Beranda / Urban / Abang Ojek VS Ibu Polwan / Bab 205: Berbalas Salam

Share

Bab 205: Berbalas Salam

Penulis: Ayusqie
last update Terakhir Diperbarui: 2023-10-21 00:30:22

Bab 205: Berbalas Salam

Atau.., mungkin ia bisa melakukan itu dengan cara yang halus? Baiklah, Anjeli pun mencobanya.

 “Hekal,” kata Anjeli kemudian, menatap Hekal dengan wajah yang masih kecut.

“Hemm?” Hekal menyahut tanpa menghentikan gerakannya memutar-mutar taspen di atas meja.

“Kakek kamu titip salam, tuh.”

“Kakek aku? Emm.., kakek yang mana ya? Kakek dari ibu atau dari ayah?”

“Kek Arfan.”

Hekal tercekat. Ia merasa bagai tertodong oleh kata-kata Anjeli barusan. Karena orang yang disebut Kek Arfan itu adalah, ayah Anjeli sendiri!

Hekal menoleh sebentar pada Anjeli, lalu kembali menunduk dan memutar-mutar kembali taspen yang belum ia masukkan ke dalam toolboxnya.

“Kek Arfan bilang, kamu sekarang sombong banget. Semenjak kamu bekerja di Naikin Electronic kamu tidak pernah lagi datang bersilaturah

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Abang Ojek VS Ibu Polwan   Bab 206: Berbalas Serang

    Bab 206:Berbalas Serang “Iya, dia temanku,” kata Hekal menjawab tuduhan Anjeli dan Olive tadi. Ia lalu bangkit dari tempat duduknya.“Silahkan masuk, Ayu,” katanya pula pada Ayumi.Ayumi yang terlanjur mendapat todongan tak sopan dari perempuan berambut pendek dan perempuan berjilbab, seketika saja merasa tak nyaman, tak enak hati, ditambah sedikit emosi.“Ups, maaf, ada tamu ya?” Kata Ayumi masih berdiri di ambang pintu.“Eeeee.., iya, Yu.” Hekal menyahut dengan kikuk.“Tidak apa-apa, masuklah. Sebentar lagi mereka pulang kok.”Sebentar lagi mereka pulang, ‘mereka’ yang dimaksud Hekal tentu saja Olive dan Anjeli. Jleb!Ini bisa jadi sindiran untuk kedua gadis yang masih siaga tempur itu. Artinya, secara tidak langsung Hekal mengusir mereka berdua.“Kenapa kamu tidak bilang kalau kamu punya

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-21
  • Abang Ojek VS Ibu Polwan   Bab 207: Perempuan Penyuka Catur

    BEBERAPA HARI KEMUDIAN.., “Perang dunia ketiga?” Tanya Aje pada Bang Fahmi, tanpa mengalihkan pandangan matanya dari papan catur yang sedang mereka hadapi berdua di atas meja.“Iya,” sahut Bang Fahmi sambil mengangkat sebuah pion dan memajukannya satu kotak ke depan. “Mudah-mudahan saja tidak terjadi lagi perang di dunia ini, Bang.” Kata Aje sambil memperhatikan susunan bidak catur setelah gerakan Bang Fahmi tadi.Sudah satu jam Aje duduk di warung kopi Bang Fahmi ini. Beristirahat melepas lelah, sekaligus menunggu order lanjutan.Tantangan bermain catur dari Bang Fahmi tadi ia sambut untuk mengisi waktu senggang. Sembari bermain catur itu, seperti biasa mereka berdua ngobrol panjang lebar.“Harapanku sih Bang, negara-negara di Timur Tengah bisa menahan diri, negara-negara Barat juga tidak

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-23
  • Abang Ojek VS Ibu Polwan   Bab 208: Perbincangan Orang Gila

    Bab 208:Perbincangan Orang Gila “Eh, Liv.., ngomong-ngomong, belum lama ini aku ketemu Barry lho,” kata Vivian, menggoda Olive.“Barry? Siapa itu?”“Cieee..! Mantannya sendiri dilupain!”“Mantan? Mantan apaan?”“Mantan pacar.”“Memangnya dulu aku pernah punya pacar bernama Barry?”“Halah! Kamu ini! Sok main drama pula. Mentang-mentang sudah tak punya hubungan lagi.”“Oooh.., Barry?? Si kutu kebul itu??”Vivian bereaksi dengan cara memiringkan bibir dan juga matanya.“Iya, siapa lagi?”“Mendiang mantan yang masih hidup itu? Eh, sudah mati belum sih dia?”“Astaghfirullahal adzim, Liv! Begitu amat kamu sama orang. Jelek-jelek hidup begitu, dia juga anak manusia lho. Kasihan nanti emak bapaknya kalau sampai dengar kamu bilang

