Di sinilah Arka sekarang, di dalam rumah Keyra bersama Bima sedang memainkan PS. Di tengah asyiknya mereka bermain Game tiba-tiba Keyra datang dan duduk di samping Bima. Dengan raut wajah lesu Keyra meletakkan kepalanya di bahu Bima dan mulai memejamkan matanya.
“Gimana? Masih sakit?” tanya Bima yang masih fokus ke Gamenya.
“Udah mendingan bang” balas Keyra dengan mata yang masih terpejam.
“Dia kenapa bang?” tanya Arka dengan heran.
“Sakit perut karena menstruasi” balas Bima dengan santai sambil menatap sekilas ke arah Arka.
“Oh” balas Arka sambil menatap sosok Keyra dengan raut wajah rumit. Arka terus menatap Keyra, hingga dia melihat raut wajah menahan sakit. Dengan perlahan Arka bangkit dari duduknya.
“Gue cabut dulu bang” pamit Arka sambil meletakkan stik PS di atas meja.
“Mau ke mana?” tanya Bima dengan raut wajah heran.
“Keluar seben
Keyra masih tidur di pangkuan Bima hingga dia kembali merasakan nyeri di perutnya. Dengan kerutan di dahinya Keyra memegang perutnya.“Eghh..” gumam Keyra sambil memegang perutnya.Bima yang tadinya sibuk dengan ponselnya mulai mengalihkan pandangannya ke arah Keyra.“Dek” panggil Bima sambil mengusap lembut rambut Keyra.“Sakit bang” ucap Keyra dengan raut wajah menahan nyeri di perutnya. Bima yang mendengar perkataan Keyra dan melihat raut wajah menahan sakit di wajah Keyra sedikit merasa khawatir.Arka yang baru saja menuruni anak tangga sedikit mengerutkan dahi saat melihat gerak-gerik Bima.“Kenapa bang?” tanya Arka dengan raut wajah heran dan terus berjalan menuruni anak tangga.“Nih, perutnya sakit lagi” ucap Bima sambil menatap ke arah sosok Arka.“Ambil Kiranti yang ada di keresek, kasih ke Keyra” ucap Arka dengan tenang berjalan ke arah mereka.
Saat ini Arka sedang di kamar Keyra dengan mata terpejam. Sedangkan sang pemilik kamar sedang berkutat di meja belajar dengan alat-alat tulisnya.Keyra sudah selesai dengan tugasnya, dia sedikit meregakan ototnya. Keyra mulai membalikkan tubuhnya dan menatap sosok Arka yang sedang tidur di atas kasur. Dengan perlahan Keyra berjalan mendekati Arka dan ikut merebahkan diri di samping Arka.“Udah?” tanya Arka tanpa membuka matanya.“Hm” balas Keyra dan mulai menutup matanya.Arka diam dan menatap ke samping, tepat ke wajah Keyra berada. Dalam diam dia memerhatikan wajah Keyra tanpa kedip, tanpa sadar bibirnya melengkung ke atas di sela-sela kegiatannya. Keyra terlihat sangat damai dan tenang, tak memedulikan sekitar.“Lama-lama gue culek mata lu” ujar Keyra dengan mata masih terpejam damai.“Emang bisa?” tanya Arka dengan tersenyum manis.“Gampang aja, cari garpu tancepin terus congke
Mereka ke Mall hanya untuk membeli buku, tadi sempat berkeliling tapi tak ada yang menarik perhatian Keyra. Hingga Keyra mengajak pulang dan di sinilah mereka sekarang. Di atas motor menuju ke arah rumahnya.“Ar” panggil Keyra sambil mendekatkan dirinya ke arah Arka.“Apa?” tanya Arka sambil menatap Keyra dari spion motor.“Laper, mau makan ketoprak” ujar Keyra dengan raut wajah memelas.“Ketoprak?” ulang Arka memastikan.“Hm, pengen ketoprak” balas Keyra sambil menganggukkan kepalanya di atas bahu Arka pelan.“Oke” balas Arka dengan santai dan mulai mencari warung ketoprak langganan Didi.Arka fokus ke jalanan dan Keyra fokusnya di ambil alih oleh sepiring ketoprak.Hingga tanpa mereka sadari bahaya sedang mengintai, dari arah belakang mereka sedang di ikuti, bukan cuma satu atau dua pengendara melainkan ada sekitar tujuh pengendara. Di antara mereka ada y
