"Mayor Jenderal, ada berita darurat! Nona Nadine bunuh diri karena merasa dipermalukan, Nyonya menyuruh Anda pulang secepat mungkin dan menggantikan Nona Nadine untuk menikah!"Di Perbatasan Naki, kuda-kuda melintasi sungai beku yang baru saja mencair. Air yang dipijak kuda-kuda itu menciprat ke segala arah.Nabila memimpin di baris terdepan sambil menunggangi kudanya. Dia mengenakan pakaian hitam dengan lengan sempit, rambut hitamnya hanya diikat dengan jepit kayu. Rambut dan pakaiannya berkibar ditiup angin. Gadis itu terlihat garang dan memancarkan aura kesatria yang kuat.Nabila Feno dan adiknya, Nadine Feno adalah saudara kembar. Tapi karena kelahiran anak kembar dianggap membawa petaka, Nabila dibesarkan di luar lingkungan keluarga sejak kecil.Nadine mempunyai sifat lembut dan tidak pernah menaruh dendam pada orang lain.Nabila tidak habis pikir, siapa yang sudah tega menyakiti hati adiknya yang polos dan baik hati itu.Rasanya dia ingin menguliti orang itu lalu membuang tulangn
Nabila yang menunggu di dalam ruangan itu menyipitkan mata indahnya.Hasil pemeriksaan itu tidak akan membawa keuntungan apa pun bagi Keluarga Feno.Selir Utama pasti yakin kalau Nadine sudah tidak perawan dan memanfaatkan kesempatan ini untuk membuat masalah.Jika ternyata "Nadine" masih perawan, Selir Utama pasti akan curiga meski hal itu bisa mengadang niat buruk selir laknat itu.Andai saja pihak istana tahu kalau Nabila hanya pengganti, hal itu akan dihitung sebagai penipuan. Pasti pihak kerajaan akan memberi hukuman yang setimpal pada Keluarga Feno!Nabila melihat lurus ke depan, dia menggunakan tangannya yang biasa dia gunakan untuk memegang pedang itu dan menodongkannya ke hiasan kepalanya sendiri dengan tenang.Gurunya mengajarkannya seni bela diri dan pengabdian pada negara.Istri gurunya telah mengajarinya cara mengurus rumah tangga, termasuk beberapa teknik mengurus harem, tapi Nabila merasa dia tidak akan pernah menerapkannya meski sudah mempelajarinya dengan baik.Nabila
Istana Giok, kediaman Ibu Suri.Setelah mendengar tentang kejadian di Kediaman Keluarga Feno, ekspresi Ibu Suri terlihat senang. Dia lantas memberi perintah pada pelayan di sampingnya."Aku pernah bertemu dengan Nadine di pesta ulang tahunku tahun lalu. Sifat Nadine terlalu lembut, waktu itu aku beranggapan kalau dia pasti akan kesulitan saat menjadi Ratu nanti.""Siapa sangka dia berani menolak perintah Cindy dengan tegas.""Aku benar-benar dibuat kagum olehnya."Pelayan yang biasa dipanggil Bibi Asih itu sudah menjadi pelayan Ibu Suri selama bertahun-tahun, dia paham betul dengan pergolakan cinta dan kebencian di istana. Dia menuangkan teh hangat untuk Ibu Suri."Tapi Kaisar begitu mencintai Selir Utama, sepertinya meski Ratu sangat pintar dan berani, dia akan mengalami kesulitan saat harus bersaing dengan selir dari Paviliun Dharma Senja itu. Malam ini, Selir Utama pasti akan melakukan sesuatu."Sepertinya pelayan itu tidak memiliki jalan pikiran yang sama dengan Ibu Suri. Dia menga