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-24
  • Abang Ojek VS Ibu Polwan   Bab 209: Ide Dari Vivian

    “Ide apa?” Tanya Olive masih tak bersemangat.“Kamu harus menyentuh Hekal,” kata Vivian sambil menunjuk dada Olive.“Tepat di hatinya!”Olive bengong, karena bingung.“Aku yakin sekali, Liv. Dengan ide ini pasti Hekal bisa menerima kamu.”“Menyentuh Hekal tepat di hatinya? Ngomong apaan sih kamu ini? Tinggi banget bahasa kamu, tahu! Turunkan sedikit dong, aku gak mudeng nih.”“Begini. Si Hekal ini punya adik yang tunarungu, kan? Atau bisu?”“Iya, betul, namanya Eca.”“Nah, kalau Hekal dan Eca berbicara, baik secara langsung atau pun melalui video call mereka tentu menggunakan bahasa isyarat, kan?”“Hem-hem. Terus?”“Itu yang aku maksud, Liv! Bahasa isyarat!”Olive memandangi wajah Vivian dengan tatapan yang masih tidak mengerti.“Lupakan soal tumpangan ojek! Lupa

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-25
  • Abang Ojek VS Ibu Polwan   Bab 210: Bisnis Tuyul

    Kling..! Kliing..!Hekal berharap ada orderan ojek yang masuk. Namun, dasar apes, ternyata ini hanya sebuah pesan dari Anjeli.“Hekal.., kamu sudah punya uang?”Hekal seketika lemas membaca pesan ini. Beberapa saat ia mematung di tempatnya duduk. Sesuatu yang ia khawatirkan sejak beberapa hari yang lalu akhirnya terjadi. Anjeli menagih utangnya!Hekal masih berkutat dengan isi pesan dan belum merespon obrolan antara Bang Fahmi dan Aje, ketika beberapa pesan Anjeli menyusul masuk lagi.“Maaf ya, aku lagi butuh nih.”“Kapan kamu kembalikan uangku?”Hekal menarik nafas yang berat, lalu mengangkat wajahnya sebentar untuk menyahut pertanyaan Bang Fahmi yang ditujukan untuk dirinya, masih seputar pertengkaran segi tiga antar perempuan, dan masih seputar gono-gini tentang asmara, tentang siapa yang kasmaran pada siapa.Beberapa pertanyaan susulan dari Aje juga ia jawab sekenanya

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-26
  • Abang Ojek VS Ibu Polwan   Bab 211: Bayar di Depan

    Bab 211:Bayar di Depan Apakah Hekal akan menerima penawaran dari Olive ini?“Hemm..,” Ia berpikir, dahinya berkerut.Dirinya yang memang sudah tersandera karena utangnya pada Anjeli, sepertinya harus mempertimbangkan penawaran dari Olive. Di sini ia melihat ada satu celah yang mungkin bisa ia manfaatkan.Dengan memberi Olive kursus privat bahasa isyarat, tentu ia bisa mendapatkan uang untuk membayar utang. Sampai pada kesimpulan itu, Hekal pun mengangguk-angguk.“Oke, aku bisa,” katanya pula.“Hah?? Serius, Kal? Kamu bisa?” Sambut Olive yang girang dari seberang sana.“Iya, aku bisa.”“Kamu mau..??”“Iya, aku mau.”“Kamu bersedia mengajari aku bahasa isyarat??”“Iya, Liv, iya, aku bersedia. Kamu mau berapa kali pertemuan?”“Kalau menurut kamu, ba

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-27
  • Abang Ojek VS Ibu Polwan   Bab 212: Tidur  Cantik

