Beda dengan Mami Gerald yang sangat memanjakannya, sehingga sejak kecil dia lebih akrab dengan Mami Gerald.
“Ya udah silahkan, tapi jangan nginap yaa…ga baik!” sahut Mami Gerald lembut.
Rafsa sempat terdiam sebentar, apalagi saat melihat wajah mami kandungnya Stefani, yang terus jutek begitu, Rafsa akhirnya mengangguk.
Mobil mewah Eropa itupun berlalu meninggalkan Rafsa yang berdiri sambil masih menenteng baju toganya.
Setelah sekali lagi melihat masih ramenya kawan-kawannya berfoto-foto bersama keluarga atau pasangan masing-masing, Rafsa pun menuju mobil sportnya dan meninggalkan hotel mewah bintang 5 ini, tempat acara wisuda di selenggarakan.
Jalanan kadang lancar kadang ada merambat, sehingga butuh waktu hingga 2 jam barulah Rafsa akhirnya masuk ke kompleks perumahan mewah, di mana rumah Kania berada.
Begitu sampai, satpam rumah yang sudah hapal mobil Rafsa, walaupun kadang dia sering gonta-ganti mobil langsung mempersi
Kania dan Rafsa lebih banyak diam dan tidak begitu antusias menanggapi omongan Thomas, lama-lama Thomas menyadari, betapa dinginnya sambutan Kania terhadapnya.Ia pun akhirnya tahu diri, tak lebih 15 menitan, Thomas menjauh dan permisi serta berbasa-basi minta maaf telah menggangu waktu Kania bersama Rafsa, ada sikap cemburu yang diam-diam melanda hati Thomas, meliat keakraban Kania dan Rafsa.Bahkan Kania tak menanggapi saat Thomas minta nomor hapenya yang baru, Thomas menahan hati mangkelnya melihat wanita yang hampir jadi istrinya ini bersikap dingin terhadapnya.Thomas juga memandang curiga, ketika Rafsa bermaksud mau pergi, Kania tanpa sungkan menahan tangan Rafsa agar jangan kemana-mana alias duduk saja didekatnya menemani.Thomas lalu pergi, dari jauh dia menatap bagaimana akrabnya Kania dan Rafsa bercengkrama, terlebih saat baby Aji di gendong Rafsa, terlihat sekali Kania terkadang tertawa.Seakan di mata Thomas, Kania tak lagi berduka deng
Keduanya bergumul di jalan tol, disaksikan puluhan orang yang menonton aksi keduanya ini, Rafsa yang kaget dan tak menyangka orang yang tadi berjongkok menerjangnya lalu memeluk badannya sambil memukul, Rafsa sigap, ia langsung memukul sekeras-kerasnya ke wajah orang itu. Akibat pukulan keras itu, pria yang tadi sudah berlumuran darah terpaksa melepaskan rangkulan kerasnya di tubuh Rafsa, badannya memang gempal dan keras, tak kalah dengan badan Rafsa yang kokoh ini. Rafsa langsung berdiri dan meneruskan serangan berikutnya dengan tendangan taekwondo yang selama ini dia latih dengan baik di sebuah sasana, tendangan keras ini telak kembali mengenai wajah orang itu, sehingga orang itupun terkapar di jalanan, pingsan! Melihat seterunya kini terkapar dan tak bangun-bangun lagi, Rafsa lalu menoleh ke kanan kiri mencari pistolnya yang jatuh di jalanan tol, gara-gara di terjang pria yang pingsan itu. “Itu di sana, di sisi kanan kamu…!” teriak seseorang dari k
