Home / Romansa / After 30 / 67. Percaya aku, Lia.

Share

67. Percaya aku, Lia.

Author: Tamie_chan
last update Last Updated: 2023-02-16 11:33:35

"Revan, sayang!"

Revan, Tristan dan Lia, sontak menoleh saat mendengar suara merdu seorang wanita memanggil Revan.

"Asti… " Gumam Revan yang tampak terkejut.

Lia tersentak saat mendengar ucapan Revan. Jantungnya berdebar kencang saat menatap wanita yang sedang berjalan perlahan ke arahnya.

Asti benar-benar sangat cantik, kulitnya putih seperti susu, wajahnya mulus dan glowing seperti artis-artis korea. Bukan hanya kulit wajahnya yang menawan, hidungnya pun menjulang sempurna dan bibirnya penuh berisi dan sangat seksi. Dan dari seluruh kesempurnaan itu, tubuh langsingnya yang bagaikan gitar spanyol melengkapi semuanya.

Dengan rambut lurus selembut sutra sepanjang baju, dan dada serta pantat yang menonjol sempurna, bagaimana mungkin Revan tidak mencintainya?

Seketika Lia merasa insecure, dia jika dibandingkan Asti -istri Revan- bagaikan langit dan bumi. Bagaikan burung merak dan burung gagak. Lia sungguh tak bisa dibandingkan dengan Asti, sudah pasti kalah telak!

"Hai… perkenalka
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Putrinya Chaniago
waduh piye iki
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • After 30   68. Saling Ancam.

    'Siang ini, aku nggak bisa temani makan. Ada urusan dengan Asti.''Makan yang banyak, ya.'Lia hanya bisa mendesah saat membaca chat dari Revan. Tentu saja Revan akan makan siang dengan Asti, kan dia istrinya. Lia tersenyum kecut bersamaan dengan rasa sakit yang tiba-tiba terasa di hatinya. Dari awal, Lia memang sudah tau jika Revan memiliki istri terlepas dari hubungan mereka baik atau tidak, Lia pun tau konsekuensinya, namun ternyata, Lia tak pernah tau jika rasa sakitnya akan seperti ini. "Kamu nggak bawa bekal, Li?" tanya Mita sambil membuka bekal makan siangnya karena sekarang waktu sudah menunjukkan pukul 12 lewat 15 menit. "Nggak, Mit. Suka terbuang kalau masak. Mending beli aja," jawab Lia sambil mengambil dompet dari dalam tasnya. "Iya ya, mau masak juga buat siapa ya?" ucap Mita sambil tersenyum kecut memaklumi keadaan Lia. "Mau makan di mana?" tanya Rita ikut menimpali. "Dekat dekat sini aja, aku duluan ya," Pamit Lia sambil membuka pintu ruang Admin tepat sekali den

    Last Updated : 2023-02-24
  • After 30   69. Ternyata Asti dan...

    "Hai!" Asti menoleh dan menatap lelaki yang baru saja datang dengan mengendarai mobil suv berwarna putih. "Finally! Gue lama banget nungguin, Lo!" Kesal Asti sambil berjalan dan masuk ke dalam mobil lalu duduk di kursi penumpang yang berada di sebelah kursi kemudi. "Sorry… gue kira Lo bakal maksi sama suami, Lo. Si Revan. Oiya, gimana reaksi dia saat Lo bilang Lo tau hubungannya dengan Lia? Gue penasaran?""Ck! Nanti ah ngobrolnya! Gue bete! Panas banget tau nggak sih!" Kesal Asti. "Okey…" Si lelaki menurut dan mulai menjalankan mobilnya. Dia tersenyum smirk membayangkan wajahnya Revan. Dan Lia? bagaimana dia? Dia pasti kalang kabut tak karuan karena tau Revan sudah beristri. Ivan terkekeh, ya, lelaki itu adalah Ivan. Dulu saat bertemu Revan di warung sate buntel, Ivan memang merasa tak asing dengan wajah Revan. Dia seperti pernah melihatnya sebelumnya tapi dia lupa. Dan saat dia pergi ke Bandung untuk bertemu dengan Asti, dan bercengkrama di rumah wanita kaya raya itu, Ivan

    Last Updated : 2023-03-02
  • After 30   70. Menenangkan Diri.

