Share

8. TUAN CODE?

Penulis: sutan sati
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Kakak, apa kali ini kita benar-benar akan berpetualang?"

"Kenapa? Kamu sepertinya senang sekali berpetualang dan meninggalkan rumah itu? Apa kamu tidak suka tinggal di sana?"

"Tentu saja! Kita bisa melihat dunia lebih luas dan mencoba banyak tantangan seru kalau di luar."

"Bukan rumahnya, tapi wanita sadis itu. Dia suka sekali menindasmu, aku tidak suka! Jika kamu tidak melarangku, aku sudah memakannya dari jauh-jauh hari."

"Hehehe, aku suka kalau kamu melakukannya. Tapi, tidak usah! Hanya akan menambah bebanku saja."

Entah sudah berapa lama Awan bertukar cerita dengan seorang anak cewek berusia sebelas tahun. Keduanya begitu asik mengobrol di jalanan yang cukup sepi. 

Saat itu, sudah pukul dua belas tengah malam dan jalan yang mereka lewati relatif lebih sepi. Sehingga, tidak ada yang memperhatikan keduanya. Jika pun ada, orang-orang hanya akan melihat seorang cowok remaja yang membawa sebuah tas ransel besar sedang berbicara seorang diri.

Saat ini, Awan masih belum mengetahui siapa sebenarnya anak cewek tersebut. Hanya saja, ia selalu ada setiap Awan membutuhkannya. Contohnya, sekarang. Anak cewek yang memiliki mata biru dan bertelanjang kaki tersebut muncul untuk menghibur Awan.

Awan bertemu dengannya, saat ia berusia lima tahun. Semenjak itu, mereka menjadi begitu dekat. Ajaibnya, hanya dirinya yang bisa melihat keberadaan anak cewek tersebut. 

Dulu, ia sempat menganggap jika anak cewek tersebut adalah teman imajinernya. Tapi, sampai ke sini, ia menyadari jika sosok anak cewek tersebut sebenarnya nyata. Namun, ia tidak bisa mendefinisikan istilah yang cocok untuk mendiskrpisikannya. Hanya saja, setiap kali Awan berada dalam kesulitan ataupun sedang membutuhkannya, anak cewek tersebut selalu muncul dan ada untuknya.

Mungkin karena saking asiknya bicara, Awan tidak menyadari jika saat itu ada sebuah mobil sport mewah yang sedang mengikutinya. 

Pengendara mobil tersebut terlihat ragu awalnya. Namun, begitu memastikan bahwa ia telah menemukan anak cowok yang sedang dicarinya dan memastikan dengan beberapa kali mencocokkan wajah Awan dengan foto yang ada di dalam ponselnya. Ia pun memacu kendaraannya sedikit lebih cepat dan berhenti tepat di samping Awan.

"Kak, wanita tersebut sepertinya sedang mencarimu!" Anek cewek tidak kasat mata tersebut, pertama kali menyadari kedatangan wanita tersebut dan segera mengingatkan Awan.

Diingatkan seperti itu, Awan baru sadar jika ada sebuah mobil berhenti persis di sebelahnya. Tidak lama, seorang wanita cantik dengan tubuh semampai turun dan datang menghampirinya.

Mobil sport mewah dan wanita cantik, adalah perpaduan yang sangat sempurna. Tidak terkecuali Awan, ia bahkan sempat tertegun untuk sesaat dan mengira, jika wanita tersebut adalah bidadari yang sedang menatap dirinya. Namun, Awan segera mengendalikan dirinya.

"Tuan Code?" Sapa wanita cantik tersebut memastikan.

Kening Awan berkerut tajam. Ia tidak mengenal wanita di depannya itu dan tiba-tiba datang dan memanggilnya dengan sebutan 'tuan Code'.

Karena itu, Awan segera mengabaikannya dan memilih untuk melanjutkan perjalanannya.

Namun, baru beberapa langkah, wanita cantik tersebut segera menyusulnya dan memanggilnya dengan panggillan yang sama, "Tuan Code!"

Kali ini, bukan lagi panggilan dengan nada ragu seperti sebelumnya. Panggilannya terdengar tegas, seolah wanita ini sudah sangat yakin kalau ia tidak salah orang.

Sebaliknya, justru Awan yang menjadi gelisah.