    “Abang.., aku boleh bertemu dengan Tiara?”Aje tak segera menjawab pertanyaan ini. Ia membujur di pembaringannya dengan ponsel yang tetap terpegang, juga dengan tangan kiri yang tetap mengelus-elus punggung Tiara sang putri.Ada seberkas rasa di dalam hati sang duda ini, yang membuat dirinya tak rela jika Monalisa menemui Tiara.Mengapa begitu? Mungkin alasan itu cukup ia jelaskan dengan pemahaman sempit yang kira-kira seperti ini, bahwa ia tak sudi ada seorang perempuan lacur penjaja birahi menemui putrinya yang masih suci.Derrt..!“Abang?” Pesan Monalisa lagi.“Aku kepengin jumpa dengan Tiara, boleh?”“Boleh ya?”“Plis..,”Aje menoleh ke kiri, memandang wajah Tiara yang imut dan lucu, dalam lena tidurnya yang sesekali mengecap-ngecapkan mulut seakan sedang mengunyah sesuatu. Sekilas wajah Tiara ini mengingatkan Aje pada almarhumah Diana.

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-28
  • Abang Ojek VS Ibu Polwan   Bab 213: Kursus Privat

    Bab 213:Kursus Privat Malam telah menyusut, siang pun menyingsing. Maka hadirlah beragam cerita yang diperankan oleh para pelakonnya. Satu babak telah selesai, segera dilanjutkan dengan babak berikut di hari-hari yang terus berkelanjutan.Olive semakin tak sabar untuk bisa bertemu kembali dengan Hekal pada kursus bahasa isyarat yang akan ia jalani.Hal itu memberinya suntikan semangat yang baru dalam menjalankan tugas sebagai polisi, juga sebagai Duta Keselamatan Lalu Lintas. Seperti hari ini, pasca upacara HUT Polri di markas Polda, bersama timnya Olive turun ke jalan dan menjalani perannya dengam maksimal sebagai model polisi yang ramah dan santun kepada masyarakat.Ia membagi-bagikan sekuntum bunga mawar yang dikemas cantik dengan sebuah coklat, lalu disimpul dengan menggunakan sebuah pita.Dalam balutan seragam polisinya yang berhias selempang duta, ia membagi senyum dan

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-30

Bab terbaru

  • Abang Ojek VS Ibu Polwan   Bab 303: Selendang Cinta

    Bab 303: Selendang Cinta “Saya terima nikah dan kawinnya Karin Jazmina Zachrie binti..,” Kalimat Aje terputus lagi! Bintinya, binti siapa? Aje lupa! Siapa tadi nama ayah kandung Karin? Siapa tadi namanya, ini, lelaki di hadapanku yang menggenggam tanganku ini! Mengapa lidah Aje menjadi kelu begini? Tiba-tiba saja hatinya bergetar dahsyat. Ia merasa tengah berada di dalam sebuah dimensi yang tak terdefinisi. Seakan-akan ia berada di suatu kegelapan, di mana sekarang tengah dipampangkan di depan matanya, seluruh kolase hidupnya yang bersambungan bak deretan potret. Dia yang dulu menikah dengan Diana., Dia yang dulu menjalani hidup nan bahagia.., Diana yang kemudian mengandung.., Diana yang dimasukkan ke ruang operasi…, Diana yang tak sadar dan terus pergi.., Darah Aje mendesir begitu derasnya. Bulu romanya pun serentak meremang. Entah apa yang ia rasakan sekarang. Namun, tiba-tiba kegelapan yang menyungkupinya tadi menghilang. Digantikan suasana yang terang benderang, de

  • Abang Ojek VS Ibu Polwan   Bab 302: Riam Kanan Riam Kiri

    Bab 302: Riam Kanan Riam Kiri “Eeem, ini, Abang ada masalah, Kal.”“Masalah? Masalah apa, Bang?”“Jadi begini, besok malam, eee.., besok malam.., Abang mau.., ini, ckk, eee..,”“Mau apa?” Kejar Hekal.“Emmm, Abang mau melamar seseorang.”“Melamar?”“Iya.”“Siapa?”“Kamu pasti tahu orangnya.”“Mbak Karin?”“Iya.”“Tunggu, tunggu dulu, Bang.”“Kenapa?”“Aku bilang cie dulu ya.”“Silah..,” belum sampai ‘kan’, Hekal sudah,“Ciiieeeee..!”Nah, masalahnya adalah, Aje sudah tidak mempunyai orang tua lagi. Kerabat terdekat ayahnya yang dituakan justru tinggal di kota yang berbeda dan itu jauh.Aje bisa saja, dan ia berani melakukan itu, melamar Karin seorang diri. Akan tetapi, ia juga tidak bisa mengabaikan etika.Semestinya, untuk berbicara dengan orang tua Karin harus melalui perantara orang tua juga, dalam hal ini keluarga.“Abang sudah meminta tolong Pak Sali untuk menjadi perwakilan keluarga Abang. Tapi, dia tidak berani. Grogi, begitu katanya.”“Oh, begini saja, Bang. Aku ada ide.”“Ap

