Share

FITNAH

Penulis: Putri putri
last update Terakhir Diperbarui: 2023-04-04 13:16:21

“Sebenarnya apa yang terjadi dengan keluarga ini?” batinku.

Semakin hari keadaan di keluarga Mas Rafi semakin aneh. Apa benar keluarga Mas Rafi menumpang hidup dengan Mbak Silvi seperti rumor yang beredar. Yang paling jelas, Ibu hanya bisa diam saat tahu Mbak Silvi adalah dalang dari bangkrutnya toko yang kukelola. Semua serba membingungkan.

“Desi...! Desi...!” panggilku saat melihat Desi masuk dan berlari ke kamar Ibu. Sadar tak mendapat respons, aku bergegas mengikutinya.

“Bagaimana keadaan Ibu, Des? Apa sudah siuman?”

“Entahlah, Mbak,” jawabnya cuek sambil terus memasukkan baju ke dalam koper.

“Hubungi aku kalo ada kabar apa-apa y, Des.”

“Iya, Mbak.”

Aku menatap nanar kepergian Desi yang begitu terburu-buru. Mengapa orang-orang di rumah ini begitu cepat berubah sikap? Semoga saja tak ada hal buruk yang baru saja terjadi. Mereka hanya kaget dan khawatir dengan keadaan Ibu.

Hari sudah menjelang petang namun tak satu orang pun menghubungiku. Berkali-kali aku melihat ponsel berharap
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • ANAK 50 JUTA   POV RAFI

    POV RafiAku memandang garang lelaki tua tak tahu malu yang berdiri di hadapanku. Ya dia adalah Bahri Suseno, adik kandung ayahku. Lelaki yang sejak dulu selalu saja membuat keluargaku berantakan. Walaupun kami saudara dekat, tapi kedekatannya dengan keluargaku selalu saja membawa petaka. Namun anehnya Ibu selalu saja menuruti keinginannya.Sejak meninggalnya Bapak, Om Bahri adalah satu-satunya saudara yang selalu membantu keluargaku terutama masalah ekonomi. Bahkan dialah yang membuatku dan Desi dapat mengenyam pendidikan hingga perguruan tinggi. Atas jasanya tersebut Ibu menempatnya ia sebagai salah satu orang terpenting di keluarga kami.Walaupun Om Bahri selalu ikut campur masalah keluarga kami, tapi aku anggap itu adalah sebuah bentuk perhatian dari paman kepada keponakannya. Tapi semua berubah ketika Om Bahri bercerai dengan istrinya. Banyak rumor yang beredar jika penyebab perceraiannya adalah kedekatannya dengan Ibuku. Aku dan Desi yang saat itu sedang fokus dengan pendidika

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-05
  • ANAK 50 JUTA   POV RAFI (Ingatan Mama)

    “Sebelum kesabaranku habis, lebih baik Om pergi dari sini,” pekikku sembari menunjuk pintu keluar.Bukan soal mudah menghadapi makhluk gendut di hadapanku ini. Sebagai orang yang biasa terjun di dunia politik, ia pasti sangat pandai dalam mengolah kata-kaya, ia juga angat pandai bersilat lidah bahkan bisa membuat lawan bicaranya mati kutu.“Wah, wah. Udah berani sekarang kamu, ya.” Om Bahri bertepuk tangan kemudian menepuk pundakku beberapa kaki “Kalo saja Silvi tahu cinta kalian begitu erat, tentu ia segera mencabut semua fasilitas yang telah ia berikan pada keluarga ini.”“Akan lebih baik jika seperti itu.”“Om tunggu kesuksesanmu, atau kehancuranmu, Rafi.” Tawa Om Bahri menggelegar sebelum ia berjalan meninggalkan rumah.Aku mengalihkan pada wanita yang masih terdiam di sudut ruangan. Wanita yang paling ingin aku bahagiakan tapi nyatanya malah semakin membuatnya menderita. “Maafkan aku.” Kurengkuh Anita dalam pelukanku.Sejenak ia hanya mematung, namun tak berapa lama kurasakan

