Cinta itu harusnya yang bagaimana? menuruti perasaan pasangan, bukan? Tapi kenapa yang aku lakukan terlihat salah?Kepala Adit menunduk lesu setelah duduk di dalam sel, mengabaikan teriakan dan tangisan si kembar yang di letakkan di tempat berbeda.Efan memijat kepalanya. "Bayangkan, si suami dituntut atas dugaan penipuan, istrinya habis membunuh orang, anak-anaknya pelaku perundungan sampai korban mereka entah gimana kondisinya sekarang, kakak si suami habis menusuk orang lalu ibunya akan dituntut atas kasus penculikan beberapa tahun silam, masalahnya yang diculik adalah anak-anak keluarga Salim dan Toejipto, kedua keluarga yang bisnisnya gak main-main. Tamat sudah keluarga Sanjaya."Salah satu bawahan Efan menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Tidak saya sangka keluarga Sanjaya yang terkenal di media sosial sebagai keluarga ideal malah bermasalah.""Hah? media sosial?" tanya Efan tidak percaya."Anda tidak tahu? mereka terkenal karena kasus penculikan anak tiri keluarga Sanjaya ya
Maya tidak berdaya membawa pulang bayi laknat ini ke rumah karena begitu mendengar berita penangkapan Cynthia dan Adit, pihak rumah sakit buru-buru menghubungi dirinya untuk mempertanyakan masalah biaya rumah sakit.Maya yang hendak menutup sambungan telepon karena tidak mau ikut campur, diancam akan menyebar luaskan di depan publik. Dia terpaksa datang ke rumah sakit dan menjemputnya.Saat ada dua anak muda melihat cucunya di dalam inkubator, Maya menjadi emosi. Kenapa di hari tua aku, malah direpotkan masalah seperti ini? bahkan aku tidak bisa melihat kuburan mas karena dikuburkan di tanah pribadi keluarga Sanjaya.Bayi terus menangis karena lapar, Maya menutupnya di dalam kamar lalu menutup telinga dengan headphone, mulai terhanyut dalam kesedihan di sofa depan tv.Salah satu pelayan memberanikan diri menenangkan bayi. "Bayinya lapar, apakah tidak ada susu dan dot bayi?" tanya pelayan itu ke pelayan lainnya.Yang lain hanya menggeleng miris. Akhirnya mereka patungan membeli susu
Anton menatap benci pengacara itu. "Kamu sengaja menjebakku? Dasar pria bejat!""Dari awal saya tidak bekerja sama dengan anda, saya hanya mendapat perintah dari tuan Hendra Tsoejipto, anda mengenalnya bukan?"Jantung Anton berdebar keras, dia lupa Adelio dan Kinara berasal darimana. Selama ini dirinya ikut andil menyiksa Kinara dan anak-anaknya Keluarga Kinara memang kekayaannya tidak sehebat keluarga Tsoejipto, tapi sebagai salah satu keluarga pendiri rumah sakit terbesar di Indonesia- kedudukannya bisa saja setara.Anton berlutut dan memohon. "Tolong, lepaskan aku. Aku tidak tahu apa-apa. Aku juga korban disini.""Pak Anton, apakah anda lupa sudah menandatangani beberapa dokumen mengenai peralihan keuangan?" pengacara menepuk tas kerja di tangannya. "Anda juga ikut andil penggelapan harta keluarga Tsoejipto.""Ba- bagaimana bisa aku ikut menggelapkan harta keluarga Tsoejipto? Orang bodoh pun pasti tahu untuk tidak main-main dengan keluarga itu."Pengacara mendecak. "Ck, ck, ck. Or
