Share

Bab 31

Penulis: Prince Janssent
last update Terakhir Diperbarui: 2024-05-04 12:00:52

Sudiro berjalan perlahan-lahan seraya menatap mereka semua yang ada di dalam ruang energi itu. Dia menyeringai dengan sangat mengerikan. Sorot matanya sangat tajam sekali, penuh dengan aura kematian.

"Suamiku sayang! Aku akan selalu mencintaimu, Baik saat ini ataupun nanti kalau kita sudah mati! Huhuhu!" Anaya menangis dengan sedih sekali.

Ansen memeluk Anaya dengan erat, Dia menatap nanar retakan itu dengan sedih. Dia menyesali semuanya, Pikiran-pikiran Ansen berputar-putar penuh dengan penyesalan,

"Andai aku tidak pergi, Maka aku tidak akan menikah dengan Anaya!"

"Andai aku berlatih keras bersama Paman Fengbin maka aku dapat dengan mudah mengalahkan Sudiro!"

"Oh,.......! Andai semuanya ini tidak pernah terjadi!"

Dia tidak menyangka hidup mereka semua akan berakhir disini.

"Sayang! Aku tidak pernah menyesal menikahimu! Aku siap mati bersamamu!" Marina berkata lembut kepada Wiradi.

"Istriku! Kita akan segera bertemu kembali di keabadian! Terimakasih buat segalanya!" Wiradi menjawa
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • ANSEN Menantu Naga Merah   Bab 32

    Saat ini mereka semua sudah sampai di Kediaman Keluarga Anaya. Mereka semua langsung berkumpul dan membahas kembali apa yang telah terjadi kepada mereka sebelumnya. Marina langsung bergegas ke dapur, Dia akan memasak makanan yang enak sekali. Hari ini mereka telah lolos dari kematian, tentu harus dirayakan dengan sukacita. Wiradi langsung menghubungi Wujib dan memberikan kabar sukacita kepadanya, Dia menjelaskan semua kejadiannya dengan sangat bahagia. Fenghui yang berada disebelah Wujin juga ikut senang mendengarkan penjelasan Wiradi. Dia tidak menyangka Sudiro pergi begitu saja dengan cepat. "Tuan Fenghui! Tampaknya Sudiro benar-benar sudah pergi, Saat ini keadaan kita sudah aman! Ayo, Ikut aku kembali ke Kediamanku!" Wujin berkata kepada Fenghui. "Tentu Wujin! Ayo, Kita segera pergi!" Fenghui menjawab dengan cepat. Lalu mereka berdua bersama beberapa orang kepercayaan Wujin segera keluar dari tempat persembunyian mereka. Itu adalah gua bawah tanah bertingkat lima. ini adalah

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-03
  • ANSEN Menantu Naga Merah   Bab 33

    Wujin dan Fenghui tiba di rumah keluarga Anaya. Lalu mereka berdua masuk, Dan mereka mendengar suara ribut disertai dengan suara tangisan. Mereka berdua segera masuk dengan cepat, Mereka penasaran apa yang telah terjadi. Sesampainya didalam terlihat Anaya yang sedang menangis sesunggukan dan Marina serta Wiradi berwajah masam sekali. "Ada apa ini? Mengapa Anaya menangis?" Wujin langsung bertanya kepada mereka. "Tuan Fenghui,........! Kalian sejak kapan ada disini!" Marina langsung menyadari kehadiran Fenghui dan Wujin. "Tuan Fenghui! Maafkan kami, Ini kesalahan kami! Ansen menghilang, Kami tidak tahu Dia ada dimana sekarang!" Wiradi menjelaskan situasinya kepada mereka berdua. "Apaaaaa,............! Kenapa Ansen bisa menghilang! Apa yang telah terjadi? Apa Sudiro menculiknya?" Fenghui langsung berkata dengan khawatir. "Kami tidak tahu! Terakhir kali Ansen permisi ke kamar mandi! Tapi setelah itu Ansen menghilang! Kami sudah mencarinya di setiap sudut rumah, Namun kami

