Share

Bab 24

Penulis: Prince Janssent
last update Terakhir Diperbarui: 2024-02-26 11:31:36

Liuxie terus mengejar Sudiro dengan berlompatan di antara pohon-pohon rindang. Dia mengikuti jejak aura yang ditinggalkan oleh Sudiro. Dibelakangnya beberapa anak buahnya mengikuti Dia dengan cepat. Aura membunuh dari mereka semua sangat terasa sekali.

Mereka lalu berhenti di depan Hutan Larangan. Liuxie diam menatap Hutan Larangan itu. Jejak aura Sudiro sangat jelas masuk kedalam hutan larangan ini.

"Tuan Liuxie! Apakah kita benar-benar akan masuk ke dalam Hutan Larangan ini?" Seorang anak buah Liuxie bertanya dengan mimik muka serius.

"Kita tidak punya pilihan! Jika kita tidak mengejarnya maka kita akan mendapat hukuman dari Tuan Wujin! Kita harus membawa Sudiro, Hidup atau mati!" Liuxie menjawab sambil menghela napasnya.

Sebenarnya Liuxie sendiri tidak akan mau masuk ke dalam Hutan Larangan ini. Dia sangat takut bertemu salah satu pendekar jahat yang sedang berlatih disitu.

Namun jika Liuxie kembali maka Tuan Wujin pasti akan sangat marah. Tuan Wujin pasti akan memberikan huku
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • ANSEN Menantu Naga Merah   Bab 25

    "Sudiro! Akhirnya kami menemukanmu! Sekarang hari kematianmu telah tiba!" Liuxie berkata dengan sangat senang. Akhirnya mereka berhasil menemukan Sudiro. "Ayo,.....Kepung Dia! Jangan biarkan Dia sampai lolos lagi" Liuxie memberikan perintah kepada anak buahnya. Segera mereka semua mengelilingi Sudiro. Liuxie sangat senang, Sudiro tidak dapat lagi melarikan diri lagi. "Hehehehehehe,........! Kalian hadir disaat yang tepat! Kalian pikir aku mau lari lagi! Sekarang justru kalian yang harus mati!" Sudiro mencibir mengejek Liuxie dan anak buahnya. Lalu Sudiro lalu bekata kepada jiwa Wangheu, "Wangheu! Sekarang berikan semua kekuatanmu kepadaku!" "Baik Tuan! Bersiaplah, Aku akan menuju pusat kultivasimu!" Jiwa Wangheu menjawab dengan hormat. Lalu jiwa Wangheu bergerak cepat menuju pusat kultivasi Sudiro. Jiwa Wangheu lalu berkata, "Tuan Sudiro! Bertahanlah! Proses penyatuan kekuatan ini akan sangat menyakitkan Tuan! Ini karena Tuan tidak memiliki kultivasi apapun! Tuan harus bertahan y

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-02
  • ANSEN Menantu Naga Merah   Bab 26

    Pagi hari merekah cerah di Hotel Ewall, Anaya terbangun di pelukan Ansen. Dia menatap wajah Ansen, lalu mencium keningnya dengan mesra.Ansen membuka matanya, Dia melihat wajah yang amat disayanginya menatapnya dengan mesra. Ansen langsung mencium bibir Anaya dengan penuh nafsu, "Hmpppp,................!""Ayang,....! Semalam kan sudah sampai dua kali! Aku capek sayang!" Anaya mencoba menolak Ansen. Tapi Ansen semakin ganas menyerangnya, akhirnya mereka terhanyut dalam lautan asmara. Mereka bergumul dengan membara, 15 menit kemudian akhirnya permainan mereka usai. Ada senyum kepuasan tak terhingga di wajah mereka berdua. "Sayang! Ayo kita temui paman Fenghui! Dia datang semalam bersama Wujin! Ada hal penting yang harus kamu ketahui isriku sayang!" Ansen berkata kepada Anaya. "Oh yah! Aduh, ada hal penting apa yah sayang! Apa ada masalah yah sayangku!" Anaya menjawab dengan penasaran. "Ada kabar gembira! Sudahlah, Ayo kita bersiap-siap! Mereka sudah menunggu kita di restoran!" Anse

