Home / Urban / Abang Ojek VS Ibu Polwan / Bab 188: Mau Pacar Dapatnya Panci – Part 2

Share

Bab 188: Mau Pacar Dapatnya Panci – Part 2

Author: Ayusqie
last update Last Updated: 2023-10-03 00:30:34

Tiba-tiba saja, Karin tercekat. Sungguh, sang Srikandi ini terkejut setengah mati, dan jantungnya seakan berhenti. Karena ternyata, orang yang ia hentikan itu adalah..,            

“Astagfirullah, ternyata bukan Aje!”

Beberapa saat ia beradu pandang dengan lelaki berjaket Ayo-Jek di depannya ini, seorang lelaki muda berperawakan sedang. Seketika saja Karin menjadi salah tingkah. Betapa malunya ia. Paras wajahnya sampai memerah.

********

Setelah Hekal membalikkan badan, segera saja ia melihat seorang wanita, yang baik secara jarak maupun arah, wanita itulah yang memanggil dirinya tadi.

Wanita itu sendiri bersetelan kasual yang modis, berupa celana jins biru dan blouse warna coklat. Rambutnya lurus, pendek, hanya sepangkal leher, seperti kebanyakan Polwan atau pun wanita yang berdinas di militer.

“Mbak.., memanggil saya?” Ta

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Abang Ojek VS Ibu Polwan   Bab 189: Laki-laki Berhati Panci

    BEBERAPA JAM KEMUDIAN..,Ketika Olive sampai di rumahnya, waktu sudah menunjukkan pukul lima sore. Ia memarkirkan mobilnya di carport, sedikit ke sisi kiri, supaya ketika nanti ayahnya pulang tidak terhalang oleh mobilnya itu.Olive keluar dari mobilnya dengan perasaan yang campur aduk. Antara kesal, dongkol, jengkel, benci, rindu, cinta.., pokoknya semua menjadi satu, yaitu; yupi. Terlebih lagi ketika sang Duta ini mengambil sebuah panci dari jok belakang mobilnya.“Panci, oh, panci..,” Olive menggerutu dalam hati.Brak..! Olive menutup pintu mobil. Baru dua langkah berjalan menuju rumah, ia kembali lagi menuju mobilnya dan mengulang menutup pintu belakang tadi, karena tak yakin yang pertama tadi sudah cukup kuat.Braaakk..! Olive membanting pintu dengan amat keras. Kemudian, karena perasaannya yang yupi, alias campur aduk tadi, ia membukai semua pi

    Last Updated : 2023-10-04
  • Abang Ojek VS Ibu Polwan   Bab 190: Oles di Tangan

    Tak lama kemudian, Hekal sudah menyelesaikan perbaikan pada saklar lampu, dan Bang Fahmi juga sudah menyuguhkan kopi di meja untuk Hekal.“Yang ini,” Hekal mengangkat cangkir kopi yang mau diseruputnya. “Masukkan ke buku kasbonku ya Bang.”“Tak usah,” sahut Bang Fahmi. “Anggap saja sebagai ongkos kamu memperbaiki saklar lampu tadi.”“Hehe, terima kasih, Bang.”Hekal menolah-noleh sebentar. Pandangannya mengedar ke area sekitar warung.“Tumben sepi, Bang.”“Tadi sih ada beberapa kawan pengojek yang nongkrong di sini. Tapi satu persatu mereka sudah pergi. Ada yang dapat orderan, ada juga yang langsung pulang.”Hekal mengangguk-angguk. Ia dan Bang Fahmi segera terlarut di dalam perbincangan yang begitu asyiknya. Seru sekali. Mula-mula, mereka membahas tentang minyak bensin yang harganya akan dinaikkan lagi oleh pemerintah.Selanjutnya

    Last Updated : 2023-10-05
  • Abang Ojek VS Ibu Polwan   Bab 191: Penculikan Terhadap Yongmah

    “Hekal, kamu tahu apa bedanya antara yupi dengan panci?” Hekal garuk-garuk kepala sebentar. Kepalanya menoleh, menatap Bang Fahmi dan Aje bergantian, untuk memberi respon pada obrolan mereka yang sedang berlangsung. “Yupi?” Pikir Hekal, dengan kening yang berkerut. “Dengan panci? Bedanya apa?” “Hemm, apa ya?” “Halah, apa-apaan sih Olive ini??” Gerutu Hekal dalam hati. “Bikin aku berpikir saja. Otakku sudah capek pun.” Hekal masih memegang ponselnya dengan tangan kanan. Sesekali ia menimbrungi obrolan Bang Fahmi dan Aje, yang lagi-lagi membahas tentang minyak bulus. Setelah mendapatkan jeda obrolan yang wajar, Hekal kemudian membalas pesan dari Olive tadi. Cepat ia mengetik, dan cepat pula mengirimkannya. Pesan pun.., terkirim! “Kalau yupi, itu makanan. Kalau panci, itu alat masak.” Tak sampai lima detik, balasan dari Olive segera masuk. Kliingg..! “Salah!” “So? Apa bedanya

