Share

AUTOPSI DAN VISUM

VISUM DAN AUTOPSI

"Ya Allah, Ya Rabb!” Pak Handoko seketika berteriak melihat tubuh Ray yang sudah terbujur di dalam kamar. Dekat tubuh pria tersebut terdapat sebotol obat anti serangga yang sudah tumpah isinya. Bau sangat menyengat segera menguar dari dalam kamar. Nadio syok melihat kenyataan di depan mata. Emosi yang terlanjur di ubun-ubun, seketika reda.

“Ya Tuhan! Hukuman macam apa ini? Apa dosaku? Katakan!”

Nadio memekik bagai orang kesetanan. Ia tak tahu harus bagaimana lagi menahan gejolak dalam dadanya. Amarah dan kesedihan yang teramat dalam ia rasakan kini. Seketika Pak Handoko bangkit lalu membimbing Nadio keluar untuk berjalan menuju teras paviliun. Mereka duduk.

Nadio hanya mampu tertunduk berurai air mata. Jiwanya benar-benar terguncang. Pria berambut gondrong tersebut mencoba menenangkan diri dengan cara mengatur napas sejenak. Kemudian, tangannya merogoh ponsel dari saku celana.

Tampak genangan air mata mengalir tiada henti. Nadio beberapa kali mengusapnya. Setelah per
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status