Kekuatan bongkahan batu tersebut mampu membuat keretanya hancur berantakan.Teriakan Dafka begitu keras dan bergema di lembah yang kosong.Pada saat genting, Yohan hendak turun dari kereta dan wanita di samping selangkah di depan, meraih tangannya dan melompat keluar bersama.Reaksi seperti itu pasti karena Dafka telah menduga bahaya jatuhnya batu besar itu.Tepat saat mereka melompat dari kereta, kereta itu hancur berkeping-keping!Kuda itu ketakutan, melepaskan diri dari tali dan jatuh ke tebing.Ketiganya diapit oleh dua batu besar, tidak bisa maju atau mundur.Dafka memegang pedang dan berdiri di depan Yohan sambil melihat sekeliling dengan waspada."Yang Mulia, pasti ada seseorang yang bersembunyi di kegelapan!"Yohan melihat ke bawah, Ratu masih memegang tangannya dan mengamati sekeliling dengan tatapan tajam seperti Dafka.Perbedaannya adalah Dafka bertugas membela dan melindungi Kaisar, sementara Nabila sedang mencari jalan keluar.Nabila tidak pernah ingin mati di sini.Dia me
Nabila bertatapan dengan tatapan tajam pria itu, "Aku akan pergi mencari ...."Yohan menyela dengan dingin dan memerintahkan."Tetap di sini, jangan pergi."Setelah mengatakan ini, dia pingsan.Akan tetapi, dia tetap mencengkeram Nabila dengan erat, seperti mayat yang telah membatu dan tidak bisa dilepaskan bagaimanapun caranya.Nabila berusaha keras untuk melepaskan jari-jarinya satu per satu dan menariknya keluar.Lingkaran bekas merah muncul di pergelangan tangannya.Itu menunjukkan seberapa besar kekuatan yang Yohan gunakan....Saat Nabila hendak keluar dari halaman, pasangan tua itu datang untuk mengantarkan air panas. Mereka kebetulan melihat mereka dan segera menyusulnya dan menghentikannya, bertanya dengan cemas."Hei! Tunggu! Nona, ka ... kamu ini sudah mau pergi?"Nabila terdiam sesaat, tebakan mereka benar.Wanita tua itu berkata lagi, "Nona, kamu tidak bisa pergi! Kalau kamu ingin pergi, orang ini ... kalau orang ini mati, siapa yang harus kita cari?"Mereka takut Nabila a
Kemunculan Yohan yang tiba-tiba mengacaukan rencana pelarian Nabila.Wajahnya tetap tenang seperti biasa."Jalan pegunungan tidak mudah untuk dilalui. Aku ingin mencari seseorang untuk bertanya bagaimana cara menuju ke kota untuk mencari tabib."Anak itu mengambil keranjang bambu dan mengembalikannya ke Nabila sambil berkata dengan polos."Kak, jalan pegunungan jelas sangat mudah untuk dilalui."Yohan menatap Nabila dengan tajam, ingin melihat bagaimana dia akan menjelaskan.Nabila tidak banyak bicara dan berbalik bertanya kepada mereka."Kenapa kalian keluar?"Anak itu menunjuk ke arah Yohan."Suamimu menyuruhku membawanya untuk mencarimu. Kakak, kalian berdua memiliki hubungan yang sangat baik, sama seperti ayah dan ibuku yang tidak bisa dipisahkan sedetik pun!"Yohan tersenyum tipis."Ini sangat bagus."Sorot mata Nabila menjadi muram.Setelah itu, Nabila tidak mengambil obat apa pun dan tidak pergi ke kota. Mereka bertiga kembali ke rumah bersama.Setelah memasuki rumah, Yohan tiba
