Anaya dan Gempa sudah pulang ke apartemen sekitar tiga hari yang lalu. Dan sekarang Gempa sedang merengek meminta jatah. Padahal dia tau jika Anaya sedang tidak bisa melakukan itu karena tamu bulannya datang.
"Gak bisa, punya gue masih berdarah," jelas Anaya."Aaaaa gak mau. Mau sekarang," rengeknya semakin kencang."Tapi kan bawah gue masih berdarah Gempa.""Ihhh tapi gue mau sekarang, aaaa Nanay..." rengeknya lagi."Nanti yaa kalo udah gak berdarah lagi," ucap Anaya menenangkan."Sini peluk ajah," Gempa pun langsung berhambur dalam pelukan Anaya."Nanti kalo udah gak berdarah mau yaa," ucap Gempa cemberut."Iya baby," jawab Anaya sangat lembut. Dia mengelus rambut Gempa dengan lembut dan sesekali mencium keningnya."Nanay, are you happy to marry me?" tanya Gempa tiba tiba.Apakah kamu bahagia menikah denganku?"Why do you ask such thing?" tanya Anaya balik.KenapaCupGempa mengecup bibir Anaya dan melumatnya dengan lembut."Emtttt...""Ssshhhh hmpttt...""Gem-pa gue masih— ahhh..." desah Anaya.Ciuman Gempa turun pada leher jenjang Anaya. "Akhh gu-gue masih datang bulanhhh..." ucap Anaya."Gue cuma main di atas ajah gak sampe bawah," jelas Gempa yang masih terus membuat tanda merah di leher putih Anaya."Akhh Gempa..." desah Anaya menikmati setiap kecupan di lehernya.Tangan Gempa tak tinggal diam. Dia meremas kedua payudara Anaya dengan lembut dan sesekali memainkan puntingnya yang menambah kenikmatan bagi Anaya."Ahhh...""Shhhh Gem-pahh..." desah Anaya.Setelah Gempa puas dengan leher Anaya, dia pun berhenti dan beralih menatap wajah Anaya yang sudah mulai terangsang itu."Cantik," ucapnya sangat lembut."Gempa udah, nanti adik lo berdiri. Gue kan masih mens," Dia menyingkirkan tangan Gempa yang berada di kedua payudaranya.Cup"Mau nenen ajah," ucap Gempa lalu menaikan baju
2 jam telah berlalu. Tapi Gempa belum juga pulang, padahal Anaya akan mengajaknya belanja bulanan karena stok bahan makanannya sudah habis semua.Karena tidak mau membuang buang waktu Anaya pun memutuskan untuk menghubunhi Gempa.Gegem🔞🍆terakhir dilihat 13:18GemPGempa cepet pulang!Anter gue belanja bulanan...Namun pesan yang dikirim Anaya hanya centang satu. Itu berarti Gempa sedang tidak aktif."Gimana nih?" tanya nya pada diri sendiri."Nanti kalo gue belanja sendiri terus Gempa pulang gue gak ada di apart pasti dia ngamuk," ucapnya."Gue tanya Gaga ajah lah," final Anaya lalu membuka room chat nya bersama Gaga.GagaOnlineGaga...Hem?Lagi bareng Gempa enggak, Ga?GkOhhBtw lo bisa anterin gue belanja bulanan gak?Gak bisa gue lagi nongkrongLah katanya lo lagi gak sama Gempa?! Lo nongkrong di mana?Bukan urusan loGaga lo pasti lagi minum nutrisari anggur kan?!YGu
"Makasih ya, Dra. Maaf ngerepotin,"ucap Anaya sebelum turun dari mobil Andra.Andra hanya tersenyum sebagai respon ucapan Anaya. "Nomor lo masih yang lama kan?" tanya Andra di balik kaca mobil yang sudah di turunkan."Iya," jawab Anaya.Andra mengangguk, "Nanti malem telponan yaa, gue kangen sama lo," ucap Andra.Anaya tidak menjawab ucapan Andra.Andra yang mengerti pun berpamitan untuk pergi, "Gue balik, Nay. Bye," pamit Andra lalu menjalankan mobilnya melewati Anaya.Anaya masih diam di tempat, beberapa detik kemudian Anaya tersadar dan menepuk nepuk pipinya, "Istigfar Nay. Lo udah nikah." ucapnya.Anaya berjalan menuju lift untuk naik ke apartemen nya.Anaya sudah berada di dalam apartemen. Dia langsung menyimpan belanjaannya di atas meja makan lalu berjalan menuju kamarnya untuk mandi sebelum membereskan belanjaannya.CklekAnaya membuka pintu kamar, dan betapa terkejutnya dia saat melihat Gempa sedang terisak di atas sofa kamarnya.