Mendengar Kaisar akan segera menemuinya, Nabila pun menyuruh Sifa untuk menyanggul rambutnya kembali. Tapi tangan Sifa sedikit gemetaran, sepertinya dia merasa takut pada Kaisar yang akan segera datang.Tangan Sifa bergetar, jadi dia tidak bisa menghindari kesalahan.Saat Sifa mengambil beberapa helai rambut yang hendak disanggul untuk ketiga kalinya, Nabila mulai tidak sabar dan berkata dengan nada bicara dingin."Pergilah, biar aku sendiri yang melakukannya." Nabila ahli dalam teknik penyamaran, menata rambut adalah keahlian yang perlu dia kuasai.Dia mampu merapikan sanggulnya dalam waktu yang cukup cepat. Sifa yang melihatnya pun terkejut karena merasa kagum."Ratu terampil sekali ya!"Tapi saat mereka sedang bersiap menyambut Kaisar, pelayan istana yang menunggu di luar kembali memberi kabar."Ratu, Selir Utama sedang sakit kepala. Saat ini Kaisar sedang dalam perjalanan menuju Paviliun Dharma Senja."Sifa yang mendengarnya pun membuka mulutnya lebar-lebar, dia tidak percaya denga
Sesampai di kamar pengantin, ibu inang yang sedari tadi selalu berwajah murung itu memerintahkan para pelayan menyiapkan air mandi untuk ratu.Dia mendorong Sifa dan tersenyum pada Nabila."Ratu, selama bertahun-tahun, Kaisar tidak pernah menghabiskan malam dengan selir lain kecuali Selir Utama, Anda jadi perempuan pertama yang dipilih olehnya."Sifa berdiri di samping sambil menatap ibu inang itu dengan bingung.Dia belum pernah melihat pelayan tua itu melayaninya dengan penuh perhatian. Di istana ini memang berlaku hukum rimba, yang kuat akan dipuja, yang lemah akan ditindas.Ternyata kedudukan perempuan di istana harem tergantung perlakuan Kaisar. Seorang perempuan tidak akan dihormati jika Kaisar tidak mencintainya, meski perempuan itu adalah seorang Ratu.Ibu inang berbicara banyak hal pada Nabila, tapi gadis itu sama sekali tidak menggubrisnya.Dia memberi perintah dengan nada bicara dingin. "Kalian semua boleh pergi, biar Sifa saja yang melayaniku di aula dalam."...Setelah mem
Sifa yang mendengar keributan pun langsung bergegas menuju aula dalam."Ratu, apa yang ter ...."Sebelum Sifa menyelesaikan perkataannya, tiba-tiba dia mendengar kata "Pergi!" yang berasal dari dalam kelambu tempat tidur Nabila.Suara laki-laki!Sifa merasa ketakutan, dia pun ingin meminta bantuan.Tiba-tiba, seorang kasim datang dan segera menahannya, lalu berkata dengan marah."Dasar bodoh! Dia itu Yang Mulia!"Sifa tercengang.Yang Mulia?! Kaisar tiran yang sudah membunuh banyak orang itu?Ini sudah sangat malam, kenapa tiba-tiba dia datang?!Di dalam kelambu.Telapak tangan besar Kaisar itu menekan satu pundak Nabila, sementara tangannya yang satu lagi mencengkeram pergelangan tangan Nabila yang memegang belati. Dia menindih tubuh Nabila, seperti singa yang siap menerkam mangsanya.Nabila bisa saja melawan, tapi setelah tahu siapa laki-laki itu, dia pun mengurungkan niatnya.Dia tidak bisa melihat wajah laki-laki itu karena gelap.Tapi aura membunuh yang terpancar dari laki-laki it
Malam ini ditakdirkan untuk menjadi bencana, Nabila sudah menebaknya.Sejujurnya daripada harus menyerahkan kesuciannya pada Kaisar, tidak ada salahnya kalau Nabila harus melukai dirinya sendiri.Setidaknya dia tidak harus terus ditindih oleh Kaisar.Nabila merobek bagian bawah piamanya dan menjadikannya sapu tangan untuk dijadikan alas yang biasa digunakan pengantin baru untuk membuktikan bahwa dirinya masih perawan.Dia lantas mengangkat bagian bawah piamanya dengan satu tangan, satu tangannya memegang belati dengan posisi terbalik.Nabila sudah memutuskan untuk melakukannya, dia tidak bisa menolaknya.Dia berusaha menghibur dirinya sendiri, anggap saja ini luka biasa.Dari kecil sampai sekarang, dia sudah sering mendapat luka saat berlatih bela diri, 'kan?Setelah itu, dia dengan sekuat tenaga ....Pada saat ini, sebuah kekuatan besar menahan pergelangan tangannya.Nabila mengerutkan alisnya.Yohan kembali merampas belati itu. Kali ini dia berkata dengan nada bicara yang lebih tajam
