Part 143
Pov Dina
Di Sekolah...
Pelajaran pertama dan kedua telah usai, bel istirahat pertama telah berbunyi, sekarang setiap jam istirahat aku selalu merasa bahagia karena aku sudah mempunyai teman sebaya.
Kami selalu bersama kamanapun dan dimanapun selain jam pelajaran dan saat di rumah pastinya, karena kami memang beda kelas.
Saat kami sedang menikmati camilan di kantin, tiba tiba Ang berlari tergesa gesa sembari berteriak idih lebay banget sih.
Part 144Teman temannya menjerit saat melihat Satria masuk ke bawah meja tepat di samping mejaku.Aduh kelepasan! Duh nih kaki gak bisa ngontrol tenaga sih! Jadinya kan dia nyangkut di bawah meja. Kasian bangeeeet!!!!Tapi bo'oonngg hahahaha."Upz maaf ya aku sengaja kok." cibirku sembari menutup mulut hihihi."Ugh ka_kamu sudah keterlaluan Din! " seru Satria saat teman temannya sudah berhasil membantu Satria keluar dari kolong meja.
Part 145(Sony tunjukkan eksistensimu! Online gitu kok gak nongol ih!) seru Ang di sertai emotikon alis di angkat ke atas dan bibir miring ke kiri.(Iya Son ngapain aja lu? Gak mungkin kan lu ngekepin buku?") cibir Andrea......Hening gak ada jawaban dari Sony padahal kami sengaja gak lanjut chat karena nungguin balesan dari Sony. Begitulah menurutku, entah menurut mereka.Lima menit menunggu tak ada balasan apapun dari Sony. Haeh aku menghela nafas panjang. Ya sudahlah
Part 146Aduh nih makhluk jadi jadian kok nongol terus sih dimanapun dan kapanpun, bikin iritasi mata aja. Selera makanku seketika hilang karena melihat senyuman menjijikan makhluk jadi jadian.Kali ini dia datang sendiri. Mau apa sih ni orang. Bikin mood boosterku hilang berubah jadi kemuakan."Di sapa kok malah diam saja? Trus cemberut gitu ntar cantiknya hilang loh kalau cemberut." rayunya eh iya ucapannya seperti sedang merayu gitu hueekk pingin muntah lah jadinya.Dia kira aku bakal kesemsem trus pipiku bersemu merah gitu? Ngimpinya ketinggian, cukup aku pernah bodoh
Part 147Entah berapa banyak orang yang mengerubungiku, tak ada satupun yang berniat mengantarku ke UKS atau kemana kek. Apa aku tak seberarti itu untuk mereka? Sehingga sekedar mengantarkanku ke UKS saja tidak mau.Lamat lamat ku lihat wajah mereka semakin memudar dan semakin terlihat buram. Setelah itu mereka benar benar tidak terlihat sama kali.Gelap...dimana aku kok gelap? Apa mati lampu? Ibu dan bapak dimana?"Ibu! Bapak! Dimana kalian? Ini kenapa gelap semua? Apa manti lampu?" teriakku.
Part 148Tunggu! kata dokter aku baru tersadar dari pingsan, berarti perempuan berlumur darah yang aku lihat di tempat sepi tersebut hanyalah mimpi!?"Ibu...bapak...di perkirakaran dek Satria mengalami amnesia ringan, kemungkinan ingatannya akan kembali secara berangsur angsur, saat ini otaknya masih mengalami keterkejutan akibat benda tumpul menghantam kepalanya jadi wajar kalau terjadi lupa ingatan ringan."Ibu dan Bapak mengangguk angguk faham, aku pun diam diam menyimak penuturan pak dokter.Semoga saja apa yang di katakan dokter benar bahwa ingatanku akan kembali nan
Part 149Aku mulai berusaha mengingat ingat apa yang sebenarnya terjadi sehingga aku kehilangan kesadaran?Nihil tak ada yang aku ingat sama sekali, kenapa separah ini ya. Bila otak ini kupaksa untuk mengingat yang ada kepalaku terasa nyut nyutan."Maaf pak saya tidak ingat apapun, bahkan alasan saya tak sadarkan diri pun saya lupa. Yang saya ingat hanya ibu saya." jawabku tak enak.Bapak tampan itu manggut manggut."Baik kamu tidak bisa mengingat apapun jangan di paksa mengin
Part 150Sesampainya di depan resepsionis, aku menanyakan keberadaan ibu. Melihatku meringis menahan sakit perawat tersebut dengan suka rela mengantarku ke tempat ibu di rawat menggunakan kursi roda.Aku melihat bapak dan menanyakan perihal ibu, katanya ibu sedang di tangani di ruang UGD. Setelah memastikan diriku sudah ada bapak yang menjagaku, perawat yang mengantarkupun berpamitan.Selang satu jam penanganan, dokter keluar dari ruang pemeriksaan."Bagaimana keadaan istri saya dok?" dengan cepat bapak memberondong pertanyaan pada sang dokter.