Kinara duduk di bangku depan ICU, masih belum punya keberanian untuk masuk. Daichi tertidur di pangkuannya, tidak mau meninggalkan Kinara sendirian dengan perasaan kalut.Sepertinya anak kecil memang sangat peka soal begini.Kinara melihat depan pintu ICU yang tertutup.Tak lama ada seseorang yang menyodorkan sebotol minuman dingin di lengan atas, kinara memutar kepalanya.Ternyata Hendra yang memberikannya. "Minum ini, jus jeruk. Bisa mengurangi efek fisik dan psikologis dari tekanan stres."Kinara menerima dan mengucapkan terima kasih sambil menundukkan kepala dengan sopan. Hendra duduk di sebelah kaki Daichu yang tertidur pulas. "Sudah masuk?"Kinara menggeleng pelan."Belum ada keberanian?"Kinara mengangguk pelan."Yah, kamu merasa bersalah jadinya begitu. Setidaknya kamu tidak meninggalkan anak itu." "Terima kasih.""Istriku ada di Inggris sedang membantu menangani sepupuku, ibu mertua kamu. Sekalian mengurus Adelio dan Ed, mereka berdua tidak ada perkembangannya.""Apakah and
"Saksi kunci apa? Siapa yang sudah melakukannya?" tanya Maya penasaran."Kamu benar-benar tidak tahu?" pancing polisi.Maya menyadari sesuatu lalu menyipit curiga. "Apakah kalian sedang memancing aku untuk mengaku?""Tidak, kami memang sudah tahu penyebab kematian ibu dari suami kamu."Maya menjadi kesal. "Beritahu aku!""Ck ck ck. Apakah kamu benar-benar tidak menyadarinya? Saat kalian berdua bersikeras menikah dan menekan mantan istri pak Adi, apa yang kalian lakukan?"Maya coba mengingat lalu terkejut, tidak lama wajahnya memucat."Sudah ingat sekarang kan."Pengacara bertanya ke Maya dengan khawatir. "Bu Maya, apakah ada sesuatu yang belum anda bicarakan ke saya?"Maya menggigit bibir bawah. "Itu- itu hanya kebohongan, Adi yang sudah melakukannya.""Ya, karena itulah beliau kecewa lalu bunuh diri. Beliau mengharapkan kebahagiaan keluarga kecil dan ingin bu Sarah menjadi menantunya, tapi ternyata harapan itu pupus karena anak kandungnya lebih memilih wanita lain dan membohonginya."
Dimas membuka mata perlahan, menyesuaikan dengan cahaya kamar. Pertama kali yang dilihat adalah wajah Fumiko tepat di hadapannya."Hm?" kedua mata Dimas berkedip. "Apakah aku masuk surga?"Fumiko tertawa kecil. "Bagaimana bisa kamu masuk surga?""Karena aku melihat bidadari cantik."Kedua alis Fumiko terangkat. "Jadi benar para pria menginginkan surga karena dijanjikan bidadari? Apakah kamu salah satunya juga?""Wah, itu pertanyaan sulit dan menjebak. Aku tidak berani mengambil bidadari lain, tapi jika bidadarinya menemani aku sejak kecil- aku berani mengambil dan menculiknya."Fumiko memeluk erat Dimas yang masih berbaring dan menangis. "Jangan bohong ya, awas kalau kamu bohong! Aku akan mengadu pada Tuhan dan berteriak tidak adil lalu meminta pasangan jauh lebih dari kamu."Dimas tertawa. "Memang ada pria tampan dan hebat mau menerima wanita barbar seperti istriku yang cantik ini?"Fumiko menggeleng pelan. "Sepertinya tidak ada.""Syukurlah.""Aku mencintaimu, Fumi.""Aku juga."Dima
"Bagaimana kondisinya?" tanya Emiko begitu sampai. Ketiga pria menggeleng putus asa. "Adelio dan Ed?" tanya istri Donny yang cemas."Untungnya kami datang lebih cepat jadi tidak masalah, meskipun-" Donny menghela napas panjang."Meskipun apa?""Sarah hanya mencabut selang-selang yang menempel di Adelio, dan tidak ada masalah tapi Edward yang bermasalah. Dia gegar otak dan membutuhkan oksigen, mencabut oksigen mendadak lalu menutupinya dengan bantal bisa merusak otak karena kekurangan oksigen mendadak." Profesor mulai menjelaskan. "Sarah memang sudah tidak bisa disembuhkan.""Apakah dia bunuh diri?" tanya Emiko tidak percaya."Tidak, dia lari menghindari kami dan menyeberang jalan begitu saja. Dia tertabrak mobil yang melaju tinggi." Jawab Takeo.Istri Donny menggigil ketakutan mendengar kenekatan sahabat mereka.Istri Hendra menatap rumit profesor. "Sebaiknya kita masukkan saja dia ke rumah sakit jiwa, lebih maksimal perawatannya dan juga tidak mengganggu orang lain."Semua orang