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-05
  • ANSEN Menantu Naga Merah   Bab 34

    Hari sudah semakin larut malam, Anaya dan seluruh keluarga besarnya beserta Fenghui sudah mencari Ansen ke segala penjuru Danzou. Mereka juga menanyai setiap orang yang mereka jumpai, Mereka menunjukkan foto Ansen dan berharap menemukan petunjuk apapun. Tapi sayang sekali, Tidak ada seorangpun yang melihat Ansen. Kini mereka sudah letih, Dan keringat bercucuran di kepala mereka. Wiradi kemudian berkata kepada mereka semua, "Malam sudah semakin larut! Sudah saatnya kita untuk kembali ke rumah dan beristirahat! Besok kita akan melanjutkan lagi pencarian kita!" "Tidak! Aku tidak mau! Aku akan tetap mencarinya! Jika kalian mau pulang silahkan saja, Aku akan tetap mencari suamiku tersayang!" Anaya berkata sembari menangis sedih. Dia berkata dengan sangat histeris sekali. "Anaya! Ayolah kita pulang dulu! Besok kita mencarinya lagi! Lagipun Wujin juga sudah menyuruh semua anak buahnya mencari Ansen, Lebih baik kita pulang untuk beristirahat sekaligus menunggu kabar dari Wujin!" Wir

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-06
  • ANSEN Menantu Naga Merah   Bab 35

    Matahari bersinar cerah menyambut pagi hari yang indah. Suara kicauan burung menambah semangat hari ini. Anaya sudah duduk dengan gelisah menunggu kedatangan Paman Fengbin. Dia bersama Tuan Wujin dan Paman Fenghui memandang ke langit menanti kedatangan Paman Fengbin. Beberapa saat kemudian Wiradi, Marina dan kedua adik kembar Anaya datang dan bergabung dengan mereka. "Anaya! Kenapa engkau tidak sarapan dulu!" Marina berkata kepada Anaya. "Aku tidak selera ibu!" Anaya menjawab dengan acuh tanpa memperhatikan ibunya. Dia terus menatap langit tanpa henti. "Hmmmmpppppp,...............!" Marina hanya bisa menghela napas. Dia tahu dari semalam Anaya belum ada makan. Bahkan Anaya juga tidak tidur, Anaya hanya menangis di tempat tidurnya. "Dia datang! Lihat kesana!" Fenghui tiba-tiba berteriak dengan gembira. Dia menunjuk ke arah barat daya. Ansen terbangun dari tidurnya, Dia sekarang melihat ada dua orang lelaki tua yang menemani Kakek Gongbin. "Ansen! Kau sudah bangun

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-07
  • ANSEN Menantu Naga Merah   Bab 36

    Fenghui lalu menjelaskan situasinya kepada Fengbin. dia menceritakan bahwa saat ini Ansen berada di dalam Gunung Merah. Fenghui menduga ada Pendekar Hebat yang membawa Ansen masuk ke dalam Gunung Merah itu. Fenghui kemudian membuka sebuah kota persegi yang kecil, Segera layar dikotak itu menyala. Lalu ada sebuah titik berkedip-kedip tampak didalam layar kotak itu. "Kalo menurut sinyal yang kita trima, Saat ini keadaan Ansen sehat dan tidak mengalami cidera apapun. Bahkan emosi dan mentalnya juga masih stabil!" Fenghui berkata seraya menunjukkan sinyal itu kepada Fengbin. Wajah Fengbin langsung berkerut penuh dengan tanda tanya, Lalu Fengbin berkata, "Bukankah ini sangat aneh! Jika Ansen benar-benar diculik oleh Pendekar Hebat; Mengapa saat ini keadaanya sehat dan baik-baik saja?" "Itu juga yang menjadi tanda tanya terbesarku! Kakak Fengbin, Kau harus berhati-hati! Aku takut disana ada jebakan!" Fenghui berkata seraya memberi peringatan kepada Fengbin. "Tenanglah Adik Fen