"Sky Light, Sanjaya Grup, ingat?" Wanita cantik tersebut menyebutkan dua nama perusahaan yang membuat sudut mata Awan berkedut lebih cepat. Seketika, ia memandang wanita cantik di depannya dengan tatapan penuh waspada. 

Siapa yang tidak kenal Sky Light? Itu adalah perusahaan cyber raksasa dunia. Rata-rata perusahaan besar internasional menggunakan jasa mereka. Bahkan, sebagian besar negara dunia juga menjadi pengguna layanan mereka.

Perusahaan terakhir, bahkan jauh lebih mengerikan. Grup Sanjaya tidak lagi menggunakan nama Sanjaya sebagai identitas mereka. Tapi, jangan salah mengira bahwa mereka adalah grup sembarangan. Grup perusahaan ini merupakan konsorsium raksasa yang mengendalikan lebih dari separuh perekonomian dunia. Bisa dikatakan, perusahaan ini adalah perusahaan dengan kekayaan peringkat pertama di dunia.

"Tenang saja, aku tidak berniat buruk. Aku secara khusus datang mencarimu, justru karena ingin memberimu sesuatu yang pastinya akan menguntungkanmu." Lanjut wanita tersebut dengan santai dan memamerkan barisan gigi putihnya yang tertata rapi dan semakin menambah pesona kecantikannya.

Sekarang, Awan jadi sulit untuk menghindar. Mengingat, lawan bicaranya menyebut nama perusahaan besar dan panggilan rahasianya dengan begitu fasih. Hal itu menunjukkan, jika wanita di depannya itu sudah menyelidiki dirinya sebelum datang menemuinya. 

Tapi, justru di situ letak masalahnya. Ia buta dengan lawan bicaranya. Bukankah itu sama artinya ia berada dalam situasi yang tidak jelas? 

Entah apa yang diucapkan wanita itu benar dengan menawarkan keuntungan padanya. Kalau sebaliknya? 

Awan khawatir, jika wanita cantik di depanya itu datang untuk membuat perhitungan dengannya. Bagaimanapun, ia telah membuat masalah dengan dua perusahaan yang disebutkan oleh wanita tersebut.

Panggilan Code yang disebut oleh wanita tersebut di awal adalah nama rahasianya di dunia cyber. Selain dirinya, tidak ada yang tahu dengan identitasnya tersebut. 

Sehingga, ketika menyadari bahwa ada orang lain yang tahu identitas rahasianya tersebut, Awan seketika merasakan tekanan yang sangat besar menghimpit dadanya.

"Maaf, kakak mungkin salah orang. Saya bukan Code." Balas Awan coba menghindar dan tidak ingin bicara lebih lama dengan wanita tersebut. Kalau bisa, dia ingin segera pergi dari sana. 

Melihat respon Awan, sudut bibir wanita tersebut mengembang.

"Aku tidak mungkin salah orang!"

"Namamu, Awan. di KTP usiamu 17 tahun. Tapi, sebenarnya adalah enam belas tahun. Kamu masuk sekolah setahun lebih cepat. Zodiakmu virgo, tinggi 185cm, berat 60kg. bla-bla..."

Hampir setiap detail Awan, bahkan sampai makanan favorit dan ukuran dalamannya diucapkan dengan sangat fasih.

Bagaimana Awan tidak panik? Dibanding harus mengagumi kecantikannya, wanita di depannya itu lebih tepat disebut sebagai medusa. Jika kamu menatapnya terlalu lama, maka kamu akan mati membeku dibuatnya. Tidak hanya kecantikannya yang membunuh, caranya mengumpulkan informasi juga sangat menakutkan. 

Bahkan, tanpa bertarung sekalipun, wanita ini sudah bisa membuat Awan merinding ngeri.

"Cukup-cukup. Kakak sudah mendapatkan semua informasi tentang diriku. Apa- apa aku sedang dalam masalah?" Tanya Awan khawatir.

Ya, meski dia pandai berkelahi, ia jelas bukan apa-apa jika dibandingkan dengan dua perusahaan besar yang diwakili oleh wanita di depannya itu. Jika mereka mau, Awan bisa langsung lenyap hanya dengan satu perintah saja. Bagaimana mungkin Awan sanggup menghadapi lawan seperti itu?