    Last Updated : 2023-10-06
  • Abang Ojek VS Ibu Polwan   Bab 192: Masih Ada Kisah Tentang Panci

    Setelah memarkirkan mobilnya di depan ruko tujuannya, Olive lantas keluar dan segera membawa si Yongmah ke dalam. Ruko ini merupakan sebuah toko elektronik, yang sekaligus juga menyediakan jasa perbaikan. Tidak besar, kecil saja, tetapi cukup laris.Olive mengetahui perihal toko ini karena dulu ia pernah membeli sesuatu. Dari situlah ia tahu bahwa toko ini masih tetap buka untuk ukuran jam segini, hampir pukul enam petang.Olive berjalan memasuki toko, melewati dua baris steling kaca dan terus menuju ke suatu pojok. Di situ, ada sebuah meja, lalu di balik meja itu ada sang pemilik toko, yang ianya adalah seorang tukang servis elektronik.“Pak, bisa minta tolong?” Tanya Olive pada pemilik toko, seorang lelaki yang telah berusia cukup tua.“Iya, apa itu, Dik?”“Tolong rice cooker ini dirusakkan ya Pak.” Olive meletakkan Yongmah di atas meja.“Dirusakkan?” Tukang servis elektronik it

    Last Updated : 2023-10-07
  • Abang Ojek VS Ibu Polwan   Bab 193: Habis Panci Barulah Rice Cooker

    Malam akhir pekan, seperti biasa Hekal mengakhiri aktifitasnya mengojek lebih cepat. Ia mematikan aplikasi drivernya, lalu berjalan memasuki sebuah masjid untuk menunaikan shalat Isya.Selesai dengan shalatnya itu, Hekal kembali teruskan perjalanannya pulang ke rumah. Ia ingin cepat beristirahat, karena besok ia kembali menjalani aktifitas yang lumayan padat.Pertama, tentu saja, memenuhi janjinya pada Bang Alvin, yaitu memperbaiki bel di bengkelnya yang rusak itu. Kemudian, setelah itu Hekal akan mengojek sampai sore.Ia berharap semoga besok mendapat orderan yang banyak. Supaya ia bisa segera melunasi utangnya pada Anjeli. Meskipun si gadis manis berjilbab itu masih berbau saudara, namun tak enak juga kalau berutang lama-lama.“Saudara is saudara. Tapi tetap saja, utang is utang,” batin Hekal, dalam perjalanan bermotornya menuju pulang.Hekal sampai di rumah, bersamaan dengan Mas Heru yang baru saja bersiap akan pergi me

    Last Updated : 2023-10-09
  • Abang Ojek VS Ibu Polwan   Bab 194: Antara Polisi dan Teknisi

    “Tidak ingatkah kamu, bahwa yang aku perbaiki dulu hanyalah mesin cuci, kulkas, dan kipas angin?? Tak ada rice cooker!”Olive terperanjat! Ia mematung di depan jendela kamarnya, diam tegak bagai dipaku ke bumi. Tangan kanan masih memegang ponsel yang ia tempelkan ke telinga. Sementara tangan kirinya, plok! Menepuk jidat sendiri.“Dodol!” Umpatnya dalam hati, seiring dengan ingatannya yang kembali tentang item-item yang diperbaiki Hekal beberapa waktu yang lalu.Memang benar, rice cooker memang tidak termasuk dalam agenda perbaikan ketika itu. Olive lalu berjalan berputar-putar di dalam kamarnya.“Dasar kamu ini, Liv!” Geramnya pada diri sendiri.“Dasar aku ini duta dodol!”Aduuuh..! Betapa menyesalnya Olive sekarang karena telah salah dalam bertindak. Ia sadar terlalu gegabah dalam mengatur rencana.Oh, bagaimana ia bisa lupa?? Ini pasti akibat kekesalannya yang tak berhasi

    Last Updated : 2023-10-10
  • Abang Ojek VS Ibu Polwan   Bab 195: Yang Ini Untuk Kamu

