Bab 50
Sambil tersenyum Wilson menjawab, “Hotel menyediakan fasilitas itu, sayang, tenang saja.”“Kenapa kau melihatku seperti itu?” tanya Karin dengan heran melihat suaminya memperhatikan setiap yang ia lakukan. “Aku suka, kau mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik.”“Itu karena aku seorang ibu. Coba kalau aku belum memiliki anak, tidak mungkin aku jadi memikirkan segala sesuatunya seperti ini.”“Kurasa meski kau belum memiliki anak, kau juga akan melakukan hal yang sama.”“Sebegitu percayakah kau padaku?”“Aku tahu karena pilihanku tidak mungkin salah.”“Beruntungnya dirimu,” balas Karin sambil tertawa. Wilson merangkul istrinya dari belakang. “Sempat tidak sekali lagi?”“Tidak sempat, ini sudah terlalu siaBab 51Karin segera menghubungi kedua orang tuanya. Dan yah, ternyata Karin memang memiliki saudara kembar karena dulu orang tuanya susah, mereka membiarkan kerabat mereka menyerahkan anak mereka kepada pasangan yang belum memiliki anak.Karin terduduk bingung di atas ranjang hotel. “Aku benar-benar tidak mengira memiliki saudara kembar! Apa ini nyata dan bukan mimpi?” tanya Karin kepada Wilson.Wilson memeluk istrinya yang tampaknya sangat terkejut mendengar pernyataan orang tuanya.“Itulah sebabnya tidak heran, dia begitu mirip denganmu tapi jangan dipikirkan lagi, sekarang tenang yah,” ucap Wilson sambil membelai wajah Karin.Karin baru menyadari, tangan Wilson terluka dan menjadi terkejut kerenanya. “Kau terluka!”“Tidak, ini bukan darahku tapi darah Gabriel,” kata Wilson sambil mencuci tangannya dan memperlihatka
Bab 52“Mungkin karena didikan orang tua juga sayang, itulah mengapa ia bisa melakukan hal ini.”“Mungkin juga kau benar. Jadi tidak bisakah kita menolong mereka, sayang?” tanya Karin mencemaskan keadaan keponakannya.“Bisa, tapi itu tergantung kepadamu.”“Bagaimana bisa?” tanya Karin tidak mengerti.“Kau harus berpura-pura menjadi ibunya.”“Aku? Tapi itu tidak benar, sayang.”“Untuk menyadarkan dan menstabilkan Kemmy hanya itu jalan satu-satunya yang terpikirkan olehku.”“Tidak, tidak, aku tidak bisa berbohong. Bagaimana aku bisa mengakui anak yang bukan anakku, meskipun itu keponakanku sendiri, aku harus memikirkan perasaan Matthew sebagai tanggung jawabku dan bagaimana kalau tiba waktunya kita harus pulang?”“Kalau begitu, kita hanya berhara
Bab 53“Kau tidak perlu tahu, dari mana aku tahu, kau ada di sini. Sekarang jawab pertanyaanku, kenapa kau ada di sini?” tanya Wilson masih emosi.Karin menggandeng suaminya dan menariknya untuk duduk di atas ranjang. “Kau pikir untuk apa aku ke sini?” godanya lagi sambil tersenyum.“Jawab aku Karin!”Karin malah tersenyum mendengar kemarahan Wilson. Dengan gemas ia mencium suaminya itu. “Memang susah memiliki suami pencemburu. Apa yang kau lakukan di sini? Apa kau tidak bekerja?”“Bagaimana aku bisa tenang bekerja bila kau berada di tempat lain bersama pria lain!”“Bukan pria tapi pria-pria.”Wilson menepis tangan Karin.“Matthew juga 'kan perlu dihitung 'kan?" Karin menertawakan sikap Wilson yang merajuk seperti anak kecil. “Sekarang dengarkan aku,” ucap
Bab 54“Kalau sekarang?” tanya Wilson sambil merayap menciumi tubuh istrinya.“Membara!” sahut Karin sambil mengerang dan menutup matanya, menikmati sensasi sentuhan suaminya terhadap dirinya.Setelah mendiskusikan adegan yang mesti dia lakukan, Barulah Karin membuka piayamanya.Hati Wilson serasa ingin mencegahnya tapi ia mengalah dan membiarkan tubuh Karin di lihat beberapa orang kru. Ketika ia membuka matanya, Karin sedang berdiri di hadapannya dengan sebuah kaos panjang sepaha bergambarkan bikini. Senyumnya langsung mengembang karenanya.“Bagaimana bisa?” tanya Wilson dengan senang.“Aku menghubungi fotografernya dan mendiskusikan hal ini. Asal aku bisa berpose agak sexy sedikit, pakaian tidak masalah. Apa kau senang?”Wilson memeluk Karin dengan perasaan lega sambil menciuminya.Jepretan kamer