Nabila sama sekali tidak terlihat seperti istri yang sedih karena dicampakkan suaminya. Dia mengenakan pakaian ratu yang mewah, seperti burung phoenix yang turun ke dunia.Tatapannya terlihat cuek dan datar, memancarkan sifat yang tidak mudah didekati seperti batu giok.Warna kulitnya tidak putih pucat seperti standar ratu kerajaan, kulitnya terlihat kemerahan dan kencang.Wajahnya berwibawa dan memancarkan aura bangsawan yang kuat, dia terlihat cantik dan dingin seperti putri es.Para pelayan istana sudah terbiasa melihat selir yang mempunyai sedikit kemiripan dengan Selir Kehormatan. Mereka merasa takjub saat melihat kecantikan Nabila.Putri bangswan yang tercantik memang tidak bisa disamakan dengan wanita biasa.Sejak terjun di dunia persilatan, menyamar dan berpura-pura sudah menjadi hal yang biasa dilakukan oleh Nabila.Kecantikan menjadi masalah baginya, terutama di kamp militer.Istri gurunya mengatakan bahwa Nabila sudah menyia-nyiakan kecantikannya. Dia tidak tega melihat waja
Nabila berkata pada James dan yang lain, "Salurkan kekuatan internal padaku!"Tanpa ragu, James langsung berlari ke belakang Nabila dan menyalurkan kekuatan internalnya pada Nabila seperti Yohan.Meskipun yang lain kebingungan, mereka memilih untuk menurut karena memercayai Yolo.Nabila menatap Levino dengan ekspresi mata dingin.Levino mengejeknya."Yolo! Kamu sendiri mau mati, masih menyeret yang lain! Baik, kupenuhi keinginanmu!"Levino hampir menggila. Untungnya, akal sehat menyadarkan Levino untuk fokus melawan musuh di depan.Akan tetapi, terpikir bahwa Laina adalah putrinya dan telah dibunuh olehnya, tekad Levino menjadi lemah. Energi sejati Levino terus bergejolak seperti air mendidih ....Fiona juga menyalurkan kekuatan internalnya pada Nabila. Perlahan-lahan, Fiona mulai kewalahan. Dia bertanya, "Masih berapa lama lagi .... Jangan-jangan, harus berikan semua kekuatan internal kita pada Levino?"Yohan sepenuhnya memercayai Nabila. Selain itu, Yohan bisa menebak apa yang ingin
Nabila berjalan ke depan dan berkata pada Levino,"Levino, Laina memang adalah putrimu, putri kandungmu."Levino tetap tidak percaya.James angkat bicara,"Aku bisa membuktikannya. Levino, tadi kami memang membohongimu bahwa kamu bukan keturunan Kerajaan Chenos. Tapi Laina, itu memang adalah buah dari perbuatan bejatmu.""Omong kosong! Dia tidak mungkin adalah anakku!" bantah Levino dengan tegas. "Aku akan membunuh kalian semua ...."Laina yang tengah sekarat juga tidak percaya.James mengembuskan napas."Laina, ibumu tidak mungkin berbohong dalam hal seperti ini. Panggillah dia 'ayah', lalu beristirahatlah dengan tenang."Nabila berujar dengan suara dingin,"Laina telah membunuh banyak anggota Aliansi Germa demi mengkultivasikan ilmu hitam. Kekejamannya sama seperti ayah kandungnya.""Levino, kamu harusnya bergembira karena mempunyai putri seperti itu.""Kalau kamu benar-benar bisa membangkitkan Kerajaan Chenos, garis keturunanmu tidak akan putus karena kamu mempunyai anak perempuan.
