Kalo ngantuk langsung tidur ajah susunya masih banyak di kulkasGempa : Pulang jam berapa emang?Anaya : Gak tau pokonya malem ajahGempa : Dirumah temen nya siapa? Kata temen temen lo dia gak sama loTerus lo lagi di rumah temen siapa?Anaya : Yaaa temen gue lah, udah deh gak usah banyak tanya. Intinya gue pulang malem dan gue lagi dirumah temen!Gempa : Jangan malem malem pulangnya, takut ada apa apa di jalanAnaya : IyaSetelah itu ponsel Anaya langsung tidak aktif lagi. Gempa menghembuskan nafasnya gusar."Gue tau lo bohong, Nay. Gue cuma nunggu lo buat jujur tentang semua ini," jelas Gempa.Karena lelah Gempa pun perlahan menutup matanya dan tertidur di atas sof
Anaya dan Gempa baru saja tiba di parkiran SMA Mandala."Hati hati," peringat Gempa saat Anaya akan turun dari motornya."Iya," jawab Anaya."Lo duluan ajah, gue mau nungguin temen temen gue dulu," ucap Gempa pada Anaya."Yaudah gue duluan, bye." pamit Anaya tak lupa dia juga menyium tangan Gempa sebelum pergi dari sana.Gempa tersenyum kacut melihat Anaya yang tidak ada niatan untuk menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi.BremmmBremmmBremmmDeruman motor terdengar hingga parkiran, padahal motor itu baru saja masuk kedalam sekolah. "Gak usah caper!" sinis Gempa pada Niko. Biasalah dia kan playboy nya SMA Mandala jadi dimana mana caper itu harus nomor satu."Kalo gak gitu cewek cewek gak pada liatin gue bos," jawab Niko dengan percaya dirinya."Gue dong diem ajah cewek cewek pada teriak apalagi gue caper makin kejer dah tu kaum betina," ucap Jeno angkuh."Bacot!" ucap Gaga yang malas mendengar ocehan di pagi hari. Dia lebih memilih untuk pergi menuju kelasnya daripada berlama lama
Setelah selesai rapat, Anaya memutuskan untuk pergi ke kantin karena jam pelajaran kedua sudah dimulai dan anggota OSIS yang tadi ikut rapat di izinkan untuk tidak masuk pelajaran."Bu, mau jus jeruknya satu yaa. Nanti anterin ke meja yang di pojok situ," ucap Anaya pada salah satu ibu kantin yang ada di sekolahnya."Oke neng," jawab ibu kantin.Anaya berjalan menuju tempat duduk yang tadi ia tunjukan pada ibu kantin."Hii, Nay." sapa seseorang dari arah belakang.Anaya menoleh. "Eh hii juga, Dit." jawab Anaya pada Dito."Sendirian aja, gak bareng sama temen temen lo?" tanya Dito heran."Inikan masih jam pelajaran," jawab Anaya santai."Ahaha... Iya yaa gue lupa," ucap Dito terkekeh.Ibu kantin pun datang dengan segelas jus jeruk di tangannya. "Ini neng jus nya," ucap ibu kantin."Oh iya bu, makasih," jawab Anaya sopan. Ibu kantin hanya membalasnya dengan senyuman lalu berjalan pergi meninggalk
Pagi pagi sekali Anaya dan Gempa sudah berada di sekolah. Karena Anaya tidak mau jika teman temannya curiga jika dia dan Gempa sudah melakukan 'itu'. Yaa walaupun mereka sudah menjadi suami istri tapi tetap saja Anaya malu jika sampai teman temannya tau apalagi Mawar yang mempunyai mulut lemes dan gak bisa di rem, bisa bisa rahasia pernikahannya di ketahui satu sekolahan."Yakin gak mau aku temenin sampe temen kamu ada yang dateng?" tanya Gempa pada Anaya yang sudah duduk manis di tempatnya."Gak usah, bentar lagi juga mereka dateng," jawab Anaya. Gempa pun mengangguk lalu mencium kening Anaya sebelum dia pergi dari sana."Aku ke kelas dulu," pamit Gempa yang di angguki Anaya.Dua puluh lima menit setelah kepergian Gempa, teman temannya pun satu persatu datang. Dimulai dari Mawar dan Vanta lalu di ikuti oleh Nada dan yang terakhir datang adalah Andin. "Tumben tumbenan lo datang pagi banget? kesambet apaan nih?" tanya Vanta pada Anaya."Cuma iseng aja," jawab Anaya santai."Emang yaa