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-08
  • ANSEN Menantu Naga Merah   Bab 37

    "Semuanya, Dengarkan baik-baik! 2 jam lagi kita akan memulai Proses Pewarisan! Mari kita semua bersiap-siap!" Kakek Gongbin berkata kepada mereka semua. Semua orang langsung menganggukan kepalanya, Kini saat yang mereka tunggu-tunggu telah tiba. "Aku akan mencabut semua Jimat Penghancur dan Jimat Pelemah! Saat ini kita tidak membutuhkannya lagi! Tidak akan ada seorangpun yang tahu Proses Pewarisan ini!" Kakek Wuchai berkata lalu segera bergerak dengan cepat sekali. "Aku juga akan mempersiapkan diri dengan baik! Kita harus bersiap-siap dengan segala kemungkinan!" Kakek Dong'er berkata lalu kemudian langsung duduk bersila memejamkan matanya. Kakek Dong'er memanfaatkan waktu untuk berkultivasi. "Guru! Aku akan segera mempersiapkan Pagoda Suci!" Fengbin berkata dan kemudian segera mengeluarkan Pagoda Suci. "Ansen! Ayo, Ikut dengan Kakek! kau juga harus mempersiapkan diri dengan baik! Kakek akan mengajari beberapa hal kepadamu!" Kakek Gongbin mengajak Ansen pergi bersama Dia.

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-09
  • ANSEN Menantu Naga Merah   Bab 38

    "Baiklah, Saatnya telah tiba! Ayo kita mulai!" Kakek Gongbin berkata dengan serius. Gongbin lalu berjalan menaiki panggung batu, Ansen mengikuti dibelakangnya dengan serius. Lalu mereka berdua saling berhadap-hadapan. Kemudian Kakek Gongbin berkata, "Ansen! Apakah kau sudah siap!" "Aku siap Kakek Gongbin!" Ansen menjawab dengan mantap. Wuchai, Dong'er dan Fengbin berdiri dikelilingi panggung batu itu. Mereka berjaga-jaga untuk menghadapi segala kemungkinan yang ada. "Haahhhh!" Gongbin langsung mengeluarkan semua kekuatannya. Seketika badannya bercahaya keemasan sempurna. Cahaya itu langsung menerangi tempat itu. Wuchai, Dong'er dan Fengbin juga mengeluarkan kekuatannya. Tubuh mereka segera bercahaya keemasan. Namun cahaya mereka masih kalah dengan cahaya Gongbin. Gongbin lalu membuka kedua tangannya ke depan, Lalu perlahan terbentuk sebuah pusaran energi berwarna putih yang berbentuk bola. Semakin lama pusaran energi itu semakin cepat. Bersama dengan itu seluruh c

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-10
  • ANSEN Menantu Naga Merah   Bab 39

    Semua orang langsung terkejut, Awalnya mereka mengernyitkan dahi. Mereka tidak memahami tindakan Ansen. Namun akhirnya mereka semua paham, Fengbin langsung tertawa-tawa dengan senang. "Kau,............! Aku akan membunuhmu! Dasar kurang ajar!" Wulong langsung berteriak-teriak dengan marah. Wulong langsung menyerang Ansen, Dia ingin sekali membunuh Ansen. Fengbin dan Dong'er hanya bisa menatap gerakan Wulong yang sangat cepat. "Ansen,.........!!!!" Fengbin menjerit memperingatkan Ansen. Ketika serangan Wulong akan mencapai Ansen, Seketika juga Ansen menghilang bak ditelan oleh bumi. "Apaaaa,.........! Dasar kurang ajar! Ansen! Kelak aku akan kembali dari Alam Surgawi untuk membunuhmu!" Wulong berteriak-teriak dengan histeris. Lalu seketika Wulong diterangi cahaya putih yang begitu agung. Perlahan-lahan Wulong terangkat naik ke angkasa. "Tidak, Tidak! Aku tidak mau ke Alam Surgawi! Jangan, Jangan bawa aku! Ansen, Aku akan membalasmu nanti!" Wulong menjerit-jerit tidak