Laina kecut hati sehingga mundur. "Bu ... bukan .... Ini bukan Jurus Astral Abadi. Aku ...."Nabila berujar dengan suara dingin,"Levino adalah ayahmu. Kalian sudah mengacaukan Aliansi Germa. Laina, kamu juga pantas mati.""Tidak! Dia bukan ayahku!" bantah Laina dengan tegas.Laina ingin mengambil alih Aliansi Germa dan dijunjung tinggi semua orang. Bagaimana bisa dia memiliki seorang ayah pemberontak?Nabila bertanya dengan suara dingin,"Bukankah kalian bersekongkol dan sengaja bersandiwara untuk membunuh kami?""Yolo! Kamu memfitnahku! Mana mungkin kami ...."Nabila memotong perkataan Laina dan berkata dengan ketus,"Lalu, kenapa kamu berhenti? Kenapa kamu tidak lanjut bertarung dengannya dan menyuruh orang lain? Kamu tahu betul kami tidak bisa mengalahkan Levino. Kamu ingin kami mati dengan percuma dan memberikan kekuatan internal kami padanya, 'kan?"Laina terus menggelengkan kepala."Bukan .... Aku terluka, tidak bisa bertarung lagi. Kamu memfitnahku. Yolo, kamu tidak bisa memfit
Tak terpikir oleh Levino bahwa dia memiliki seorang anak perempuan.Dia tidak percaya.Laina juga tidak percaya."Ibu! Ibu sedang omong kosong apa?"Mungkinkah ibunya berbohong demi menyelamatkannya?Melihat niat membunuh Levino kembali muncul, Renata mengungkapkan kebenaran masa lalu tanpa memikirkan citra diri."Levino! Apa kamu lupa .... Saat kamu baru mengkultivasikan ilmu hitam kala itu, kamu menggila. Dalam keadaan tak sadarkan diri, kamu ... kamu memerkosaku!""Laina adalah putrimu! Aku hamil sejak malam itu!"Levino memaki-maki,"Wanita jalang! Kamu yang menggila!"Melihat ibunya terus muntah darah, sekujur tubuh Laina menjadi dingin.Laina buru-buru memegangi Renata. "Ibu, jangan bicara lagi. Ibu tidak seharusnya datang!"Levino menekan energi sejati yang tidak beraturan di dalam tubuhnya.Levino merasa sangat jengkel. "Wanita jalang! Diam! Dia bukan putriku, bukan! Aku hanya punya satu putra! Apakah Yolo yang menyuruhmu menipuku? Kubunuh kamu!"Levino berlari ke depan untuk m
Dengan Jurus Astral Abadi, kekuatan Laina meningkat pesat setelah mengisap kekuatan internal Levino.Mereka bertempur dari permukaan tanah ke puncak gunung. Pasir berkepul dan batu beterbangan di setiap tempat yang mereka lalui.Pada saat ini, di kejauhan, Pasukan Naki juga sedang bertempur melawan Pasukan Jaming.Wakil komandan Pasukan Jaming samar-samar dapat melihat sosok Levino. Hatinya cemas.Bukankah Levino mengatakan dia bisa membunuh Kaisar Yohan dengan mudah?Mengapa masih belum berhasil?Mereka sudah tidak kuat untuk bertahan lagi!Pasukan Naki menggunakan taktik gerilya secara berkelompok. Ketika mereka mengira akan segera menerobos keluar, tiba-tiba muncul sekelompok musuh lagi.Dasar jahanam!Pikiran seluruh Pasukan Jaming menjadi kacau.Komandan utama Pasukan Naki, Jefry Gulan, menunggangi kuda. Dia memerintahkan bawahannya untuk berteriak."Pasukan Jaming, dengarkan baik-baik. Atas kehendak Jenderal Jefry, selama kalian membuang senjata kalian dan mengalah, Pasukan Jamin