    KEESOKAN HARINYA..,Pagi yang murung di rumah Olive. Sang Duta ini bangun dari tidurnya dengan malas-malasan. Kedua matanya sedikit bengkak akibat menangis semalam.Hari sudah menunjukkan pukul tujuh lewat tiga puluh, ketika ia bangkit dari ranjang lalu beranjak menuju kamar mandi.Tidak seperti biasanya memang, sang Polwan ini bangun kesiangan. Untuk kali ini ia terpaksa membatalkan kegiatan jogging yang rutin ia lakukan setiap Minggu pagi.Jika pun ada sesuatu yang membuat semangatnya terpantik lagi, itu adalah rencananya hari ini yang akan pergi ke rumah Hekal.Untuk mengulangi permintaan maafnya secara face to face, untuk memperbaiki rice cooker milik sang ibu yang terlanjur ia rusakkan, sekaligus untuk mengobati rasa rindunya pada Hekal, lelaki yang tadi malam telah membuat hatinya keseleo itu.Sampai di dalam kamar mandi, Olive mengambil sikat gigi dan pasta. Ia menggosok giginya sembari mencari ide, hal apa kira-kira nan

    Last Updated : 2023-10-11
  • Abang Ojek VS Ibu Polwan   Bab 196: Bel di Bengkel Bang Alvin

    Baiklah, Olive sudah siap sekarang. Ia pun keluar dari kamar sembari menenteng dompet kesayangannya. Sembari berjalan ini ia berharap, semoga Mama tidak berada di sekitar dapur. Supaya, ketika ia mengambil Yongmah dan membawanya pada Hekal, ibunya itu tidak perlu mengetahui.“Meleset!” Batin Olive kemudian.Ternyata, Mama sedang berada di dapur. Olive melihat sang ibu sedang berdiri di depan meja dapur. Seperti orang yang sedang menekur, berpikir, atau terheran-heran pada sesuatu yang sedang ia pandangi di depannya itu.Ketika Olive teruskan langkahnya sedikit lagi, barulah ia bisa melihat hal apa yang membuat ibunya itu macam orang linglung. Olive mulai cemas, dan ia mulai panik ketika..,“Olive.” Panggil sang Ibu.“Ya, Ma?” Sahut Olive, batalkan langkahnya melipir ke samping. Ia terpaksa mendekati Mama.“Ada apa, Ma?” Tanya Olive pula sambil menelan ludah yang terasa kecut

    Last Updated : 2023-10-12

Latest chapter

  • Abang Ojek VS Ibu Polwan   Bab 303: Selendang Cinta

    Bab 303: Selendang Cinta “Saya terima nikah dan kawinnya Karin Jazmina Zachrie binti..,” Kalimat Aje terputus lagi! Bintinya, binti siapa? Aje lupa! Siapa tadi nama ayah kandung Karin? Siapa tadi namanya, ini, lelaki di hadapanku yang menggenggam tanganku ini! Mengapa lidah Aje menjadi kelu begini? Tiba-tiba saja hatinya bergetar dahsyat. Ia merasa tengah berada di dalam sebuah dimensi yang tak terdefinisi. Seakan-akan ia berada di suatu kegelapan, di mana sekarang tengah dipampangkan di depan matanya, seluruh kolase hidupnya yang bersambungan bak deretan potret. Dia yang dulu menikah dengan Diana., Dia yang dulu menjalani hidup nan bahagia.., Diana yang kemudian mengandung.., Diana yang dimasukkan ke ruang operasi…, Diana yang tak sadar dan terus pergi.., Darah Aje mendesir begitu derasnya. Bulu romanya pun serentak meremang. Entah apa yang ia rasakan sekarang. Namun, tiba-tiba kegelapan yang menyungkupinya tadi menghilang. Digantikan suasana yang terang benderang, de