Bab 55Setelah mengecek segala sesuatunya, Karin diajak untuk membeli perlengkapan kamar dan sebagainya. Karin berpikir sebentar kemudian menyanggupi permintaan Jack.Setelah membeli bedcover, sprei cadangan, bahan makanan untuk mengisi kulkas Jack, Karin mengajak Jack untuk makan dulu karena ia sudah lapar.Untuk menyingkat waktu, akhirnya Karin lebih memilih makan di apartement baru Jack dan membantunya menyusun bahan makanan ke dalam kulkas sementara Jack bertugas menyusun bahan makanan ke dalam piring-piring.Setelah makan mungkin karena kecapean, Matthew tertidur.Jack menggendong Matthew untuk berbaring di dalam kamar, sementara Karin bisa makan sambil menunggui Matthew. “Aku minta maaf, karena menemaniku, Matthew sampai kelelahan seperti itu.”“Tidak masalah. Biarkan dia tidur sebentar, lalu kami akan segera pulang. Aku lapar,” kata Karin segera berdoa d
Bab 56Karin senang menerapkan artikel yang terdapat di majalahnya. Cara ini sangat sukses untuk membangkitkan gairah suami terhadap istrinya. Di bagian penutup Karin berbaring di atas ranjang dan berpose seksi di hadapan suaminya.Wilson mengerang dan segera mendekati istrinya lalu menyentuh istrinya dengan penuh hasrat.Ketika Karin sampai kantornya, asistennya memberitahunya bahwa pak Darmawan sedang menunggunya di ruangan meeting.Ia heran kenapa mereka membiarkan pak Darmawan masuk tanpa membuat janji temu dulu. Setelah menyuruh salah satu karyawannya mengantar Matthew ke ruang bermain, ia dan asistennya masuk ke dalam ruang meeting.“Selamat datang, pak Darmawan tapi maaf, seingat saya, kita tidak memiliki janji temu sebelumnya.“Darmawan sangat kaget melihat penyambutan Karin yang dingin kepadanya. “Apa kau marah padaku?” tanya Darm
Bab 57Entah kenapa sepanjang pertemuannya dengan pak Darmawan, Karin mengalami perasaan yang tidak nyaman.Ada perasaan yang tidak menentu yang membuatnya tidak fokus berbincang dan menikmati makan siangnya.Berulang kali ia ditegur karena tidak merenspon pertanyaan pak Darmawan, Karin memutuskan untuk permisi keluar ruangan dan menghubungi Wilson.Panggilan teleponnya tidak dijawab. Berulang kali ia mencoba lagi tapi tetap tidak dijawab.Air mata Karin mengalir deras tanpa bisa dicegah, ia teringat dengan firasat saat kehilangan Steven. Jantungnya berdebar kencang tidak karuan saat ini.Jack mendapati wajah Karin penuh dengan air mata, dengan cepat ia memeluk dan menenangkan Karin. “Apa yang terjadi?”“Aku, aku tidak bisa menghubungi suamiku!” jawabnya dengan panik. Tangannya bergetar dengan hebat.Jack membimbing Karin untuk duduk dan mrminta
Bab 58Dokter keluar dari dalam ruangan ICU dan memberitahu bahwa kondisi Wilson saat ini sudah stabil tapi masih harus diawasi secara intensif.Karin menangis lega sambil mengucap syukur kepada Tuhan, ia tidak kehilangan suaminya.Jack masih terus memeluk Karin. “Mari kita berharap hal baik akan segera terjadi.”Karin mengangguk-angguk sambil menangis bahagia dan pergi ke ruangan tempat Matthew dirawat.Jack berkeras untuk menemani Karin tapi Karin memberitahu kepada Jack bahwa perusahaan tidak bisa berjalan tanpa pengawasan salah satu dari mereka berdua. Ia ingin Jack istirahat dan bekerja seperti biasanya.Jack memikirkan kata-kata Karin dan tidak bisa membujuknya lagi. “Kalau begitu aku sekarang akan membelikan makan malam dan persediaan buah dan roti untuk di sini.”Karin mengangguk, mengucapkan terima kasih keoada Jack sambil membelai wajah mungil anak
