Setelah tahu terluka karena cinta, hal yang pertama di salahkan siapa ?
Dia atau hati ini ?
...
Arinda memberikan senyum ketika Ed muncul di hadapannya, dia yang tadinya berpikir ingin pergi mengurungkan niat itu. Arinda sudah berlama-lama memilih pakaian, juga memaksakan memakai make up untuk menyempurnakan penampilannya, dia tidak habis pikir yang terjadi malah benar-benar sempurna menghancurkan hati juga harga dirinya.
"Arinda kamu sudah dari tadi di sini ?" tanya Ed dengan senyumnya.
"Belum abang bos, tadi baru mau masuk tapi bel sudah berbunyi jadi saya memutuskan untuk membukanya." Arinda berbohong untuk menutupi jika dia sudah men
Sudah jam dua belas malam, Ed terus menunggu Arinda di depan kos wanita itu. Ali belum memberikan kabar apapun, seorang Pria datang menggunakan sepeda motor. Dia hanya tersenyum seadanya kepada Ed lalu masuk ke dalam kos.Ed tidak menanggapi senyum itu, dia hanya menatap datar Arif. Dari jam dua belas malam berganti menjadi jam satu, Ed sudah sangat gelisah. Ingin pergi dari sana tapi dia berpikir jika dia pergi maka kesempatannya untuk berbicara dengan Arinda pasti akan sirna.Hasilnya kesabaran Ed berbuah manis, Arinda terlihat datang dengan sepedanya. Ed melihat Arinda sudah memakai celana ketat berwarna hitam sebatas lututnya namun masih menggunakan dress yang sama. Ed ingin mendekati Arinda, dia tadinya berpikir Arinda akan menghindar dengan kata-kata dan rangkaian kalimat lagi tapi nyatanya wanita itu hanya diam.
Setiap manusia sudah di takdirkan memiliki jalan yang berbeda, tapi bukan berarti kita tidak bisa meraih apa yang kita inginkan. Arinda percaya akan hal itu, maka dari itu dia tidak menyerah dengan keadaannya yang serba sulit saat ini. Menjual makanan di pasar dia lakukan meski kulitnya menjadi gelap karena terkena sinar matahari, bekerja di rumah makan juga dia lakukan demi bisa mempercepat modalnya terkumpul meski kakinya pegal bukan main. Terakhir dia bekerja di pom bensin, Arinda tidak merasa malu meski banyak sekali pria nakal yang menggoda atau sengaja menuliskan nomor ponsel mereka di uang kertas yang mereka berikan.Arinda hanya diam menerima hinaan itu, dia wanita yang kuat, tangguh dan bisa menjaga kehormatan keluarganya. Sudah tiga hari berlalu dari tawaran Yogi untuk bekerja di kafe milik temannya, tapi Arinda belum bisa berhenti karena kejelasan pekerjaan di kafe itu
Dua tahun berlalu....London kota mendung yang akan selalu jadi favorit Ed ketika musim dingin tiba, salju yang begitu indah dan pajangan-pajangan musim dingin yang begitu memukau matanya. Ed menyukai musim dingin karena saat itulah Ed benar-benar menghabiskan waktu bersama mendiang ibunya. Ya, ibu Ed sudah meninggal saat dia masih duduk di bangku sekolah tingkat atas dan hingga kini Alfa sang ayah tidak pernah mencari pengganti.Ed sudah dua tahun bolak-balik antara London dan Los Angeles, bisnis di dunia per-film'an yang dia lakukan disana berkembang sukses.Hal itu membuat dia banyak di dekati para aktris dan model cantik tentunya, Ed tidak menutup hati dan dia masih sering berkencan dengan wanita-wanita itu. Tapi hanya sebatas kencan yang sebenarnya, duduk makan malam lalu kembali ke rumah masing-masing. Hal itu memb