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-12
  • ANSEN Menantu Naga Merah   Bab 27

    "Hehehehehe,.....! Ibu Mertua, Aku mw tambah lagi! Masakanmu memang sangat enak!" Ansen berkata kepada Marina seraya memberikan piring makannya. "Tentu, Menantu kesayanganku! Silahkan makan sepuasnya yah!" Marina menjawab dan dengan cepat mengambil piring makan Ansen. Lalu Dia menambah makanan ke dalam piring itu dan mengembalikan kepada Ansen."Terimakasih Ibu Mertua!" Ansen menjawab seraya mengambil piring itu dan kembali makan dengan lahap sekali. "Dasar anak muda zaman sekarang! Tidak tahu malu!" Fenghui tertawa sambil menatap Ansen. Mereka semua makan dengan sangat lahap, masakan Marina memang begitu lezat. Tiba-tiba Handphone Wujin berbunyi, Wujin segera bangkit berdiri dan menjauh untuk mengangkat panggilan itu. Beberapa saat kemudian Wujin kembali dengan wajah pucat, Sontak semua orang yang ada disitu menjadi sangat heran. Mereka semua penasaran sekali. "Wujin,.....! Kenapa tiba-tiba wajahmu pucat sekali! Tampaknya engkau begitu ketakutan sekali! Ada apa Wujin!" Fenghui

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-18
  • ANSEN Menantu Naga Merah   Bab 28

    Mata semua orang sekarang tertuju kepada Fenghui, mereka menatap Fenghui dengan nafas memburu. "Jadi begini! Fengbin pernah memberikan kepadaku sebuah Giok Putih! Giok ini bisa menciptakan sebuah ruang energi yang dapat melindungi kita dari apapun!" Fenghui menjelaskan perlahan kepada mereka. "Yah ampun paman Fenghui! Engkau penuh dengan kejutan, Kalo begitu kita akan selamat! Hahahahahaha!" Absen langsung menanggapi dengan riang gembira. "Tapi ruang energi ini hanya bisa menampung 4 orang saja!" Fenghui menjelaskan dengan tidak bersemangat. "Apaaaa,........!" Sontak Ansen berteriak kaget. Lalu mereka semua kembali diam membisu. Ruang energi itu hanya bisa memuat 4 orang, padahal jumlah mereka semua sangat banyak. Jika ditotal jumlah mereka lebih dari 10 orang. Wiradi langsung angkat bicara, "Baiklah! Kalo begitu; Ansen, Anaya, Tuan Fenghui dan Tuan Wujin! Silahkan kalian berempat yang masuk ke ruang energi itu!" "Ayah,.....! Jangan berkata begitu! Bagaimana aku bisa hidup tanp

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-20
  • ANSEN Menantu Naga Merah   Bab 29

    Senyum Sudiro melebar, Dia sangat senang begitu mendengar perkataan jiwa Wangheu. Proses penyesuaian sudah selesai dan berjalan dengan sempurna. Sudiro membuka mata dan dia sekarang dapat merasakan kekuatan yang luar biasa. Dia menggerakkan telapak tangannya dan mengerahkan sedikit tenaganya. "Hiaahhh!" "Duar! Boom!"Sebuah cahaya berbentuk bola melesat keluar dari telapak tangan Sudiro. Bola itu langsung menghancurkan dan meratakan sebuah bukit. "Apaaaa!""Yah ampun!" Sudiro langsung melotot kaget. Dia sangat heran. Dia hanya mengerahkan sedikit kekuatannya. Namun sebuah bukit langsung hancur lebur rata dengan tanah. "Hehehehe,...........! Bagaimana Tuan Sudiro! Apakah kau puas sekarang?" Jiwa Wangheu bertanya terkekeh-kekeh. "Hahahaha,..............! Hebat,.............! Hebat sekali,...........! Aku benar-benar puas! Hahahaha,...............!" Sudiro tertawa terbahak-bahak kegirangan. "Sekarang mari kita selesaikan urusan kita yang tertunda! Ansen, Anaya, Wujin! Kalian semua