Di zaman modern, semua orang selalu ingin berpikiran maju, logika dikedepankan tapi keajaiban? Hanyalah sebuah mitos jika mereka tidak mengalaminya sendiri.Termasuk Adelio yang dulu tidak percaya dengan keajaiban, bukan- bukannya tidak percaya, takut lebih tepat.Karena setelah dokter memutus alat bertahan hidup Sarah, Edward membuka mata. Seolah Sarah memberikan nyawa kepada cucunya."Cucuku, kamu sudah sadar- ah," tangis istri Donny sambil memegang tangan Edward untuk memastikan masih hidup. "Cucuku-"Edward mengedipkan mata dan melihat ayah kandungnya duduk di kursi roda dengan wajah pucat. "A-"Adelio mengulurkan tangan. "Kenzi dan Bella memanggilku daddy, kamu juga bisa."Edward terbelalak lalu tersenyum. "Daddy," panggilnya."Ya." Adelio tersenyum sedih. "Terima kasih sudah bertahan hidup, putraku."Edward mengangguk pelan lalu mengedarkan pandangan. "Mama, Kenzi dan Bella?""Mereka di Indonesia, saat ini kita di Inggris," kata Donny. "Nenek?" tanya Edward."Nenek di sini," ja
Jantung Adelio berdebar kencang, hari ini dia resmi menikah dengan Kinara. Setelah bertahun-tahun mereka berjuang bersama, akhirnya mereka bisa meresmikan pernikahan secara agama. Rumah besar mertua Adelio penuh sesak dengan kedatangan keluarga dan teman dekat.Edward dan Daichi main mengelilingi taman bersama anjing yang baru-baru ini diadopsi Adelio untuk Kenzi. Ya, anjing ini dulu yang mereka tolong.Kinara sibuk di dalam kamar bersama mama, Fumiko dan ibu Fumiko.Reiko celingukan mencuri makanan.Dimas berkenalan dengan Bryan, Alex dan lainnya.Sementara Kenzi ke penjara sebentar untuk menyerahkan makanan ke sipir dan papanya."Daddy bilang, bawa makanan yang banyak buat papa. Terus Kenzi bawa kulkas juga buat dipakai bersama, jadi papa bisa menyimpan makanannya juga." Kenzi tersenyum polos.Adit tidak tahu harus tertawa atau menangis melihat setumpuk makanan dan camilan, tidak bisa dihabiskan satu hari jika hanya dimakan sendirian. "Apakah hari ini adalah perayaan khusus?"Kenzi m
Adit menangis seharian ketika mendengar kakak kandungnya tiba-tiba meninggal, begitu juga dengan keponakan serta si kembar.Bohong jika dirinya tidak sayang si kembar, polisi mengizinkannya menghadiri pemakaman mereka yang dibuat keluarga Anton.Sekarang dia sudah tidak punya siapa-siapa lagi, semua pergi. Yang tersisa hanya Kenzi tapi Kenzi juga pasti memilih pergi dan tidak mau menemuinya.Apa yang harus aku lakukan sekarang? Hartaku sudah disita, aku dituntut penjara dan aku keluar tidak akan punya apa-apa!Pihak Tsoejipto dan Sanjaya menuntut hukuman maksimal karena sudah menggelapkan dana tidak sedikit, tidak hanya itu- pihak BPK juga menuntut banyak poin mengenai korupsi yang dilakukan banyak pihak yang melibatkan dirinya.Pihak-pihak yang terlibat sudah dilepas jabatan serta dihukum, Adit juga langsung paham ketika nama Kinara tiba-tiba hilang dari daftar tersangka padahal banyak bukti yang memberatkannya.Adit juga sudah berusaha keras supaya semua tanda tangan dan nama atas K