Setelah berbasa-basi, sekaligus bertanya soal keluarga, keduanya pun mengakhiri percakapan, sejak lama sebetulnya Irjen Dardo ingin menjodohkan anak gadisnya bernama Stella dengan Rafsa, namun sampai saat ini rencana menjodohkan itu belum ke sampaian, karena kesibukan dia dan juga Manthis, sehingga rencana pertemuan keluarga itu selalu gagal. Begitu Aman Soleha tiba di Mapolres, plus ada telpon dari Irjen Dardo ke Kapolres nya, Rafsa yang awalnya di interogasi habis-habisan beberapa penyidik, kini situasi berbalik 180 derajat. Rafsa yang semula banyak bungkam karena dia di cecar habis-habisan soal pistolnya, kini bisa tersenyum sendiri, karena kini penyidik datang-datang minta maaf padanya, lalu dia mendengar teriakan lolongan kesakitan di ruangan sebelah, setelah penyidik memukuli dua orang penguntitnya yang sedang di interogasi habis-habisan polisi penyidik tadi di sana. Rafsa yang sedang di tanyai Aman Soleha tiba-tiba didatangi Kapolres Metro Jakut, Kombe
Tanpa pikir panjang, Rafsa pun langsung memutar mobilnya dan menuju ke alamat yang diberikan Kania, dimana rumah butiknya yang sedang di renovasi.Setelah tiba dan memarkir mobilnya, Rafsa langsung masuk ke sebuah rumah yang terlihat mewah dan akan di sulap Kania jadi butiknya.Rafsa tersenyum melihat Kania yang terlihat berkeringat di dahi dan sibuk memerintahkan ini itu pada 4 pekerja yang membantunya.Rafsa lalu duduk dan memperhatikan wanita jelita ini, yang usianya sudah 30 tahunan, atau 5 tahunan lebih dari dia.Kania mengenakan kerudung yang menutupi rambutnya, tidak lagi model hijab, sehingga rambut hitam lebatnya terlihat.Agaknya Kania merasa kepanasan, sehingga ia membuka jepitan kerudungnya tersebut.Kania lalu menghampiri Rafsa dan duduk di samping pemuda ini, sambil mengelap dahi dan lehernya yang berpeluh dengan tisu.Bau lembut parfum Kania menyeruak hidung Rafsa, inilah sebetulnya yang diam-diam bikin Rafsa selalu ing
Keberangkatan Rafsa ke London Inggris tak bisa lagi dia tunda-tunda, karena awal minggu depannya dia harus masuk kuliah.Sesuai pesan papinya, Rafsa jangan terlalu memikirkan proses hukum terkait misteri kecelakaan maut yang menimpa Bryan.“Biarkan polisi bekerja profesional, kita cukup memantau saja, kamu fokus ke study, ingat cepat-cepat lulus, karena tugas besar sudah menanti dirimu!” Manthis memberi wejangan dan nasehat pada anak bungsunya ini.Rafsa sengaja tak mau diantarkan pakai pesawat pribadi papinya, tapi pakai pesawat komersil, di antara oleh ke tiga orang tuanya, sementara kakaknya Kiki dan suaminya tak bisa ikutnya mengantarnya, karena di saat bersamaan Kiki sedang ngidam hamil anak pertamanya.Dari tadi Rafsa celingak-celinguk melihat ke sana kemari, seakan ada di tunggunya, sementara di sisi lain, tinggal 10 menitan lagi dia sudah harus masuk ruang ke berangkatan Internasional.“Kamu liat siapa sih, mami liat dari
Setelah ngobrol panjang lebar di kamar apartemen Evelyn, Rafsa baru tahu kalau Evelyn sedang ngambil program spesialis dokter kecantikan di negeri ini.“Kenapa kamu ga ke Korea atau ke Cina, kan di sana paling terkenal soal permak wajah?” Rafsa tertawa, teringat wajahnya sendiri yang kadang di bilang hasil oplas, karena dia sering di sebut mirip bintang drakor Lee Min Ho.“Hmmm lupa yaa, mereka itu sekolahnya juga di sini, tapi mereka kemudian mengembangkannya, tapi sebetulnya lebih canggih di sini dehh!”“Ya dehh, bakalan banyak nih yang antre kelak wajahnya di percantik, agar ga kalah sama dokternya!” Rafsa goyun yang di sambut tertawa kecil dr Evelyn.Semenjak saat itu, keduanya jadi akrab, apalagi sama-sama dari Indonesia, Rafsa juga jadi tahu siapa jatidiri Evelyn ini, ortunya ternyata sangat tajir di Indonesia, sebagai warga keturunan, ayahnya memiliki puluhan bidang usaha dan kini di lanjutkan kakak lelakinya, Ev
