Ana melihat suaminya, Anton. Baru masuk ke rumah malam-malam. "Mas, dari mana saja? tadi aku telepon ke kantor jam sembilan malam, katanya kamu sudah pulang."Anton melirik kesal Ana. "Ngapain kamu telepon kantor?""Aku kan hanya ingin bilang kalau-""Apa kamu tidak becus mengurus anak?""Apa?""Aku dikomplain karena kamu menyuruh anak kita menyerang anak Kinara lewat anak mereka, kamu tahu apa akibatnya? suami mereka kehilangan proyek dan proyekku di sabotase mereka."Ana menatap tidak mengerti Anton. "Apa hubungan proyek kamu dengan anak yatim piatu itu?""Itulah yang ingin aku tanyakan, kenapa dia bisa membuat orang-orang kehilangan proyek? pinjamanku di bank juga tidak disetujui, padahal aku pemakai setia mereka."Ana menghela napas kasar. "Jangan apa-apa disangkut pautkan ke Kinara, itu hanya kebetulan saja.""JIKA ITU KEBETULAN, KENAPA MEREKA SEMUA MENYEBUT NAMA SATU WANITA DAN MENYABOTASE PROYEK AKU? KAMU TAHU NGGAK AKU KEHILANGAN UANG BERAPA BANYAK?!"Ana terkejut, selama ini
Bagaimana cara kalian menyikapi jika seiring berjalannya waktu, hubungan yang selalu diinginkan dengan menginjak orang lain ternyata salah? apakah akan kalian tinggalkan atau pertahankan?Ibu Adelio memilih berdamai dengan masa lalu, konsentrasi mengurus cucu yang terbaring lemah di rumah sakit. Kinara memutuskan pergi menjauh dan membalas dendam apa yang mereka perbuat pada ketiga anaknya tanpa harus menunggu Tuhan bekerja.Maya dan Ana mati-matian berusaha mempertahankan rumah tangga mereka.Ana menjerit histeris ketika suaminya lebih memilih pergi dari rumah membawa baju, dihalangi beberapa satpam.Ana mengamuk ke para satpam itu.Para satpam yang hanya berjumlah tiga orang sendiri tidak berdaya, mereka hanya ingin menjaga keamanan tapi juga tidak bisa ikut campur masalah rumah tangga orang lain."GARA-GARA KALIAN SUAMI AKU KABUR!" teriak Ana sambil memukul satpam tersebut.Para tetangga menatap muak kelakuan Ana yang sombong dan bertingkah seperti selebritis tapi kenyataannya han
Ibu Adelio berdiri di depan foto kedua orang tuanya, mengingat masa lalu yang bahagia disaat tidak ada namanya cinta untuk pria lain.Meskipun ibunya meninggal terlebih dahulu, sang ayah merawatnya dengan baik bahkan melimpahkan kasih sayang yang cukup."Dulu, sebenarnya aku tidak mencintai ayah Adelio. Aku hanya tidak ingin ayahku khawatir karena usianya yang tidak lama lagi."Mama Kinara dan Donny berdiri di belakang ibu Adelio, mereka berdua tumbuh bersama karena ayahnya rekanan bisnis. Ayah dari ibu Adelio pemilik sekolah, ayah dari Donny adalah pemilik rumah sakit dan ayah dari mama Kinara adalah pemilik kantor akuntan publik yang saat ini sudah diambil alih kakak laki-lakinya. Awalnya kedua ayah mereka adalah klien mama Kinara yang lama-lama menjadi sahabat."Aku- aku tidak tahu apakah kondisi Ed karena karma dari aku?""Jangan seperti itu." Mama Kinara menepuk punggung ibu Adelio. "Jangan menyalahkan diri sendiri, dokter sudah bilang kondisinya masih stabil.""Tenangkan dirimu,