"Heh, siapa yang mencari masalah denganmu? Bukankah sudah aku katakan tadi, aku ke sini untuk memberimu keuntungan."

"Keuntungan?" Ujar Awan tidak mengerti.

"Iya, benar sekali! Ingat, kamu pernah membobol server perusahaan Sanjaya enam bulan yang lalu?"

Awan mengangguk dengan senyum canggung. Ia tidak perlu menutupi apapun lagi. Karena wanita ini sudah mendapatkan semua informasi tentang dirinya. Itu artinya, ia juga sudah tahu apa yang sudah dilakukan Awan.

Enam bulan yang lalu, Awan berhasil menembus server perusahaan perusahaan Sanjaya yang di backup oleh Sky Light. 

Ini bukan sesuatu yang bisa dianggap main-main. Jika sekedar membobol server data CIA atau FBI mungkin sudah tidak terdengar asing lagi. Salah seorang anak SMP bahkan sempat viral beberapa waktu lalu karena berhasil membobol server lembaga kemananan terbesar negara Amerika tersebut. 

Awan berbeda. Ia memiliki keterampilan IT tapi hanya ia pergunakan untuk menguji tingkat keamanan suatu server. Targetnya bukan sembarangan. Lembaga-lembaga internasional dan negara superpower sudah sering dilewatinya dan tanpa sekalipun ketahuan. 

Jika ia mau, Awan bahkan bisa meluncurkan senjata nuklir negara beruang merah untuk menyerang negara yang diinginkannya.

Meski begitu, Awan tidak merusak ataupun mencuri data mereka seperti yang biasa para hacker lakukan. Ia memiliki hobi untuk mencari celah dan kelemahan dari kemananan jaringan targetnya dan kemudian meninggalkan catatan untuk memperingatkan si pengguna server agar memperbaikinya. Sehingga, Awan lebih pantas disebut sebagai seorang cracker ketimbang hacker.

Terakhir, Awan menguji kemampuannya ke tingkat yang lebih tinggi dengan menargetkan perusahaan Sanjaya. Siapa sangka, langkahnya kali ini ketahuan oleh Sky Light.

Awan hanya sempat beraksi sepuluh menit, sampai ia ketahuan dan terpaksa menyelamatkan diri. Meski hanya sebentar, namun Awan tetap saja berhasil membobol server perusahaan Sanjaya. Bagi Sky Light, itu adalah sebuah aib yang perlu diperbaiki.

Lalu, dengan banyaknya ahli yang mereka miliki, mereka berhasil menemukan Awan dan mendapatkan identitasnya. Meski begitu, mereka dipaksa untuk mengerahkan banyak upaya nuntuk bisa melacak identitas Awan dan mengetahui keberadaannya.

Sky Light sangat menghargai orang berbakat seperti Awan. Apalagi, ketika mereka berhasil menyelidiki track rekor Awan, Sky Light pun berniat untuk merekrut Awan ke dalam perusahaan mereka.

"Perkenalkan, aku Florrensia. Kamu bisa memanggilku Flo atau kak Flo, terserah! Aku adalah manajer umum Sky Light untuk wilayah Asia Tenggara. Tujuanku menemuimu, karena Sky Light ingin merekrutmu."

"Apa kamu bersedia?"

"Eh?"

Komen (7)
goodnovel comment avatar
Tony Tarjono
lanjut boss
goodnovel comment avatar
Marcel Openg
lanjutkan ceritanya
goodnovel comment avatar
Teti Ajat
lanjukan dong
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • AWAN - THE NEXT SANJAYA   9. AKU TIDAK SUKA TERIKAT

    "Jika kamu bersedia bergabung dengan Sky Light, kamu akan mendapatkan gaji tahunan sebesar seratus milyar. Belum termasuk bonus kinerja dan asuransi. Jika ditotal, penghasilan bersihmu dalam setahun bisa mencapai dua ratus milyar rupiah lebih.""Bagaimana?"Saat mengucapkan penawaran itu, ekspresi Florensia terlihat begitu yakin bahwa remaja seperti Awan tidak mungkin bisa menolaknya.Lagian, ini jaman apa? Uang hampir dapat mengendalikan segalanya. Penawaran yang diberikan Sky Light pada Awan, sebenarnya sangat tinggi. Seorang ahli IT profesional di Microsoft saja, belum tentu bisa mendapatkan gaji sebesar ini. Tapi, mereka tidak membuat penawaran yang sia-sia.Perusahaan raksasa sebesar Sky Light begitu menghargai bakat dan kemampuan. Awan termasuk bakat langka yang jarang ada. Dengan usianya yang masih remaja, bisa menembus sistem keamanan Sky Light yang sangat kuat merupakan pekerjaan yang hanya bisa dilakukan oleh jeniusnya dari jenius. Semua ahli di Sky Light rata-rata adalah j