    Lia memasuki ruang klaim yang memang selalu sepi, karena penghuninya hanya dua orang saja, dan Pak Anhar -partner kerja Anita- selalu dapat tugas di luar kantor, sehingga Anita sering sendirian di ruangan itu. "Sini, Li!" Panggil Anita yang tengah sibuk dengan mesin printer nya. Lia mendekat dan duduk di dekat Anita, kemudian dia terdiam cukup lama sampai Anita yang memulai percakapan terlebih dahulu. "Kamu tau nggak, kenapa tiba-tiba istrinya Pak Revan datang ke sini?" Tanya Anita lirih, dia tak mau oercakapannya dengan Lia sampai di dengar orang di luaran sana, apalagi jika itu telinga Novi, bisa bahaya nanti. Lia hanya menggelengkan kepalanya. "Katanya mereka nggak akur? Mau cerai? Kok istrinya bisa datang, sih?" Kesal Anita. Memang sejak Anita tahu status Revan, dia langsung tak menyetujui kedekatan sahabatnya dengan atasannya itu, namun jika Lia dihadapkan dengan keadaan begini, tentu saja Anita akan melindungi sahabatnya itu. "Aku juga bingung, Nit. Aku merasa, hubungan Pa

    Last Updated : 2023-03-08
  • After 30   71. Kamu Calon istriku!

    Lia berada di kamarnya yang sederhana, dia berbaring telentang sambil menatap eternit kamarnya yang berwarna putih. Dia masih mengenakan dress yang dia pakai untuk bekerja. Hari ini bagaikan roller coaster baginya. Pagi hari dia merasa bahagia dan berbunga-bunga, mengenakan baju baru yang cantik dan mendapatkan perhatian dari kekasihnya, namun tak lama, bunga-bunga itu layu dan seketika membusuk karena kemunculan Asti. "Ibu…" Gumamnya. "Lia takut…"Tentu saja Lia merasa takut, dia adalah seorang pelakor. Ya, sebutkan yang sedang trend saat ini untuk wanita yang mencintai suami orang. Lia memejamkan matanya dengan rapat, "aku bukan pelakor…" Rintihnya. Bagaimana jika Asti tau hubungan Lia dengan Suaminya? Mungkinkah Asti akan marah sambil memukuli Lia? Di kantor? Di depan semua rekan kerjanya? Seperti video video yang berseliweran di sosial media, tentang istri sah yang melabrak pelakor. "Nggak!" Lia menggelengkan kepalanya dengan kuat. "Ibu.. Bagaimana ini? Lia harus bagaimana

    Last Updated : 2023-04-01
  • After 30   72. Terungkap.

    "Jadi… bagaimana perasaanmu hari ini?" tanya Revan sambil melahap nasi goreng kambingnya. Lia berhenti makan sejenak dan menatap Revan, "bagaimana perasaanku?" Tanyanya tak percaya dengan ucapan Revan. "Aku takut, sedih, malu… entah apa rasanya. Yang pasti semua perasaan yang aneh ini bertumpuk jadi satu. Dan hasilnya hanya satu, marah!" Kesal Lia. "Marah?""Iya, marah! Aku marah pada diriku sendiri karena sudah berbuat bodoh!" Lia meletakkan sendok makannya lalu menghela napas dengan kasar. "Perbuatan bodoh apa yang sudah kamu lakukan?"Lia menatap Revan dengan tatapan tak percaya, "yang aku lakukan ini yang bodoh! Mau jadi simpanan suami orang, bodoh kan!?" ketusnya sambil menahan emosi. Revan menghela napas, "maaf… urusan ini jadi ruwet, aku sendiri kesal." Revan menjambak rambutnya sendiri. Tadinya Revan akan nekat bercerai dengan Asti, tak peduli dengan apapun. Tapi setelah Revan tahu Asti sudah menyadari semuanya tentang Lia, Revan jadi harus berhati-hati. Dia tak mau As

    Last Updated : 2023-04-10
  • After 30   73. Rencana busuk Asti.