  • Abang Ojek VS Ibu Polwan   Bab 302: Riam Kanan Riam Kiri

    Bab 302: Riam Kanan Riam Kiri “Eeem, ini, Abang ada masalah, Kal.”“Masalah? Masalah apa, Bang?”“Jadi begini, besok malam, eee.., besok malam.., Abang mau.., ini, ckk, eee..,”“Mau apa?” Kejar Hekal.“Emmm, Abang mau melamar seseorang.”“Melamar?”“Iya.”“Siapa?”“Kamu pasti tahu orangnya.”“Mbak Karin?”“Iya.”“Tunggu, tunggu dulu, Bang.”“Kenapa?”“Aku bilang cie dulu ya.”“Silah..,” belum sampai ‘kan’, Hekal sudah,“Ciiieeeee..!”Nah, masalahnya adalah, Aje sudah tidak mempunyai orang tua lagi. Kerabat terdekat ayahnya yang dituakan justru tinggal di kota yang berbeda dan itu jauh.Aje bisa saja, dan ia berani melakukan itu, melamar Karin seorang diri. Akan tetapi, ia juga tidak bisa mengabaikan etika.Semestinya, untuk berbicara dengan orang tua Karin harus melalui perantara orang tua juga, dalam hal ini keluarga.“Abang sudah meminta tolong Pak Sali untuk menjadi perwakilan keluarga Abang. Tapi, dia tidak berani. Grogi, begitu katanya.”“Oh, begini saja, Bang. Aku ada ide.”“Ap

  • Abang Ojek VS Ibu Polwan   Bab 301: Bunda Untuk Tiara

    Bab 301:Bunda Untuk Tiara Aje mengendarai motornya dengan perasaan yang melambung. Seakan-akan ia baru saja menghirup gas helium, membuat dirinya dan juga motornya terasa amat ringan.Rasanya seperti mau terbang saja. Mungkin benar apa yang dikatakan pujangga lama dari antah berantah itu, bahwa bagi orang-orang yang sedang jatuh cinta, mereka tak butuh sayap!Seperti inikah dampak dari sesuatu yang dinamakan asmara itu?Apakah ini merupakan pengalaman yang paling baru bagi Aje?Tidak juga. Bersama almarhumah Diana dulu ia pernah merasakan gejolak yang seperti ini. Momen ketika dulu ia bertemu dengan almarhumah Diana pun kembali membayang di dalam benak Aje, seiring dengan perjalanannya bermotor kembali ke rumah.Di dalam bus metro, ya, di situlah ia dulu bertemu dengan Diana sewaktu masih tinggal di Jakarta. Cerita pun bergulir dari beberapa pertemuan hingga menjadi perkenalan.

  • Abang Ojek VS Ibu Polwan   Bab 300: Kamu Oke Aku Pun Oke

    Bab 300:Kamu Oke Aku Pun Oke “Ayim!”“Jazmin!”Tiba-tiba saja, bumi berhenti berputar, angin berhenti berhembus, bunga dan pepohonan tak bergerak, kupu-kupu diam mengambang.., semua yang ada di taman ini seakan terpasung pada waktu yang abadi.Pelan-pelan, Karin melirik ke arah Aje. Pelan-pelan juga Aje melirik ke arah Karin. Beberapa detik mereka berdua saling bersitatap, lalu serentak saling mengalihkan pandangan. Canggung, grogi, gugup, kikuk.Aje dan Karin telah tertangkap basah dengan kata-kata mereka sendiri, Saat ini Karin merasa bagai pencuri ayam yang terkurung di dalam kandang.Aje pun merasa bagai maling celana dalam yang dipergoki sang pemilik jemuran.“Naaah..!” Kata Olive menunjuk Hekal. “Sudah dengar Kakak kan? Gebetannya Mbak Karin itu cuma Ayim!”“Sudah dengar juga kamu kan?” Sahut Hekal pula. &ldq

  • Abang Ojek VS Ibu Polwan   Bab 299: Ayim & Jazmin

    Bab 299:Ayim & Jazmin Aje mengendarai motornya dengan kecepatan yang sedikit lebih dari biasanya. Ia tidak ingin Hekal terlalu lama menunggu, lalu membuat penerima paket pun ikut menunggu.Barang yang tidak biasa, dengan layanan yang tidak biasa pula. Butuh cepat, begitu kata Hekal tadi. Ongkosnya saja dua kali lipat dari yang semestinya.Sesekali Aje berhenti di lampu merah, atau di ruas jalan yang kebetulan sedang ada kemacetan. Ia barengi proses mengendara motornya itu dengan berpikir, tentang apa pun yang kebetulan melintas di dalam benaknya.Nah, tiba-tiba ia teringat lagi pada mimpinya beberapa waktu yang lalu. Tentang seorang wanita di bawah joglo yang ditunjukkan almarhumah Diana.Atau, bagaimana jika.., joglo dalam mimpinya itu memiliki pengertian yang tidak harfiah. Artinya bukan joglo dalam bentuk fisik, tapi joglo dalam bentuk yang.., heemm, Aje terus berpikir, terus melamun, se