  • AWAN - THE NEXT SANJAYA   10. KONFLIK TIGA BIDADARI

    Jika dibandingkan dengan siswa jurusan IPA, populasi cewek-cewek cantik di jurusan IPS relatif lebih sedikit. Itu karena cewek-cewek di jurusan IPA terkenal akan kepintarannya dan mereka yang memilih jurusan tersebut, biasanya adalah anak-anak pilihan.Sehingga wajar, begitu seorang cewek cantik berjalan masuk ke salah satu kelas jurusan IPS, kehadirannya langsung menarik perhatian. Terutama dari anak-anak cowok. Tidak sedikit yang coba mendekatinya dan mengajaknya berkenalan. Syukur-syukur bisa menjadikannya pacar.Namun, semua itu hanya harapan semu dan bayangan liar mereka semata. Kenyataannya, cewek cantik berwajah imut tersebut, tidak sedikitpun melirik ke arah mereka. Tujuannya datang ke kelas IPS hari itu cuma satu, mencari keberadaan Awan.Cewek tersebut tidak lain adalah Clara, saudara tiri Awan.Clara yang sedang mencari keberadaan Awan, langsung menghampiri si kembar Kirana dan Karina dan bertanya langsung tanpa basa-basi, "Kak, apa kalian tahu di mana kak Awan saat ini?"

  • AWAN - THE NEXT SANJAYA   11. DITABRAK WANITA CANTIK

    Ini adalah hari ketiga Awan pergi dari rumah dan mendapat rejeki nomplok satu triliyun dari Florensia. Sebenarnya, ia bisa saja berfoya-foya dengan membeli rumah mewah ataupun kendaraan megah edisi terbaru dan berlagak layaknya anak-anak orang kaya. Toh, itu tidak akan berpengaruh banyak terhadap saldo rekeningnya.Hanya saja, mendiang ibunya selalu mendidik Awan untuk bijak mengatur keuangannya.Entah saat menasehatkan itu, ibunya sudah berfirasat akan meninggalkan Awan untuk selamanya, sehingga ia ingin anaknya bisa berhemat dan merencanakan masa depannya dengan hati-hati. Karena tidak lama setelah itu, ibunya mengalami kecelakaan tragis dan pergi untuk selamanya.Karena teringat dengan nasehat ibunya tersebut, Awan berencana menggunakan uangnya untuk investasi.Pertama-tama, ia memikirkan untuk membeli sebuah ruko yang nantinya akan ia gunakan sebagai kantor dan juga tempat tinggal sementara. Di samping itu, Awan juga membutuhkan perangkat komputer super canggih untuk menunjang pe

  • AWAN - THE NEXT SANJAYA   12. NADYA WONGSO

    Nadya Wongso yang sedang terbaring di atas ranjang, perlahan membuka matanya. Ini adalah kali pertama ia minum-minum. Meski hanya dua gelas, sudah membuatnya mabuk."Eh, di mana ini?"Nadya melihat sekeliling, lalu memijat keningnya dan mulai berusaha mengingat apa yang terjadi.Dia minum banyak alkohol di bar, kemudian dia lupa apa yang terjadi setelahnya dan tahu-tahu, sekarang ia sudah berada di dalam kamar hotel.Ekspresi Nadya seketika menegang, apakah dia telah dinodai oleh seseorang?Dia segera membuka selimut untuk memastikan dan menemukan bahwa pakaiannya hilang. Hanya satu set pakaian dalam yang tersisa.Segera setelah merasakan bagian intimnya, muncul perasaan aneh.Nadya benar-benar panik, mungkinkah ia telah kehilangan kesuciannya yang telah ia jaga selama dua puluh satu tahun hanya karena sekali mabuk?Nadya melompat dari atas ranjang dan melihat memang ada noda warna merah yang menyilaukan di atas sep