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-23
  • ANSEN Menantu Naga Merah   Bab 30

    "Wangheu! Menurutmu, Tinggal berapa kali lagi aku menyerang retakan itu agar bisa membuatnya berlubang!" Sudiro bertanya dengan terengah-engah kepada jiwa Wangheu. Sudiro baru saja kembali menyerang ruang energi itu. Ini serangan yang sudah kesekian kali, Sudiro tidak menghitungnya. Sudiro hanya memusatkan perhatiannya pada retakan itu yang menjadi semakin banyak dan besar. "Tuan! Menurutku dengan 2 kali serangan lagi maka retakan itu akan segera berlubang. Tapi Tuan kita sudah menghabiskan banyak waktu disini. Lebih baik kita pergi Tuan. Naluriku mengatakan ada seseorang yang sangat kuat yang akan datang!" Jiwa Wangheu memohon kepada Sudiro. "Diam! Dasar goblok! Kau ingin membuatku marah! Lebih baik kau bantu aku!" Sudiro langsung memarahi jiwa Wangheu. Jiwa Wangheu hanya bisa terdiam. Dia tahu Dia tidak bisa melawan Sudiro, diantara mereka sudah terjalin dalam Ikatan Langit. Jika Dia melanggar maka jiwa Wangheu akan mati. Sudiro kembali duduk bersila, Dia berkonsentrasi penuh

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-03
  • ANSEN Menantu Naga Merah   Bab 31

    Sudiro berjalan perlahan-lahan seraya menatap mereka semua yang ada di dalam ruang energi itu. Dia menyeringai dengan sangat mengerikan. Sorot matanya sangat tajam sekali, penuh dengan aura kematian. "Suamiku sayang! Aku akan selalu mencintaimu, Baik saat ini ataupun nanti kalau kita sudah mati! Huhuhu!" Anaya menangis dengan sedih sekali. Ansen memeluk Anaya dengan erat, Dia menatap nanar retakan itu dengan sedih. Dia menyesali semuanya, Pikiran-pikiran Ansen berputar-putar penuh dengan penyesalan,"Andai aku tidak pergi, Maka aku tidak akan menikah dengan Anaya!""Andai aku berlatih keras bersama Paman Fengbin maka aku dapat dengan mudah mengalahkan Sudiro!""Oh,.......! Andai semuanya ini tidak pernah terjadi!"Dia tidak menyangka hidup mereka semua akan berakhir disini. "Sayang! Aku tidak pernah menyesal menikahimu! Aku siap mati bersamamu!" Marina berkata lembut kepada Wiradi. "Istriku! Kita akan segera bertemu kembali di keabadian! Terimakasih buat segalanya!" Wiradi menjawa

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-04
  • ANSEN Menantu Naga Merah   Bab 32

    Saat ini mereka semua sudah sampai di Kediaman Keluarga Anaya. Mereka semua langsung berkumpul dan membahas kembali apa yang telah terjadi kepada mereka sebelumnya. Marina langsung bergegas ke dapur, Dia akan memasak makanan yang enak sekali. Hari ini mereka telah lolos dari kematian, tentu harus dirayakan dengan sukacita. Wiradi langsung menghubungi Wujib dan memberikan kabar sukacita kepadanya, Dia menjelaskan semua kejadiannya dengan sangat bahagia. Fenghui yang berada disebelah Wujin juga ikut senang mendengarkan penjelasan Wiradi. Dia tidak menyangka Sudiro pergi begitu saja dengan cepat. "Tuan Fenghui! Tampaknya Sudiro benar-benar sudah pergi, Saat ini keadaan kita sudah aman! Ayo, Ikut aku kembali ke Kediamanku!" Wujin berkata kepada Fenghui. "Tentu Wujin! Ayo, Kita segera pergi!" Fenghui menjawab dengan cepat. Lalu mereka berdua bersama beberapa orang kepercayaan Wujin segera keluar dari tempat persembunyian mereka. Itu adalah gua bawah tanah bertingkat lima. ini adalah