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-11

Bab terbaru

  • ANSEN Menantu Naga Merah   Bab 59

    Ansen memeriksa Tingkat Kultivasi Nenek Biru, Pada akhirnya Dia mendapati kultivasinya di Tingkat Abadi. Jelas Ansen bukan tandingan dari Nenek Biru itu. Tiba-tiba Fengbin berkomunikasi dengan Ansen, Dia mengatakan bahwa Nenek Biru adalah seorang penjahat. Dia adalah salah satu kultivator hitam, Dia sangat jahat. Karena itu Fengbin berniat keluar dan akan melawan Nenek Biru. Namun Ansen melarang Fengbin untuk melakukannya, Dia bersikeras akan melawan Nenek Biru. "Nenek Biru! Kau adalah Kultivator Hitam; Karena iu kau pantas untuk mati! Hari ini aku akan membunuhmu!" Ansen berkata dengan mantap. "Heheheh,...........! Bukankah harusnya kau ketakutan. Kau berani melawanku! Apakah kau sudah siap untuk mati; Baiklah aku akan mengabulkannya!" "Bukan aku yang akan mati! Tetapi engkau!" Setelah berkata seperti itu, Ansen langsung menyerang Nenek Biru. Nenek Biru terkejut bukan main, Dia tidak menyangka akan mendapatkan serangan dengan tiba-tiba. Namun Dia hanya tersenyum den

  • ANSEN Menantu Naga Merah   Bab 58

    Ansen terdiam sesaat begitu mendengar kata-kata Sebeli tadi, Dia sekarang menjadi Dilema. Dia tahu semua orang-orang ini pantas untuk mati. "Hihihihihi,........! Kau tidak bisa menjawabkan! Kau bahkan diam saja, Karena apa yang kukatakan benar kan!" Sebeli berkata dengan sangat kesal. "Sekarang pergilah; Mereka pantas untuk mati! Sekarang biarkan aku membunuh mereka semua; Maka akan berkurang beberapa orang jahat didunia ini!" Sebeli sekarang langsung berkata dengan kasar. Dia sekarang mengeluarkan kehebatannya, Dia bersiap-siap untuk menyerang Ansen. Ansen masih bingung, Di satu sisi Dia ingin menyelamatkan orang-orang ini. Tetapi mereka memang benar-benar orang jahat; Mereka juga pasti telah melakukan banyak kejahatan. Menghukum mereka tentu bukanlah satu kesalahan. "Tuan, Kumohon tolonglah kami! Kami terpaksa melakukan semua ini. Saat ini istri dan anak-anak kami ditangkap oleh Gerombolan Rubah Merah. Mereka memaksa kami untuk memberikan gadis-gadis muda yang cantik; Ji

  • ANSEN Menantu Naga Merah   Bab 57

    Ansen berjalan masuk ke mobilnya, Dia berencana untuk sekedar berkeliling di Kota Danzou. Sebenarnya Ansen berencana mengajak Anaya, Dia segera menghubungi dan mengajak Anaya. Namun Anaya baru saja mengabari bahwa saat ini sudah banyak Keluarga Besarnya yang datang. Dia tidak mungkin meninggalkan mereka, Anaya hanya berpesan agar Ansen berhati-hati. Tiba-tiba Wujin berlari kecil mengejarnya, " Tuan Ansen! Biarkan aku menemanimu; Aku bisa menjadi penunjuk jalan buat Tuan!" Ansen berpikir sebentar, Lalu Dia segera menganggukkan kepalanya. Wujin pasti sangat mengetahui seluk beluk Kota Danzou. Wujin segera ikut masuk ke dalam mobil. Lalu mobil itu melaju dengan kencang membelah jalanan di Kota Danzou. Wujin lalu bertanya kepada Ansen, "Tuan Ansen! Katakan Tuan ingin kemana?" "Aku ingin meminum minuman hangat; Bawa aku ke tempat terbaik dipinggir jalan yang kau tahu!" Ansen menjawab dengan cepat sekali. "Baiklah! Siap Tuan Ansen!" Wujin langsung menjawab dengan penuh sema