    "Lo, dapat alamat Lia? Lagi di mana dia sekarang? Lagi sama Revan, kan?" celoteh Asti sambil menggoyang-goyangkan gelas kristal yang berisi cairan berwarna merah. Asti duduk santai di sebuah sofa sambil mengangkat sebelah kakinya. Dia hanya mengenakan bra berwarna hitam dipadukan dengan jubah tidur yang transparan. Rambutnya pun tergerai berantakan namun tetap terlihat seksi bagi Ivan dan mungkin siapapun yang melihatnya saat ini. "Dia bilang, dia sedang berada di rumahnya sendiri-""Bullshit! Nggak mungkin! Mereka pasti sedang tidur berdua!" geram Asti sambil meletakkan gelasnya sedikit kasar. "Revan nggak mungkin bisa menahan nafsunya untuk meniduri Lia! Aku tau seberapa besar hasratnya saat bercinta!" gumam Asti sambil membayangkan malam pertamanya dengan Revan dua tahun lalu. Jujur saja, walaupun mereka berdua melakukannya tanpa didasari rasa cinta, namun permainan Revan di ranjang tak pernah bisa Asti lupakan. Revan sangat hebat, namun Asti gengsi untuk meminta hal itu lagi,

    Last Updated : 2023-04-13
  • After 30   74. Dan terjadilah...

    "Lia, aku pergi dulu sebentar."Lia memandang jam di dinding dan mendesah, "tadi dia bilang sebentar, kok sudah lewat dari jam sepuluh, belum pulang juga…" Lia cemas. Setelah mengetahui kenyataan bahwa Ivan adalah selingkuhan Asti, Revan pun berpikir jika Asti mengetahui tentang Lia pasti dari Ivan. dia ingin menemui Asti untuk mengancamnya agar tidak mengganggu Lia. Sebenarnya tadi Lia sempat mencegah Revan untuk pergi, karena hari sudah terlalu malam. namun Revan bersikeras untuk pergi karena dia berharap bisa memergoki Ivan juga. namun sayangnya Revan tak tau di Hotel mana Asti berada. Lagi-lagi Lia menghela napas. Pikiran-pikiran negatif mulai menari-nari dalam otaknya. Jangan-jangan Revan kembali ke pelukan Asti dan saat ini mereka sedang bersenang-senang di sana. Atau… Revan mengalami kecelakaan di jalan. Lia menggelengkan kepalanya dengan keras, benci sendiri karena otaknya terus menerus berpikir negatif. "Sabar Lia… sabar…" gumam Lia pada dirinya sendiri. 'Kriiiing

    Last Updated : 2023-04-19
  • After 30   75. Bukti.

    Cahaya matahari pagi menembus melalui sela-sela tirai jendela yang sedikit tersingkap, membuat Revan merasa sedikit terganggu. Akhirnya Revan membuka matanya perlahan, lalu kembali memejamkan nya karena tak tahan dengan cahaya yang terasa menusuk langsung ke bola matanya. Dengan mata masih terpejam, Revan bangun dan terduduk di ranjangnya. "Kepalaku…" Gumamnya sambil memijat keningnya. Seakan teringat kejadian semalam, Revan langsung tersentak kaget saat tak mendapati Lia di atas ranjang. "Lia…" Panggilnya. Revan menyingkap selimut putih yang menutupi tubuh polosnya, dan dia kembali tersentak. Ada bercak noda berwarna merah di atas sprei yang membuat hati Revan terasa teriris belati. "Apa yang sudah kulakukan!" Kesal Revan pada dirinya sendiri. Dengan gerakan cepat, dia mengambil celana piyama yang ada di lemari pakaian dan memakainya. Tanpa memakai baju atasan dan hanya mengenakan celana panjang warna abu, Revan berjalan cepat keluar dari kamarnya. Dia takut Lia pergi diam-di

    Last Updated : 2023-05-03

Latest chapter

  • After 30   92. lanjut tidak?