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-03

Bab terbaru

  • ANSEN Menantu Naga Merah   Bab 59

    Ansen memeriksa Tingkat Kultivasi Nenek Biru, Pada akhirnya Dia mendapati kultivasinya di Tingkat Abadi. Jelas Ansen bukan tandingan dari Nenek Biru itu. Tiba-tiba Fengbin berkomunikasi dengan Ansen, Dia mengatakan bahwa Nenek Biru adalah seorang penjahat. Dia adalah salah satu kultivator hitam, Dia sangat jahat. Karena itu Fengbin berniat keluar dan akan melawan Nenek Biru. Namun Ansen melarang Fengbin untuk melakukannya, Dia bersikeras akan melawan Nenek Biru. "Nenek Biru! Kau adalah Kultivator Hitam; Karena iu kau pantas untuk mati! Hari ini aku akan membunuhmu!" Ansen berkata dengan mantap. "Heheheh,...........! Bukankah harusnya kau ketakutan. Kau berani melawanku! Apakah kau sudah siap untuk mati; Baiklah aku akan mengabulkannya!" "Bukan aku yang akan mati! Tetapi engkau!" Setelah berkata seperti itu, Ansen langsung menyerang Nenek Biru. Nenek Biru terkejut bukan main, Dia tidak menyangka akan mendapatkan serangan dengan tiba-tiba. Namun Dia hanya tersenyum den

  • ANSEN Menantu Naga Merah   Bab 58

    Ansen terdiam sesaat begitu mendengar kata-kata Sebeli tadi, Dia sekarang menjadi Dilema. Dia tahu semua orang-orang ini pantas untuk mati. "Hihihihihi,........! Kau tidak bisa menjawabkan! Kau bahkan diam saja, Karena apa yang kukatakan benar kan!" Sebeli berkata dengan sangat kesal. "Sekarang pergilah; Mereka pantas untuk mati! Sekarang biarkan aku membunuh mereka semua; Maka akan berkurang beberapa orang jahat didunia ini!" Sebeli sekarang langsung berkata dengan kasar. Dia sekarang mengeluarkan kehebatannya, Dia bersiap-siap untuk menyerang Ansen. Ansen masih bingung, Di satu sisi Dia ingin menyelamatkan orang-orang ini. Tetapi mereka memang benar-benar orang jahat; Mereka juga pasti telah melakukan banyak kejahatan. Menghukum mereka tentu bukanlah satu kesalahan. "Tuan, Kumohon tolonglah kami! Kami terpaksa melakukan semua ini. Saat ini istri dan anak-anak kami ditangkap oleh Gerombolan Rubah Merah. Mereka memaksa kami untuk memberikan gadis-gadis muda yang cantik; Ji

  • ANSEN Menantu Naga Merah   Bab 57

    Ansen berjalan masuk ke mobilnya, Dia berencana untuk sekedar berkeliling di Kota Danzou. Sebenarnya Ansen berencana mengajak Anaya, Dia segera menghubungi dan mengajak Anaya. Namun Anaya baru saja mengabari bahwa saat ini sudah banyak Keluarga Besarnya yang datang. Dia tidak mungkin meninggalkan mereka, Anaya hanya berpesan agar Ansen berhati-hati. Tiba-tiba Wujin berlari kecil mengejarnya, " Tuan Ansen! Biarkan aku menemanimu; Aku bisa menjadi penunjuk jalan buat Tuan!" Ansen berpikir sebentar, Lalu Dia segera menganggukkan kepalanya. Wujin pasti sangat mengetahui seluk beluk Kota Danzou. Wujin segera ikut masuk ke dalam mobil. Lalu mobil itu melaju dengan kencang membelah jalanan di Kota Danzou. Wujin lalu bertanya kepada Ansen, "Tuan Ansen! Katakan Tuan ingin kemana?" "Aku ingin meminum minuman hangat; Bawa aku ke tempat terbaik dipinggir jalan yang kau tahu!" Ansen menjawab dengan cepat sekali. "Baiklah! Siap Tuan Ansen!" Wujin langsung menjawab dengan penuh sema