Satu minggu setelah kejadian itu dan ketua geng Arjun sudah berpindah tangan. Arka sedikit merasa lega setelah turun jabatan. Tapi tak ayal, bahwa kejadian seperti minggu kemarin bisa terjadi kapan saja, karena Arka adalah mantan ketua geng Arjun jadi itu sudah risikonya. Walau dia sudah turun jabatan musuh tak peduli, yang mereka pedulikan adalah kehancuran lawan entah itu dari mana asalnya.Saat ini Arka sedang berjalan ke arah kelas Keyra, untuk mengajaknya ke kantin bersama. Yah, semakin lama hubungan mereka semakin dekat.Arka berjalan di sepanjang koridor Fakultas kedokteran dengan langkah pelan. Dia memasang raut wajah datar dan berjalan dengan gaya Cool.Sedangkan di sisi lain.Saat ini Keyra sedang sibuk dengan laptopnya, dia sedang mencari materi yang dosen tugaskan tadi.Di kelas hanya ada beberapa orang, salah satunya dirinya. Saat sedang fokus ke laptopnya tiba-tiba ada seseorang memanggil namanya.“Keyra!” panggil o
Sepulangnya kuliah, Arka ke rumah Keyra bahkan saat ini dia masih bersantai di kamar Bima. Sedang bermain Game bersama Bima, sedangkan Keyra sedang sibuk di kamarnya.Di dalam kamar Keyra.Dengan lesu Keyra bangkit dari duduknya dan berjalan ke arah kamar Bima.“Bang” panggil Keyra dengan tubuh bersandar di pintu kamar.“Kenapa? Udah selesai tugasnya?” tanya Bima sambil melirik Keyra sekilas kemudian kembali fokus ke Gamenya.“Udah” balas Keyra sambil berjalan ke arah ranjang Bima. Dengan lesu Keyra menghempaskan tubuhnya di atas ranjang.Bima hanya diam sedangkan Arka menatap Keyra dengan raut wajah heran.“Dia bosen” balas Bima saat mengerti dari raut wajah Arka.“Oh” balas Arka sambil menganggukkan kepala pelan dan kembali sibuk ke Gamenya.Keyra berguling-guling di tempat tidur Bima. Dia benar-benar merasa bosan. Ingin membaca tapi mood bacanya sedang hilang
Di sebuah restoran yang mewah terlihat di salah satu bangku ada segerombol orang sedang membahas sesuatu di selingi oleh canda tawa.“Gimana hubungan kalian?” tanya Mama Keyra sambil menatap kedua pemeran utama malam ini dengan senyum misterius.“Yah, seperti Mama lihat. Hubungan kita baik dan Oke” balas Keyra dengan tenang sambil menatap Mamanya dengan malas.“Kemarin Mama kira gak bakal bertahan selama ini, tapi syukur deh kalau gitu” ucap Mamanya dengan senyum menggoda.“Yah, mau gimana lagi” balas Keyra dengan santai. Arka yang mendengar perkataan Keyra barusan sedikit tak terima. Dengan raut wajah tak santai Arka menatap Keyra.“Udah, yang mau kita tanya saat ini. Apa kalian akan melanjutkan pertunangan ini?” tanya Mama Arka dengan lembut.“Iya Mah, kita putusin buat lanjut” ucap Arka dengan cepat, saat melihat Keyra ingin menjawab pertanyaan Mamanya.“
Hari minggu yang cerah ini membuat Keyra malas untuk bangun dari kenyamanannya. Bahkan saat ini jam sudah menunjukkan pukul 08.43 tapi Keyra semakin mencari posisi ternyaman dan melanjutkan tidurnya.“Sayang” panggil Mamanya sambil memasuki kamar Keyra dengan perlahan.“Anak ini” gumamnya sambil menatap ke gumpalan selimut di atas ranjang.“Keyra! Bangun sudah jam berapa ini?!” ucap Mamanya dengan nada suara keras dan berjalan ke arah Keyra berada.“Hari minggu ini Mah, di buat santai aja. Keyra juga mau istirahat dari semuanya” ucap Keyra dengan santai sambil mengeratkan selimutnya.“Gak ada, bangun kamu sekarang atau Mama potong uang jajan kamu” ancam Mamanya dengan nada suara garang.“Potong aja Mah, tabungan Keyra masih ada” balas Keyra dengan santai dan mulai memejamkan matanya tak memedulikan sosok Mamanya yang ada di dekatnya.“Mas! Anak perempuanmu i