"Pertama yang aku lakukan adalah menyewakan kamar ke agen perjalanan dengan kontrak satu tahun, jika dirasa belum cukup bisa menambah kontrak di tahun selanjutnya. Masalah kamar terisi atau tidak dalam satu tahun sudah menjadi tanggung jawab agen. Kita tidak perlu memikirkan tentang kosongnya kamar.""Kita bisa membuat perjanjian seperti, dalam satu tahun mereka harus bisa memenuhi target dengan fee untuk mereka atau bisa juga kita berikan harga khusus untuk mereka. Jika agen tidak bisa memenuhi target, maka kita akan berlakukan denda seperti pemotongan fee dalam satu tahun atau denda pinalty kerugian."Adelio menjelaskan dengan sabar. "Itu kalau aku yang melakukannya."Kinara mengangguk setuju. "Keduanya sama-sama rugi dan untung, seimbang. Kita juga bisa menutup pembayaran pajak dari sana.""Pemilik hotel harus mempertimbangkan keuangan yang stabil, jangan memikirkan keuntungan dulu jika dirasa masih goyah.""Tapi ada juga kan pemilik hotel yang hanya memikirkan keuntungan dan push
POV EDWARD"Kamu sudah besar, kakak pertama juga. Harusnya kamu bisa mengayomi adik-adik kamu sehingga tidak manja."Itu kata mama."Papa, tidak suka melihat kelakukan kamu yang kekanak-kanakan. Mengalah sama kakak-kakak kamu, mereka hidup di luar sana tidak senyaman kamu."Itu kata papa."Anak kecil, tidak perlu ikut campur urusan orang dewasa. Tugas kalian hanya sekolah dan belajar, kalau di bully ya tinggal bully balik."Itu kata bude Ana."Yang benar saja, masa anak laki menangis. Memalukan!"Itu kata pak de Anton."Edward! jaga adik kamu itu! masa kamu sebagai kakak cuma diam baca tanpa melihat adik kamu sedang rebutan mainan dengan Ari!"Itu kata nenek."Dasar sampah!"Itu kata kakek."Hallo, Edward. Panggil aku mami saja ya. Kalau ada apa-apa bisa panggil mami. Oh ya, kamu jangan terlalu sibuk belajar, sekali-kali bermainlah Ah! Edward!""Ada apa Cynthia?""Tidak apa, aku hanya kedorong sedikit."Papa Adit mendorongku hingga terjatuh ke lantai. "Kamu memang susah diatur!""Aku
Adit ingin gila rasanya melihat laporan rapi Kinara berubah acak-acakan berkat kakak dan ibunya. "Kenapa mereka bisa ikut campur masalah ini? harusnya biarkan saja Kinara bekerja, kalau begini siapa yang mau disalahkan?"Staff keuangan dan manajer operasional diam seribu bahasa, sebenarnya mereka sudah melaporkan hal ini ke Adit dan jawabannya selalu 'biarkan saja kakak dan ibuku, mereka hanya ingin membantu.' Padahal kinerja bu Kinara sangat bagus dan profesional.Benar ya, kalau benci itu selalu menutup mata orang. Mau kinerja bagus seperti apa pun, pasti akan terlihat buruk.Adit pun sebagai kepala keluarga atau pun atasan tidak bisa bertindak tegas dan profesional. Harusnya bisa memisahkan hubungan pribadi dan pekerjaan.Sayang sekali, mereka harus kehilangan orang seperti Kinara.Disaat Adit bingung memecahkan masalah, Kinara dan keluarga kecilnya keluar dari butik mewah dan makan sore bersama di sebuah restoran mewah.Adelio foto kedua tangannya yang terjalin dengan Kinara menggu
Cynthia keluar dari kamar dan melihat Adit sudah duduk menunggu di ruang tengah. Ana dan Maya menyusul dari belakang.Adit mengulurkan tangan dengan wajah malas. "Ayo."Cynthia menatap kosong tangan Adit. "Jadi, apakah semua pengorbananku selama ini salah?"Adit mengangkat kedua alisnya. "Apa?""Dulu, kamu menyuruhku mengalah karena melihat Kinara membantu kedua orang tua kamu yang kesulitan sementara aku tidak bisa apa-apa karena baru di puncak karier dan harus menjaga nama baik, keluargaku sendiri juga sedang bermasalah."Adit menyipitkan kedua mata. "Kamu saat ini sedang membahas masa lalu?""Kamu menjual semua koleksiku."Adit menatap tajam kakak dan ibunya yang suka ikut campur masalah orang lain, Ana dan Maya yang menyadari itu lari ke lantai dua, tidak berani menatap Adit."Aku- aku mau pulang ke rumah." Cynthia berjalan melewati Adit.Adit menarik tangan Cynthia. "Aku sudah berkorban banyak untuk masa depan kita dan kamu sekarang menyalahkan aku?"Cynthia menatap sedih Adit."