  • Abang Ojek VS Ibu Polwan   Bab 301: Bunda Untuk Tiara

    Bab 301:Bunda Untuk Tiara Aje mengendarai motornya dengan perasaan yang melambung. Seakan-akan ia baru saja menghirup gas helium, membuat dirinya dan juga motornya terasa amat ringan.Rasanya seperti mau terbang saja. Mungkin benar apa yang dikatakan pujangga lama dari antah berantah itu, bahwa bagi orang-orang yang sedang jatuh cinta, mereka tak butuh sayap!Seperti inikah dampak dari sesuatu yang dinamakan asmara itu?Apakah ini merupakan pengalaman yang paling baru bagi Aje?Tidak juga. Bersama almarhumah Diana dulu ia pernah merasakan gejolak yang seperti ini. Momen ketika dulu ia bertemu dengan almarhumah Diana pun kembali membayang di dalam benak Aje, seiring dengan perjalanannya bermotor kembali ke rumah.Di dalam bus metro, ya, di situlah ia dulu bertemu dengan Diana sewaktu masih tinggal di Jakarta. Cerita pun bergulir dari beberapa pertemuan hingga menjadi perkenalan.

  • Abang Ojek VS Ibu Polwan   Bab 300: Kamu Oke Aku Pun Oke

    Bab 300:Kamu Oke Aku Pun Oke “Ayim!”“Jazmin!”Tiba-tiba saja, bumi berhenti berputar, angin berhenti berhembus, bunga dan pepohonan tak bergerak, kupu-kupu diam mengambang.., semua yang ada di taman ini seakan terpasung pada waktu yang abadi.Pelan-pelan, Karin melirik ke arah Aje. Pelan-pelan juga Aje melirik ke arah Karin. Beberapa detik mereka berdua saling bersitatap, lalu serentak saling mengalihkan pandangan. Canggung, grogi, gugup, kikuk.Aje dan Karin telah tertangkap basah dengan kata-kata mereka sendiri, Saat ini Karin merasa bagai pencuri ayam yang terkurung di dalam kandang.Aje pun merasa bagai maling celana dalam yang dipergoki sang pemilik jemuran.“Naaah..!” Kata Olive menunjuk Hekal. “Sudah dengar Kakak kan? Gebetannya Mbak Karin itu cuma Ayim!”“Sudah dengar juga kamu kan?” Sahut Hekal pula. &ldq

  • Abang Ojek VS Ibu Polwan   Bab 299: Ayim & Jazmin

    Bab 299:Ayim & Jazmin Aje mengendarai motornya dengan kecepatan yang sedikit lebih dari biasanya. Ia tidak ingin Hekal terlalu lama menunggu, lalu membuat penerima paket pun ikut menunggu.Barang yang tidak biasa, dengan layanan yang tidak biasa pula. Butuh cepat, begitu kata Hekal tadi. Ongkosnya saja dua kali lipat dari yang semestinya.Sesekali Aje berhenti di lampu merah, atau di ruas jalan yang kebetulan sedang ada kemacetan. Ia barengi proses mengendara motornya itu dengan berpikir, tentang apa pun yang kebetulan melintas di dalam benaknya.Nah, tiba-tiba ia teringat lagi pada mimpinya beberapa waktu yang lalu. Tentang seorang wanita di bawah joglo yang ditunjukkan almarhumah Diana.Atau, bagaimana jika.., joglo dalam mimpinya itu memiliki pengertian yang tidak harfiah. Artinya bukan joglo dalam bentuk fisik, tapi joglo dalam bentuk yang.., heemm, Aje terus berpikir, terus melamun, se