  • Abang Ojek VS Ibu Polwan   Bab 298: Yang Bertengkar

    Bab 298:Yang Bertengkar Sepanjang perjalanannya menuju alun-alun ini, benak Karin terus diganggu dengan banyaknya pertanyaan. Ia tak habis pikir, masalah apa yang sedang dihadapi Olive itu hingga ia meminta bantuan pada dirinya.“Mudah-mudahan, Olive nanti bisa kuat dan menyelesaikan masalahnya sendiri dengan Hekal,” harap Karin dalam hati.“Mudah-mudahan aku tidak perlu campur tangan.” Olive bilang di telepon tadi, dia bertengkar dengan Hekal suaminya itu. Pasal apakah? Apakah ini menyangkut fisik Olive yang tidak sempurna lagi dan Hekal yang kakinya juga cacat?“Sepertinya, tidak mungkin.” Bantah Karin pula.Sebab, dengan pandangannya sendiri ia bisa menilai ketulusan Hekal pada Olive dan begitu juga sebaliknya.Atau, ada rahasia lain?Misalnya, Olive frigid, dan Hekal impoxten hingga tak mampu menafkahi batin istrinya itu? Hemm,

  • Abang Ojek VS Ibu Polwan   Bab 296: Antara Tangisan dan Orderan

    Bab 296:Antara Tangisan dan Orderan Masih pukul sepuluh pagi, Karin ingin mengambil break dari pekerjaannya dengan keluar menuju kantin yang terletak di antara komplek perkantoran Ditreskrimum dan Ditlantas.Ia berharap segelas teh manis dengan campuran irisan lemon bisa menyegarkan pikirannya.Sejak kemarin ia diperintah oleh Kompol Corina untuk membaca-baca buku, artikel, atau jurnal yang membahas psikologi wanita.Ini terkait dengan sebuah kasus kekerasan dari sebuah Polres yang sekarang tengah mendapat supervisi dari komandannya itu.Karin membaca, membuat resume, dan menyunting semua hal yang perlu dari bacaannya itu, untuk selanjutnya nanti akan ia diskusikan bersama.Tak sampai dua menit kemudian Karin telah sampai di kantin dan segera memesan segelas teh lemon.Ia sengaja memilih duduk di meja yang paling pojok. Selain karena memang itu nalurinya sebagai petugas rese

  • Abang Ojek VS Ibu Polwan   Bab 296: Lumer

    Bab 296:Lumer “Aku tadi sudah ke Rowo Bening, Bang,” kata Hekal mulai buka percakapan.“Hem-hem? Ke tempat siapa?”“Tentu saja ke rumah Abang.”“Nah, Abang kan lagi mengojek.”“Itu dia yang aku lupa. Ya sudah, sekalian saja aku silaturrahmi ke rumah Kak Eda. Sekalian juga aku nengokin Tiara.”Aje tersenyum. Ia memindahkan jaket Ayo-Jek-nya dari meja ke kursi, supaya ia bisa melipat tangannya di meja itu. Cangkir kopinya ia geser juga sedikit.“Pantas saja aku pangling dengan Tiara ya, Bang.”“Kenapa?”“Tiara makin comel begitu, pipinya makin chubby, rambutnya pun makin panjang.”Aje tersenyum lagi.“Tiara rupanya sudah lupa dengan aku, Bang. Mau kugendong dia tak mau. Mau kucium apa lagi. Aku keluar dulu, beli es krim, barulah dia mau kugendong. Hahaha.

  • Abang Ojek VS Ibu Polwan   Bab 295: Duren Montong

    Bab 295:Duren Montong Sepanjang perjalanan pulang ini Aje sesekali tersenyum. Ia merasa geli ketika teringat keberhasilannya melakukan ‘prank’ kecil pada Karin di gazebo tadi.Begitu lucunya mungkin bagi sang Polwan itu. Sampai ia tertawa tergelak-gelak. Berhenti sebentar untuk bertanya jawab, lalu tertawa dan tergelak-gelak lagi.Karin bahkan sampai bangkit dari posisi duduknya dan mencubiti bahu Aje.Memori di gazebo belum lama tadi ia padan-padankan dengan memorinya yang dulu bersama almarhumah Diana.Prank pura-pura tertidur akibat terkena hipnotis sendiri, dulu juga pernah ia lakukan pada istrinya itu.Betapa senang dan gembiranya Diana ketika itu. Ia tertawa begitu lepas, dan menggeram-gerami dirinya dengan pukulan bantal guling.Aje lalu menangkap bantal guling, menarik tangan Diana pula, lalu segera menyambar bibir Diana yang merona itu dengan ciuma

DMCA.com Protection Status