Sejak kecil, Oza sudah dididik menjadi tuan muda kaya raya dan tunduk pada penguasa. Harus menghormati penguasa yang memberikan kekayaan di keluarganya, yaitu keluarga Tsoejipto.Keluarga Oza memang hanya keluarga cabang yang kehidupannya bergantung pada keluarga inti, namun semakin lama dirinya semakin muak. Hingga pada akhirnya, muncul pemikiran ingin hidup bebas.Orang tua dan saudara-saudara Oza sangat menentang hal ini, dia diharapkan menjadi pewaris karena kecerdasannya. Tapi malah beralih menjadi artis yang tidak menguntungkan sama sekali."Ibu-""Dia sudah hampir menghancurkan keluarga kita, aku menerimanya dengan tangan terbuka. Tapi lihat sekarang, apa yang sudah dia perbuat pada keluarga kita?""Ibu, bisakah jangan menyalahkan Lina sepenuhnya? Dia melakukan yang terbaik untuk aku.""Jika dia melakukan yang terbaik untuk kamu, dia pasti akan sadar diri dan menghalangi suaminya untuk tidak melakukan tindakan bodoh!""Bu-""Pulang ke rumah dan ceraikan dia, aku tidak ingin kit
"Yami! Apakah kamu sebodoh itu? Bagaimana bisa kamu memasukan barang yang dipercahkan oleh staff house keeping sebagai reimburse? Apakah kamu tidak paham arti dari reimburse?"Yami menundukkan kepala dan tidak berani menjawab."MANA JAWABAN KAMU?!"Yami menjawab dengan nada sedih. "Tapi- katanya segala sesuatu yang akan diganti perusahaan, ditaruh di bagian reimburse.""Apakah kamu bodoh Yami? Bagaimana bisa kamu menaruhnya di situ? Apakah kamu ingin membuat bangkrut hotel kita? Jika kita terus menerus menutupi kecerobohan staff hotel!"Yami sudah menyerahkan masalah orang tua Putra ke pengacara untuk dibebaskan, lalu menyewakan rumah tidak jauh dari hotel. Sekarang, yang menjadi masalah- Yami berhadapan dengan keluarga ibunya yang selalu memarahi dia. "Om, Yami-""Am! Om! Am! Om! Saya ini atasan kamu, bukan om kamu! Kamu harus bisa bersikap profesional, jangan hanya karena hotel ini atas nama kamu, jadinya bersikap sombong di hadapan saya!""Maaf.""Sekarang, bagaimana bisa kamu meng
Vivi yang mendengar alasan tidak masuk akal Nada, hampir tertawa. "Itu berarti kamu tidak peduli dengan pandangan orang-orang? Wanita yang memiliki anak tanpa suami, akan menjadi pandangan buruk masyarakat.""Saya tidak peduli, selama bisa memiliki anak.""Bagaimana jika ayah anaknya jelek? Anak itu pasti mengikuti fisik orang tua bukan? Yah, beruntung saja bisa ditolong kamu, tapi kalau gennya jelek bagaimana?"Para manajer pusat kecuali Nada, mengangguk setuju dengan pendapat Reza.Putra tidak berani menegur atasannya sendiri.Nada memiringkan kepala dengan bingung. "Uhm- jujur saja, waktu itu saya yang mendekati cowok itu."Nada masih belum menyadari keheningan itu dan melanjutkan bicara.Orang-orang di dalam ruangan menjadi tertarik dengan kisah Nada, kecuali Putra."Ceritakan, bagaimana kamu bisa bertemu pria brengsek itu?""Kamu merayunya?"Nada melirik takut Putra lalu menjawab pertanyaan Reza. "Saya- meskipun kondisinya gelap, saya tahu bentuk tubuh pria, maksudnya- tubuhnya b
Vivi memberikan jalan tengah. "Lupakan tentang masalah siapa Ayah kandung dari anak Nada. Fokus kita yang utama adalah pekerjaan kita, tidak usah pedulikan yang lain.""Tapi, ada wartawan yang berusaha mencari Bu Nada.""Benar, selain itu ada ulasan dan rating jelek dari netizen. Mereka menyuruh kita memecat bu Nada.""Media sosial perusahaan juga dikejar oleh netizen.""Apa kita harus diam saja?"Vivi tersenyum. "Lalu letak kesalahan kita di mana? Nada tidak mengandung anak Oza lalu dia juga mengumumkan anak dari wanita lain, yang berarti- istrinya juga pasti setuju dengan kehadiran Nada. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan di sini, anggap saja kejadian ini tidak pernah terjadi, dan kalian tidak perlu ikut campur, tapi sebagai tim- kalian harus saling melindungi. Lalu Putra-"Putra membungkuk ke arah Vivi. "Ya, Nyonya."Vivi tersenyum kecil. "Aku tidak mau hal ini terulang kembali.""Baik.""Berlaku untuk yang lain juga, jangan suka memainkan kekuasaan dengan para bawahan." Vivi menge