Hari demi hari berlalu, tidak terasa perjuangan Arinda untuk berdiri dengan kakinya sendiri kini membuahkan hasil yang sangat mengesankan. Dari usaha katering rumahan kini, berlanjut menjadi usaha untuk kantor-kantor dan juga acara-acara.Dari hanya memiliki satu orang karyawan kini Arinda sudah memiliki banyak karyawan, dan dia bahkan sudah memiliki lima restoran yang ia beri nama 'Makan Yuk !' restoran yang menyajikan menu-menu khusus racikan bumbu dari tangan Arinda itu menyediakan makanan khas Indonesia. Seperti rendang, ayam bumbu dan juga sambal teri medan yang menjadi menu favorit di restorannya.Ada soto medan, soto betawi, sampai sphagetti ala Arinda yang bumbunya sangat simpel namun tetap menjadi incaran para pengunjung. Arinda memiliki lima restoran yang dia kelola bersama tim-nya sendiri dan juga beberapa franchis
Dia bukan mantan, tapi semua tentangnya selalu mambuat aku merasa kembali ke masa-masa indah, hingga tersadar aku tidak pernah menjadi miliknya. Sakit, tapi selalu ingin ku lakukan....Ed sudah menduga akan bertemu dengan Arinda di acara Adhitama hari ini, sejak Aidan memintanya menggantikan Ibra dan Allard yang tidak bisa ke Bali untuk menghadiri undangan dari Raka. Karena Ed berhubungan dekat dengan Raka maka dialah yang pergi, dan Esme yang sangat ingin mengunjungi Bali juga ikut bersamanya.Dari saat pertama Arinda menginjakkan kakinya di ballroom itu, Ed sudah melihat senyum yang wanita itu perlihatkan. Hatinya berdebar dan dia sedikit gelisah, Ed mengalihkan pandangannya dengan sedikit menjauh. Ed tahu mungkin Arinda tidak akan pernah memaafkannya atau ti
Arinda tidak bisa melakukan apapun karena Ed benar-benar sudah gila baginya. Tangannya terus di genggam dari di dalam mobil hingga sampai ke sebuah vila, yang Arinda tidak sempat melihat apa namanya serta berada di daerah mana. Wajah Ed juga terus tersenyum menatapnya, memangku tubuh Arinda bagaikan dia anak kecil berusia lima tahun saja."Abang bos," panggil Arinda entah ini panggilan yang ke berapa kalinya. Ed tidak menjawab lebih selain berdeham dan terus tersenyum."Abang bos," rajuk Arinda dengan memajukan bibirnya dan langsung Ed ingin meraih bibir itu. Untung saja Arinda dengan sigap menghindar."Saya sudah punya pacar," kata Arinda dengan wajah galak."Oh sekarang sudah ingat kalau kamu punya kekasih ? tadi
Berlibur bersama dengan para sahabatnya adalah hal yang di tunggu-tunggu oleh Arinda, begitu juga dengan yang lainnya. Liburan yang sudah jauh-jauh hari ini juga menjadi waktu bagi mereka semua istirahat sejenak dari rutinitas di Jakarta.Berangkat dari Bali mereka terbang ke Jakarta, dan dari Jakarta barulah perjalanan mereka ke Turki di mulai. Jakarta ke Turki menempuh waktu perjalanan dua belas jam lima belas menit tanpa transit. Arinda bahkan nyaris sakit punggung karena terlalu lama duduk, untungnya mereka yang sekarang sudah sukses bisa membeli tiket kelas bisnis.Begitu sampai di Istanbul, seorang pria tour guide yang sudah mereka pesan datang menjemput mereka dengan satu bus mini yang fasilitasnya lengkap dan sudah di pesan oleh mereka. Memilih bus mini dengan adanya toilet di dalam bus itu, juga tempat duduk yang bisa menjadi sofa bed.Mereka bertujuh di tambah satu balita akan mengelilingi Turki dengan mini bus itu. Dua minggu full di Turki dan mengelilingi Negara yang penuh