Anton menggertakan gigi begitu mendengar kabar dari kakaknya kalau mereka dipastikan akan kalah, sudah lama mereka menjadi pengikut keluarga Sanjaya dan mendapat banyak proyek tapi sekarang mereka harus jatuh begitu saja.Hal yang paling diharapkan setelah pengakuan itu.Mana mereka juga terlibat kejahatan ayah Adelio, hancur sudah keluarganya.Terbesit ide gila yang tiba-tiba muncul. "Bagaimana kalau kita memakai jasa dukun terbaik di Indonesia? Kalau perlu kita ke luar negeri supaya bisa lepas begitu saja."Kakak Anton tersenyum. "Kamu kira kami tidak menggunakan itu dari dulu?""A- apa?" tanya Anton tidak mengerti."Kami tidak hanya mengandalkan itu, tapi juga orang pintar."Anton merinding begitu melihat seringai kakaknya. "Kak, kenapa aku tidak tahu?""Kami sepakat untuk tidak melibatkan kamu."Perasaan Anton menjadi tidak enak lalu melotot ngeri. "Kalian pasti membutuhkan tumbal.""Benar, begitu ada yang tidak berguna. Kami akan menumbalkannya.""Kenapa? AKU ADIK KAMU DAN BERJUA
Dua hari kemudian, istri Donny puas melihat laporan yang dibuat kedua menantunya."Sebenarnya mama sudah pernah menerapkan ini, tapi kalian tahu bagaimana sifat papa dan Dimas soal laporan keuangan. Mereka tidak mau membaca hal-hal yang ribet selain itu ingin menghemat kertas laporan." Tawa istri Donny.Sudah kami duga. Batin Adelio dan Fumiko yang tersenyum.Adelio mengusap bawah hidungnya dan menurunkan suaranya ketika istri Donny sibuk membaca. "Benar-benar ajaib rumah sakit ini bisa besar, untung saja masih belum ada yang berinisiatif untuk menggelapkan uang."Fumiko mengangguk setuju, asal-asalan membuat laporan keuangan sama saja memberikan celah untuk pencuri. "Wah, benar-benar kebetulan aku punya dua menantu yang bekerja di dua bidang berbeda. Satunya bank, satunya lagi hotel sehingga kalian bisa lebih teliti lagi." Kagum istri Donny. "Tapi ada salah satu kelemahan di sini."Fumiko dan Adelio menegang. "Obat-obatan, kalian tidak melupakannya bukan?""Tidak, kami sudah memikir
Cynthia ingin menampar wajah Kinara tapi terlalu takut dengan bodyguard yang berdiri di belakang kursi lawan bicaranya."Apakah tidak pernah terbesit di benak kamu kenapa bisa Adit dan keluarganya mudah dibodohi, padahal wajah si kembar tidak mirip dengan kamu? Yah, meskipun kamu selalu bilang mereka mirip dengan kamu atau orang-orang bilang mereka mirip Adit."Cynthia menyipitkan mata dengan curiga. "Apa yang ingin kamu katakan?"Kinara menatap lurus Cynthia dengan tatapan mengejek dan senyum miring. "Karena Adit dan Anton satu ayah."Cynthia sontak berdiri dan menjerit histeris. "BOHONG!""Dari awal sampai akhir semua orang tidak akan tahu, tapi hanya Maya yang tahu dan dia membawanya sampai mati. Lalu kenapa aku bisa mengetahuinya? Itu mudah, karena aku sudah menyimpan ini dari awal aku selingkuh.""Kenapa aku tidak tahu? Aku sudah mengenal Anton lebih dulu dari Adit.""Karena Anton tidak tahu."Kaki Cynthia melemas lalu berlutut di lantai yang dingin. "Adit dan Anton tidak tahu p
Sekolah sudah diambil alih keluarga Tsoejipto, Bella sudah mulai kembali ke TK dengan ditemani nenek.Para orang tua yang sudah mendengar dan melihat baik secara langsung maupun lewat berita, pilih menjauh daripada dikatakan penjilat. Meskipun ada satu atau dua orang bodoh yang tetap mendekat, keluarga Salim tetap tidak peduli pada penjilat.Bella pun blak-blakan bicara ke nenek sambil menunjuk orang tua atau anak-anak yang menyakitinya, ingatan anak kecil memang tajam.Edward dan Daichi pun juga kembali dengan damai, para guru yang terlibat dengan kekerasan sudah dipecat termasuk kepala sekolah. Para murid yang terbukti melakukan kekerasan pada Edward dan Kenzi juga dikeluarkan, gosip yang beredar bisnis keluarga mereka juga goyah sehingga tidak mampu bayar sekolah swasta mahal.Para murid yang tidak terlibat atau hanya menjadi saksi, tidak berani berurusan dengan Edward dan Daichi bahkan untuk mendekat, dilarang keras orang tua mereka.Edward dan Daichi pun tidak terganggu, mereka b