  • ANSEN Menantu Naga Merah   Bab 56

    Fengchai lalu berkata kepada Fengbin, "Nanti setelah Pesta Pernikahan Ansen dan Anaya selesai. Kau pergilah ke Pulau Jekulo, Bawalah Hadil kesana dan mintalah agar Tuan Strauss menggunakan tehnik penyegel jiwanya kepada Hadil!" "Abang Fengchai, Bukan aku ingin menolak perintahmu! Aku berencana membawa Ansen ke Pulau Oenyu untuk menemui Tuan Dong'er. Dia kemarin menyuruh Ansen kesitu, Ada sesuatu yang ingin diberikannya. Aku bertaruh itu pasti sesuatu yang sangat berharga!" Fengbin menjawab Fengchai. Fengsou langsung menanggapi dengan penuh harap, "Abang Fengchai! Bagaimana kalau aku saja yang pergi ke Pulau Jekulo! Aku sekaligus ingin melihat keadaan istri dan anakku!" "Tidak! Kau tidak boleh kesitu; Nanti takutnya terjadi lagi sesuatu! Fenghui; Kalo begitu nanti kau saja yang melaksanakan tugas ini!" Fengchai dengan cepat menolak permintaan Fengsou. Dia kemudian bertanya kepada Fenghui. "Siap Abang Fengchai! Aku akan melaksanakan tugas ini dengan baik!" Fenghui menjawab d

  • ANSEN Menantu Naga Merah   Bab 55

    Fengchai, Fenghui, Fengshou, Fengbin dan Ansen kini berada didalam sebuah ruangan tertutup. Mereka sedang membahas bagaimana mencari tahu informasi dari Hadil. Mereka tentu tidak mau melepaskan kesempatan ini. Mereka jarang sekali mendapatkan seorang angggota Istana Ungu yang dalam keadaan sehat. Biasanya mereka gagal mencegah usaha bunuh diri mereka. Ansen dari tadi hanya menjadi penonton saja, Dia hanya mendengarkan dengan serius perbincangan mereka. Fenghui lalu menyarankan agar mereka pergi membawa Hadil Pulau Jekulo. Mereka ingin Tuan Strauss menggunakan Tehnik Penyegel Jiwa kepada Hadil. Dengan begitu maka mereka akan segera mengetahui dimana Markas Utama Istana Ungu. Ansen yang dari tadi hanya diam saja, Tiba-tiba langsung bertanya mengenai Tehnik itu. Dia sangat penasaran sekali. Fenghui lalu menjelaskan mengenai Tehnik Penyegel Jiwa kepada Ansen. Itu adalah Tehnik dari Keluarga Strauss yang di gunakan untuk menyegel jiwa seseorang. Begitu jiwa target tersebut tela

  • ANSEN Menantu Naga Merah   Bab 54

    Fengchai sudah bersiap-siap untuk menangkap mereka salah satu dari mereka. Fengchai ingin mengintrogasi mereka. Fengchai ingin mengetahui di mana markas Istana Ungu, Dia kemudian segera berlari mendekat. Fengchai ingin menyerang dan menghancurkan Istana Ungu untuk selamanya. Keluarga Langit begitu membenci Istana Ungu, Karena mereka selalu melakukan serangan diam-diam dan tidak berani berhadapan langsung. Sudah banyak korban dari Keluarga Langit yang berjatuhan, Kebanyakan dari mereka akibat diracun oleh Istana Ungu. Ada sebagian lagi karena mendapat serangan diam-diam. Anggota Istana Ungu sangat pintar menyamar, Mereka bisa menjadi siapa saja. Lalu ketika korban lengah, Maka mereka akan langsung membunuhnya. Pasukan Langit juga langsung bergerak, Mereka ingin menangkap mereka semua. Istana Ungu adalah musuh besar yang sangat licik. Mereka selalu memakai cara-cara yang kotor. Hadil tahu niat dari Fengchai, Kini mereka akan melakukan usaha bunuh diri. Setelah Hadil berbicara