  • ANSEN Menantu Naga Merah   Bab 56

    Fengchai lalu berkata kepada Fengbin, "Nanti setelah Pesta Pernikahan Ansen dan Anaya selesai. Kau pergilah ke Pulau Jekulo, Bawalah Hadil kesana dan mintalah agar Tuan Strauss menggunakan tehnik penyegel jiwanya kepada Hadil!" "Abang Fengchai, Bukan aku ingin menolak perintahmu! Aku berencana membawa Ansen ke Pulau Oenyu untuk menemui Tuan Dong'er. Dia kemarin menyuruh Ansen kesitu, Ada sesuatu yang ingin diberikannya. Aku bertaruh itu pasti sesuatu yang sangat berharga!" Fengbin menjawab Fengchai. Fengsou langsung menanggapi dengan penuh harap, "Abang Fengchai! Bagaimana kalau aku saja yang pergi ke Pulau Jekulo! Aku sekaligus ingin melihat keadaan istri dan anakku!" "Tidak! Kau tidak boleh kesitu; Nanti takutnya terjadi lagi sesuatu! Fenghui; Kalo begitu nanti kau saja yang melaksanakan tugas ini!" Fengchai dengan cepat menolak permintaan Fengsou. Dia kemudian bertanya kepada Fenghui. "Siap Abang Fengchai! Aku akan melaksanakan tugas ini dengan baik!" Fenghui menjawab d

  • ANSEN Menantu Naga Merah   Bab 55

    Fengchai, Fenghui, Fengshou, Fengbin dan Ansen kini berada didalam sebuah ruangan tertutup. Mereka sedang membahas bagaimana mencari tahu informasi dari Hadil. Mereka tentu tidak mau melepaskan kesempatan ini. Mereka jarang sekali mendapatkan seorang angggota Istana Ungu yang dalam keadaan sehat. Biasanya mereka gagal mencegah usaha bunuh diri mereka. Ansen dari tadi hanya menjadi penonton saja, Dia hanya mendengarkan dengan serius perbincangan mereka. Fenghui lalu menyarankan agar mereka pergi membawa Hadil Pulau Jekulo. Mereka ingin Tuan Strauss menggunakan Tehnik Penyegel Jiwa kepada Hadil. Dengan begitu maka mereka akan segera mengetahui dimana Markas Utama Istana Ungu. Ansen yang dari tadi hanya diam saja, Tiba-tiba langsung bertanya mengenai Tehnik itu. Dia sangat penasaran sekali. Fenghui lalu menjelaskan mengenai Tehnik Penyegel Jiwa kepada Ansen. Itu adalah Tehnik dari Keluarga Strauss yang di gunakan untuk menyegel jiwa seseorang. Begitu jiwa target tersebut tela

  • ANSEN Menantu Naga Merah   Bab 54

    Fengchai sudah bersiap-siap untuk menangkap mereka salah satu dari mereka. Fengchai ingin mengintrogasi mereka. Fengchai ingin mengetahui di mana markas Istana Ungu, Dia kemudian segera berlari mendekat. Fengchai ingin menyerang dan menghancurkan Istana Ungu untuk selamanya. Keluarga Langit begitu membenci Istana Ungu, Karena mereka selalu melakukan serangan diam-diam dan tidak berani berhadapan langsung. Sudah banyak korban dari Keluarga Langit yang berjatuhan, Kebanyakan dari mereka akibat diracun oleh Istana Ungu. Ada sebagian lagi karena mendapat serangan diam-diam. Anggota Istana Ungu sangat pintar menyamar, Mereka bisa menjadi siapa saja. Lalu ketika korban lengah, Maka mereka akan langsung membunuhnya. Pasukan Langit juga langsung bergerak, Mereka ingin menangkap mereka semua. Istana Ungu adalah musuh besar yang sangat licik. Mereka selalu memakai cara-cara yang kotor. Hadil tahu niat dari Fengchai, Kini mereka akan melakukan usaha bunuh diri. Setelah Hadil berbicara