Nabila hendak bangun pada saat yang sama ketika si pembunuh menyerang, tetapi Yohan menahan pinggangnya dan dipaksa tetap dekat dengannya.Segera, dia berguling lagi dan menekannya ke bawah.Dalam kegelapan, Nabila tidak bisa melihat wajahnya, hanya bisa merasakan permusuhan di sekitarnya.Duar ....Yohan hanya mengangkat tangannya dan kekuatan dalam yang luar biasa membentuk gelombang udara yang langsung menjungkirbalikkan para pembunuh di luar tirai.Bruk!Bruk!Beberapa orang jatuh ke lantai satu demi satu. Setelah menyadari orang di dalam tirai masih bangun, mereka langsung berteriak, "Serang bersama!"Akan tetapi, mereka melihat seorang pria berjalan keluar dari tirai.Pria itu tinggi dan sangat mengintimidasi."Ayo serang bersama, kebetulan sudah lama sekali aku tidak membunuh orang."Yohan mengepalkan tinjunya, lalu melesat maju dengan mulus untuk meninju dada seorang pembunuh.Tidak lama setelah itu, si pembunuh jatuh ke lantai.Di dalam tirai.Nabila tiba-tiba duduk. Jendelany
Nabila segera berdiri, meraih tirai sebelum keluar dan mengusap sudut bibir bawahnya dengan jijik. Dia menahan amarah di dalam hatinya dan raut wajahnya sangat dingin.Kalau orang itu bukan Kaisar, tadi dia pasti sudah memukulnya.Yohan juga mengangkat tirai dan keluar.Kemudian dia meraih lengan Nabila dan membuatnya menghadapi dirinya."Meskipun kamu bermain sulit didapatkan, inilah waktunya untuk berhenti."Nabila menjadi semakin kesal.Dia mengendalikan emosinya dan berbicara dengan tenang."Kamu pasti salah paham. Aku tidak pernah berusaha keras untuk bisa bersamamu."Pupil mata Yohan menegang.Tangan yang memegang lengannya tanpa sadar mengencang dan tulang jari menjadi putih dan menonjol.Dia mencibir."Kamu bisa mempertaruhkan nyawamu untuk menyelamatkanku.""Selalu berkata ingin menjadi istriku ...."Nabila tidak bisa mendengarkan lagi dan langsung membalas."Aku menyelamatkanmu karena identitasmu, sama seperti seorang menteri menyelamatkanmu. Mungkinkah para penjaga menyelama
Aura mematikan menyelubungi sebuah halaman rumah desa.Dafka buru-buru menjawab."Yang Mulia Ratu berada di kamar samping!"Akan tetapi, ketika Dafka masuk bersama Kaisar, tidak ada orang di dalam sana.Dafka terbengong.Dia jelas melihat Ratu masuk.Tatapan mata Yohan tertuju pada jendela.Setelah menyadari Nabila telah melarikan diri, timbul pergolakan dahsyat dalam mata Yohan yang biasanya kalem.Yohan sangat ingin membunuh orang....Tiga hari kemudian.Di luar Kota Yulis.Di dalam sebuah penginapan.Dua orang duduk di meja dekat jendela."Mayor ... Tuan, kita sudah keluar dari Kota Yulis. Ke mana kita pergi selanjutnya?" Baron nyaris salah memanggil.Orang di seberang yang berpakaian seperti pria dan memakai topeng adalah Nabila.Nabila meminum beberapa teguk air, lalu berbisik."Jemput Nadine, pergi ke perbatasan utara secara diam-diam.""Baik!"Kemudian, Nabila menaruh cangkir teh dan bertanya, "Apakah mayatnya sudah disiapkan?"Baron mengangguk, lalu berbisik."Sesuai yang dimi
Mirna sangat terperanjat.Nabila benar-benar kabur? Nabila begitu kejam sampai meninggalkan orang tua kandungnya ....Nadif tiba-tiba berdiri, seperti sudah memiliki siasat."Pasti karena Jordi! Aku akan kirim surat untuk tanyakan, apa yang dia mau sebenarnya!"Nabila adalah putrinya, hanya dititipkan pada Keluarga Muro kala itu.Kini, Nabila sudah dewasa dan menikah. Keluarga Muro seharusnya memutuskan kontak dengan Nabila.Setelah Nadif pergi, mata Mirna berlinang air mata.Dibandingkan keluhan, Mirna lebih khawatir.Bagaimanapun, Nabila adalah putri kandungnya. Mirna hanya khawatir ke mana Nabila pergi dan apakah Nabila baik-baik saja.Di ruang kerja.Ketika Nadif hendak menulis surat, pengurus tiba-tiba berlari ke dalam dengan panik."Tuan, gawat!"Masalah datang silih berganti.Menurut Nadif, tidak ada hal yang lebih serius dibanding pelarian ratu.Pengurus menutup pintu dengan waspada dan berbisik saat memberi laporan."Tuan, Nona Nadine menghilang! Pelayannya yang bernama Yumba