Bab 66Air mata Gabriel bercucuran dengan deras. Hatinya serasa melambung begitu hebat karena pertanyaan Karin kepadanya. Ia mengangguk-angguk dengan bahagia. “Ya, ya, ya! Aku bersedia menikah denganmu! Oh, sayangku, cintaku.” Gabriel menciumi wajah Karin secara bertubi-tubi sampai Karin menertawakannya.“Kau boleh menertawakanku tapi saat ini, aku benar-benar merasa bahagia karenamu.”Karin menghentikan tawanya lalu tersenyum dan mengangguk. “Kalau begitu apa kita akan mengundang orang tuaku dan...““Samantha,” sela Gabriel mengingatkan.Karin menghela napasnya lagi merasa sedih. Ia ingin keluarganya bisa hadir dipernikahannya meski mungkin mereka akan menolak undangannya tapi ia berharap keluarganya saat ini akan menerima kehadirannya.Sekarang ia bukan bayi yang menyusahkan lagi. Sekarang ia telah memiliki keluarga yang bisa menolong me
Bab 65Segera setelah ia menekan panggilan jawab terdengar teriakan histeris dari balik ponsel. “Siapa wanita itu? Kenapa bisa ia begitu mirip denganku dan menggantikan posisiku sebagai istrimu!?”“Apa kau masih ingat, kau adalah istriku?” ejek Gabriel dengan santai.“Kau tidak perlu kembali lagi ke sini. Kami tidak memerlukanmu lagi. Teruskan pertualanganmu dan jangan pernah kembali lagi dan merusak kebahagiaanku dan Kemmy.”“Apa maksudmu? Kau ingin wanita palsu itu menggantikan kedudukanku sebagai istri dan ibu dari anakku!? Kau membuatku tertawa, Gabriel.”“Apa kau kehabisan uang? Berapa yang kau butuhkan!? Aku akan menyiapkannya untukmu, hanya saja satu hal yang kuminta darimu. Jangan pernah kembali lagi ke sini selamanya.““Aku akan kembali kalau aku mau! Kau tidak bisa melarangnya untuk itu! Aku heran, kenapa kau berubah se
Bab 64Karin memutuskan untuk permisi pergi ke toilet.Gabriel bergegas menemaninya.Karin tertawa. “Menemaniku ke toilet? Untuk apa? Aku hanya akan pergi sebentar dan akan segera kembali. Berbincanglah dengan santai bersama tamu-tamumu.”Gabriel tidak mau melepaskan pegangan tangannya sambil tersenyum jahil kepada Karin.Karin melotot sambil tersenyum menghadapi kejahilan suaminya.“Jangan lama-lama yah,” ucap Gabriel tanpa suara kepada Karin.Karin tersenyum sambil mengangguk kepada Gabriel.Karin menanyakan toilet dan petugas yang berjaga mengarahkan Karin ke toilet khusus Vip. Ia mengikuti petunjuk yang diberikan petugas wanita itu dan tersenyum lega setelah menemukan logo toilet wanita didepannya.Ia segera masuk dan membereskan keperluannya. Setelah selesai ia menambahkan lipstik di bibirnya dan merapikan dan
Bab 63Gabriel mencium dahi Karin dengan penuh kasih sayang, “Aku akan menunggumu, jangan terlalu dipikirkan. Aku mencintaimu, istriku.”Karin tidak mampu menjawab Gabriel dan hanya bisa memaksakan diri untuk tersenyum.Hati Gabriel terasa teriris karena Karin belum bisa membalas pernyataan cintanya.Hari ini ia mendampingi suaminya untuk menghadiri gala dinner pemegang saham di perusahaannya. Gabriel selalu menawarinya untuk menemaninya tapi tidak sama halnya dengan gala dinner perusahaannya. Dia banyak membuat alasan agar Karin tidak menemaninya di acara gala dinner perusahaannya.“Apa ada hal yang kau sembunyikan padaku? Biasanya kau yang antusias mengajakku ke berbagai acara tapi kenapa setiap kali pertemuan dengan pemegang sahammu, kau selalu melarangku ikut?” tanya Karin tidak mengerti.Gabriel terdiam sambil menatap Karin dengan cemas. Ia berusaha meng
Bab 62Gabriel membuka matanya dan merasa lega melihat Samanthanya telah kembali. “Kau dari mana saja?” tanya Gabriel dengan khawatir.“Aku menyiapkan kejutan di kamar hotel tapi mungkin pelayan tidak menemukanmu, sehingga kau tidak kunjung datang sepanjang malam.” Malah pria asing yang datang dan bercinta denganku, tambah Samantha mengeluh dalam hati.“Kamar hotel? Apa kau sudah bisa mengingat cinta kita?” tanya Gabriel dengan lambat-lambat.Samantha menggeleng. “Belum, tapi aku mencoba untuk membuka diri untukmu.”Gabriel mencoba mencium Samantha tapi Samantha menutup mulut Gabriel. “Sikat gigi dulu,” ucapnya sambil terkekeh.“Maafkan aku, ayo kita ke kamar kita.”Samantha mengangguk. Ia harus segera menggantikan bayang pria asing itu dengan suaminya sendiri! Hanya membayangkannya saja, &nbs