  • ANSEN Menantu Naga Merah   Bab 53

    "Tuan Hadil! Lihat, Rencana kita berhasil dengan baik! Kakek tua itu sudah memberikan tanda suarnya!" Bilal berbicara dengan sangat senang sekali. "Kau benar! Hebat sekali! Aku tidak menyangka rencanamu berhasil dengan baik! Ayo, Pasukan 15! Mari kita bergerak" Hadil langsung memberi perintah dengan semangat sekali. Hadil langsung berlompatan diantara gedung-gedung, Dia segera diikuti beberapa orang. Mereka adalah anggota Pasukan 15. Dibelakangnya Bilal mengikut dengan wajah yang cerah sekali. Kakek Woolon masih terus menggerakkan suarnya. Dia seperti menantikan kedatangan beberapa orang. Tak lama kemudian Hadil dan Bilal beserta seluruh anggota Pasukan 15 datang dengan perlahan. Kakek Woolon langsung menatap mereka semua satu per satu. Kakek Woolon lalu berkata kepada Bilal, "Aku sudah memenuhi permintaanmu; Sekarang katakan dimana cucuku!" "Hehehehehe,..........! Cucumu akan kami kembalikan! Kami harus memastikan dulu; Bahwa kau benar-benar melakukan perintahku!" B

  • ANSEN Menantu Naga Merah   Bab 52

    Semua orang langsung tersentak kaget, Mereka tidak menyangka bahwa makanan yang akan mereka makan mengandung racun. Saat itu mereka beruntung sekali, Sebab baru Ansen yang memakan hidangan itu. Fengchai lalu melemparkan sebuat potongan ayam kepada anjing peliharaan Wiradi. Anjing itu memakan potongan daging ayam itu dengan lahap. Hanya beberapa detik saja potongan ayam itu sudah habis dimakan oleh anjing itu. Lalu anjing itu duduk dengan tenang dengan muka bahagia. Mereka semua kemudian memandangi anjing itu. Jika benar makanan mereka telah diracun, Maka anjing itu pasti akan mati. Beberapa menit kemudian anjing itu tiba-tiba menjerit-jerit kesakitan, Anjing itu bahkan sampai menangis. Kemudian mulutnya berbusa, Lalu anjjng itu jatuh terkulai dengan mata melotot. Anjing itu kemudian mati dengan kondisi kesakitan. Tampaknya racun itu sangat mematikan sekali. Semua orang langsung bangkit berdiri, Kini nereka yakin dugaan Ansen benar. Makanan mereka telah diracun, Seseorang m

  • ANSEN Menantu Naga Merah   Bab 51

    Rehana akhirnya tersadar dari tidurnya, Dia sekarang berada di atas sebuah tempat tidur yang sangat besar. Dia juga memakai pakaian tidur yang cantik dengan desain kekinian. Rehana merasakan badannya pegal linu, Dia juga merasakan pangkal pahanya sangat perih sekali. Dia masih ingat dengan jelas, Semalam Dia diperkosa sampai pingsan oleh Foushan. Tak terasa air matanya jatuh lagi, Kini Dia merasa dirinya sangat kotor sekali. Dia bahkan sekarang menyesali semua tindakannya, Andai waktu dapat diputar kembali. Maka Dia tidak akan mengalami pemerkosaan ini. Rehana lalu bangkit dari tempat tidurnya, Dia menggerakkan badannya perlahan-lahan. Lalu Dia berjalan mengangkang sambil menahan sakit . Rehana keluar dari ruangan itu, Dia segera menemukan sebuah ruangan yang lebih besar. Disitu Dia menemukan Foushan yang sedang berbicara dengan beberapa orang. Tiba-tiba Rehana terkejut sekali, Dia juga melihat Rolane ada disitu. Dia mendengarkan penjelasan Foushan dengan penuh hormat.

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status