Masih di Istanbul pagi-pagi setelah sarapan mereka bergegas melanjutkan perjalanan pagi itu ke Istana yang pada dulunya adalah tempat tinggal para Sultan, yaitu Istana Topkapi yang sebenarnya masih berada dekat dengan Blue Mosque dan juga Hagia sophia, istana yang sekarang beralih fungsi menjadi museum itu juga menyimpan banyak sekali benda-benda peninggalan islam tak hanya peninggalan Kerajaan Utsmani.Menjadi tempat tinggal para Sultan Ottoman selama empat ratus tahun lebih istana itu begitu indah, ada banyak bunga tulip di kiri dan kanan taman istana tersebut, juga ada penjual pernak-pernik yang membuat Arinda dan yang lainnya sangat antusias untuk membeli.Saat ingin masuk tadi, mereka di cek sebanyak dua kali hingga Arinda berpikir apakah masih ada Raja Ottoman atau keluarga kerajaan di dalam sana karena pengecekkan yang masih sangat ketat, pasukan bersenjata gagah juga ada di tiap pintu dan pagar istana.Setelah puas dengan area depan, Arinda dan yang lainnya mengikuti antrian y
Diri ini tersadar, ketika pilihan lain sudah pun ku ambil nyatanya hanya dia yang terus dan terus aku andaikan.Tidak ada manusia yang sempurna, hingga ku temukan dirimu. Sungguh ciptaan Tuhan yang sempurna, dan aku tahu aku serakahKarena ingin terus memiliki mu, dan hanya untuk ku....Kehidupan Arinda dan Ed terus berjalan dengan semua keromantisan dan keributan yang menjadi bumbu di rumah tangga mereka. Memiliki dua buah hati kembar yang mereka beri nama yang sangat lucu.Mencintai dan dicintai adalah hal yang sempurna dalam suatu hubungan, Arinda bersyukur dengan semua yang ia miliki saat ini. Setidaknya keputusannya untuk lari dulu membawanya kepada kisah manis dan juga kesuksesan yang mampu ia raih.Ed adalah suami yang sangat dia impikan, mencintai kekurangannya bahkan tidak pernah Ed menolak keinginan Arinda. Kini Arinda percaya dengan kalimat bijak yang mengatakan.Bahagiakanlah dirimu maka kebahagiaan akan senantiasa kau rasakan setiap harinya di dalam hidup mu.Bersyukurl
Hari bahagia yang di nantikan semua orang terutama bagi Ed dan Arinda itu pun tiba, prosesi pernikahan yang sakral hingga resepsi yang di adakan di sebuah kapal pesiar mewah itu terlihat sangat hangat dan meriah.Ed dan Arinda memang sudah sepakat untuk mengadakan pernikahan di kapal pesiar karena mereka ingin pesta itu lebih tertutup dan hanya di hadiri oleh keluarga, sahabat, dan rekan bisnis tertentu saja. Lebih tepatnya mereka menghindari media. Berangkat dari pelabuhan di Medan dan akan menuju Singapura. Setibanya di Singapura mereka semua yang ada di kapal pesiar itu di berikan fasilitas hotel untuk mengiap selama tiga hari dan akan ada tiket pesawat yang juga diberikan untuk mereka pulang ke Indonesia. Namun, Ed dan Arinda tentu saja akan melanjutkan perjalanan mereka ke tempat lain untuk berbulan madu."SAH...," teriak semua orang riuh beriringan dengan tepukan tangan. Ed merengkuh wajah Arinda dengan kedua tangannya "Hai Mrs.Derson," ucapnya terdengar sangat manis di telinga