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-06
  • ANAK 50 JUTA   POV Rafi ( LENGAH)

    “Mama ..., mama udah ingat Nita?” Aku membantu mama bangun dan mengganjal punggungnya dengan dua bantal.“Mama selalu ingat Nita, andai saja dulu kita menerima dia, pasti keluarga kita tidak akan berantakan seperti ini.” Suara mama terdengar parau.“Bukankah kemarin Mama ...”“Mama sudah ingat semua, mama hanya sedang berpura-pura agar orang tua tak tahu diri itu tidak terus memaki mama.”“Maksudnya Om Bahri?”“Siapa lagi.”Mama benar, keluargaku mulai berantakan saat aku memutuskan untuk tak menikahi Anita. Kami memang hidup bergelimang harta, tapi ternyata itu hanya kebahagiaan semu belaka. Kami sadar saat masalah datang bertubi-tubi mulai dari saat Silvi, menantu yang dulunya sangat mama banggakan di nyatakan tak bisa mengandung. Entah berapa puluh kali kami berobat dan berapa ratus juta uang yang kami keluarkan namun hasilnya tetap nihil, Silvi tak sembuh hingga sekarang.Masalah berlanjut saat Desi juga mengalami masalah yang sama. Seolah Tuhan ingin menunjukkan betapa mahalnya

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-06
  • ANAK 50 JUTA   TEMAN ATAU MUSUH

    “Anita,” panggilku pada seorang wanita yang sedang serius berbincang dengan beberapa orang di pos satpam.“Mas, Miko ...” Ia langsung menghambur ke pelukanku. Wajahnya sembab dan penampilannya sangat kusut.“Sabar, nanti kita cari Miko sama-sama.” Aku mencoba menenangkannya.Aku bergegas mencari semua informasi pada guru dan petugas keamanan sekolah. Kami juga mengecek rekaman CCTV yang terpasang, namun tak banyak informasi yang kami dapatkan. Karena terkadang para orang tua harus parkir jauh dari sekolah karena banyaknya kendaraan penjemput.Memang di sekolah Miko pengawasannya cukup ketat, karena para siswa hanya boleh di jemput oleh seseorang yang biasa menjemput. Kalaupun ada penjemput baru, maka harus dengan konfirmasi orang tua kepada pihak sekolah. Namun terkadang pada jam pulang sekolah keadaan sangat ramai dan setiap orang tua akan mencari anaknya sendiri-sendiri.Pihak juga telah menghubungi beberapa wali murid untuk mengulik informasi tentang siapa orang yang menjemput Miko

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-07
  • ANAK 50 JUTA   TEMAN ATAU MUSUH 2

    “Benar-benar enggak waras. Apa jangan-jangan kamu dalang semua ini?” Aku menyelidik.“Aku tidak akan mengotori tanganku dengan hal-hal yang tidak penting seperti itu. Kalaupun aku mau, pasti kubawa keduanya, enggak Cuma anaknya.” Sanggah Ario.“Tolonglah, aku kesini mau minta bantuan bukan berdebat.”“Baiklah.” Ario menepuk punggungku sambil tertawa mengejek.Kulihat Ario mengambil ponselnya di dalam saku dan menghubungi seseorang. Entah apa yang mereka bicarakan yang jelas aku sangat berharap orang-orang Ario bisa menemukan Miko secepatnya.“Ikut aku, kita jemput Miko,” ajak Ario.“Apa sudah ketemu?” Aku seakan tak percaya dengan apa yang Ario katakan, secepat itukah dia menemukan Miko? Atau memang dia yang menculik Miko?“Jangan buruk sangka, sudah kukatakan bukan aku yang membawa Miko. Aku sudah bertindak sejak kamu mengirim pesan di grup tadi siang,” ucapnya santai.“Kalo kamu sudah tahu, kenapa enggak bilang dari tadi?” “Kamu pikir nyari orang itu gampang. Aku juga baru dapat in

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-08
  • ANAK 50 JUTA   PERMINTAAN ANITA

