Di rumah Nenek Katemi, Rossa mencoba mengintip ke arah kuali tersebut. Namun, kedua mata lentiknya langsung terperanjat ketika sesuatu muncul di permukaan air yang sedang direbus itu.
"Astagfirullahaladzim, itu jari tangan manusia," pekik Rossa.Gadis itu dengan paniknya menuju ke arah Alina. Namun, ia menabrak wanita paruh baya tersebut."Nek, di-di-di kuali tadi, Nenek masak apa?" tanya gadis itu dengan terbata-bata."Ada apa, Sa?" tanya Alina."Aku, aku lihat jari manusia di sana, di dalam kuali besar itu," ucap Rossa."Masa sih, kamu salah lihat kali," sahut Alina."Beneran, Lin, aku nggak salah lihat. Ayo, ikut aku kita liat kuali tadi kalau nggak percaya," ucap Rossa."Kalian mau ke mana?" tanya Nenek Katemi."Mau ke dapur, Nenek tunggu sini!" ucap Alina.Wanita paruh baya itu lantas mengikuti Alina dan Rossa. Dia hanya tersenyum."Itu kualinya!" tunjuk Rossa."Gede banTiba-tiba, Nenek Katemi tertawa menyeringai bagaikan nenek sihir di cerita dongeng."Yeeee, dia malah ketawa!" celetuk Haris."Apa kalian belum sadar juga kalian berada di mana?" tanya Nenek Katemi.Haris menoleh pada Alina dan Rossa."Kita bukannya ada di rumah dia?" tanya Rossa."Lah, emang iya kita ada di rumah dia, kok," sahut Alina."Ha-ha-ha, kalian itu ada di alamku," ucap nenek itu."Alamnya?" Haris, Alina, dan Rossa menyahut bersamaan."Iya, di alamku, alam gaib hahaha.""Waduh, gimana keluarnya ini?" Rossa dan Alina mulai panik.Namun, Haris berusaha tenang dan berdoa semoga Ustaz Amir mampu mendengar teriakan yang ia lontarkan kemudian."Tolong … tolong …." Haris terus berteriak.Alina dan Rossa juga ikut berteriak."Hahaha, kalian tak akan bisa keluar dari sini!" Nenek Katemi makin tertawa menyeringai."Berarti dia bukan manusia kanibal tapi monst
Langkah gadis itu terhenti kala melihat sosok besar penunggu perkemahan hadir di dekat pintu kamarnya."Ris, tolongin aku …."Sosok tak kasat mata itu berwarna hitam dan memiliki sedikit bulu. Wajah sosok pun sangat menyeramkan. Kedua matanya selalu melotot seakan-akan menantang siapa saja yang berani menatapnya. Ia juga mempunyai taring yang panjang. Selain ciri fisik yang mengerikan makhluk tersebut juga memiliki ciri lain yaitu baunya yang sangat busuk mirip dengan buangan limbah."Hmmm ini makhluk apa namanya?Alina bertanya seraya menutup kedua hidungnya dengan jari."Kenapa, Lin?" tanya Haris."Aku mau pipis ada makhluk besar itu, anterin …." Alina memohon pada pemuda itu.Haris menghampiri Alina dan mengantar gadis itu menuju ke kamar mandi."Permisi ya, Om, ada yang kebelet mau pipis," ucap Haris melewati makhluk besar tadi."Aku sakit perut juga, nih kayaknya bukan cuma mau pipis," sahut Alina.