Aku menatap kamu tanpa ragu dan tanpa tahu siapa kamu. Terus dan terus saja ku lakukan, hingga aku tahu kalau rasa ini berbeda.Itu karena aku benar-benar jatuh cinta.****Ed benar-benar luar biasa, dengan kolega yang ia serta keluarganya miliki dia berhasil mengurus dokumen nikah mereka untuk di dua negara. Ed yang memang berstatus warga negara Inggris dan Arinda Indonesia membuat pengurusan menikah biasanya jauh lebih lama, tapi tidak dengan Ed. Dua hari saja semua sudah beres, begitu juga semua urusan katering undangan bahkan pakaian adat batak juga sudah Ed siapkan.Kata Ed kedua orang tua Arinda menginginkan pesta Arinda di Medan di adakan dengan adat Batak, maka dari itu Ed yang berencana mengejar Arinda ke Turki menelpon Alfa dan semua tante dan paman menguruskan pernikahannya dengan Arinda sesuai dengan keinginan orang tua Arinda. Dalam waktu tiga hari semua keluarga heboh dengan permintaan Ed itu.Ya, tentu saja tiga hari. Karena mereka memulai semua persiapan setelah Arind
"Umur saya sudah tiga puluh empat tahun Arinda, dan saya____," Arinda menutup mulut Ed."Tunggu...berapa ?" tanya Arinda yang sangat terkejut ketika dia mengetahui umur Ed. "Kenapa ? kamu tidak mau menikah dengan saya karena kamu masih muda dan saya sudah tua begitu ?" tanya Ed menatap mata Arinda sangat mengintimidasi."Ih...gak usah gitu juga kali lihatnya, bukan begitu abang bos saya hanya terkejut. Saya pikir abang bos masih tiga puluh tahun se-usia dengan...""Jadi kamu mau menerima lamaran saya atau tidak ?" tanya Ed menyentuh wajah Arinda dengan lembut dan Arinda tersenyum."Saya mau abang bos," jawab Arinda sangat manis membuat Ed gemas ingin membawa Arinda ke kamar hotel saja."Cinta tidak sama saya ?""Cinta kok !""Cinta saja atau cinta banget ?""Te amo mucho," jawab Arinda sambil menggigit bibir bawahnya. Ed melebarkan mata tidak percaya kalau Arinda menggunakan bahasa spanyol yang artinya Arinda sangat...sangat... mencintai Ed. Ed berteriak dan mengangkat tubuh Arinda k
Pertama kalinya Arinda menginjakkan kaki ke Dubai, menikmati keindahan kota terpadat di Uni Emirat Arab. Kota ini terletak di sepanjang pantai tenggara Jazirah Arab dan di selatan teluk Persia. Arinda tersenyum saat Ed masih menggenggam tangannya, dia sama sekali tidak merasa lelah karena pergi menggunakan jet pribadi milik Ed yang luar biasa mewahnya.Arinda kemudian bersama Ed turun di sebuah hotel mewah bernama burj al-Arab . Pemandangan hotel dan bangunannya sungguh memanjakan mata. Seorang petugas hotel menyapa mereka dan Arinda membalas sapaan dalam bahasa Inggris tersebut. "Kamu sudah lancar berbahasa Inggris ?" tanya Ed yang baru mengetahui hal ini.Arinda diam saja karena malu, ya dia memang kursus bahasa Inggris selama enam bulan karena tuntutan bisnis yang dia lakoni sekarang dan juga paksaan dari semua sahabatnya. Hingga menjadikan dia Arinda yang sudah fasih dalam menggunakan bahasa tersebut, juga ada satu bahasa lainnya yang akan dia berikan kejutan nanti untuk Ed."Aban
Menaiki balon udara di Cappadocia merupakan penutup liburan yang sempurna untuk mereka semua, dan menjadi awal baik bagi hubungan Arinda serta Ed. Tidak ada kalimat meminta Arinda menjadi kekasihnya karena yang Ed inginkan adalah Arinda menjadi istrinya. Tidak ada masa lagi untuk Ed menjalin hubungan dengan status pacar, dia sudah berumur. Menikah adalah hal yang dia pikirkan ketika sudah bertemu dengan Arinda. Tapi meski begitu dia dengan senang hati menunggu Arinda hingga wanita itu merasa siap dengan status yang ingin Ed berikan kepadanya. Menatap indahnya ciptaan Tuhan yang luar biasa dari atas sana membuat keduanya merasa benar-benar beruntung. Ed memeluk Arinda dari belakang, rasanya dia benar-benar rindu akan hal ini."Abang bos, malu di lihat sama yang lainnya." Arinda menunduk karena perlakuan Ed kepadanya itu."Yang lainnya siapa ? Mereka juga sama seperti kita." Apa yang Ed katakan itu membuat Arinda melihat sahabatnya yang lain dan ternyata sama saja dengannya. Berpelukan