  • AWAN - THE NEXT SANJAYA   13. NADYA YANG LICIK

    "Kemarilah!""Apa yang kamu inginkan?" Tanya Awan waspada.Ia khawatir, jika Nadya masih menyimpan dendam padanya dan kembali menyerangnya. Melihat kenekatanya terakhir, Awan tidak ragu jika wanita ini akan membunuhnya jika sampai ia lengah.Awan sudah mengganti baju dan memandang Nadya dengan waspada.Sayangnya, Awan berpikir terlalu jauh. Nadya awalnya berniat memita maaf pada Awan. Namun, melihat tatapan penuh waspada Awan terhadap dirinya, dia tiba-tiba menjadi kesal, "Apa maksudmu? Apa kamu pikir aku akan menodaimu?"Bukankah terbalik? Seharusnya wanita yang lebih waspada saat berduaan dengan lawan jenis yang bukan keluarganya dalam kamar hotel seperti ini? Sekarang kesannya, kenapa malah dia yang jadi penjahatnya?"Mungkin saja. Kamu kan sudah melihat tubuhku?""Kamu..."Entah darimana kepercayaan diri bocah ini berasal. Karena itu, ia berkata dengan kesal dan nada memerintah, "Sekarang, kamu pergi keluar dan belika

  • AWAN - THE NEXT SANJAYA   14. JADILAH PACARKU!

    Mata Awan seketika terbelalak tidak percaya. Apa yang salah dengan wanita di depannya ini?"Ini bukan kompensasi. Tapi, kamu sengaja memanfaatkanku, 'kan?"Konyol, dia bahkan belum sampai tujuh belas tahun. Sementara wanita di depannya itu berusia 21 tahun. Kalaupun mencari pacar, Awan tidak mungkin memacari wanita yang lebih tua lima tahun darinya."Apa maksudmu? Apa aku tidak pantas untukmu?" Balas Nadya membelalakan matanya.Nadya merasa sangat kesal. Di luar sana, banyak pria yang berbondong-bondong mengejar cintanya dan berharap bisa menjadi pasangannya. Apa maksud cowok ini? Dia malah menunjukkan kesan seolah dia sedang dimanfaatkan oleh dirinya.Melihat ekspresi Nadya, Awan tertawa getir dan berkata, "Kakak, aku yang tidak pantas untukmu. Lupakan saja masalah kompensasi. Kamu tidak perlu bertanggung jawab apapun. Lupakan saja masalah ini, oke?"Awan merasa ngeri ketika membayangkan dirinya menjadi pacar Nadya. Wanita licik seperti ini, akan sangat menyusahkan dirinya. Jadi, seb

  • AWAN - THE NEXT SANJAYA   15. KAMU TIDAK BERTANYA!

    Melihat ketidakberdayaan Nadya dan harapannya yang ingin terlepas dari perjodohan yang diatur oleh keluarganya, Awan pun tergerak untuk membantunya. "Baiklah, aku setuju! Bukankah hanya berpura-pura jadi pacar sementara, 'kan? Ini hal yang kecil, bukan apa-apa."Awan berkata sambil menepuk dadanya, "Serahkan padaku! Meski aku tidak bisa membantumu untuk memperjuangan hak waris utama keluargamu, paling tidak aku bisa membantumu untuk memutuskan pertunangan dengan pria itu."Melihat Awan telah setuju dengan senang hati, Nadya berkata dengan riang, "Oke, kita sepakat, ya! Aku akan membayarmu lima milyar di awal dan sisanya setelah semua selesai, bagaimana?"Awan tanpa ragu menggeleng, "Tidak usah, aku suka membantu orang. Tidak perlu membayarku."Jika Nadya mengatakan hal ini tiga hari yang lalu, Awan mungkin tidak akan bisa menolak tawaran ini dan menerimanya dengan senang hati. Hanya saja, dalam rekeningnya saat ini sudah ada satu triliyun yang tidak mungkin habis meski ia foya-foya d