    “Ayo, Lia!” ajak Tinik sambil menarik tangan Lia yang sedang sibuk memasukkan nota ke dalam map. Karena uang yang diberikan Nyonya Cici tak cukup untuk membeli map ordner, Lia memutuskan membeli map plastik yang murah. “Kemana, Mbak?” tanya Lia bingung. “Kalau sudah jam setengah 4, kita harus turun, ketemu sales dan terima setoran mereka, sambil dengerin briefing dari Bos.”Masih bingung, namun Lia menurut saja. Lia di ajak ke garasi mobil, dan disanalah sudah berjejer banyak lelaki paruh baya, ada beberapa yang masih muda dan seumuran Lia. Lia melihat Anggi sedang membagikan makanan dan minuman dan sesekali beberapa seles menggodanya. Anggi tersenyum bahkan tertawa karena candaan para lelaki itu. Lia menelan salivanya, sedikit enggan bergabung dengan orang-orang ini, tapi dia harus bekerja, kan? “Nah, ini ada karyawan baru, namanya Lia,” ucap lelaki yang tadi bertemu Lia di ruang tengah dan bertelanjang dada. Untunglah sekarang dia sudah mengenakan kaos oblong tapi masih menggu

  • After 30   91. Tempat kerja baru.

    Lia menatap pantulan dirinya di cermin dan merapikan lipatan bajunya yang masuk ke dalam celana bahan kain warna hitam. Hari ini Lia mendapat panggilan interview di sebuah perusahaan distributor alat-alat listrik. Ya, memang bidang alat-alat listrik belum pernah Lia geluti sebelumnya. Karena semenjak lulus hingga sekarang, Lia hanya bekerja di perusahaan distribusi obat-obatan. Tapi, tidak ada salahnya mencoba hal baru, kan? lagi pula jika Lia mencari perusahaan yang sama seperti sebelumnya, dia takut gosip tentang dirinya pasti tersebar di beberapa distributor obat saingan perusahaannya sebelumnya.“Aku pasti bisa!” ucap Lia bermonolog, mengafirmasi dirinya dengan energi positif.“Oke,semuanya sudah siap, aku harus be_” tiba-tiba ponselnya berbunyi dan dengan segera Lia mengangkatnya.“Halo, Van? aku lagi buru-buru, nih.”“....”“Halo? Van?”“Hatiku sakit,” jawab Revan dengan lemas.“Kenapa? ada apa?” tanya Lia, kaget. Lia Bahkan membeku di ambang pintu menunggu jawaban Revan.“Aku

  • After 30   90. Menyiksa.

    “Tlililit… Tlililit…’“Siapa sih, pagi-pagi gini…?!” Dengan mata masih setengah terpejam, Lia meraba-raba kasur busanya, mencoba mencari-cari di mana ponselnya berada. “Ini dia!” dengan lega, Lia berhasil menemukan ponsel yang ternyata tertindih tubuhnya sendiri. Saat melihat nama yang tertera di layar ponselnya, mata Lia langsung terbuka lebar, kantuk yang dari tadi masih menggantung di kelopak matanya seketika menghilang. “Revan?” pekiknya lirih.“Halo.”“Baru bangun?” tanya Revan dari seberang. Suaranya sama paraunya seperti Lia, sehingga Lia yakin jika Revan pun baru saja bangun tidur sama seperti dirinya.“Iya…” jawab Lia sambil tersenyum.“....”“Halo? Revan?”“Eh, ya. Kamu sehat-sehat saja kan?”Lia mengernyitkan alis, merasa aneh dengan pertanyaan Revan. “Ada apa?”“Ng… Nggak ada apa-apa.”“Hmmm… dasar aneh, oh ya, kemarin aku jalan-jalan sama Anita.”“jalan ke mana?” sambar Revan cepat.“Ke Mall, shopping sama jajan dimsum…”“Terus?” tanya Revan penasaran. Sebenarnya Revan i