    "Sialan kau, Ario!" "Sudahlah, Fi. Relakan saja Anita denganku, lagipula Miko telah menganggapmu mati," ejeknya.Aku mengusap rambut anak di pangkuanku, entah mengapa ada perasaan tak rela saat memdengar aku hanyalah ayah barunya. Namun ini semua salahku yang tak memperjuangkannya sejak dalam kandungan. Aku takut dia membenciku jika suatu saat tahu kalo ayahnya pernah tak mengakuinya."Maafkan ayah, Nak."Mobil yang di kendarai Ario melaju cepat di jalan yang sudah mulai lengang. Hari memang sudah menjelang tengah malam, waktu di mana sebagian besar orang tengah sibuk mengarungi mimpinya.“Miko,” pekik Anita yang sudah menunggu di luar rumah.Ia menghampiriku dan segera mengambil Miko dari gendonganku. Ia menciuminya berkali-kali tapi Miko sudah tertidur di gendongannya hanya menggeliat.“Jangan bikin mama khawatir ya, nak.” Anita terus mendekap buah hatinya itu.“Terima kasih, Mas Ario udah bantu nemuin Miko,” ucap Anita.“Its OK, apa sih yang enggak buat kamu.” Ario mengerlingkan

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-08
  • ANAK 50 JUTA   ANCAMAN

    “Bercandamu enggak lucu.” Aku mencubit pipi wanita di sebelahku.“Aku serius, rasanya sudah tak tahan hidup penuh dengan musuh. Dari dulu musuhku Cuma Bu Yati yang setiap hari bikin dongkol.”Aku tertawa mendengar ucapan Anita, bagaimana bisa ia menganggap Bu Yati musuh, bukankah ia lumayan baik.“Kalo saja aku menerima tawaran Ibu waktu itu, mungkin semua enggak akan seperti ini.”“Tawaran Ibu? Memang Ibu menawarkan apa?” tanyaku“Kita bersama merawat Miko tanpa kita menikah. Tapi saat itu aku takut kalian berbohong, dan membawa Miko dariku,” ungkapnya.“Mama bilang begitu?” tanyaku heran. Mengapa aku tak tahu masalah ini.“Iya. Mungkin itu lebih baik.”“Kalo kita tak menikah, kamu akan menikah dengan orang lain?”“Mungkin.”“Tidak bisa! Jangan pernah berpikir untuk menikah dengan orang lain, karena sampai kapanpun aku tidak akan melepasmu. Ingat itu!” Kumatikan puntung rokok terakhir dan beranjak meninggalkan AnitaBagaimana bisa gara-gara penculikan Miko ia berpikir untuk berpisah

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-09
  • ANAK 50 JUTA   TINGKAH ARIO

    POV Anita"Hay, nyonya Rafi,” sapa Ario yang tiba-tiba duduk di hadapanku“Apa kabar Mas Ario?” tanyaku sopan. Walaupun aku tak terlalu suka dengan sikapnya, paling tidak aku harus menghormatinya karena dia telah ikut menyelamatkan Miko.“Mau minum apa, Mas?” tawarku.“Apa saja. Bagaimana kabar Miko?”“Baik, Mas. Hanya sedikit trauma.”“Rafi benar-benar beruntung. Punya istri dua pintar cari duit semua, cantik semua,” celetuknya.“Mas Ario bisa nambah istri kalo mau.”“Jangankan nambah, satu aja belum punya.”Aku tersenyum kecut mendengarnya. Dia pikir aku tak tahu kalo ia telah menikah tiga kali, pacarnya juga ada di mana-mana. Aku rasa teman-teman Mas Rafi semuanya buaya.“Kenapa kamu memilih menikah dengan Rafi? Bukankah itu sama saja menyakiti diri sendiri. Aku tahu menjadi istri ke dua enggak enak, apa lagi madunya orang kayak Silvi,” cerocos Ario sambil menggigit pie susu yang baru saja di bukanya.“Itu bukan urusan anda.” Aku terus fokus pada kertas-kertas di depanku.“Mengapa