Nabila memutar badan dan membanting pria terdekat darinya.Bam!Pria itu terempas ke meja dan jatuh bersama meja yang retak. Dia terus merintih."Ah!"Pria yang lain menyerang bersama-sama.Tak lama kemudian, mereka semua tergeletak di lantai sambil mengerang kesakitan.Nabila berdiri dengan santai. Di balik topeng, matanya penuh aura membunuh yang dingin.Beberapa prajurit itu memperingatkan Nabila."Kamu! Beraninya kamu memukul kami? Kami adalah prajurit Perkemahan Utara. Apakah kamu pernah mendengar Mayor Jenderal Elsa? Kami adalah prajuritnya! Apakah kamu sanggup menentang Perkemahan Utara?"Nada bicara Nabila dingin dan berat."Perkemahan Utara memiliki aturan yang ketat. Bagaimana mungkin akan membiarkan kalian menganiaya perempuan?"Beberapa prajurit itu mendengus."Kami telah berkontribusi dalam membela tanah air! Kami pantas mendapatkannya!""Benar! Tanpa kami, orang Lesse sudah menginvasi! Bagaimana bisa ada kehidupan yang tenteram seperti sekarang?"Nabila mencengkeram kerah
Di luar Kota Silu, pasukan musuh melarikan diri ke segala arah.Di dalam Kota Silu, genderang perang Pasukan Naki ditabuh.Bola api habis, cahaya api padam dan cahaya bulan serta bintang terlihat sangat terang, menyinari tubuh Nabila hingga membuat sosoknya yang ramping menjulang tinggi.Setelah Pasukan Sekutu Empat Kerajaan yang dipimpin oleh Kerajaan Miria mundur, dia duduk di atas batu dengan lelah, punggungnya agak membungkuk dan darah mengalir di jari-jarinya.Lengannya terluka karena kapak ganda, tetapi tidak ada yang bisa melihatnya.Bagaimanapun, ini semua hanyalah luka ringan baginya.Setelah hari ini, Pasukan Sekutu Empat Kerajaan tidak akan berani menyerang sesuka hati. Inilah yang lebih penting."Yang Mulia, apakah kamu baik-baik saja?" Prajurit yang bertugas membuat tali datang dengan khawatir.Nabila menyembunyikan tangannya yang berdarah dan berkata dengan tenang."Ya."Dia mendongak dan melihat mayat prajurit musuh dengan tatapan acuh tak acuh....Garnisun Pasukan Seku
Prajurit musuh memindahkan mayat Jefry ke ruang terbuka, mayatnya dipenuhi bekas cambuk dan tidak ada pakaian menutupi tubuhnya.Melihat adegan seperti itu, para prajurit Negara Naki sangat marah.Sudah membunuh orang dan masih mencambuk mayatnya, benar-benar keji.Di menara kota, dua prajurit Negara Naki diturunkan. Mereka mengambil pakaian Jenderal Jefry dan mengenakannya padanya dengan sorot mata penuh kesedihan.Darren menatap Nabila dengan tajam."Yang Mulia Ratu, mungkin anak di dalam perutmu sudah lama meninggal!"Kalau tidak, mana mungkin dia masih baik-baik saja setelah bertarung sampai saat ini?Darren mengira dia pintar.Dia tidak tahu Nabila sama sekali tidak hamil.Setelah mayat Jefry dibawa ke menara, Darren melihat mayat bawahannya sendiri.Dia benar-benar tidak bisa menahan dendam ini.Setelah dipikir-pikir, untung saja kerugian bisa dihentikan tepat waktu.Sekarang hanya 150 orang yang tewas.Negara Naki terus berkata bahwa dia ingin membangun menara mayat, tetapi tida