  • After 30   89. Ulah Novi

    “jadi kamu sekarang sudah pindah? kos di tempat yang sama dengan Adrian?” tanya Tristan. Nada suaranya menunjukkan dia sangat terkejut.“Kenapa?”Lia tersenyum, “nggak apa-apa. Rumah itu juga kan, bukan milikku seorang, jadi memang ada rencana di jual. Aku cuma mempercepat pindahanku.”“Tapi Revan, kan, punya Vila, kenapa kamu nggak tinggal di sana saja?” cecar Tristan. “Kalian nggak lagi bertengkar, kan?”“Nggak kok, Villa Revan itu kan jauh, kemana-mana jauh, dan terlalu besar untuk aku tinggali sendiri, jadi aku memilih sewa kamar kos aja.”Tristan berpikir sejenak,”kamu tau? aku selalu siap membantu jika kamu butuh apapun. Jangan sungkan minta tolong padaku ya?”Lia tersenyum sambil menganggukkan kepalanya, “terima kasih,” ucapnya lirih.“Aku heran! cuma di sini pelakor di sanjung-sanjung! dimana-mana yang namanya pelakor itu kan biasanya di maki-maki, di hajar sampai babak belur atau di laporin ke polisi! huh, dunia memang sudah mau kiamat!” ucap Novi sambil melirik sinis pada Li

  • After 30   88. Dunia memang sempit

    “Mbak Lia, nggak makan?” tanya Adrian yang sejak tadi memperhatikan Lia. “Eh? Makan kok,” Lia mencoba tersenyum sambil mengambil gelas jusnya dan meminumnya melalui sedotan. “Nggak napsu makan karena nggak ada Pak Revan, ya?” Celetuk Novi sambil menggigit kentang goreng dan tersenyum sinis pada Lia. Lia tak peduli, dia enggan menanggapi omongan Novi yang selalu sinis padanya. Lagipula jika dia meladeni Novi, Lia takut perayaan ulang tahun Adrian akan kacau. Lia melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya kemudian menghela napas, “Sudah jam sembilan malam, aku pulang dulu ya,” ucap Lia pada Adrian. “Loh, kenapa, Mbak? Acaranya sampai jam 12 loh. Setelah ini ada live perfomance aku, masa Mbak Lia nggak mau nonton?” Lia tersenyum kecil, “Anita besok harus kerja, aku nggak enak sama dia.” Adrian tampak kecewa, “paling tidak makanlah ini, dari tadi aku perhatikan Mbak Lia cuma minum jus,” Adrian mendekatkan sepiring spageti ke arah Lia. “Aku nggak mau Mbak Lia

  • After 30   87. Drama.

    Bibir Lia tersenyum lebar saat membaca pesan masuk yang dikirimkan Revan. 'Asti sudah setuju untuk bercerai. Aku akan urus semuanya setelah itu kita bisa langsung menikah.'Lia merebahkan tubuhnya masih dengan senyum lebar menghiasi wajahnya. Jantungnya berdebar kencang membayangkan akhirnya dia akan menikah dengan Revan. Tak pernah terbayangkan olehnya sebelumnya jika dirinya akan menikah dengan lelaki setampan dan sesempurna Revan. Bagi Lia, Revan adalah lelaki pertama dan terakhir yang bertahta di hatinya, walaupun bagi Revan Lia bukan yang pertama. Mengingat itu, senyum Lia langsung sirna. Ada rasa bersalah yang tiba-tiba melintas, namun dengan cepat Lia berusaha menangkisnya. "Asti yang berselingkuh lebih dulu! Dia menyakiti Revan dan wajar Revan berpisah dengannya, tak ada hubungannya denganku…" gumam Lia sambil memejamkan matanya. Lia bangun dari tidurannya dan kembali berpikir, "bolehkan aku bahagia dengan perpisahan Revan?" tanyanya bermonolog. "Duuh kenapa sih aku?" Li

  • After 30   86. Akhirnya.