Cynthia berteriak histeris dan menunjuk Daichi. "Pembohong! dasar anak nakal! mana security? masa membiarkan anak selundupan masuk kesini?"Daichi menatap murka Cynthia lalu terdiam ketika Kenzi menarik lengan bajunya.Kenzi menggeleng sedih. "Jangan!"Daichi mendadak diam dan menuruti permintaan adik sepupu. "Mana security?" Cynthia menjadi panik dan heboh.Adit tidak berani bergerak karena dua bodyguard di belakang kursi roda Kenzi."Mas, tolong belain aku. Jangan diam begitu, istri kamu sudah dituduh macam-macam!"Adit tidak tahu harus membela siapa, terutama di depan media. Lalu dia menemukan keanehan dari kalimat bocah kecil itu dan tersenyum kecil."Temannya Kenzi, mungkin kamu tidak tahu ini. Tapi istri om tidak pernah menusuk pria lain." Adit berusaha mencairkan suasana. "Bagaimana bisa istri om menusuk om teman Kenzi?"Daichi mengerutkan kening dan bertanya ke Kenzi. "Benarkah?"Kenzi menggeleng tidak mengerti.Cynthia berlindung di belakang Adit sambil menatap rendah dua ana
Jantung Adelio berdebar kencang, hari ini dia resmi menikah dengan Kinara. Setelah bertahun-tahun mereka berjuang bersama, akhirnya mereka bisa meresmikan pernikahan secara agama. Rumah besar mertua Adelio penuh sesak dengan kedatangan keluarga dan teman dekat.Edward dan Daichi main mengelilingi taman bersama anjing yang baru-baru ini diadopsi Adelio untuk Kenzi. Ya, anjing ini dulu yang mereka tolong.Kinara sibuk di dalam kamar bersama mama, Fumiko dan ibu Fumiko.Reiko celingukan mencuri makanan.Dimas berkenalan dengan Bryan, Alex dan lainnya.Sementara Kenzi ke penjara sebentar untuk menyerahkan makanan ke sipir dan papanya."Daddy bilang, bawa makanan yang banyak buat papa. Terus Kenzi bawa kulkas juga buat dipakai bersama, jadi papa bisa menyimpan makanannya juga." Kenzi tersenyum polos.Adit tidak tahu harus tertawa atau menangis melihat setumpuk makanan dan camilan, tidak bisa dihabiskan satu hari jika hanya dimakan sendirian. "Apakah hari ini adalah perayaan khusus?"Kenzi m
Adit menangis seharian ketika mendengar kakak kandungnya tiba-tiba meninggal, begitu juga dengan keponakan serta si kembar.Bohong jika dirinya tidak sayang si kembar, polisi mengizinkannya menghadiri pemakaman mereka yang dibuat keluarga Anton.Sekarang dia sudah tidak punya siapa-siapa lagi, semua pergi. Yang tersisa hanya Kenzi tapi Kenzi juga pasti memilih pergi dan tidak mau menemuinya.Apa yang harus aku lakukan sekarang? Hartaku sudah disita, aku dituntut penjara dan aku keluar tidak akan punya apa-apa!Pihak Tsoejipto dan Sanjaya menuntut hukuman maksimal karena sudah menggelapkan dana tidak sedikit, tidak hanya itu- pihak BPK juga menuntut banyak poin mengenai korupsi yang dilakukan banyak pihak yang melibatkan dirinya.Pihak-pihak yang terlibat sudah dilepas jabatan serta dihukum, Adit juga langsung paham ketika nama Kinara tiba-tiba hilang dari daftar tersangka padahal banyak bukti yang memberatkannya.Adit juga sudah berusaha keras supaya semua tanda tangan dan nama atas K