"Tapi bener kok, kalian juga pada denger kan ada suara gamelan dari arah sana?" sahut Iman menunjuk pertunjukan tari di balik semak itu."Ya, habisnya Elo pikir dong! Kuping elo soak kali! Masa jam malam gini ada orang nari pakai musik gamelan komplit," tukas Arya."Tapi kalian denger, kan, kalau ada suara gamelan?" tanya Iman lagi menegaskan.Semua mata menuju ke arahnya dan terdiam. Haris lantas buka suara setelah hening cukup lama untuk menyimak suara gamelan tadi."Bentar tunggu sini, aku mau lihat," ucap Haris.Kemudian, pemuda itu mendekat dan mengamati ke arah yang tadi ditunjuk Arya."Ssttt jangan berisik!" ucap Haris berbisik dengan meletakkan telunjuknya pada bibir seksinya itu.Arya dan Iman menurut, lalu betapa terkejutnya Haris kala melihat ada para penari sedang berlenggak lenggok dan dilihat oleh penonton yang terdiri dari beberapa hantu yang terlihat menyeramkan. Wajah para penonton pucat dan menatap data
Jam dinding menunjukkan pukul dua dini hari. Seketika itu juga Alina terbangun karena kandung kemihnya yang terasa penuh minta dikeluarkan. Gadis itu mengangkat kepala Rossa yang sudah menindihnya saat tertidur. Dia lalu bergegas menuju ke kamar mandi.Untungnya, gadis itu masih melihat dua orang rekannya yang masih berjalan di sekitar perkemahan. Gadis itu juga tak melihat penampakan si hantu besar yang tadi. Kemudian, dia duduk di atas kloset. Mendadak tiba-tiba, bulu kuduk gadis itu meremang. Bagian tengkuknya terasa ada yang meniup membuat dia merasakan merinding. Hawa busuk mulai tercium menusuk hidung seketika. Alina menoleh ke samping kanannya. Ternyata sosok hantu perempuan yang mengenakan pakaian compang camping sedang berdiri di sampingnya.Kaki hantu wanita itu penuh luka berongga memperlihatkan darah dan nanah yang mengering. Kulitnya berwarna biru lebam sangat pucat. Alina mulai menaikkan pandangannya perlahan-lahan ke atas. Perut sosok hantu
"Astagfirullah, kenapa bisa ada genderuwo di sini, sih?" gumam Haris."Memang aku yang menghamili wanita itu di gubuk situ waktu itu," ucap sosok genderuwo itu.Mendadak kemudian, dia turun dengan cara mengejutkan Haris. Seorang pria yang bertubuh sama dan berwajah sama dengan Aji muncul dari atas pohon. "Siapa ya? Kok mirip sama cowok yang itu?" gumam Haris."Ya kan tadi aku bilang aku yang tidur dengan wanita itu dalam bentuk ini. Makanya dia ngerasa kalau cowoknya yang nidurin dia padahal cowoknya mabok waktu itu hahaha.""Wah parah juga luh ya!" tuding Haris."Seru kan, aku yang menanam, pria itu yang menuai, hahaha." Genderuwo itu tersenyum sangat puas."Wah, ini nggak bisa dibiarkan," gumam Haris.Saat pria dan wanita tadi berpisah, Haris memutuskan untuk segera menghampiri si pria dan menceritakan yang dia tahu. Awalnya, pria bernama Aji itu tak percaya dengan penuturan Haris. Akan tetapi, apa yang dicer
Haris dan Alina beserta rombongan peserta pesantren At Taqwa terjebak dalam kerumunan kemacetan. Hal itu terjadi karena ada kecelakaan yang terjadi beberapa meter dari bus yang mereka naiki.Si ayah tewas seketika dengan kondisi badan terbelah dua. Sementara sang Ibu juga tewas dengan kepala pecah hancur sebelah. Dan anak perempuan yang kecil juga tewas dengan kondisi wajah penuh darah serta tangan kanannya putus."Ris, itu apa?" tanya Alina."Tukang siomay!""Ih, mana tukang siomay, sih? Itu kan ....""Nah, kalau udah tau ya jangan banyak tanya deh, atau makin banyak nanti yang datang ke sini," sahut Haris.Haris dan Alina melihat sosok anak perempuan yang bersimbah darah."Aku mau ke sana, penasaran soalnya!" Rossa menunjuk keramaian yang dia lihat dan membuatnya penasaran."Wah, bakalan lama ini macetnya karena ada kecelakaan di depan sana," ucap Ustaz Amir."Terus nggak ada jalan lain ini Pak Ustaz