Part 151Dina hanya mengerucutkan bibirnya saat Merlyn mulai menggodanya."Aku yakin si Satria sekarang sangat terpesona padamu! Daritadi matanya tidak lepas memandangmu!" seru Merlyn."Ah entahlah itu bukan urusanku, aku kan cantik paripurna wajar dong bila pria pria terpesona padaku bweeeeeee." ujar Dina jumawa sembari menjulurkan lidah.PletakKepala Dina kena jitakan pelan.
Part 186 Tamat extra partSeorang Wanita sexy berkulit mulus terpampang jelas di jalanan, siapapun bisa melihat kemulusan paha wanita tersebut ya karena memang sengaja di umbar tuh paha.Gimana gak bilang di sengaja orang tuh cewek pakai mini skirt pendek banget lagi berdiri di pinggir jalan. Belum lagi buah pepaya kembarnya terekspos belahannya bikin semua mata laki laki pada merem melek."Ugh shit! Tiap hari berdiri di sini panas panasan tetap saja si Johan gak mau nyamperin aku! Mau pura pura bertamu di rumah besar itu malu! Bisa bisa di kirain aku cewek apaan kok ngejar ngejar laki laki beristri trus di tuduh pelakor! Bisa bahaya dengan usaha salonku yang kebanyakan emak emak anti pelakor di tambah lagi perusahaan pakaian dalam yang sudah aku rintis dari nol terancam bangkrut karena kebanyakan investornya juga emak emak anti pelakoran!"gerutu Indah.Ya sudah berbulan bulan Indah seng
Part 185Tantri mengikuti semua arahan Bu Lina, Ia dengan mudah mengerti hal apapun yang di pelajarinya karena memang Tantri termasuk anak yang cerdas.Tok tok tokSore hari pintu ruang CEO di ketuk, Bu Lina masuk dan menjelaskan tentang kinerja Tantri, Bu Lina merasa puas akan kecekatan Tantri. Bimbim manggut manggut mendengarkan penjelasan Bu Lina.Esoknya jam kerja berjalan seperti biasa, sehingga tak terasa sudah sebulan Tantri bekerja sebagai sekretaris CEO di perusahaan Bimbim. Tantri yang loyal dengan pekerjaanya sehingga tak ada yang mencurigainya saat Tantri tengah mengamati setiap CCTV di kantor tempat ia bekerja."Permisi pak, pagi ini apa bapak butuh kopi?" tanya Tantri seraya tersenyum manis. Tantri memakai pakaian sangat sopan sehingga Bimbim melupakan cara berpakaian Tantri kemarin waktu pertama kali datang di kantor Bimbim. Karena menurut Bimbim hal itu memanglah
Part 184Seorang wanita tengah memandangi benda panjang kecil berwarna putih biru di tengahnya terlihat garis dua berwarna merah."A_apa? A_ku hamil!? Bagaimana ini? Kok bisa sih aku hamil? Padahal selama ini aku selalu rajin meminum pil kb setiap bulan, tapi masih saja kebobolan! S*** sungguh s***!Trus ini anak siapa? Kalau anak Bastian tidak mungkin aku meminta pertanggung jawabannya karena status kami adalah ayah dan anak angkat. Gak mungkin juga aku minta pertanggung jawaban Boy, status kami kan saudara angkat! Gak mungkin juga aku meminta pertanggung jawaban pada para lelaki hidung belang yang sudah membayar jasaku! Aaarrgghht!" Tantri menggeram frustasi.Kenapa kes***an selalu menghampiri Tantri padahal kebahagiaan sudah di depan mata setelah berhasil mengusir Emi dari rumah orang tuanya sendiri.Ya Tantri berhasil mengalihkan sertifikat rumah milik Bastian papa angk
Part 183"S**l*n! Siapa sih!?" umpat Emi.Klek pintu toilet di buka Emi, ternyata sang manajer lah yang menggedor gedor pintu."Ada apa sih bu? Saya kan lagi ada keperluan di toilet!" tanpa sadar Emi membentak sang manajer."A_apa? K_kau berani membentakku!?" pekik bu manajer tak percaya."Huh udah deh buk gitu aja di kira ngebentak. Santai aja kali." ketus Emi."K_kau bgst! Hari ini juga kau ku pecat!!!!" pekik bu manajer geram."A_apa!? Sa_ya di pecat?! Tidak! Ibu gak bisa seenaknya aja dong!" protes Emi tak terima."Saya gak peduli! Pokoknya detik ini juga kamu saya pecat dan segera pergi dari sini sekarang juga! Ambil barang barangmu nanti sisa gajimu saya transfer!" seru bu manajer tegas dan pergi begitu saja saat Emi hendak ingin protes kembali."A_aku hey! Agh! BGST!!!! Aaagghhrrggt!!" umpa