Anton menggertakan gigi begitu mendengar kabar dari kakaknya kalau mereka dipastikan akan kalah, sudah lama mereka menjadi pengikut keluarga Sanjaya dan mendapat banyak proyek tapi sekarang mereka harus jatuh begitu saja.Hal yang paling diharapkan setelah pengakuan itu.Mana mereka juga terlibat kejahatan ayah Adelio, hancur sudah keluarganya.Terbesit ide gila yang tiba-tiba muncul. "Bagaimana kalau kita memakai jasa dukun terbaik di Indonesia? Kalau perlu kita ke luar negeri supaya bisa lepas begitu saja."Kakak Anton tersenyum. "Kamu kira kami tidak menggunakan itu dari dulu?""A- apa?" tanya Anton tidak mengerti."Kami tidak hanya mengandalkan itu, tapi juga orang pintar."Anton merinding begitu melihat seringai kakaknya. "Kak, kenapa aku tidak tahu?""Kami sepakat untuk tidak melibatkan kamu."Perasaan Anton menjadi tidak enak lalu melotot ngeri. "Kalian pasti membutuhkan tumbal.""Benar, begitu ada yang tidak berguna. Kami akan menumbalkannya.""Kenapa? AKU ADIK KAMU DAN BERJUA
Dua hari kemudian, istri Donny puas melihat laporan yang dibuat kedua menantunya."Sebenarnya mama sudah pernah menerapkan ini, tapi kalian tahu bagaimana sifat papa dan Dimas soal laporan keuangan. Mereka tidak mau membaca hal-hal yang ribet selain itu ingin menghemat kertas laporan." Tawa istri Donny.Sudah kami duga. Batin Adelio dan Fumiko yang tersenyum.Adelio mengusap bawah hidungnya dan menurunkan suaranya ketika istri Donny sibuk membaca. "Benar-benar ajaib rumah sakit ini bisa besar, untung saja masih belum ada yang berinisiatif untuk menggelapkan uang."Fumiko mengangguk setuju, asal-asalan membuat laporan keuangan sama saja memberikan celah untuk pencuri. "Wah, benar-benar kebetulan aku punya dua menantu yang bekerja di dua bidang berbeda. Satunya bank, satunya lagi hotel sehingga kalian bisa lebih teliti lagi." Kagum istri Donny. "Tapi ada salah satu kelemahan di sini."Fumiko dan Adelio menegang. "Obat-obatan, kalian tidak melupakannya bukan?""Tidak, kami sudah memikir
Cynthia ingin menampar wajah Kinara tapi terlalu takut dengan bodyguard yang berdiri di belakang kursi lawan bicaranya."Apakah tidak pernah terbesit di benak kamu kenapa bisa Adit dan keluarganya mudah dibodohi, padahal wajah si kembar tidak mirip dengan kamu? Yah, meskipun kamu selalu bilang mereka mirip dengan kamu atau orang-orang bilang mereka mirip Adit."Cynthia menyipitkan mata dengan curiga. "Apa yang ingin kamu katakan?"Kinara menatap lurus Cynthia dengan tatapan mengejek dan senyum miring. "Karena Adit dan Anton satu ayah."Cynthia sontak berdiri dan menjerit histeris. "BOHONG!""Dari awal sampai akhir semua orang tidak akan tahu, tapi hanya Maya yang tahu dan dia membawanya sampai mati. Lalu kenapa aku bisa mengetahuinya? Itu mudah, karena aku sudah menyimpan ini dari awal aku selingkuh.""Kenapa aku tidak tahu? Aku sudah mengenal Anton lebih dulu dari Adit.""Karena Anton tidak tahu."Kaki Cynthia melemas lalu berlutut di lantai yang dingin. "Adit dan Anton tidak tahu p
Sekolah sudah diambil alih keluarga Tsoejipto, Bella sudah mulai kembali ke TK dengan ditemani nenek.Para orang tua yang sudah mendengar dan melihat baik secara langsung maupun lewat berita, pilih menjauh daripada dikatakan penjilat. Meskipun ada satu atau dua orang bodoh yang tetap mendekat, keluarga Salim tetap tidak peduli pada penjilat.Bella pun blak-blakan bicara ke nenek sambil menunjuk orang tua atau anak-anak yang menyakitinya, ingatan anak kecil memang tajam.Edward dan Daichi pun juga kembali dengan damai, para guru yang terlibat dengan kekerasan sudah dipecat termasuk kepala sekolah. Para murid yang terbukti melakukan kekerasan pada Edward dan Kenzi juga dikeluarkan, gosip yang beredar bisnis keluarga mereka juga goyah sehingga tidak mampu bayar sekolah swasta mahal.Para murid yang tidak terlibat atau hanya menjadi saksi, tidak berani berurusan dengan Edward dan Daichi bahkan untuk mendekat, dilarang keras orang tua mereka.Edward dan Daichi pun tidak terganggu, mereka b