"Kalian ingin membohongiku lagi! Yolo, kamu pantas mati!" Levino tidak akan teperdaya lagi oleh omong kosong mereka.Tanpa menghiraukan mereka, Levino mengisap kekuatan internal James.Nabila langsung menghunus pedang dan terbang ke depan bagaikan burung lincah. Dia menebaskan pedang ke arah Levino ....Kedua telinga Levino berkedut. Saat energi pedang yang tajam mendekat, Levino menghindar ke samping dan terpaksa menghentikan jurusnya.James pun jatuh. Punggungnya menghantam bebatuan kasar di tanah. Rambutnya acak-acakan.Reaksi Levino sangat cepat. Dia segera melancarkan serangan balik pada Nabila.Niat membunuhnya sangat kuat. Levino ingin membunuh orang yang telah membunuh putranya!Alih-alih menyerang dari depan, Levino melesat ke belakang Nabila.Levino melancarkan serangan tapak ke punggung Nabila."Yolo! Awas!" peringatkan James.Bam!"Nabila menoleh ke belakang. Yohan sudah berdiri di belakang dan menerima serangan itu untuk Nabila!Mata Nabila membelalak saat dia memegangi Yo
"Levino, kamu akhirnya muncul!"Di Gunung Awan, James beserta rekan-rekannya telah menyusun formasi.Nabila telah menghubungi mereka pada sebelumnya. Penyergapan di Kota Himo ditujukan untuk Pasukan Jaming, sekaligus untuk menangkap Levino.Untuk menentukan posisi mengandalkan indra pendengaran, butuh beberapa waktu untuk menyesuaikan diri.Kota Himo adalah tempat yang asing bagi Levino.Rambut Levino acak-acakan. Matanya diikat dengan kain hitam. Levino mendengarkan secara saksama."Yohan! Yolo! Cepat kalian keluar!"Levino ingin membangkitkan Kerajaan Chenos dan membalas dendam.Kedua orang itu telah membunuh putranya. Dendam itu harus dibalas!Nabila berdiri di ketinggian dengan tatapan mata dingin.Yohan berdiri di sampingnya.Jenderal lain sedang memimpin pasukan untuk bertempur melawan Pasukan Jaming. Hanya ada lima ribu prajurit di Gunung Awan.Semuanya adalah prajurit elite.Ditambah James dan rekan-rekannya. Hari ini, tempat ini akan menjadi tempat pemakaman Levino....Kekuat
Kemunduran Pasukan Jaming bukan suatu hal yang baik bagi Levino.Levino mendatangi Daro."Jenderal, ini hanya taktik curang orang Naki ...."Pasukan sudah membongkar perkemahan. Daro tidak ingin basa-basi dengan Levino."Levino, Kaisar mengirim pasukan untuk membantumu karena kamu bilang kamu yakin! Kami tidak bermaksud untuk benar-benar bertempur melawan Negara Naki! Sekarang, rencanamu gagal, kami pun kehilangan separuh kekuatan perang!""Aku mulai curiga kamu sudah bersekongkol dengan Yohan untuk meruntuhkan Kerajaan Jaming!""Minggir! Apa-apaan kamu? Kamu pikir kami bekerja untukmu?"Ekspresi wajah Levino dingin.Lalu, Levino mencekik leher Daro.Daro terkejut dan marah."Levino ... kamu ...."Seketika, Daro merasakan energi sejati di dalam tubuhnya terus disedot keluar.Levino menerima kekuatan internal itu sambil bertanya dengan suara dingin,"Apa Jenderal pernah mendengar tentang Jurus Astral Abadi?"Mata Daro membelalak. Timbul rasa takut di dalam hatinya.Daro berjuang keras u
Di awal tahun baru, Pasukan Negara Naki melancarkan serangan balik dari waktu ke waktu.Serangan balik itu hanya bersifat provokatif, tidak ada pertempuran sebenarnya.Meskipun tidak ada kerugian, serangan terus-menerus baik siang dan malam itu membuat Pasukan Jaming sangat terbebani.Setengah bulan setelah serangan itu terus berlangsung, pada malam ini, terjadi insiden fatal di Perkemahan Pasukan Jaming ...."Jenderal! Jenderal! Ada pergolakan!"Pergolakan berarti kerusuhan.Kejadian seperti itu jarang ditemui, tetapi bersifat fatal bagi pasukan militer.Daro segera bangun. Pengawal pribadi Daro mengawalnya seraya berteriak dengan cemas,"Cepat kawal Jenderal pergi!"Pergolakan itu terjadi secara mendadak.Hanya karena seorang prajurit berteriak "bunuh", seluruh pasukan saling membunuh.Perkemahan Pasukan Jaming kacau balau.Para prajurit dengan panik bangun dan memakai pakaian, ikut berteriak.Dalam kegelapan, mereka tidak bisa melihat satu sama lain. Mereka hanya tahu bahwa pasukan