Setelah hisapan Gempa terlepas Anaya mengancingkan kembali bajunya dan berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.25 menit kemudian Anaya keluar dari kamar mandi sudah dengan pakaian lengkapnya. Anaya berniat untuk membereskan bahan makanan yang tadi ia beli.Dia berjalan keluar kamar dengan santai, tiba tiba ponselnya berdering menandakan ada sebuah panggilan masuk di ponselnya.089××××××××× is colling..."Siapa nih?" tanya Anaya pada dirinya sendiri.Tanpa berlama lama Anaya pun mengangkat panggilan itu, "Hallo," ucap Anaya."Hi Nay," jawabnya dari sebrang sana."Andra, gue kira siapa," ucap Anaya yang sudah tau itu adalah Andra."Lagi apa, Nay?" tanya Andra basa basi."Mau beresin belanjaan," jawab Anaya seadanya."Gue ganggu gak nih?" tanya Andra tak enak hati."Enggak, kaya sama siapa ajah si lo pake tanya gitu segala," jawab Anaya terkekeh.Andra pun ikut terkekeh, "Gue kangen sama kita yang dulu, Nay," ucap An
Seperti janjinya kemarin. Anaya tidak melepaskan hisapan Gempa pada payudaranya. Perlahan Anaya membuka matanya. Dia melihat jam yang menempel di dinding dekat meja riasnya. 04.56"Gempa bangun," ucapnya lembut. Perlahan Anaya melepaskan payudaranya dari mulut Gempa, namun Gempa malah semakin menghisapnya kuat."Udah pagi, solat subuh dulu sana," lanjut Anaya. Dia mengelus dahi Gempa untuk memastikan bahwa suaminya itu sudah sehat atau belum."Solat dulu, gue juga mau siapin sarapan," Perlahan Gempa pun membuka matanya."Jam berapa?" tanya Gempa. Dia sudah melepaskan hisapannya."Jam lima," jawab Anaya. Dia merapihkan bajunya sebelum berjalan menuju kamar mandi untuk mencuci muka dan menggosok gigi."Lima menit lagi," ucap Gempa. Dia kembali memejamkan matanya."Solat dulu, kalo lo masih pusing gak usah sekolah nanti gue izinin," ucap Anaya sambil berjalan menuju kamar mandi.Beberapa menit kemudian Gempa pun be
Setelah selesai sarapan, Gempa berjalan menuju ruang tv sedangkan Anaya membereskan piring dan gelas yang kotor. Setelah itu Anaya pun ikut duduk di ruang tv."Sekarang jam berapa?" tanya Anaya pada Gempa yang fokus memainkan ponselnya. Entah dia sedang sibuk chatan dengan siapa sampai sampai dia fokus seperti itu."Enam," jawab Gempa singkat.Anaya berjalan menuju kamarnya untuk memoles sedikit wajahnya dengan make up.Beberapa menit kemudian Gempa pun masuk kedalam kamar dan memberikan dasinya pada Anaya, "Pakein," ucapnya.Anaya pun menerima dasi itu dan memasangkannya pada leher Gempa dengan sangat telaten.Setelah selesai mereka pun mengambil tas nya masing masing dan bergegas untuk berangkat menuju sekolah.***Gempa memarkirkan motornya di tempat khusus inti WARRIOR.Mereka langsung disambut oleh teman teman tengil nya, siapa lagi kalo bukan Amir dan Galang."Holla pak bro, bu bro," sapa
Niat hati ingin meminta izin untuk tidak masuk jam pelajaran karena ada urusan dengan anak anak WARRIOR tapi malah di suguhkan dengan berita yang sangat menguras emosi seperti ini."Ekhem," dehem Gempa. Dia berjalan menuju meja Anaya.Anaya, Nada, Mawar, Vanta, dan Andin pun menutup mulut nya terkejut. Apalagi Mawar, dia sangat ketakutan sekarang. Bagaimana kalau Gempa mendengar ucapannya barusan? Bagaimana kalau Gempa marah pada Anaya? Bagaimana kalau Gempa menceraikan Anaya? Kalau itu semua terjadi, Mawar tidak akan pernah bisa memaafkan mulutnya sendiri."Ge-gempa. Dari kapan lo ada disini?" tanya Anaya gugup."Dari dia bilang tete lo mau di pegang cowok lain," jawab Gempa santai.Seketika jantung Anaya berpacu lebih cepat. Tubuhnya pun sedang bergetar ketakutan. "Gue cuma mau izin gak masuk kelas, gue ada urusan sama anak anak," ucap Gempa dengan wajah datar nya."Gempa lo, lo gak marah kan?" tanya Anaya memastikan.