Warning adegan 21+, anak dibawah umur skip aja yahBab 61Saat lampu dimatikan tampak bintang-bintang stiker menerangi langkahnya. Ia mengikuti arahnya dan menemukan dikeremangan seorang wanita dengan mengenakan lingerie seksi dan juga topeng mata.Ia perlahan mendekati suaminya dan memasangkan topeng yang sama dengannya. “Maaf aku masih malu tapi aku akan mencobanya menjadi istrimu yang sesungguhnya.”Tubuh Wilson bergetar mengenali suara itu. Ini benar-benar Karinnya! Apa dia sedang bermimpi? Karinnya masih hidup!Samantha mencegah Gabriel untuk berbicara dan ia merangkul suaminya itu dengan berani kemudian menciumnya.Tubuh Wilson bergetar karena ciuman Karin dan ia membalas ciuman istrinya itu. “Istriku, istriku, oh istriku, betapa aku merindukanmu,” desah Wilson dengan penuh kerinduan.Telinga Samantha mendeng
Bab 60Di IndonesiaWilson masih beratapi kepergian Karin. Ia menyesal karena sudah berlaku kasar kepada Karin. Kecelakaan yang mengakibatkan kelumpuhan padanya membuat emosinya tidak stabil dan menyia-nyiakan ketulusan Karin dalam merawatnya.Karin mengalami kecelakaan dan tidak bisa diselamatkan. Mobilnya terbakar habis ketika kejadian itu. Entah karena terkejut dengan berita itu, Wilson akhirnya bisa berdiri lagi dari kursi rodanya.Ia menolak saat keluarga Karin berniat membawa Matthew darinya. Matthew adalah anaknya dengan Karin maka ia yang akan membesarkan Matthew sebagai bukti cinta dan penyesalannya kepada Karin.Wilson memulai terapinya dengan giat dengan motivasi Matthew sebagai harapan hidupnya. Di setiap malam, ia hanya bisa meringkuk dan menangis meratapi kepergian istrinya yang sudah meninggalkannya untuk selamanya.Terbayang kenangan saat ia menyakiti Karin bai
Bab 59Ketika ia tersadar, pelupuk matanya sangat berat untuk dibuka. Ia mengerang perlahan dibalik masker oksigen yang menutupi hidung dan mulutnya.Dengan susah payah ia mencoba mencabut masker oksigen yang menahan suaranya. Tubuhnya serasa tidak bertenaga! Ada apa dengannya? Apa yang sebenarnya terjadi?Ada pria yang tertidur di ranjangnya! Dengan susah payah ia mengangkat tangannya dan menyentuh pria itu.Pria itu mengerjap dan berusaha fokus dengan apa yang sedang terjadi.Matanya terbelalak menyadari istrinya telah sadar dari koma.Pria itu memencet tombol dan menciuminya dengan penuh ucapan syukur.Dengan pandangan tidak mengerti, aku hanya memejamkan mata dan berusaha untuk bangun dari tidurku.“Pelan-pelan sayang, pelan-pelan. Sekarang kau sudah kembali bersamaku. Terima kasih Tuhan, terima kasih.” Air mata mengalir membasah
Bab 58Dokter keluar dari dalam ruangan ICU dan memberitahu bahwa kondisi Wilson saat ini sudah stabil tapi masih harus diawasi secara intensif.Karin menangis lega sambil mengucap syukur kepada Tuhan, ia tidak kehilangan suaminya.Jack masih terus memeluk Karin. “Mari kita berharap hal baik akan segera terjadi.”Karin mengangguk-angguk sambil menangis bahagia dan pergi ke ruangan tempat Matthew dirawat.Jack berkeras untuk menemani Karin tapi Karin memberitahu kepada Jack bahwa perusahaan tidak bisa berjalan tanpa pengawasan salah satu dari mereka berdua. Ia ingin Jack istirahat dan bekerja seperti biasanya.Jack memikirkan kata-kata Karin dan tidak bisa membujuknya lagi. “Kalau begitu aku sekarang akan membelikan makan malam dan persediaan buah dan roti untuk di sini.”Karin mengangguk, mengucapkan terima kasih keoada Jack sambil membelai wajah mungil anak