Arinda dan Ziel masih belum di temukan, mereka berkumpul di kamar Reina dan Bumi untuk membicarakan apa yang akan mereka lakukan selanjutnya. Rega yang sedang memegang ponsel tiba-tiba melihat sebuah tayangan di sosial medianya."Bukankah ini Alfa Derson ayahnya Ed ?" tanya Bumi yang berdiri tidak jauh dari Rega."Iya, dia Alfa Derson. Kenapa mereka membuat pernyataan di media seperti ini ?" tanya Raka hingga Nindy ikut melihat layar ponsel Rega."Sebentar, kita sambungkan ke televisi saja biar semua bisa lihat. Dari wajah mereka semua sepertinya ada berita penting." Bumi membantu Rega menyambungkan ponselnya ke tv agar yang lain bisa melihat tayangan yang di publikasikan oleh akun resmi Adella Derson."Kami di sini menegaskan, khususnya saya Alfa Derson sebagai ayah dari Eadric Derson mengatakan kalau undangan pernikahan yang sudah beredar itu adalah kebohongan. Ed sudah membatalkan pertunangannya dengan Esme, jadi untuk masalah postingan dari Esme kalian bisa tanya kepada pihak Esme
Masih di Istanbul pagi-pagi setelah sarapan mereka bergegas melanjutkan perjalanan pagi itu ke Istana yang pada dulunya adalah tempat tinggal para Sultan, yaitu Istana Topkapi yang sebenarnya masih berada dekat dengan Blue Mosque dan juga Hagia sophia, istana yang sekarang beralih fungsi menjadi museum itu juga menyimpan banyak sekali benda-benda peninggalan islam tak hanya peninggalan Kerajaan Utsmani.Menjadi tempat tinggal para Sultan Ottoman selama empat ratus tahun lebih istana itu begitu indah, ada banyak bunga tulip di kiri dan kanan taman istana tersebut, juga ada penjual pernak-pernik yang membuat Arinda dan yang lainnya sangat antusias untuk membeli.Saat ingin masuk tadi, mereka di cek sebanyak dua kali hingga Arinda berpikir apakah masih ada Raja Ottoman atau keluarga kerajaan di dalam sana karena pengecekkan yang masih sangat ketat, pasukan bersenjata gagah juga ada di tiap pintu dan pagar istana.Setelah puas dengan area depan, Arinda dan yang lainnya mengikuti antrian y
Berlibur bersama dengan para sahabatnya adalah hal yang di tunggu-tunggu oleh Arinda, begitu juga dengan yang lainnya. Liburan yang sudah jauh-jauh hari ini juga menjadi waktu bagi mereka semua istirahat sejenak dari rutinitas di Jakarta.Berangkat dari Bali mereka terbang ke Jakarta, dan dari Jakarta barulah perjalanan mereka ke Turki di mulai. Jakarta ke Turki menempuh waktu perjalanan dua belas jam lima belas menit tanpa transit. Arinda bahkan nyaris sakit punggung karena terlalu lama duduk, untungnya mereka yang sekarang sudah sukses bisa membeli tiket kelas bisnis.Begitu sampai di Istanbul, seorang pria tour guide yang sudah mereka pesan datang menjemput mereka dengan satu bus mini yang fasilitasnya lengkap dan sudah di pesan oleh mereka. Memilih bus mini dengan adanya toilet di dalam bus itu, juga tempat duduk yang bisa menjadi sofa bed.Mereka bertujuh di tambah satu balita akan mengelilingi Turki dengan mini bus itu. Dua minggu full di Turki dan mengelilingi Negara yang penuh