“Aku tadi melihat seseorang yang mirip Thomas, ia merupakan dalang pembunuhan kakakku!” sahut Rafsa singkat sambil menginjak pedal gas mobil dan mengikuti mobil sport berwarna hitam yang di duga Rafsa berisi Thomas.Evelyn yang tahu kisah Bryan abangnya Rafsa ini kaget juga, dia agak khawatir melihat Rafsa langsung ngebut mengejar mobil sport hitam itu, apalagi jalanan agak licin, untungnya Rafsa sudah jauh-jauh hari mengganti bannya dengan ban khusus salju, sehingga saat di geber agak cepat, mobil bermerek hewan kucing besar warna hitam pekat ini tak slip atau tergelincir di jalan raya Kota London.“Kamu mau apain dia?” Evelyn mulai agak khawatir juga, karena ia agak ngeri melihat cepatnya Rafsa membawa mobil mewah ini. Evelyn tentu saja tak kalau Rafsa suka sekali ikut kejuaraan rally saat masih SMU hingga kuliah.“Tenang saja, aku hanya pingin tahu dia tinggal di mana, lalu kelak aku akan laporkan pada polisi di di Indonesia, aga
Evelyn mengangguk dan dia akhirnya blak-blakan jijik dengan lelaki begitu. Evelyn akhirnya juga bercerita, kalau Hasman aslinya di desak keluarganya yang ingin melihat anak mereka segera menikah.“Sebetulnya aku paham, Hasman menikahku hanya buat status, sebab dia memiliki penyakit itu, yakni belok!”Rafsa lalu menghela nafas, kini terjawablah sudah, kenapa saat berpelukan di Bandara Heatrow, Hasman terlihat sangat erat memeluknya.Rafsa sempat jengah dan kaget dengan perbuatan Hasman tersebut, kini dia paham kenapa lelaki itu begitu, tentu saja dia tertarik dengan Rafsa yang tampan manis ini, bergidik juga Rafsa jadinya.“Pantesss…!”“Pantes apanya Sa?”“Emank kamu kagak liat saat di bandara dia memelukku begitu erat?” Evelyn langsung terbahak dan inilah tawa lepas pertamanya sejak mereka berteman.Bahkan saking lucunya di rasa Evelyn dia sampai berguling-guling di kasur menertaw
James tertawa sambil mengangguk, sambil jalan menuju mushalla yang ada di cottage itu, James bercerita kalau dia sudah tertarik mualaf sejak 10 tahunan yang lalu, tapi mantap mualaf 3 tahunan yang lalu setelah melihat orang rame sholat Idul Fitri dan COVID-19 merebak, di mana harus cuci tangan dan kaki yang bersih, sehingga James pun memantapkan hatinya. Ternyata Sheila, ibunya sangat mendukung, termasuk Andrew, ayah sambungnya, apalagi James sudah dewasa dan tentu sudah matang berpikir. James kini setiap hari melihat Kania syuting dan setelah syuting keduanya sering jalan berdua, hingga tak terasa syuting 5 harian kelar dan Kania harus bersiap pulang kembali ke Jakarta. James yang bersikap dewasa kaget saat Kania mengatakan kini banyak menerima job film, sehingga sering meninggalkan rumah. James pun memberi nasehat ke wanita jelita yang makin matang ini, agar jangan lagi ambil semua job film atau iklan. “Kasian Aji, dia butuh kamu Kania, apalagi ini masa-masa perkembangan dia!”