    "Nanti aku ceritakan semuanya, tapi telpon di HP ku aja, ini HP orang aku nggak enak," Jawab Lia lirih, takut Adrian mendengar percakapannya. "Aku tanya kamu tidur di mana?" Ulang Revan meminta jawaban. "Aku sekarang tinggal di kos," Jawab Lia singkat. "Kenapa?""Nanti aku ceritakan semua setelah HP ku ambil, kemarin HP ku jatuh dan nggak mau nyala…""HP mu sudah jadi, dari semalam aku menelpon tapi nggak aktif. Dan barusan aku telpon sudah bisa, berarti HP mu sudah jadi. Buruan di ambil lalu telepon aku secepatnya!""Iya… jam 8 saat konter buka langsung aku ambil.""Ck, baiklah. Langsung telpon aku setelah diambil. Jangan lupa!" Ingat Revan. "Iya, sudah dulu…""Ya," Tut.. Tut.. Tut.. Lia menatap ponsel Adrian yang sudah mati. Semburat kekecewaan menghampiri hatinya karena Revan langsung memutuskan telpon begitu saja. Kenapa dia tak menanyakan kabar Lia? Sebegitu sibukkah dia sampai tak sempat berpikir untuk menanyakan keadaan Lia? Perasaan gelisah kini hinggap di relung hati

  • After 30   85. Salah paham.

    Sudah dua hari berlalu, namun Revan tak ada kabar sama sekali. Jangankan menelpon, kirim chat pun tidak. Ada apakah gerangan? Lia ingin sekali menelepon atau mengirimkan chat, namun dia takut. Takut jika ternyata Revan memang sengaja tak menghubunginya karena ingin kembali pada Asti. Entah kenapa, jika Revan tak menghubunginya lebih dulu, Lia merasa tak boleh menelponya. Jika Lia nekat menelpon atau mengirim chat, Lia jadi merasa dirinya benar-benar wanita jahat yang merebut lelaki orang. Lia menghela nafas sambil melempar pelan ponselnya ke atas meja kecil yang ada di sebelah ranjangnya. Namun naas ponselnya malah tergelincir dan jatuh. Sebenarnya meja ini tak terlalu tinggi, namun entah kenapa ponsel Lia malah retak karenanya. "Bego banget sih, Lia!" Geram Lia pada dirinya sendiri sambil menjitak kepalanya pelan. "Duh, mati lagi…" Lia berusaha menekan tombol power tapi ponselnya tak kunjung menyala. Akhirnya Lia memutuskan pergi mencari konter HP untuk memperbaiki ponselnya.

  • After 30   84. Drama Asti

    "Bikin malu!" Teriakan Ayah Revan menggema di seluruh ruangan. "Kamu selingkuh?! Kamu punya wanita lain dan memilih bercerai dengan Asti?! Apa kamu sudah nggak waras, Revan!""Revan mau menjelaskan, tapi kalau Ayah sudah menganggap buruk tentang Revan, sepertinya percuma Revan bicara," Revan berusaha menurunkan emosinya. Dia tahu Ayahnya pasti marah besar karena beliau adalah sahabat baik Pak Wijaya - Ayah dari Asti. "Mau penjelasan apa lagi?! Semua sudah jelas! Asti sampai menangis dan mengadu pada Ayahnya. Ayah benar-benar nggak tahu lagi mau ditaruh mana wajah Ayah kalau bertemu mereka! Dan setelah itu semua, Asti masih mau menerima kamu tapi kamu sendiri memilih untuk bercerai! Hanya karena wanita nggak jelas yang baru kamu kenal?! Kamu- pikiran kamu sudah rusak!" Teriakan dan makian dari Ayah Revan menggema memenuhi seluruh ruangan yang hanya berisi tiga orang yaitu Revan, Ayahnya dan Ibunya. "Ayah, tolong tenang. Biarkan Revan menjelaskan," Ucap Ibu Revan yang sejak tadi terd

DMCA.com Protection Status