  • AWAN - THE NEXT SANJAYA   16. KAMU CARI PENYAKIT

    Keesokan harinya, Awan berangkat menuju ruko yang sebelumnya sempat dilhatnya. Waktu itu, Awan harus menyelamatkan Nadya, sehingga ia tidak sempat membelinya. Jadi, hari ini Awan sengaja menambah sehari waktu libur sekolahnya dan menyelesaikan transaksi pembelian ruko.Awan berencana membeli ruko tersebut yang nantinya akan ia gunakan sebagai tempat kerja. Ke depannya ia berencana untuk merekrut beberapa orang ahli IT ke dalam timnya. Tentu saja, semua itu atas saran dari Florensia. Karena Awan tidak suka bekerja di bawah pengaturan orang lain, Awan berencana untuk mendirikan perusahaannya sendiri.Untungnya, hari itu Nadya cukup baik mengantarnya pergi. Sebenarnya, Nadya sudah berniat untuk meminjamkan Awan salah satu mobil koleksinya. Hanya saja, Awan tidak memiliki lisensi mengemudi dan Nadya menawarkan untuk mengantar Awan.Hanya saja, karena hari itu Nadya harus bekerja, jadi ia tidak sempat menemani Awan untuk melihat-lihat ruko yang akan dibelinya. Yang mengejutkan, saat Awan

Bab terbaru

  • AWAN - THE NEXT SANJAYA   179. BAJINGAN NEKAD

    "Apa yang mereka lakukan?""Bodoh! Mereka malah melakukannya sendiri tanpa perlu kita paksa. Hahaha!"Melihat dua tetua keluarga Saka yang dengan 'bodoh'nya coba menyelamatkan dua rekannmereka yang ada di tengah kolam membuat Edi tertawa terbahak-bahak. Ia melihat kalau keduanya sudah melakukan tindakan sangat bodoh tanpa menyadari ada sesuatu di bawah permukaan kolam.Benar saja, saat keduanya melintasi permukaan kolam yang tenang, monster ular yang sedang bersembunyi di bawah kolam langsung menyergap dan hampir saja menelan keduanya secara hidup-hidup. Jika saja Awan tidak datang tepat waktu, niscaya keduanya sudah berpindah alam dan menjadi bagian dari isi perut sang ular.Meski begitu, apa yang dilakukan Awan tidak memberi dampak apa-apa selain hanya berhasil mengalihkan perhatian si ular. Bahkan dengan serangan seperti itu tidak meninggalkan satu goresan di permukaan kulit ular monster tersebut.Edi tertawa mencemooh, "Hahaha, dia pikir dia siapa? Menyerang binatang spritual ting

  • AWAN - THE NEXT SANJAYA   178. KEMUNCULAN SOSOK ULAR RAKSASA

    Di tempat lain.Ribuan binatang spritual berlarian masuk ke dalam gua seolah sedang berlomba untuk berebut makanan. Derap langkah mereka yang besar membuat seluruh gua bergetar hebat seolah sedang dilanda gempa bumi.Pemandangan ini akan membuat siapapun gemetar ketakutan. Bahkan tiga tetua pembentukan jiwa yang dibawa oleh Edi tidak urung merasa khawatir. Jika jumlahnya puluhan, mereka mungkin masih dapat dengan mudah membunuhnya layaknya menginjak kawanan semut.Namun, jika jumlahnya sudah sebanyak ini, mereka tidak akan bisa keluar tanpa cidera."Tuan muda, situasi ini tidak terlihat bagus. Kita harus bergerak cepat!""Tetua, apa yang harus kita lakukan sekarang?" Edi yang ditanya seperti itu justru balik bertanya dengan ekspresi bingung dan tegang.Kepercayaan diri yang ia tunjukkan beberapa menit sebelumnya sudah berubah menjadi ekspresi tegang. Rencana yang seharusnya mudah justru menjadi sangat sulit saat ini. Meskipun mereka berhasil mendapatkan teratai bumi dan inti monster