“Tak apa Mas Rafsa…nama saya Tikno, saya malah tak mengira malam ini bisa melihat langsung acara hebat ini, tak bakal saya lupakan seumur hidup, selamat yaa buat Mas Rafsa dan Mba Stella, moga secepatnya menikah dan punya anak-anak yang tak kalah ganteng dan cantik seperti papa dan ibunya ini!”Rafsa lalu memanggil Tarot sopir pribadinya, dan minta diambilkan tas kecil, tak sampai 10 menitan Tarot balik lagi, Rafsa lalu mengambil selembar cek, yang sudah bertuliskan angka uangnya di sana.“Pa Tikno, saya tak bawa uang cash, ini selembar cek sebesar 50 juta, bisa bapak uangkan kapan saja, bawa saja ke bank yaang tertera di cek itu…!” Tikno hampir terlonjak kaget, tak mengira akan dapat cek senilai fantastis bagi ukurannya. Tapi bagi Rafsa itu angka yang sangat kecil.Setelah menyalami Rafsa sampai tangannya dan juga tangan Stella di cium, lalu Rafsa mengenalkan ke ayah bundanya, Tikno sampai minta foto selfie, karena dia meng
Setelah adegan romantis itu selesai di putar, di mana Rafsa terlihat mencium dahi Stella, Mami Stefani tersenyum dan terlihat puas.Dia tak memperdulikan bagaimana dua sejoli itu saling lirik dengan wajah bak udang rebus, malu tak terkira, kenapa sampai di putar adegan itu dan di tonton ratusan orang, suara suit-suit terdengar, hingga kedua sejoli ini makin malu.Rafsa dan Stella tak menyangka kalau ada yang diam-diam merekam dan saat ini di tatap ratusan undangan.Kini semuanya butuh jawaban, apa maksud di putarnya adegan romantis itu, di acara ultah sang crazy tampan ini.“Nahh para undangan semua…malam ini saya ingin mengumumkan, di ultah Rafsa De Jong yang ke 27 tahun, dia akan kami tunangkan dengan kekasihnya yang ada di sampingnya ini dan pernikahan pun akan segera di gelar secepatnya!”Maka riuhlah semuanya, tak mengira kalau dua sejoli itu malam ini akan bertunangan. Banyak yang kaget, terutama keluarga Manthis de Jong, k
Di tata dengan sangat mewah, membuat semua tamu undangan yang terlihat berjalan menyingkir kaget, tak mengira ada motor nyelonong masuk ke rumah ini.Bagaimana tak kaget, kenapa ada motor ojek daring bisa nyelonong masuk ke rumah mewah dan eksklusife ini, ini sama dengan cari penyakit.Tapi saat melihat Rafsa di boncengan motor online itu semua tertawa, mereka kini mulai bercanda, kalau di crazy rich tampan itu sedang bikin sebuah pesta kejutan.“Dasarrrr, si crazy rich ternyata yang bikin ulah, ada-ada saja kejutan di ultahnya kali ini, tapi aseek juga nih, jadi penasaran, apalagi kejutan yang akan dia buat!” ungkap tamu-tamu berpakaian perlente dan juga para ART yang terlihat sibuk hilir mudik melayani tamu-tamu undangan.Motor ojek online berhenti tepat di tengah-tengah taman dan tak jauh dari panggung kecil yang di tata sedemikian rupa, sehingga Rafsa sukses menjadi pusat perhatian, semua kaget hingga terdiam, termasuk pemain musik, tak me
Desy pun melayani dengan baik Stella dan Rafsa, Stella tanpa sungkan kembali mengajak Desy bercakap-cakap dan bilang jodoh banget ketemu lagi dengan pramugari cantik ini.Rafsa hanya tersenyum melihat calon istrinya ini bercakap akrab dengan Desy. Keramah tamahan Stella membuat Desy kagum dan makin hormat pada Stella yang dianggapnya wanita berkelas yang sangat ramah.Sebagai pramugari, Stella bisa menilai penumpang-penumpang nya yang tajir melintir, ataupun pura-pura tajir.Desy hapal semuanya, sehingga rasa hormatnya langsung tinggi pada Stella, termasuk Rafsa yang terlihat cool serta tak genit dan tetap bersikap wajar.Sesampainya di bandara, keduanya berpisah, Rafsa langsung pulang ke rumah, saat Rafsa ingin mengantarnya pulang, Stella langsung tertawa dan bilang mending Rafsa segera menemui ke tiga orang tuanya untuk melamarnya segera.“Ingat jangan kelamaan atau calon ibu anak-anakmu ini akan di lamar orang lain!” kelakar Stella d