"Ikut gue," ucap Anaya ketus. Dia menarik Gempa keluar dari Gudang."Nanay," cicit Gempa ketakutan."Ma-maafin," cicit nya lagi.Anaya masih diam. Dia terus berjalan menuju taman yang lumayan sepi. Karena ini masih jam pelajaran."Duduk!" perintah Anaya sangat ketus.Gempa pun duduk dengan kepala tertunduk takut."Kenapa lo pukulin anak orang!" bentak Anaya sambil berkecak pinggang di hadapan Gempa."Ma-maaf," cicit Gempa."Gue gak butuh maaf lo. Gue cuma butuh jawaban kenapa lo pukulin Gio!" ucap Anaya."Yang tadi pagi," jawabnya lirih."Sekali lagi lo buat ulah, gue gak akan kasih lo jatah nenen lagi." ucap Anaya.Gempa mendongak menatap wajah Anaya dengan tatapan melasnya, "Nanay,""Makanya jangan bikin ulah," ucap Anaya malas."Maafin," rengek Gempa sambil menarik narik ujung baju seragam Anaya."Nanay maafin ihhhh, janji gak bakal gitu lagi," rengeknya.
Setelah selesai rapat, Anaya memutuskan untuk pergi ke kantin karena jam pelajaran kedua sudah dimulai dan anggota OSIS yang tadi ikut rapat di izinkan untuk tidak masuk pelajaran."Bu, mau jus jeruknya satu yaa. Nanti anterin ke meja yang di pojok situ," ucap Anaya pada salah satu ibu kantin yang ada di sekolahnya."Oke neng," jawab ibu kantin.Anaya berjalan menuju tempat duduk yang tadi ia tunjukan pada ibu kantin."Hii, Nay." sapa seseorang dari arah belakang.Anaya menoleh. "Eh hii juga, Dit." jawab Anaya pada Dito."Sendirian aja, gak bareng sama temen temen lo?" tanya Dito heran."Inikan masih jam pelajaran," jawab Anaya santai."Ahaha... Iya yaa gue lupa," ucap Dito terkekeh.Ibu kantin pun datang dengan segelas jus jeruk di tangannya. "Ini neng jus nya," ucap ibu kantin."Oh iya bu, makasih," jawab Anaya sopan. Ibu kantin hanya membalasnya dengan senyuman lalu berjalan pergi meninggalk
Pagi pagi sekali Anaya dan Gempa sudah berada di sekolah. Karena Anaya tidak mau jika teman temannya curiga jika dia dan Gempa sudah melakukan 'itu'. Yaa walaupun mereka sudah menjadi suami istri tapi tetap saja Anaya malu jika sampai teman temannya tau apalagi Mawar yang mempunyai mulut lemes dan gak bisa di rem, bisa bisa rahasia pernikahannya di ketahui satu sekolahan."Yakin gak mau aku temenin sampe temen kamu ada yang dateng?" tanya Gempa pada Anaya yang sudah duduk manis di tempatnya."Gak usah, bentar lagi juga mereka dateng," jawab Anaya. Gempa pun mengangguk lalu mencium kening Anaya sebelum dia pergi dari sana."Aku ke kelas dulu," pamit Gempa yang di angguki Anaya.Dua puluh lima menit setelah kepergian Gempa, teman temannya pun satu persatu datang. Dimulai dari Mawar dan Vanta lalu di ikuti oleh Nada dan yang terakhir datang adalah Andin. "Tumben tumbenan lo datang pagi banget? kesambet apaan nih?" tanya Vanta pada Anaya."Cuma iseng aja," jawab Anaya santai."Emang yaa