Part 182Seonggok tubuh kurus kering di lilit selang oksigen.Ya dia perempuan bernama Nania kekasih Bram. Beberapa waktu lalu ia terjangkit virus mematikan yaitu virus corona.Ginjalnya yang hanya satu membuat Nania tak mampu bertahan menahan serangan virus jahat corona.Tiit tiit tiitTiba tiba bunyi mesin kehidupan Nania menandakan tak ada lagi kehidupan. Nania meninggal dunia bertepatan kesembuhan Bram dari sakitnya yang juga sempat terjangkit virus yang sama.Bram di jemput keluarga Bimbim, semuanya ada kecuali Slow dan Dina yang sedang berbulan madu di Bali.Tak ada senyum tak ada semangat dalam raut wajah Bram. Hidupnya seakan tak bearti lagi. Ia telah kehilangan seorang putri kesayangannya. Rumah tangganya amburadul bahkan kekasihnya pun menusuknya dari belakang."Ayo nak kita pulang." ajak Oma pada Bram
Part 181Pov AuthorGubrak! Dubrak!"Aduuuhhh!!!""Eh apaan tuh!?" seru Dina dari dalam.Kebetulan kamar di lantai tiga belum di pasang kedap suara seperti kamar kamar di lantai bawah."Kok di luar berisik banget ya yank?" tanya Slow heran."Ish ganggu aja deh orang lagi asik juga, sana yank tengok." titah sang istri.Bak kerbau di cucuk hidungnya Slow beringsut dari ranjang dan berjalan pelan menuju pintu.Saat handel pintu di putar netra Slow terbelalak melihat pemandangan miris di depannya.Ketiga orang tua dari pihak istrinya terkapar dengan kaki terperosok karena lantai yang terbuat dari kayu tersebut jebol."Ya Allah!" pekik Slow langsung berjongkok dan berusaha mengeluarkan oma dari lubang."Yank sini yank tolong! Ba
Part 180Pov DinaTiga tahun berlalu...Akhirnya Dina dan Slow meresmikan hubungan mereka di atas pelaminan.Sah!Sah!Kedua pengantin yang terlihat sangat serasi tersebut menyunggingkan senyum bahagia karena kini mereka telah sah menjadi sepasang suami istri."Yank setelah menunggu bertahun tahun akhirnya aku bisa memilikimu seutuhnya. Kamu kini adalah hanya milikku yank!" bisik Slow suamiku di sela sela ramainya tamu mengantri untuk bersalaman."Iya iya." jawabku singkat karena tak enak dengan para tamu kalau di tinggal ngobrol sendiri.Di tengah tengah para tamu yang sedang mengantri untuk bersalaman, netraku terpaku pada sosok jangkung yang sedang menatapku sendu."Satria." lirihku bergumam pelan sekali. Entah suamiku dengar atau tidak karena refleks saja mulutku bergumam.
Part 179Pov Papa BimAstojim! Eh Astaghfirullah! Nyebuuutt nyebuutt!!Aku kira Dina ternyata nenek lampir eh maksutku istriku! Istriku kalau lagi marah kayak gini serem euy, makanya aku belain kaburan gini.KlikLangsung ku tekan tombol berwarna merah dan ku non aktifkan gawaiku saat itu juga."Ngeri ih punya bini kaya macan habis lahiran, kok bisa ya aku sebucin ini sama istriku yang galak nya ngalahin banteng ngamuk?" gerutuku di sela sela kerasnya deguban jantung akibat mendengar teriakan mak lampir."Haha iya ya bos, padahal wanita wanita cantik dan gak galak yang mau sama si bos buanyak lho, tapi cinta bos ke bos Celline tak kan pernah lekang oleh apapun." puji Bimo membuatku membusungkan dada bangga."Tapi boong...hahhhahahahahaha."Kamvret habis di angkat tinggi tinggi trus di
Part 178Pov Dina"Yank! Kapan sih kita bisa pegangan tangan? Aku yakin kamu gak terpapar virus yang buat orang jadi miskin itu kok, yok kita keluar kencan aja." ajak Slow sedikit memaksa."Tapi kalau ketahuan para tetua bisa bisa aku di jadiin tahanan kamar sekaligus lho yank! Apalagi oma yang sedikit gak suka sama hubungan kita.""Yah tapi aku udah kangen jalan jalan sama kamu yank, sudah beberapa hari ini kita tak pernah kemana mana berdua gara gara oma sering menyuruh kamu nemenin dia, banyak banget intriknya buat ngepisahin kita." rajuknya manyun. Ih imut banget kalau lagi manyun gitu. Udah sering lihat dia manyun tapi gak pernah bosan dan malah semakin tampan."Hmmm ya udah deh, tapi gimana caranya aku keluar tanpa orang dalam tahu?""Hmm ya sayank bisa keluar dari jendela ini. Trus lari dari ruang bawah tanah sama aku selesai. Ntar aku bisa