  • AWAN - THE NEXT SANJAYA   177. PENGKHIANAT

    "Tetua Arsyad, kenapa anda berhenti di sini?" Tanya salah seorang prajurit keluarga Saka heran.Karena tetua Arsyad yang memimpin mereka tiba-tiba berhenti, membuat semua orang di belakangnya ikut berhenti dan menatapnya dengan penuh tanya,Seharusnya mereka harus bergegas kembali ke kediaman keluarga Saka. Karena disamping mereka harus membawa pil untuk kepala keluarga, mereka juga harus segera melaporkan tentang misi penyelamatan dua tetua mereka yang dipimpin oleh Dian dan meminta tim bantuan.Namun, bukannya harus bergegas kembali, tindakan tetua Arsyad yang tiba-tiba berhenti dan menunjukkan gelagat mencurigakan membuat semua orang kebingungan."Cony, serahkan pilnya padaku!" Ujar tetua Arsyad mengulurkan tangannya."Tetua, apa maksudmu? Kita harus bergegas kembali dan melapor pada keluarga utama." Ujar prajurit Cony tidak langsung menuruti permintaan seniornya tersebut."Apa perintahku kurang jelas? Cepat, serahkan pil itu padaku!" Ulang tetua Arsyad dingin."Maaf, tetua! Kami t

  • AWAN - THE NEXT SANJAYA   176. SIAPA MENJEBAK SIAPA

    Ternyata, Awan sudah memperhitungkan semua kemungkinan bahaya yang dapat membahayakan dirinya dan orang-orang disekitarnya. Itu termasuk semua orang yang pernah menentang Awan seperti halnya kelompok Shelma.Tetua Dion sempat meragukan kecurigaan Awan saat itu. Menurutnya, Shelma seperti halnya semua prajurit dalam keluarga Saka adalah karakter yang sangat loyal. Karena salah satu persyaratan agar mereka bisa diterima sebagai prajurit keluarga Saka adalah mereka harus bersumpah setia menggunakan darah yang membuat mereka tidak bisa mengkhianati keluarga Saka.Hanya saja, alasan akan cukup masuk akal dengan menjelaskan kalau dirinya hanya orang luar yang membuat Shelma ataupun rekan-rekannya bisa saja menghabisi dirinya. Ditambah jika ada seseorang yang mampu meyakinkan mereka.Siapa lagi, kalau bukan Edi Purnama.Itu sebabnya, sesaat sebelum masuk ke dalam gua, sesuai dengan arahan Awan, tetua Dion sengaja memberi tanggungjawab pada Shelma dan rekan-rekannya secara khusus menjaga keam

  • AWAN - THE NEXT SANJAYA   175. DIA TIDAK AKAN MEMBUNUHKU

    Edi sempat salah tingkah saat Awan tiba-tiba bertanya padanya dan menjawab dengan nada agak tinggi, "Apa maksudmu bertanya seperti itu? Bagaimana aku tahu apa yang ada di dalam sana! Seperti kata Dian, seharusnya kita menyelamatkan tetua Elang dan tetua Evan sebelum ular monster itu kembali.""Begitukah?" Ujar Awan dengan senyum licik yang membuat Evan merasa gelisah layaknya seorang maling yang baru saja tertangkap basah."Bagaimana kalau kamu sudahi saja sandiwara ini, tuan muda Edi? Atau, aku sendiri yang akan membongkar kebohonganmu?""Kebohongan apa maksudmu? Jika ada yang perlu dicurigai di sini maka itu adalah kamu. Kita semua sudah melihat kalau dua tetua Saka ada di sana. Tapi, bukannya bergegas menyelamatkan mereka, bajingan ini justru membuat tuduhan tidak mendasar dan mengulur waktu yang membuat nyawa mereka bisa saja tidak dapat diselamatkan." Balas Edi ketus dan membalikkan semua kesalahan pada Awan.Selain tetua Dion, para prajurit keluarga Saka tampak mulai termakan de

  • AWAN - THE NEXT SANJAYA   174. MASUK KE DALAM GUA

    Rombongan Awan masuk ke dalam gua.Gua itu sendiri memiliki lebar tidak lebih dari dua setengah meter.Hanya saja, siapapun yang masuk ke dalam gua akan merasakan tekanan yang sangat besar seolah mereka sedang memasuki mulut harimau. Tidak terkecuali mereka yang berada di ranah pembentukan inti seperti halnya tetua Dion dan yang lainnya. Mereka merasakan tekanan yang belum pernah mereka hadapi.Tidak heran, Dian yang berada di ranah pembentukan fondasi tampak begitu tertekan. Sampai-sampai ia tidak berani berada jauh dari sisi Awan. Berada di dekat Awan satu-satunya cara yang membuatnya merasa agak aman.Karena di dalam gua terdapat binatang spritual tingkat empat dan juga lebar gua yang relatif sempit, mereka tidak memiliki pilihan selain berjalan kaki dan berusaha untuk menyembunyikan hawa keberadaan mereka.Hanya saja, belum lama mereka berjalan masuk ke dalam gua, mereka terpaksa berhenti karena di depan mereka terdapat beberapa lorong.Tanpa mereka sadari, gua tempat mereka ber