"Kamu belum makan siang, aku pesenin makanan yaa. Mau makan apa?" tanya Gempa. Dia mengambil ponsel dari dalam saku celananya."Aku mau makan seblak," jawab Anaya."Jangan itu Nay, kamu dari pagi belum makan. Yang ada nasi nasi nya dulu," ucap Gempa."Terserah deh samain aja," jawab Anaya malas. Dia lebih memilih untuk membuka laptopnya dan menonton drakor yang sudah lama dia simpan dan tidak sempat untuk menontonnya."Lagi nonton apa?" tanya Gempa pada Anaya yang sedang asik menatap layar laptopnya."Drakor," jawab Anaya tanpa mengalihkan pandangannya dari laptop."Daripada nonton drakor mending kita nonton ini," Gempa merampas laptop dari pangkuan Anaya dan mengetikan sebuah kode pada kolom pencarian."Kode apaan sih? Kok aku baru tau bisa pencarian sama kode kode gitu?" tanya Anaya heran. Dia terus memperhatikan Gempa dengan teliti.Gempa menekan tombol enter dan munculah video video yang tadi Gempa cari deng
Anaya sedikit terusik dengan tangan kekar yang mengelus lembut sebelah pipinya."Enghhhh..." usik Anaya."Bangun sayang," ucap Gempa sangat lembut.Perlahan Anaya membuka matanya dan menyesuaikan dengan pencahayaan di ruangan itu. "Jam berapa?" tanya Anaya pada Gempa."Jam setengah dua belas," jawab Gempa."Malem?" tanya Anaya dan kembali terpejam dalam pelukan Gempa."Siang," jawab Gempa dengan santainya."Hah! Kok lo gak bangunin gue sih!" teriak Anaya terkejut karena Gempa tidak membangunkannya untuk sekolah."Aku-kamu sayang," koreksi Gempa."Iya terserah, kenapa gak bangunin sekolah coba, jadi bolos kan." kesal Anaya. Dia mencari cari ponselnya untuk menghubungi salah satu temannya agar di izinkan tidak masuk sekolah."Hp aku mana?" tanya Anaya pada Gempa yang masih setia memainkan ponsel di tangannya."Gak tau," jawab Gempa acuh.Anaya terus mengumpati suami laknatnya itu di dalam hati. "Pinjem sebentar mau chat Nada," ucap Anaya pada Gempa."Ngapain?" tanya Gempa heran."Yaa ma
Anaya dan Gempa sudah berada di apartemen mereka. Dan sekarang Gempa sedang rebahan di atas sofa sedangkan Anaya, dia sedang memasak di dapur."Yang... mau susu," teriak Gempa dari ruang tv."Ambil sendiri, gue lagi masak," balas Anaya dengan berteriak."Bawain bentar, cepet!" teriak Gempa ngotot."Ck. Iya iya sebentar," jawab Anaya lalu mematikan kompornya sebelum pergi memberikan susu kotak pada Gempa. Untung saja sayur sop yang ia buat sudah matang hanya tinggal di pindahkan ke mangkuk saja.Anaya berjalan kearah ruang tv dengan susu kotak di tangannya. "Nih," ucap Anaya menyodorkan susu kotak yang ia bawa."Apaan nih?" tanya Gempa heran."Katanya lo mau susu. Ini gue udah bawa susu kotak," jelas Anaya malas."Orang gue maunya susu lo. Kok malah dikasih yang di kotak sih," jawab Gempa. Dia langsung Menarik pinggang Anaya. Alhasil Anaya pun terjatuh di atas paha Gempa."Apaan sih Gem. Gue lagi masak t
Bell pulang sekolah sudah berbunyi sepuluh menit yang lalu. Dan kini Gempa sudah berada di kelas Anaya untuk menunggu Anaya yang sedang membahas tugas bersama teman kelompoknya."Masih lama?" tanya Gempa yang sudah mulai bosan."Bentar lagi," jawab Anaya yang masih fokus membahas tugas untuk besok mereka presentasi kan di depan kelas.Gempa menghembuskan nafasnya gusar sambil terus memperhatikan Anaya yang sedang fokus membahas tugas bersama teman temannya."Iya. Nanti kaya gitu aja, kalo masih bingung nanti malem kita vc group aja," ucap Anaya pada teman kelompok nya."Nah boleh juga tuh, gue juga masih belum ngerti banget sih," jawab salah seorang teman kelompok Anaya yang bernama Merla itu."Yaudah kalo gitu gue balik duluan yaa, nanti malem aja kita bahasnya," ucap Anaya lalu merapihkan buku bukunya di ikuti dengan ketiga teman kelompoknya. Merla dan Nike."Ayoo," ajak Anaya yang sudah selesai membereskan buku bukuny