  • ANSEN Menantu Naga Merah   Bab 53

    "Tuan Hadil! Lihat, Rencana kita berhasil dengan baik! Kakek tua itu sudah memberikan tanda suarnya!" Bilal berbicara dengan sangat senang sekali. "Kau benar! Hebat sekali! Aku tidak menyangka rencanamu berhasil dengan baik! Ayo, Pasukan 15! Mari kita bergerak" Hadil langsung memberi perintah dengan semangat sekali. Hadil langsung berlompatan diantara gedung-gedung, Dia segera diikuti beberapa orang. Mereka adalah anggota Pasukan 15. Dibelakangnya Bilal mengikut dengan wajah yang cerah sekali. Kakek Woolon masih terus menggerakkan suarnya. Dia seperti menantikan kedatangan beberapa orang. Tak lama kemudian Hadil dan Bilal beserta seluruh anggota Pasukan 15 datang dengan perlahan. Kakek Woolon langsung menatap mereka semua satu per satu. Kakek Woolon lalu berkata kepada Bilal, "Aku sudah memenuhi permintaanmu; Sekarang katakan dimana cucuku!" "Hehehehehe,..........! Cucumu akan kami kembalikan! Kami harus memastikan dulu; Bahwa kau benar-benar melakukan perintahku!" B

  • ANSEN Menantu Naga Merah   Bab 52

    Semua orang langsung tersentak kaget, Mereka tidak menyangka bahwa makanan yang akan mereka makan mengandung racun. Saat itu mereka beruntung sekali, Sebab baru Ansen yang memakan hidangan itu. Fengchai lalu melemparkan sebuat potongan ayam kepada anjing peliharaan Wiradi. Anjing itu memakan potongan daging ayam itu dengan lahap. Hanya beberapa detik saja potongan ayam itu sudah habis dimakan oleh anjing itu. Lalu anjing itu duduk dengan tenang dengan muka bahagia. Mereka semua kemudian memandangi anjing itu. Jika benar makanan mereka telah diracun, Maka anjing itu pasti akan mati. Beberapa menit kemudian anjing itu tiba-tiba menjerit-jerit kesakitan, Anjing itu bahkan sampai menangis. Kemudian mulutnya berbusa, Lalu anjjng itu jatuh terkulai dengan mata melotot. Anjing itu kemudian mati dengan kondisi kesakitan. Tampaknya racun itu sangat mematikan sekali. Semua orang langsung bangkit berdiri, Kini nereka yakin dugaan Ansen benar. Makanan mereka telah diracun, Seseorang m

  • ANSEN Menantu Naga Merah   Bab 51

    Rehana akhirnya tersadar dari tidurnya, Dia sekarang berada di atas sebuah tempat tidur yang sangat besar. Dia juga memakai pakaian tidur yang cantik dengan desain kekinian. Rehana merasakan badannya pegal linu, Dia juga merasakan pangkal pahanya sangat perih sekali. Dia masih ingat dengan jelas, Semalam Dia diperkosa sampai pingsan oleh Foushan. Tak terasa air matanya jatuh lagi, Kini Dia merasa dirinya sangat kotor sekali. Dia bahkan sekarang menyesali semua tindakannya, Andai waktu dapat diputar kembali. Maka Dia tidak akan mengalami pemerkosaan ini. Rehana lalu bangkit dari tempat tidurnya, Dia menggerakkan badannya perlahan-lahan. Lalu Dia berjalan mengangkang sambil menahan sakit . Rehana keluar dari ruangan itu, Dia segera menemukan sebuah ruangan yang lebih besar. Disitu Dia menemukan Foushan yang sedang berbicara dengan beberapa orang. Tiba-tiba Rehana terkejut sekali, Dia juga melihat Rolane ada disitu. Dia mendengarkan penjelasan Foushan dengan penuh hormat.

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status