Darren tidak pernah menyangka orang di hadapannya yang membunuh 50 prajuritnya dan salah satu jenderal yang kuat adalah Joka.Joka yang baru berusia 17 tahun memimpin pasukannya untuk membunuh 20 ribu pasukan musuh dalam Pertempuran Kota Heisun dan membangun sebuah istana untuk menakuti musuh yang datang dari segala arah.Orang ini sangat menakutkan.Pupil mata Darren tiba-tiba menyusut.Para jenderal dari tiga kerajaan lainnya juga tercengang dan ketakutan.Karena itu Joka, pantas saja dia bisa membunuh begitu banyak orang.Bukankah hari ini Negara Naki akan membangun menara mayat?Mereka mulai membujuk."Jenderal Darren! Kita tidak bisa bertarung lagi! Lawan kita adalah Joka dan orang kita mati sia-sia!""Joka, kenapa bisa Joka!? Jenderal Darren, kita tidak boleh membiarkan Negara Naki menghancurkan kita!"Sorot mata Darren sangat muram."Tantangan telah diterima, bagaimana kita bisa kembali di tengah jalan!? Teruslah bertarung! Aku tidak percaya dia bisa terus menang dengan begitu b
Kapak merupakan senjata yang ampuh, tetapi lengkungan bilah kapak mudah melemahkan kekuatan kapak, sedangkan ujung tajam tombak bisa menembus pertahanan kapak.Itulah sebabnya ada pepatah "tombak bisa mengalahkan kapak".Siapa pun yang mahir dalam tombak mengetahui hal ini.Wajah Darren agak memucat.Jadi dari mana asal Mayor Jenderal yang diutus oleh Negara Naki?Nabila menggenggam tombak dan menunggu lawannya mendekat sebelum langsung menyerang.Bill merasakan aliran udara yang kuat dan segera menggunakan kapaknya. Dia memegang kapak di tangan kirinya untuk bertahan dan tangan kanan untuk menyerang.Kadang mengayun, menebas, menusuk dan menyapu. Kedua kapak ini sangat ganas dan mematikan dalam setiap gerakan.Akan tetapi, keahlian tombak Nabila jauh lebih sulit untuk diprediksi.Keduanya bertarung bolak-balik selama belasan putaran dan orang-orang di sebelah terpana.Di pihak prajurit Kerajaan Miria, raut wajah Darren sangat jelek.Jarang sekali ada orang yang bisa menyaingi kapak ga
Darren mencondongkan tubuh ke depan dan menjulurkan lehernya untuk melihat prajurit Negara Naki yang datang bertempur.Orang ini tidak kekar dan terlihat masih muda. Sepertinya dia bukan Maynard si Wakil Jenderal Negara Naki.Bocah bau kencur dari mana ini? Beraninya dia datang dalam pertempuran membangun menara mayat?Heh!Konyol!Darren duduk bersandar dengan mata menyipit, tatapannya penuh penghinaan dan kesombongan karena memiliki rencana.Dia telah menyuruh mata-mata untuk memeriksa di perbatasan timur Negara Naki, selain Jefry, hanya Maynard yang bisa dianggap sebagai ancaman.Karena bukan Maynard yang bertempur, mustahil Negara Naki bisa membangun menara mayat.Darren menatap semua orang di bawah, yaitu seratus prajurit yang dia pilih dengan cermat kemarin."Siapa pun yang membunuh orang Naki akan menerima hadiah seratus tahil."Para prajurit memegang tombak dan melihat ke depan, mata mereka berbinar dan suara mereka nyaring."Bunuh! Bunuh! Bunuh!"Mata Nabila di balik topeng it
Di dalam tenda utama, Jerry seperti orang dewasa kecil yang mengajukan keluhan dan menuntut dengan penuh amarah."Yang Mulia Ratu, mereka benar-benar mengatakan itu! Orang egois seperti itu sangat kejam! Kamu membantu mengambil mayat, tapi mereka sama sekali tidak peduli dengan anakmu. Kamu tidak perlu membantu mereka!"Suaranya agak serak karena terlalu banyak berteriak di siang hari.Setelah mendengar ini, Nabila tidak peduli dengan ibu dan anak dari Keluarga Gulan lagi.Pertarungan besok bukan untuk ketiga orang itu, juga bukan hanya untuk Jefry. Yang lebih penting, ini demi kemenangan terakhir Negara Naki.Nabila tidak akan sebodoh itu menempatkan dirinya dalam bahaya hanya demi apa yang disebut mengambil kembali mayat.Ingin bertindak berani sesaat, tetapi pada akhirnya diri sendiri yang rugi.Pasukan Sekutu Empat Kerajaan telah menghancurkan semangat prajurit perbatasan timur, jadi dia mengikuti pola yang sama dan melumpuhkan keangkuhan mereka.Jerry masih ingin membujuknya."Yan