"Kamu belum makan siang, aku pesenin makanan yaa. Mau makan apa?" tanya Gempa. Dia mengambil ponsel dari dalam saku celananya."Aku mau makan seblak," jawab Anaya."Jangan itu Nay, kamu dari pagi belum makan. Yang ada nasi nasi nya dulu," ucap Gempa."Terserah deh samain aja," jawab Anaya malas. Dia lebih memilih untuk membuka laptopnya dan menonton drakor yang sudah lama dia simpan dan tidak sempat untuk menontonnya."Lagi nonton apa?" tanya Gempa pada Anaya yang sedang asik menatap layar laptopnya."Drakor," jawab Anaya tanpa mengalihkan pandangannya dari laptop."Daripada nonton drakor mending kita nonton ini," Gempa merampas laptop dari pangkuan Anaya dan mengetikan sebuah kode pada kolom pencarian."Kode apaan sih? Kok aku baru tau bisa pencarian sama kode kode gitu?" tanya Anaya heran. Dia terus memperhatikan Gempa dengan teliti.Gempa menekan tombol enter dan munculah video video yang tadi Gempa cari deng
Anaya sedikit terusik dengan tangan kekar yang mengelus lembut sebelah pipinya."Enghhhh..." usik Anaya."Bangun sayang," ucap Gempa sangat lembut.Perlahan Anaya membuka matanya dan menyesuaikan dengan pencahayaan di ruangan itu. "Jam berapa?" tanya Anaya pada Gempa."Jam setengah dua belas," jawab Gempa."Malem?" tanya Anaya dan kembali terpejam dalam pelukan Gempa."Siang," jawab Gempa dengan santainya."Hah! Kok lo gak bangunin gue sih!" teriak Anaya terkejut karena Gempa tidak membangunkannya untuk sekolah."Aku-kamu sayang," koreksi Gempa."Iya terserah, kenapa gak bangunin sekolah coba, jadi bolos kan." kesal Anaya. Dia mencari cari ponselnya untuk menghubungi salah satu temannya agar di izinkan tidak masuk sekolah."Hp aku mana?" tanya Anaya pada Gempa yang masih setia memainkan ponsel di tangannya."Gak tau," jawab Gempa acuh.Anaya terus mengumpati suami laknatnya itu di dalam hati. "Pinjem sebentar mau chat Nada," ucap Anaya pada Gempa."Ngapain?" tanya Gempa heran."Yaa ma
Anaya dan Gempa sudah berada di apartemen mereka. Dan sekarang Gempa sedang rebahan di atas sofa sedangkan Anaya, dia sedang memasak di dapur."Yang... mau susu," teriak Gempa dari ruang tv."Ambil sendiri, gue lagi masak," balas Anaya dengan berteriak."Bawain bentar, cepet!" teriak Gempa ngotot."Ck. Iya iya sebentar," jawab Anaya lalu mematikan kompornya sebelum pergi memberikan susu kotak pada Gempa. Untung saja sayur sop yang ia buat sudah matang hanya tinggal di pindahkan ke mangkuk saja.Anaya berjalan kearah ruang tv dengan susu kotak di tangannya. "Nih," ucap Anaya menyodorkan susu kotak yang ia bawa."Apaan nih?" tanya Gempa heran."Katanya lo mau susu. Ini gue udah bawa susu kotak," jelas Anaya malas."Orang gue maunya susu lo. Kok malah dikasih yang di kotak sih," jawab Gempa. Dia langsung Menarik pinggang Anaya. Alhasil Anaya pun terjatuh di atas paha Gempa."Apaan sih Gem. Gue lagi masak t