"Mau aku pesenin nggak, Lin?" tanya Indah."Nggak usah!" Alina bergidik jijik.Tadinya ia ingin memberitahukan pada Rossa dan Alina. Tetapi, para sahabatnya itu pasti tak akan percaya dan bahkan menganggapnya gila."Ih, mending aku makan popmie aja deh di sana," gumam Alina.Gadis itu bertemu dengan Haris yang baru saja menjalankan salat bergantian dengan yang lain. Alina menceritakan apa yang dia lihat di tukang bakso tadi."Itu pasti anaknya sendiri tuh, biasanya dijadikan tumbal pesugihan. Jadi, pas dia ke gunung yang katanya tempat pesugihan dia dikasih makan ayam sama daging kambing guling terus dia makan deh. Eh, taunya anaknya sendiri yang dia makan buat di jadiin pesugihan kaya gitu," ucap Haris menjelaskan."Ah, masa sih, tau dari mana emangnya?" tanya Alina."Dari buku misteri yang pernah aku baca tuh biasanya gitu.""Kalau beneran kejadian begitu, berarti tega banget ya ibunya ngorbanin anaknya sendir
Hantu perempuan itu lantas meraih tangan kanan Haris dan membawanya ke sebuah peristiwa masa lampau saat gadis itu terbunuh. Perempuan itu bernama Yana itu bekerja di pom bensin tersebut sebagai penjaga toko minuman dan cemilan. Kala itu waktu menunjukkan pukul sebelas malam. Yana mendapat jatah shift malam menggantikan kawannya yang sedang sakit. Malam itu, Ia baru saja tiba dan mendapati gagang sapu di toko itu patah. Gadis itu memutuskan mencari sapu baru yang biasanya disimpan di dalam gudang.Yana yang sudah diberi kunci serep ruang gudang oleh pemilik rest area itu membuka pintu gudang tersebut untuk mencari sapu baru. Tapi, saat dia tiba di dalam ia mendengar dua orang yang terdengar mendesah dari balik lemari kabinet bekas yang menjadi sekat di ruangan gudang tersebut. Di tangan Yana masih tergenggam gagang sapu yang patah tadi. Ia bersiap menjadikan gagang sapu itu sebagai senjata jika ia menemukan hal aneh semacam perampok.Gadis yang
Bab 140 AfraidTeriakan Nyi Asih nyaring terdengar, rupanya Rossa menusuk bola mata Nyi Asih dengan tusuk konde di tangannya."Rossa!" seketika Alina merasa dapat menggerakkan tubuhnya."Lari, Lin! Cepat lari!" pekik Rossa.Dengan mata berkaca-kaca, Alina masih enggan beranjak. Dia ingin lari bersama Rossa."Kita lari bareng!" ajak Alina."Aaaarrgghh, kalian kurang ajar! Aku akan habisi kalian berdua!" Nyi Asih mencabut tusuk konde di bola matanya. Wanita iblis itu lalu bergerak menghampiri Alina dan Rossa. Ia bersiap menghunuskan tusuk konde tersebut ke Alina. Tetapi Rossa menepisnya. Ia mengorbankan tangan kanannya dan tertusuk tusuk konde tersebut."Rossa!" teriak Alina seraya memegangi tangan Rossa.Darah mengucur dengan deras dari lukanya."Lari, Lin! Kamu harus lari! Selamatkan dirimu!" pinta Rossa."Nggak, aku nggak akan pergi tanpa kamu," lirih Alina.Nyi Asih semakin tertawa puas. Ia beranjak menghampiri dan kini hendak mencekik Alina. Tiba-tiba, sosok pria hadir dan mengha
Bab 139 Afraid"Makhluk jadi-jadian, Do," bisik Indra."Aku juga tahu kalau itu mah. Jelasnya itu makhluk apa? Mana badannya gak lengkap gitu," bisik Aldo ketakutan.Indra dan Aldo yang sama-sama ketakutan akhirnya memutuskan untuk berteriak. Beberapa warga yang mendengar langsung menoleh dan menghampiri. Mereka lantas mengejar Ningsih.Anto terlihat kebingungan. Dia masih tak menyangka kalau yang dia pikirkan selama ini benar. Ningsih adalah makhluk yang meneror warga kampung selama ini. Hatinya sangat kalut. Namun, dia begitu mencintai Ningsih.Tubuh Anto gemetar hebat. Lemas dan tiada berdaya. Namun, lagi-lagi Anto menyerah. Dia tak bisa memburu sang istri. Dia tak akan meninggalkan sang istri, dia tak bisa.Malam itu, Anto menjerit dalam hati. Dia memaksa diri untuk mengejar sang istri. Dia mau melindunginya. Meskipun dia masih tetap ngeri dan ketakutan. Akan tetapi, Anto tetep nekat berlari."Ningsih, ingin rasanya aku pergi malam ini. Aku ingin pergi jauh dari tempat ini. Sung