"Yang jadi masalah adalah acara yang akan kita mulai dalam waktu dekat, kita tidak bisa membatalkannya begitu saja." Vivi bersandar di kursi empuknya. "Semuanya sudah disiapkan, lalu hotel kita sekarang disorot dan ditekan oleh publik untuk memecat Nada. Apa yang harus kita lakukan sekarang? Tetap terus atau membatalkan acara?"Reza bertanya ke Nada. "Apakah nantinya kamar akan full booked?"Nada mengangguk dan menjawab cepat. "Memang belum masuk high season, tapi kami sudah menerima down payment untuk sewa kamar selama beberapa hari. Kamar kita full booked."Vivi mengangkat kedua alis ke Reza.Reza tersenyum. "Selama kamar penuh, tidak perlu memikirkan hal lain.""Lalu bagaimana dengan acaranya? Kita sudah persiapkan jauh hari, termasuk menu.""Kita buat acara yang sedikit berbeda tapi tidak terlalu menyimpang dengan semua persiapan kita," jawab Reza. "Sekarang hotel sedang ditekan secara publik, tidak akan ada yang percaya kalau kita klarifikasi bahwa kita yang membuat konsep itu te
"Foto?" tanya Nanda dengan nada tidak percaya. "Bagaimana bisa kamu mendapatkan foto adikku?""Proposal.""Propo-" Nanda akhirnya teringat tipu muslihat yang dilakukan ayah kandungnya. "Brengsek! Kenapa kamu tidak bertanya dulu ke Nada dan langsung main setuju saja? Kami sudah lama berpisah dengan pria mesum itu.""Dia suka menjual kalimat bernada agama, bagaimana bisa saya tidak percaya?"Nanda teringat dengan kelakuan agamis ayah kandungnya. "Lalu untuk apa kamu datang ke sini jika hanya memaksakan diri? Mengumumkan bahwa kamu akan menikah dengannya? Kamu bahkan mengakui anak dari pria lain sebagai anak kamu. Ah, ngomong-ngomong berhentilah memanggil aku Kakak ipar, aku tidak suka.""Kenapa Kakak tidak suka? Padahal saya suka panggilan itu."Nanda merinding begitu mendengar perkataan Oza."Saya datang ke sini tidak secara cuma-cuma, saya ingin menawarkan sesuatu untuk Kakak ipar- jika Nada bersedia menjadi istri saya.""Dengar, kamu tidak perlu menawarkan apa pun. Aku tidak-""Saya
Masih segar di dalam ingatan Putra, apa yang dilakukan kedua orang tuanya semasa kecil, mereka berdua tidak akan segan memukul bahkan tidak memberikan makan, orang tua Putra tidak akan berani menyiksanya lagi ketika pemilik wisma datang dan menyelamatkannya. Karena Putra lahir tanpa diharapkan, berkali-kali Ibunya melakukan aborsi sampai hampir mati, berkali-kali pula dirinya selamat."Oh." Hanya itu kata yang bisa dia ucapkan."Kamu, tidak menuntut mereka berdua? Aku yakin mereka akan balas dendam atau melakukan sesuatu, terutama jika Yami yang bergerak menjadi penjamin." Vivi khawatir Yami akan bertindak lebih tidak masuk akal.Choky mengangguk. "Lebih baik menuntut mereka berdua kembali ke dalam penjara."Putra menjadi gelisah. "Jika saya melakukan hal itu lebih keras, bukankah saya akan menjadi anak tidak tahu balas budi?"Vivi baru menyadari sekarang bahwa dirinya sejak kecil tidak memiliki orang tua, Choky juga sama lalu Reza tidak pernah dekat dengan orang tuanya yang memiliki
Putra bertemu dengan Nanda di malam hari, kafe yang sama saat Putra mengatakan yang sesungguhnya bahwa dirinya adalah ayah kandung dari anak yang dikandung Nada."Apa yang terjadi?" Tanya Putra setelah duduk berhadapan dengan Nanda."Oza datang ke tempat kerjaku." Nanda langsung bicara ke intinya. "Dia mengancam.""Apa yang pria itu katakan?""Dia bilang, sudah tahu mengenai hutang milikku.""Hutang? Apakah kamu berhutang?""Ya, ada hutang tapi sudah lunas. Hanya saja tidak ada yang tahu kalau aku sudah melunasinya. Semua berkat kamu.""Ah. Masalah kartu debit, tabungan dan kredit yang dihabiskan adik tiri? Bukankah sudah lunas? Bank Fumoshi juga sudah mengeluarkan bukti pelunasan." Putra mengangguk paham."Kira-kira Oza tahu dari mana? Apakah dia mengeluarkan asumsi sendiri?" Tanya Nanda yang tidak paham. "Ayah tidak mungkin tahu hal ini, tapi para selingkuhan dan Ahmad? Mereka tahu, tapi- tidak mungkin bicara ke Oza mengenai hal itu kan?"Putra bisa menduga ulah saudara dan ibu tiri