Tidak, ini bukan salahku.Benar, ini bukan salahku.Ini salah ayah yang terlalu berambisi supaya aku bisa mengalahkan putra kandungnya sendiri karena harta.Ini salah ibu yang terlalu berambisi supaya bisa mengalahkan ibu Adelio.Aku terseret arus pikiran mereka, makanya aku tidak salah.Kakak juga, kakak menyuruh aku mengambil Cynthia meskipun memilih Kinara supaya kakak bisa bersama Anton.Ini salah mereka, bukan salahku. Aku hanya korban di sini.Mereka juga membenci Kenzi yang cacat, aku ikut membencinya. Ini gara-gara mereka!Adit didorong masuk ke dalam sel dengan pikiran kacau. Setelah sadar, dia memegang jeruji sel dan berkata, "Aku ayah kandung Kenzi, aku belum sempat melihatnya- lagipula aku menantu pemilik rumah sakit."Kedua petugas menertawakan Adit. "Kamu sudah mulai halusinasi ya?""Kenapa? Menyesal sudah menyakiti anak dan istri?""Lagian, sok selingkuh sih. Giliran sudah jatuh malah belingsatan begini."Ejek kedua petugas lalu berjalan meninggalkan Adit.Adit mengge
Apakah kalian percaya dengan cinta akan mengalahkan segalanya? Ini bukan masalah cinta kita bisa menjadi super hero tapi- dengan cinta kita bisa melalui semua masalah di depan. Jika salah satu patah maka yang lain menjadi penyangga. Begitulah Adelio sekarang ketika sudah kembali di Indonesia bersama lainnya, melihat proses ibu kandung dikubur tidak jauh dari tempat ayah kandungnya, dua hari setelah sidang Adit. Awan mendung seolah menyamakan hati mereka. Perjuangan yang mereka perjuangkan selama ini sia-sia belaka, Sarah lebih memilih pergi dari dunia, mengingat masa lalu menyakitkan meskipun sebelumnya sudah berani melawan."Aku kira saat di rumah Adi dan selingkuhannya, Sarah bisa melangkah ke lebih baik. Dia bahkan berani memukul Maya, tapi sekarang-" istri Donny tidak berani berkomentar lebih jauh.Adelio melihat nisan ibunya dengan sedih. "Seandainya, aku tahu ibu memendam semua itu-" sesalnya."Tidak, sampai kapanpun kamu tidak akan pernah tahu, Adelio. Sarah selalu menganggap
Di zaman modern, semua orang selalu ingin berpikiran maju, logika dikedepankan tapi keajaiban? Hanyalah sebuah mitos jika mereka tidak mengalaminya sendiri.Termasuk Adelio yang dulu tidak percaya dengan keajaiban, bukan- bukannya tidak percaya, takut lebih tepat.Karena setelah dokter memutus alat bertahan hidup Sarah, Edward membuka mata. Seolah Sarah memberikan nyawa kepada cucunya."Cucuku, kamu sudah sadar- ah," tangis istri Donny sambil memegang tangan Edward untuk memastikan masih hidup. "Cucuku-"Edward mengedipkan mata dan melihat ayah kandungnya duduk di kursi roda dengan wajah pucat. "A-"Adelio mengulurkan tangan. "Kenzi dan Bella memanggilku daddy, kamu juga bisa."Edward terbelalak lalu tersenyum. "Daddy," panggilnya."Ya." Adelio tersenyum sedih. "Terima kasih sudah bertahan hidup, putraku."Edward mengangguk pelan lalu mengedarkan pandangan. "Mama, Kenzi dan Bella?""Mereka di Indonesia, saat ini kita di Inggris," kata Donny. "Nenek?" tanya Edward."Nenek di sini," ja