Tidak, ini bukan salahku.Benar, ini bukan salahku.Ini salah ayah yang terlalu berambisi supaya aku bisa mengalahkan putra kandungnya sendiri karena harta.Ini salah ibu yang terlalu berambisi supaya bisa mengalahkan ibu Adelio.Aku terseret arus pikiran mereka, makanya aku tidak salah.Kakak juga, kakak menyuruh aku mengambil Cynthia meskipun memilih Kinara supaya kakak bisa bersama Anton.Ini salah mereka, bukan salahku. Aku hanya korban di sini.Mereka juga membenci Kenzi yang cacat, aku ikut membencinya. Ini gara-gara mereka!Adit didorong masuk ke dalam sel dengan pikiran kacau. Setelah sadar, dia memegang jeruji sel dan berkata, "Aku ayah kandung Kenzi, aku belum sempat melihatnya- lagipula aku menantu pemilik rumah sakit."Kedua petugas menertawakan Adit. "Kamu sudah mulai halusinasi ya?""Kenapa? Menyesal sudah menyakiti anak dan istri?""Lagian, sok selingkuh sih. Giliran sudah jatuh malah belingsatan begini."Ejek kedua petugas lalu berjalan meninggalkan Adit.Adit mengge
Apakah kalian percaya dengan cinta akan mengalahkan segalanya? Ini bukan masalah cinta kita bisa menjadi super hero tapi- dengan cinta kita bisa melalui semua masalah di depan. Jika salah satu patah maka yang lain menjadi penyangga. Begitulah Adelio sekarang ketika sudah kembali di Indonesia bersama lainnya, melihat proses ibu kandung dikubur tidak jauh dari tempat ayah kandungnya, dua hari setelah sidang Adit. Awan mendung seolah menyamakan hati mereka. Perjuangan yang mereka perjuangkan selama ini sia-sia belaka, Sarah lebih memilih pergi dari dunia, mengingat masa lalu menyakitkan meskipun sebelumnya sudah berani melawan."Aku kira saat di rumah Adi dan selingkuhannya, Sarah bisa melangkah ke lebih baik. Dia bahkan berani memukul Maya, tapi sekarang-" istri Donny tidak berani berkomentar lebih jauh.Adelio melihat nisan ibunya dengan sedih. "Seandainya, aku tahu ibu memendam semua itu-" sesalnya."Tidak, sampai kapanpun kamu tidak akan pernah tahu, Adelio. Sarah selalu menganggap
Di zaman modern, semua orang selalu ingin berpikiran maju, logika dikedepankan tapi keajaiban? Hanyalah sebuah mitos jika mereka tidak mengalaminya sendiri.Termasuk Adelio yang dulu tidak percaya dengan keajaiban, bukan- bukannya tidak percaya, takut lebih tepat.Karena setelah dokter memutus alat bertahan hidup Sarah, Edward membuka mata. Seolah Sarah memberikan nyawa kepada cucunya."Cucuku, kamu sudah sadar- ah," tangis istri Donny sambil memegang tangan Edward untuk memastikan masih hidup. "Cucuku-"Edward mengedipkan mata dan melihat ayah kandungnya duduk di kursi roda dengan wajah pucat. "A-"Adelio mengulurkan tangan. "Kenzi dan Bella memanggilku daddy, kamu juga bisa."Edward terbelalak lalu tersenyum. "Daddy," panggilnya."Ya." Adelio tersenyum sedih. "Terima kasih sudah bertahan hidup, putraku."Edward mengangguk pelan lalu mengedarkan pandangan. "Mama, Kenzi dan Bella?""Mereka di Indonesia, saat ini kita di Inggris," kata Donny. "Nenek?" tanya Edward."Nenek di sini," ja