Bab 138 Afraid"Kita harus segera pergi dari sini, Lin. Tidakkah desa ini mengerikan jika ada kutukan seperti itu?" bisik Rossa pada Alina."Iya, kamu bener, Sa. Aku ingin segera pergi dari sini," sahut Alina."Tolong! Tolong! Tolong! Aaaaaaaaaa!" teriakan seorang wanita terdengar di kebun belakang dekat dengan arah Laras tadi berlari.Beberapa warga langsung datang mendekat. Mereka menemukan hal mengerikan lainnya. Rupanya, Laras yang tengah kerasukan baru saja menarik seorang wanita hamil dan membuatnya melahirkan. Laras merebut paksa bayinya lalu kabur."Apa yang terjadi dengan Laras?" pekik ibunya Laras."Dia pergi, Bu," jawab salah satu warga yang tengah membopong wanita korban yang baru saja kehilangan bayinya."Memangnya apa yang Laras lakukan?!" tanyanya lagi."Bu, dia bukan Laras yang kamu kenal. Dia sudah berubah seperti iblis," ujar kepala desa."Laras ditemukan, Pak Kades! Dekat sungai di sana. Katanya dia lagi makan ari-ari bayi dan menghisap darahnya," ucap salah satu w
Bab 137 AfraidTiba-tiba, saat pencarian tengah berlangsung tadi, terdengar bunyi gemerisik dari daun kering yang terinjak sesuatu. Cepat-cepat salah satu penduduk mengarahkan obor."Suara apa itu?" tanya Tarno."Babi, No!" sahut Andi."Biasa aja ngomong babinya jangan sengaja banget muncrat ke muka aku," sungut Tarno. Sontak saja Indra dan Aldo menahan tawa mereka. Rupanya memang ada seekor babi hutan yang merasa terganggu muncul di sekitar mereka. Dua babi hutan yang induk dan anak itu, melarikan diri karena merasa terancam akan kedatangan manusia."Ahh... hanya babi, biarkan ia pergi. Ayo, kita harus secepatnya membawa Laras ke rumahnya. Soalnya nanti biar Pak Ustaz yang kasih air untuk menenangkan," kata salah satu penduduk. Indra akhirnya mengerti setelah dijelaskan karena memang sudah biasa para penduduk yang kesurupan atau diganggu hal di luar nalar yang mistis, mereka akan minta air kepada Pak Ustaz atau Kyai setempat. Mereka yakin kalau ada yang sakit atau kerasukan roh jah
Bab 136 Afraid"Kamu kenapa, Istri?" tanya Indra cemas."A-aku, aku lihat–"Belum sempat Alina menjawab pertanyaan Indra seutuhnya, bus yang mereka kendarai menabrak sesuatu diikuti jeritan semua penumpang yang ada di dalamnya. Indra dengan sigap memegangi Alina. Ia melihat sekeliling dan mendapati para penumpang lainnya terhenyak di tempat duduknya. Lalu, seorang wanita berteriak ke arah jendela. "Ada yang ditabrak! Ada yang ditabrak!" serunya panik.Dua laki-laki di depan Indra dan Alina tadi segera melangkah turun dari dalam bus guna melihat siapa yang baru saja tertabrak. Beberapa penumpang lainnya mengikuti. Sementara itu, Indra tetap menemani Alina dan berusaha menenangkannya. Di depan bus tersebut langsung dipenuhi kerumunan orang yang penasaran dengan kejadian barusan. Setelah memberanikan diri, Alina mengajak Indra untuk turun. Saat itu lah mereka melihat seorang wanita tersungkur dengan darah tergenang dari tubuhnya. Tulang tangan serta kakinya patah. Perempuan ini pastil