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-10

Bab terbaru

  • ANAK 50 JUTA   JEBAKAN

    Om Bahri terdiam sambil memeluk buku harian milik almarhum mama, sesekali ia menyeka matanya yang terlihat memerah. Walaupun tak sampai jatuh, tapi aku tahu lelaki paruh baya berwajah garang di hadapanku tengah menangis.“Apa anda menyesal?” tanyaku membuka suara.Om Bahri hanya bergeming, ia kembali membuka buku tersebut dan membacanya sekali lagi. Hingga aku melihat ia membuka halaman terakhir. “Aku sangat menyesal telah mencintaimu begitu dalam. Setelah dua puluh lima tahun sejak kita bertemu, akhirnya aku memutuskan menyerah. Mulai hari ini akan kuhabiskan sisa hidupku untuk mencintai suamiku, manusia paling tulus yang pernah kutemui.” Aku membacakan sebait tulisan di buku harian mama halaman terakhir. Om Bahri memandangku dengan tatapan lembut. Dilihat dari garis wajahnya, ia mungkin umurnya setara dengan Bapak atau mungkin lebih tua. Di usianya yang menjelang senja, Om Bahri seharusnya tengah berbahagia dengan keluarganya. Melihat anak-anaknya menikah dan bermain dengan cucu-c

  • ANAK 50 JUTA   KENYATAAN DI MASA LALU

    “Jangan banyak alasan, Om, dengan seolah-olah menjadi orang yang paling tersakiti.” Aku membuang muka memandang hamparan sawah yang mulai menguning.“Kalian sama-sama pengecut!” gumamku.“Kalian?” Om Bahri berbalik memandangku.Aku melemparkan sebuah foto usang berlaminating tebal kepada Om Bahri. Wajahnya seketika menegang dan tangannya gemetar tatkala ia mengambil dan memperhatikan foto itu dengan saksama. Dalam foto tersebut terlihat sepasang remaja berseragam putih abu tengah tersenyum dengan tangan yang bergandengan. Mata sang lelaki melirik pada wanita di sampingnya yang terlihat malu-malu.“Ya, kalian, asal anda tahu, masalah terbesar dalam keluargaku adalah mama tak pernah bisa melupakan cinta pertamanya. Bertahun-tahun menjalani rumah tangga, selama itu pula nama Bahri selalu saja terucap saat mama dan bapak bertengkar.”Mata Om Bahri membulat, wajah tembamnya yang biasanya terlihat garang, kini terlihat menciut. Ia berjalan perlahan menghampiriku yang tengah menatapnya tajam

  • ANAK 50 JUTA   DENDAM

    “Apa maksud kamu bicara seperti itu?” bentak Mas Rafi setibanya kami di dalam kamar. “Aku hanya ingin kalian tahu tentang tujuanku, apa itu salah?”“Apa yang ingin kamu kembalikan seperti semula? Mengapa kami juga boleh memiliki Miko?” kedua tangan Mas Rafi mencengkeram erat bahuku. “I-itu...”“Apa kamu masih berniat pergi?” Mas Rafi menyelidik, kini wajahnya hanya berjarak lima senti tepat di depan wajahku. Bahkan dengan jarak sedekat ini aku bisa mencium jelas bau rokok dari mulutnya.“Ya, tapi tenang saja, aku tak akan membawa Miko. Kalian yang akan menjadi orang tua Miko. Bagaimanapun juga, hidup Miko di sini lebih terjamin, masa depannya lebih jelas,” ucapku lagi.“Apa kamu mulai gila, hah? Kamu pikir pernikahan ini main-main? Mengapa kamu suka sekali mempermainkan hidup seseorang?” Cengkeraman Mas Rafi semakin kuat, bola matanya seakan hendak keluar dari tempatnya. “Aku sadar dengan ucapanku, Mas,” ucapku hampir tak bersuara.“Lalu mengapa tak kau serahkan saja Miko sejak aw