"Gwemmm...""Bales," setelah mengatakan itu Gempa kembali mencium bibir Anaya dengan lembut. Begitupun dengan Anaya.Cukup lama mereka berciuman sampai Anaya mulai kehabisan napas dan memukul mukul dada Gempa agar dia melepaskan ciumannya.Huhh...Huhh...Huhh..."Lagi gak?" tawar Gempa sedikit menggoda Anaya."Gak! Ini masih di sekolah Gempa!" tegas Anaya."Yaudah nanti aja pulang sekolah lanjut di rumah, sekalian yang ini juga," ucap Gempa sambil menunjuk pada dada Anaya."Gak! Enak ajah!" jawab Anaya cepat. Dia langsung menutup dadanya dengan kedua tangan."Udah lama loh Nay gue gak dapet jatah itu," ucap Gempa sedih."Yaa tapi gue gak mau Gempa! Gue takut tambah gede terus baju gue pada gak muat gimana?!""Kita beli lagi lah, gitu aja ribet," jawab Gempa enteng.Anak sultan mah bebas. Baju bayi harga dua jeti aja di beli, apalagi buat mak nya. Lima jeti juga pasti
"Gempa..." teriak seseorang dari belakang.Anaya menoleh dan ternyata itu adalah Siska. "Ngapain sih!" gerutu Anaya kesal."Gempa kok ninggalin sih!" ucap Siska dengan suara manjanya."Kok gue mual yaaa," sindir Anaya. Dia memegangi perutnya berpura pura ingin muntah."Apa sih lo. Jablay!" sinis Siska."Dih.. Bukannya lo yaa yang JABLAY!" ucap Anaya nyinyir."Lo yang jablay!" teriak Siska tak terima."Lo!""Lo!""Lo!""Lo!""Stop!!!" bentak Gempa kesal sendiri mendengar keributan dari dua wanita di hadapannya."Dia duluan!" ucap Anaya cepat. Dia tidak mau Gempa menyalahkan dirinya atas keributan ini."Bisa diem gak!" bentak Gempa lagi, karena mereka berdua masih saling menyalahkan. Yaa walaupun dengan berbisik tapi masih bisa di dengar oleh Gempa."Gempa dia yang salah bukan gue!" teriak Siska tak terima."Udah stop! Lo berdua yang salah!" bentak Gem
Gempa menatap heran kerah Anaya yang berlari dengan terburu buru. "Gue duluan," pamit Gempa pada teman temannya."Gempa..." teriak Siska yang merasa terabaikan."Gue duluan nanti pulang sekolah gue jemput di kelas," pamitnya pada Siska lalu berlari mengejar Anaya."Nay," ucap Gempa yang berhasil mencengkram pergelangan tangan Anaya."Lepas! Gue mau ke toilet," jawab Anaya menahan isakannya."Nay." Gempa membalikan badan Anaya. "Hey... Lo kenapa?" tanya Gempa yang melihat Anaya sudah mengeluarkan air matanya."Gakpapa," jawab Anaya singkat. "Sayang lo kenapa?" tanya Gempa. Dia menarik Anaya kedalam pelukannya.Hiks... Hiks... Hiks..."Lo kenapa?" tanya Gempa sangat lembut."Gu-gue gak suka lo deket deket sama Siska," jawab Anaya terisak di dalam pelukan Gempa.Gempa tersenyum. Ternyata rencananya berjalan dengan mulus. "Lo cemburu?" tanya Gempa."Hiks... hiks... hiks" hanya isakan yang keluar dari mulut Anaya."Gue akan jauhin Siska kalo lo juga jauhin Andra." ucap Gempa.Anaya melepa