Bab 135 AfraidLastri dirawat di rumah sakit tempat Indra bekerja. Kejadian yang berlangsung di rumah kepala desa, Kakek Anjas, menggemparkan Kampung Hijau. Semua penghuni rumahnya meninggal dunia. Hanya Lastri yang tersisa. Namun sayangnya, wanita itu mengalami gangguan jiwa."Sa, aku kok deg deg an, ya?" tanya Alina pada Rossa saat menemaninya untuk cek ke dokter kandungan."Namanya juga mau liat dedek bayi. Terus Kak Indra mana? Katanya dia mau nyusul, kan?" tanya Rossa. "Harusnya udah dateng."Tak lama kemudian, Indra yang masih mengenakan jas putih seorang dokter, berlari kecil menghampiri Alina. "Nah, berhubung Kak Indra udah datang, aku mau kasih makan siang ke Aldo, ya. Sekali lagi aku ucapkan selamat buat kalian. Yeaaayy bentar lagi ada yang panggil aku aunty cantik hihihi," ucal Rossa lalu pamit menemui Aldo.Alina dan Indra pun masuk ke ruang dokter ginekolog, rekan kerja dari Indra juga di Rumah Sakit Pelita. Indra dan Alina melihat sang jabang bayi yang berusia hampir
Bab 134 AfraidPasca membantu proses melahirkan makhluk halus, kini rumah Alina sering didatangi makhluk halus lainnya untuk meminta tolong. Sampai suatu hari, Indra berpapasan dengan seorang pria paruh baya. Seorang pria tua dengan rambut yang disanggul. Dia tampak begitu gagah meski usianya mulai renta. la berdiri di salah satu rumah yang Indra dan Alina lewati saat sedang lari pagi. Pria itu bersama seorang lelaki tua lainnya yang ada di belakangnya. Dia tersenyum ke arah Alina dan Indra.Selama beberapa saat, Alina dan suaminya melihat si kakek. Ada sesuatu yang membuat Alina tiba-tiba memperhatikannya dengan sorot mata yang tidak biasa. Setelah mata mereka akhirnya bertemu satu sama lain, akhirnya Indra menundukkan kepala sekilas memberi hormat kepada dua orang pria renta itu."Nak Indra, kan? Sini mampir! Ada yang mau saya bicarakan!" seru salah satu kakek.Indra menoleh ke Alina yang mengangguk mengiyakan. Mereka menghampiri si kakek. Namanya Kakek Anjas dan Kakek Mara. Mereka
Bab 133 AfraidSatu bulan berlalu.Pukul satu dini hari, Alina tengah terlelap dalam tidurnya ketika sayup-sayup pintu rumahnya diketuk seseorang. Alina membangunkan Indra setelah membuka mata. Suara ketukan itu makin jelas terdengar. Saat Alina dan Indra keluar kamar, Rossa juga keluar dari kamarnya."Lin, kamu dengar juga ya kalau ada yang ketok-ketok?" tanya Rossa.Alina mengangguk. "Bangunin Aldo aja apa ya. kita suruh bukain," ucap Rossa."Kita aja yang liat." Indra melangkah menuju ke pintu utama."Suami, kalau rampok, gimana?" Alina menahan lengan Indra."Istri, mana ada rampok ketok rumah? Terus mereka ngucap salam, permisi bapak, ibu, mbak, mas, saya mau ngerampok, boleh?" Indra terkekeh."Nggak lucu, Suami! Aku tuh lagi takut gini tau," sahut Alina ketus.Alina dan Rossa lantas mengikuti Indra. Hanya Aldo yang tak tampak batang hidungnya karena sangat terlelap. Indra lantas mengintip dari balik tirai. Dia mendapati seorang pria dan wanita dengan perut buncit menahan sakit m
Bab 132 Afraid"Tuh kan nggak ada siapa-siapa, Kak. Balik ke dalam aja, yuk!" ajak Aldo."Kalau gitu anterin aku ambil buku di mobil!" titah Indra yang sebenarnya agak takut juga setelah tak menemukan apa pun di atap dapur dan halaman belakang rumah.Suara misterius itu pun menghilang dan tam terdengar lagi. Pasalnya Alina dan Rossa yang ketakutan memutuskan untuk membaca Al-Qur’an Surah yasin dan memohon perlindungan pada Allah. Suara misterius itu pun hilang. Mereka pun bisa tertidur lelap dan tenang malam itu. Malah Indra akhirnya memutuskan untuk tidur satu kamar dengan Aldo dikarenakan takut diganggu lagi oleh makhluk halus seperti tadi.***Keesokan harinya, Indra dan Aldo berangkat ke rumah sakit untuk menemui Tuan Dadang dan memulai bekerja di sana. Indra akhirnya berhasil mendapatkan pekerjaan untuk Aldo sebagai tenaga medis yang menangani kamar mayat. Meskipun takut, tetapi demi mendapatkan uang untuk menikahi Rossa, Aldo siap dipekerjakan di kamar mayat. Toh, Indra juga aka