Bell pulang sekolah sudah berbunyi sepuluh menit yang lalu. Dan kini Gempa sudah berada di kelas Anaya untuk menunggu Anaya yang sedang membahas tugas bersama teman kelompoknya."Masih lama?" tanya Gempa yang sudah mulai bosan."Bentar lagi," jawab Anaya yang masih fokus membahas tugas untuk besok mereka presentasi kan di depan kelas.Gempa menghembuskan nafasnya gusar sambil terus memperhatikan Anaya yang sedang fokus membahas tugas bersama teman temannya."Iya. Nanti kaya gitu aja, kalo masih bingung nanti malem kita vc group aja," ucap Anaya pada teman kelompok nya."Nah boleh juga tuh, gue juga masih belum ngerti banget sih," jawab salah seorang teman kelompok Anaya yang bernama Merla itu."Yaudah kalo gitu gue balik duluan yaa, nanti malem aja kita bahasnya," ucap Anaya lalu merapihkan buku bukunya di ikuti dengan ketiga teman kelompoknya. Merla dan Nike."Ayoo," ajak Anaya yang sudah selesai membereskan buku bukuny
"Gwemmm...""Bales," setelah mengatakan itu Gempa kembali mencium bibir Anaya dengan lembut. Begitupun dengan Anaya.Cukup lama mereka berciuman sampai Anaya mulai kehabisan napas dan memukul mukul dada Gempa agar dia melepaskan ciumannya.Huhh...Huhh...Huhh..."Lagi gak?" tawar Gempa sedikit menggoda Anaya."Gak! Ini masih di sekolah Gempa!" tegas Anaya."Yaudah nanti aja pulang sekolah lanjut di rumah, sekalian yang ini juga," ucap Gempa sambil menunjuk pada dada Anaya."Gak! Enak ajah!" jawab Anaya cepat. Dia langsung menutup dadanya dengan kedua tangan."Udah lama loh Nay gue gak dapet jatah itu," ucap Gempa sedih."Yaa tapi gue gak mau Gempa! Gue takut tambah gede terus baju gue pada gak muat gimana?!""Kita beli lagi lah, gitu aja ribet," jawab Gempa enteng.Anak sultan mah bebas. Baju bayi harga dua jeti aja di beli, apalagi buat mak nya. Lima jeti juga pasti
"Gempa..." teriak seseorang dari belakang.Anaya menoleh dan ternyata itu adalah Siska. "Ngapain sih!" gerutu Anaya kesal."Gempa kok ninggalin sih!" ucap Siska dengan suara manjanya."Kok gue mual yaaa," sindir Anaya. Dia memegangi perutnya berpura pura ingin muntah."Apa sih lo. Jablay!" sinis Siska."Dih.. Bukannya lo yaa yang JABLAY!" ucap Anaya nyinyir."Lo yang jablay!" teriak Siska tak terima."Lo!""Lo!""Lo!""Lo!""Stop!!!" bentak Gempa kesal sendiri mendengar keributan dari dua wanita di hadapannya."Dia duluan!" ucap Anaya cepat. Dia tidak mau Gempa menyalahkan dirinya atas keributan ini."Bisa diem gak!" bentak Gempa lagi, karena mereka berdua masih saling menyalahkan. Yaa walaupun dengan berbisik tapi masih bisa di dengar oleh Gempa."Gempa dia yang salah bukan gue!" teriak Siska tak terima."Udah stop! Lo berdua yang salah!" bentak Gem
Gempa menatap heran kerah Anaya yang berlari dengan terburu buru. "Gue duluan," pamit Gempa pada teman temannya."Gempa..." teriak Siska yang merasa terabaikan."Gue duluan nanti pulang sekolah gue jemput di kelas," pamitnya pada Siska lalu berlari mengejar Anaya."Nay," ucap Gempa yang berhasil mencengkram pergelangan tangan Anaya."Lepas! Gue mau ke toilet," jawab Anaya menahan isakannya."Nay." Gempa membalikan badan Anaya. "Hey... Lo kenapa?" tanya Gempa yang melihat Anaya sudah mengeluarkan air matanya."Gakpapa," jawab Anaya singkat. "Sayang lo kenapa?" tanya Gempa. Dia menarik Anaya kedalam pelukannya.Hiks... Hiks... Hiks..."Lo kenapa?" tanya Gempa sangat lembut."Gu-gue gak suka lo deket deket sama Siska," jawab Anaya terisak di dalam pelukan Gempa.Gempa tersenyum. Ternyata rencananya berjalan dengan mulus. "Lo cemburu?" tanya Gempa."Hiks... hiks... hiks" hanya isakan yang keluar dari mulut Anaya."Gue akan jauhin Siska kalo lo juga jauhin Andra." ucap Gempa.Anaya melepa