  • ANAK 50 JUTA   MASA LALU

    “Bagaimana kamu tahu tentang ...” Om Bahri tak melanjutkan kata-katanya. Wajahnya yang selalu terlihat garang kini berubah pias.“Aku tahu semuanya, bahkan nama Bahri Susanto sudah tak asing ditelingaku sejak aku kecil.”“Apa yang Riyati ceritakan padamu?” tanya Om Bahri antusias.“Tak ada, hanya saja Mama pernah beberapa kali menyebut nama Bahri Susanto saat berdebat dengan Bapak,” ungkapku.“Kamu pembohong! Sama dengan Riyati yang juga pembohong, dialah yang membuat hidupku hancur hingga saat ini,” ucap Om Bahri tak percaya.“Jika mamaku yang membuat hidup anda hancur? Mengapa aku menanggung akibatnya? Anda pikir untuk apa aku sudi kembali pada keluarga yang telah membuangku?” ucapku lantang. Rasanya sudah tak tahan untuk mengeluarkan rasa sakit yang selama ini terpendam.“Anita!” panggil Mas Rafi yang tengah berjalan cepat ke arahku.Seketika aku terdiam mencoba menetralkan degup jantung yang sedari tadi berdetak tak beraturan. Sebelum terlalu jauh, mungkin sudah saatnya Mas Rafi t

  • ANAK 50 JUTA   BAHRI SUSANTO

    “Nita.” Tubuhku bergetar saat wanita di hadapanku tersenyum dan mengulurkan tangannya.“Ibu cepat sembuh, ya. Maafin Nita baru tengok sekarang.” Kuraih tangan Ibu dan menggenggamnya erat.“Maafin Ibu, Nita. Sejak dulu selalu membuat hidupmu susah,” ucap Ibu dengan suara bergetar.“Enggak, Bu. Nita udah maafin Ibu. Jangan berpikiran macam-macam.”“Terima kasih, Nak.”Akhirnya setelah lebih dari dua minggu aku bisa bertemu dengan Ibu tanpa bertemu orang-orang yang membenciku. Kata Mas Rafi, saat ini adalah jadwal pertemuan keluarga, jadi semua orang sedang berkumpul di salah satu rumah kerabat. Biasanya selain Mas Rafi, Desi atau Mbak Silvi, beberapa saudara Ibu selalu bergantian menjaga Ibu.“Makan dulu, Bu.” Aku mengambil sekotak makanan yang baru saja seorang perawat antarkan.“Lidah Ibu pahit, makanan rumah sakit enggak ada yang enak,” keluh Ibu.“Ini enak loh, Bu.” Aku menunjukkan kotak berisi nasi, sayur, sebutir telur rebus dan sepotong daging pada Ibu.“Masakannya enggak enak.”

  • ANAK 50 JUTA    IBu

    "Sejak kapan kalian bermain di belakangku?" cecar Mas Rafi. Wajahnya yang merah padam seolah menunjukkan hatinya yang tengah terbakar."Apa jangan-jangan dia, alasan kamu minta berpisah." Mas Rafi menunjuk wajah Ario.“Kamu salah paham, Mas.” Aku mencoba menenangkan Mas Rafi dan segera menuntunnya ke atas. Aku tak mau perdebatan kami menjadi tontonan para karyawan dan pelanggan.“Santai aja Fi, aku kan Cuma berkunjung,” ucap Ario santai.“Diam kamu! Udah puas bikin suamiku salah paham?” bentakku saat melihat Ario juga ikut kembali naik ke atas.Rasanya ingin sekali aku mencakar wajahnya yang sok kegantengan itu. Aku yakin dia memang sudah malang melintang dalam urusan wanita, buktinya di saat genting seperti ini dia masih bisa bersikap santai seolah hal seperti ini bukanlah masalah besar untuknya.Kuambil segelas air putih dari dispenser di pojok ruangan kemudian menyodorkannya pada Mas Rafi. “Mau lagi?” tawarku saat Mas Rafi telah meminum air dalam gelas dalam sekali tenggak.Mas Ra