Negara Naki menyatakan perang untuk membangun menara mayat.Pasukan Sekutu Empat Kerajaan merasa ini terlalu merajalela."Jenderal Darren, Negara Naki benar-benar tidak tahu diri!""Karena itu, kita harus bersiap dan jangan biarkan mereka berhasil!""Benar, Jenderal Darren! Kita baru saja membunuh Jefry dan menghancurkan semangat prajurit perbatasan timur dari Negara Naki. Kami tidak bisa membiarkan mereka hidup!"Wajah Darren menjadi muram dan dia duduk di kursi tanpa bersuara.Saat ini pikirannya dipenuhi dengan pantun jenaka yang ditulis oleh orang Negara Naki untuk mempermalukannya.Ketika Negara Naki ingin membangun menara mayat, dia akan mengutus jenderalnya yang paling cakap untuk membunuh setiap orang Naki yang datang.Pada saat yang sama, orang-orang di perkemahan militer Negara Naki panik.Maynard dan beberapa jenderal mengerutkan kening."Jenderal Maynard, apakah besok kita benar-benar membiarkan Yang Mulia Ratu bertarung?"Maynard menghela napas panjang."Kalau tidak? Siapa
Hati Nyonya Casella yang kecewa telah mendapatkan harapan kembali dan dia menatap Nabila dengan tidak percaya.Apa yang baru saja Yang Mulia Ratu katakan?Dia akan mengambil mayat Jefry!?Kedua putra Keluarga Gulan juga terkejut.Maynard tidak sanggup memikul tanggung jawab ini dan buru-buru membujuk."Yang Mulia Ratu, kamu tidak boleh melakukan ini! Ada ribuan pasukan di perbatasan timur, bagaimana kami bisa membiarkanmu mengambil risiko!? Terlebih lagi, kamu sedang mengandung pewaris kekaisaran!"Semua prajurit juga bereaksi dan mengikuti Maynard untuk membujuk."Yang Mulia, pikirkanlah lagi!"Semua orang tahu Kaisar sangat menyayangi Ratu dan sekarang Ratu sedang hamil anak pertama Kaisar, dunia akan kiamat kalau ada sampai sesuatu terjadi pada Ratu di perbatasan timur mereka.Pandangan Nyonya Casella tertuju pada perut Nabila.Dia benar-benar tidak percaya Ratu sedang hamil dan masih bisa bergegas dari Kota Zordo ke perbatasan timur.Apa yang Nabila putuskan tidak akan berubah.Dia
Raut wajah Nyonya Casella berkerut kesakitan dan dia menoleh untuk melihat orang yang memegang pergelangan tangannya. Orang tersebut mengenakan pakaian wanita biasa dengan rambut diikat tinggi dan terlihat seperti pria. Tabiatnya tegas dan berwibawa.Dia bertanya dengan marah."Siapa kamu!? Beraninya kamu begitu lancang!?"Kedua putra Nyonya Casella juga langsung melontarkan tuduhan."Lepaskan ibuku! Tahukah kamu siapa dia!?"Berbeda dengan ibu dan anak dari Keluarga Gulan, Maynard dan prajurit lainnya langsung terkejut setelah melihat orang yang datang, lalu menundukkan kepala dengan hormat."Hormat kepada Yang Mulia Ratu!"Nyonya Casella tercengang."Apa! Ya ... Yang Mulia Ratu?"Orang yang ada di hadapannya adalah Ratu saat ini?Karena itu adalah Ratu, mengapa dia datang ke perbatasan timur? Bukankah seharusnya dia berada di istana dan dilindungi oleh para penjaga?Kedua putranya langsung ketakutan.Yang Mulia Ratu adalah Mayor Jenderal Joka dari Perkemahan Utara.Mereka langsung me