  • AWAN - THE NEXT SANJAYA   173. KITA IKUTI RENCANANYA

    Keserakahan terkadang membuat seseorang bisa kehilangan akal sehat dan nuraninya. Itulah yang terjadi pada Edi Purnama.Menurut Awan, Edi memiliki tujuan utama yang membuatnya sampai rela menjadikan wanita yang disukainya sebagai alat untuk mendapatkan keinginannya. Bisa jadi, Awan dan tim keluarga Saka akan dijadikan sebagai pengalih perhatian.Hanya saja, Awan tidak bisa menyimpulkan apa yang sedang dicari oleh Edi sampai berani mengorbankan banyak orang untuk mendapatkan keinginannya. Yang bisa dilakukan Awan saat ini adalah mengikuti permainan Edi dan membuat langkah antisipasi untuk menghindari jatuhnya korban di pihak mereka.Setelah menjelaskan rencananya pada tetua Dion, Awan lalu membuat pil pemulihan untuk kepala keluarga Saka seperti janjinya. Yang mengejutkan, pembuatan pil ini sendiri tidak menggunakan tungku alkimia seperti kebanyakan alkemis lainnya dan Awan bahkan hanya membutuh waktu kurang dari lima menit untuk memurnikan empat pil tingkat atas."Astaga! Dokter jeni

  • AWAN - THE NEXT SANJAYA   172. RENCANA AWAN

    Awan dan tetua Dion sampai di area pinggir hutan yang relatif sangat sepi dan bagian belakang mereka adalah tebing yang cukup tinggi. Sebuah tempat yang cukup ideal untuk meramu pil."Dokter jenius Awan, katakan saja, apa yang anda ingin saya lakukan?" Tanya tetua Dion begitu hanya ada mereka berdua di tempat tersebut.Awan tersenyum kecil dan berkata, "Hmn, tetua Dion sangat bijak. Saya kagum, tetua dapat membaca maksud saya mengajak anda ke sini.""Jangan mengejek saya, dokter jenius Awan! Di depan anda, saya justru tidak ada apa-apanya.""Saat anda mengajak saya untuk menjaga anda membuat pil, saya menyadari kalau ada sesuatu yang anda inginkan dari saya tapi tidak ingin diketahui oleh yang lainnya. Saya melihat anda dapat mengalahkan hewan spritual tingkat tiga dengan mudah. Bagi orang lain, mungkin itu suatu keberuntungan karena mengira tetua Armen sudah tenaga dan melukai monster itu sebelumnya. Tapi, saya tidak melihatnya demikian. Ular itu bahkan tidak terluka sama sekali oleh

  • AWAN - THE NEXT SANJAYA   171. DOKTER DAN JUGA ALKEMIS

    "Sekarang, apa yang harus kita lakukan?" Tanya Dian meminta saran Awan dan para tetua.Meski dalam hati Dian sangat ingin menyelamatkan dua orang tetuanya yang ditangkap oleh monster ular tersebut. Namun, Dian masih dapat mengendalikan ketenangannya dan mempertimbangkan jalan terbaik yang harus mereka ambil.Misi menyelamatkan dua tetuanya jelas adalah misi yang hampir mustahil. Pertama, mereka tidak tahu bagaimana nasib kedua tetua tersebut saat ini. Entah mereka masih hidup atau sudah mati. Kedua, kalaupun mereka nekad pergi menyelamatkan keduanya, peluang keberhasilan mereka sangatlah kecil.Bagaimanapun lawan yang menanti mereka adalah binatang spritual tingkat empat. Sementara mereka hanya memiliki empat ahli pembentukan inti tahap menengah. Itupun jika Edi Purnama bersedia membantu mereka serta ditambah oleh lima orang pembentukan inti tahap awal.Untuk Awan sendiri, Dian tidak mungkin melibatkannya dalam misi berbahaya ini. Bagaimanapun, Awan adalah harapan kesembuhan kakeknya.

DMCA.com Protection Status