Stella lalu turun dari panggung kecil dan berjalan perlahan menuju Rafsa yang sedang berdiri dan merentangkan tangan bersiap memeluk gadis yang sudah meruntuhkan hatinya ini.Stella lalu memeluk pemuda ini, tepuk tangan makin membahana, saat tubuh bak model ini tenggelam dalam pelukan pemuda tampan bertubuh atletis ini.“I Love so much…!” bisik Rafsa.“Love youu to…!” bisik Stella.Stella merenggangkan pelukan dan menatap wajah Rafsa yang tersenyum kecil dan terlihat mata pemuda itu agak berkaca-kaca, terharu cintanya tak lagi bertepuk sebelah tangan.Mereka tak sadar kelakuan mereka masih disaksikan puluhan pengunjung yang terus bertepuk tangan dan diam-diam ada yang merekam adegan romantis ini dan hanay hitungan menit tersebar di media sosial dan tentu saja ada yang kaget melihat adegan romantis ini, siapa lagi kalau bukan Mami Stefani dan Mami Gerald, yang mengirimkan rekaman itu ternyata Kiki, kakakny
“Heiii tomboy, dengarin yaa, tiga bulan lagi aku dan Rina akan menikah!” sahut Sohai.“Apaa…kapan kalian jadian, setahuku kamu kan suka gonta ganti pacar ngikutin gaya sahabat elo si Rafsa, kok bisa-bisanya akan menikah dengan sahabatku, jangan-jangan kamu pelet yaa?” ceplos Stella yang tentu saja kaget, tak menyangka dua sahabatnya ini malah akan menikah, padahal tak terdengar pacaran.“Sembarangan mana ada pake pelet, namanya juga jodoh tomboiiii, pokoknya pas resepsi kamu wajib hadir yaa, awas kalau nggak datang, gua coret lo jadi sahabat bini gua ini!” sahut Sohai cengengesan, bahkan dia langsung mencium pipi Rina.“Ehhh sahabat elo si Rafsa dah tahu belum..?”“Tau donkk, dia sama kayak kamu, kaget, tapi setelahnya janji akan datang ke pernikahan dan resepsi kami, dia malah mau ngasih kado rumah lohh, nggak rugi gua punya sahabat he-he-he!” ceplos Sohai lagi, Rina hanya tertawa saja me
Rafsa masih terdiam dan menatap pintu itu dengan nanar, tanpa Rafsa sadari, Stella bersandar pada dinding pintu tersebut, dia tersenyum sendiri.Ia lalu berlari ke kasur dan langsung memvidcal sahabatnya Rina yang berada di Jakarta.“Benarann….kalian se hotel yaa di Singapura, jangan-jangan udah belah duren nihh!” sahut Rina sambil tertawa berderai di vidcal itu.“Enakk ajee, gue bukan elo kalee, gue masih ingat lah, ga bakalan mau gue pecah sebelum menikah!”“So…kapan nihh kalian nikah, kan tadi kamu bilang barusan di lamar!”“Ntar ajahh, biarkan dia makin cinta!”“Eitttsss….hati-hati ntar nangis bombaiiii lagi kalau Rafsa dengan yang lain, udah kalian cepat-cepat pulang dan segera menikah, bereskan!”“Tenang ajahh, biarkan Rafsa terus mengejarku…aku hanya ingin menyakinkan hati, anggap tes buat dia!”“Lhaaa pakeee tes seg
“Hmmm…kalau nggak enak pesananku ini, ya udah sono kamu pesan sendiri, biar pelan-pelan aku makan ini, songong amat sihh, makanan enak gini dibilang tak enak!” sungut Stella sambil mengaut sayuran, Stella memang agak vegetarian, sehingga badannya tetap langsing bak model dan mengeluarkan aroma yang harum, dan tadi sempat membuat pemuda di depannya ini makin senewen di buatnya.“Pemarah banget sihh…tau nggak kenapa tak enak!”Stella langsung mengangkat wajahnya. “Iya kenapa tak enak?”“Karena kemanisan wajah kamu hilang, hingga makanan ini hambar…senyum donk, dan ceria, masa kita makan diam-diaman ajee?”“Anjriittt…gue di gombalinnn, basiiii tauuu!” kini Stella terbahak. Rafsa kini tertawa kecil.Stella langsung mengambil ampal daging bulat dan melemparkan ke wajah Rafsa, tapi luput, karena Rafsa mampu menghindar.“Kamu memang buaya cap biawak, hampi