  • Abang Ojek VS Ibu Polwan   Bab 298: Yang Bertengkar

    Bab 298:Yang Bertengkar Sepanjang perjalanannya menuju alun-alun ini, benak Karin terus diganggu dengan banyaknya pertanyaan. Ia tak habis pikir, masalah apa yang sedang dihadapi Olive itu hingga ia meminta bantuan pada dirinya.“Mudah-mudahan, Olive nanti bisa kuat dan menyelesaikan masalahnya sendiri dengan Hekal,” harap Karin dalam hati.“Mudah-mudahan aku tidak perlu campur tangan.” Olive bilang di telepon tadi, dia bertengkar dengan Hekal suaminya itu. Pasal apakah? Apakah ini menyangkut fisik Olive yang tidak sempurna lagi dan Hekal yang kakinya juga cacat?“Sepertinya, tidak mungkin.” Bantah Karin pula.Sebab, dengan pandangannya sendiri ia bisa menilai ketulusan Hekal pada Olive dan begitu juga sebaliknya.Atau, ada rahasia lain?Misalnya, Olive frigid, dan Hekal impoxten hingga tak mampu menafkahi batin istrinya itu? Hemm,

  • Abang Ojek VS Ibu Polwan   Bab 296: Antara Tangisan dan Orderan

    Bab 296:Antara Tangisan dan Orderan Masih pukul sepuluh pagi, Karin ingin mengambil break dari pekerjaannya dengan keluar menuju kantin yang terletak di antara komplek perkantoran Ditreskrimum dan Ditlantas.Ia berharap segelas teh manis dengan campuran irisan lemon bisa menyegarkan pikirannya.Sejak kemarin ia diperintah oleh Kompol Corina untuk membaca-baca buku, artikel, atau jurnal yang membahas psikologi wanita.Ini terkait dengan sebuah kasus kekerasan dari sebuah Polres yang sekarang tengah mendapat supervisi dari komandannya itu.Karin membaca, membuat resume, dan menyunting semua hal yang perlu dari bacaannya itu, untuk selanjutnya nanti akan ia diskusikan bersama.Tak sampai dua menit kemudian Karin telah sampai di kantin dan segera memesan segelas teh lemon.Ia sengaja memilih duduk di meja yang paling pojok. Selain karena memang itu nalurinya sebagai petugas rese

  • Abang Ojek VS Ibu Polwan   Bab 296: Lumer

    Bab 296:Lumer “Aku tadi sudah ke Rowo Bening, Bang,” kata Hekal mulai buka percakapan.“Hem-hem? Ke tempat siapa?”“Tentu saja ke rumah Abang.”“Nah, Abang kan lagi mengojek.”“Itu dia yang aku lupa. Ya sudah, sekalian saja aku silaturrahmi ke rumah Kak Eda. Sekalian juga aku nengokin Tiara.”Aje tersenyum. Ia memindahkan jaket Ayo-Jek-nya dari meja ke kursi, supaya ia bisa melipat tangannya di meja itu. Cangkir kopinya ia geser juga sedikit.“Pantas saja aku pangling dengan Tiara ya, Bang.”“Kenapa?”“Tiara makin comel begitu, pipinya makin chubby, rambutnya pun makin panjang.”Aje tersenyum lagi.“Tiara rupanya sudah lupa dengan aku, Bang. Mau kugendong dia tak mau. Mau kucium apa lagi. Aku keluar dulu, beli es krim, barulah dia mau kugendong. Hahaha.

  • Abang Ojek VS Ibu Polwan   Bab 295: Duren Montong

    Bab 295:Duren Montong Sepanjang perjalanan pulang ini Aje sesekali tersenyum. Ia merasa geli ketika teringat keberhasilannya melakukan ‘prank’ kecil pada Karin di gazebo tadi.Begitu lucunya mungkin bagi sang Polwan itu. Sampai ia tertawa tergelak-gelak. Berhenti sebentar untuk bertanya jawab, lalu tertawa dan tergelak-gelak lagi.Karin bahkan sampai bangkit dari posisi duduknya dan mencubiti bahu Aje.Memori di gazebo belum lama tadi ia padan-padankan dengan memorinya yang dulu bersama almarhumah Diana.Prank pura-pura tertidur akibat terkena hipnotis sendiri, dulu juga pernah ia lakukan pada istrinya itu.Betapa senang dan gembiranya Diana ketika itu. Ia tertawa begitu lepas, dan menggeram-gerami dirinya dengan pukulan bantal guling.Aje lalu menangkap bantal guling, menarik tangan Diana pula, lalu segera menyambar bibir Diana yang merona itu dengan ciuma

DMCA.com Protection Status