  • ANAK 50 JUTA   TINGKAH ARIO

    POV Anita"Hay, nyonya Rafi,” sapa Ario yang tiba-tiba duduk di hadapanku“Apa kabar Mas Ario?” tanyaku sopan. Walaupun aku tak terlalu suka dengan sikapnya, paling tidak aku harus menghormatinya karena dia telah ikut menyelamatkan Miko.“Mau minum apa, Mas?” tawarku.“Apa saja. Bagaimana kabar Miko?”“Baik, Mas. Hanya sedikit trauma.”“Rafi benar-benar beruntung. Punya istri dua pintar cari duit semua, cantik semua,” celetuknya.“Mas Ario bisa nambah istri kalo mau.”“Jangankan nambah, satu aja belum punya.”Aku tersenyum kecut mendengarnya. Dia pikir aku tak tahu kalo ia telah menikah tiga kali, pacarnya juga ada di mana-mana. Aku rasa teman-teman Mas Rafi semuanya buaya.“Kenapa kamu memilih menikah dengan Rafi? Bukankah itu sama saja menyakiti diri sendiri. Aku tahu menjadi istri ke dua enggak enak, apa lagi madunya orang kayak Silvi,” cerocos Ario sambil menggigit pie susu yang baru saja di bukanya.“Itu bukan urusan anda.” Aku terus fokus pada kertas-kertas di depanku.“Mengapa

  • ANAK 50 JUTA   ANCAMAN

    “Bercandamu enggak lucu.” Aku mencubit pipi wanita di sebelahku.“Aku serius, rasanya sudah tak tahan hidup penuh dengan musuh. Dari dulu musuhku Cuma Bu Yati yang setiap hari bikin dongkol.”Aku tertawa mendengar ucapan Anita, bagaimana bisa ia menganggap Bu Yati musuh, bukankah ia lumayan baik.“Kalo saja aku menerima tawaran Ibu waktu itu, mungkin semua enggak akan seperti ini.”“Tawaran Ibu? Memang Ibu menawarkan apa?” tanyaku“Kita bersama merawat Miko tanpa kita menikah. Tapi saat itu aku takut kalian berbohong, dan membawa Miko dariku,” ungkapnya.“Mama bilang begitu?” tanyaku heran. Mengapa aku tak tahu masalah ini.“Iya. Mungkin itu lebih baik.”“Kalo kita tak menikah, kamu akan menikah dengan orang lain?”“Mungkin.”“Tidak bisa! Jangan pernah berpikir untuk menikah dengan orang lain, karena sampai kapanpun aku tidak akan melepasmu. Ingat itu!” Kumatikan puntung rokok terakhir dan beranjak meninggalkan AnitaBagaimana bisa gara-gara penculikan Miko ia berpikir untuk berpisah

  • ANAK 50 JUTA   PERMINTAAN ANITA

    "Sialan kau, Ario!" "Sudahlah, Fi. Relakan saja Anita denganku, lagipula Miko telah menganggapmu mati," ejeknya.Aku mengusap rambut anak di pangkuanku, entah mengapa ada perasaan tak rela saat memdengar aku hanyalah ayah barunya. Namun ini semua salahku yang tak memperjuangkannya sejak dalam kandungan. Aku takut dia membenciku jika suatu saat tahu kalo ayahnya pernah tak mengakuinya."Maafkan ayah, Nak."Mobil yang di kendarai Ario melaju cepat di jalan yang sudah mulai lengang. Hari memang sudah menjelang tengah malam, waktu di mana sebagian besar orang tengah sibuk mengarungi mimpinya.“Miko,” pekik Anita yang sudah menunggu di luar rumah.Ia menghampiriku dan segera mengambil Miko dari gendonganku. Ia menciuminya berkali-kali tapi Miko sudah tertidur di gendongannya hanya menggeliat.“Jangan bikin mama khawatir ya, nak.” Anita terus mendekap buah hatinya itu.“Terima kasih, Mas Ario udah bantu nemuin Miko,” ucap Anita.“Its OK, apa sih yang enggak buat kamu.” Ario mengerlingkan

DMCA.com Protection Status