Keyra duduk di kursi belakang dengan raut wajah tenang. Dia berniat ingin ke taman yang banyak penjual kaki lima. Untuk makan, dia berniat makan nanti saja saat ini dia menginginkan makanan kaki lima seperti cilok, telus gulung, dan jajanan yang lainnya.Saat ini dirinya di kawal oleh dua orang, tapi entah yang ada di balik layar. Tapi dia bersyukur, setidaknya dia tak di kengkang untuk selalu di rumah dengan alasan demi keamanannya.Keyra menatap keluar jendela dengan raut wajah tenang, kaca jendela yang sedikit dia turunkan membuat semilir angin menerpa wajahnya.Keyra sangat menikmati perjalanan kali ini, mungkin karena dia merasa bebas dan senang akan menikmati jajanan yang sudah jarang dia makan.“Maaf nona, kita sudah sampai” ucap sang pengawal yang sudah membukakan pintu untuk Keyra. Dia sedikit tak enak saat melihat nonanya masih di tempat dengan mata terpejam.“Oh? Maaf-maaf” ucap Keyra saat baru sadar dan mulai kel
Beberapa hari setelah hari di mana Keyra pergi ke makan Arka. Belakangan hari ini kondisinya mulai membaik walau perlahan. Tapi itu semua sudah membuat keluarganya bahagia, Bima juga sering menjenguk Keyra walau di sela-sela kesibukannya dengan perusahaan. Saat ini Keyra sedang sendirian di dalam ruang inapnya. Tadi ada Satria bersama Rangga tapi mereka izin pulang saat Satria menerima telepon. Dengan senyum manis Keyra menyuruh mereka pulang. Mereka punya kesibukan masing-masing dan Keyra tak bisa menahan mereka di sini, Keyra tahu itu. Keyra berbaring di atas berangka dengan mata yang mencoba memejamkan matanya. Di saat dia ingin berselancar ke alak mimpinya saat itu pula suara pintu terbuka membuatnya kembali ke dunia nyata. “Lu tidur kak?” tanya orang itu sambil menatap ke sosok Keyra yang menutup matanya. “Enggak gue cuma tutup mata” ucap Keyra berbohong dan dengan pelan dia membuka matanya. “Gue kira kehadiran gue nganggu elu kak” ucapny
Ami hanya diam membisu, bingung ingin membalas seperti apa. Dia merasa kasihan kepada sosok Keyra di depannya.“Mi gue mau ke Arka” ucap Keyra dengan raut wajah tak berdaya.“Gue-“ ucap Ami terpotong oleh suara pintu terbuka.“Mau ke Arka? Mau gue anter?” tanya seseorang yang berada di abang pintu.“Boleh?” tanya Keyra dengan senyum bahagia.“Hm” balasnya dengan senyum kecil. Hatinya terasa teriris melihat kondisi Keyra saat ini.“Tapi Kak” ucap Ami dengan raut wajah tak terima.“Keyra jadi tanggung jawab gue. Kalian pernah mikir gak? Kalau sikap kalian kayak gini bukannya buat Keyra sembuh malah buat Keyra tambah sakit. Lu gak lihat kondisi Keyra yang semakin buruk dari waktu ke waktu?” kata Dika dengan raut wajah datar.“Oke, tapi gue ikut” ujar Ami dengan raut wajah datar.“Hm” balas Dika dan berjalan ke arah Ke
Sudah hampir dua minggu Keyra di rawat dan sudah beberapa kali dia menanyakan keadaan Arka dan kondisinya. Kebanyakan orang langsung bungkam dan memasang raut wajah yang cukup mencurigakan.Dia mencoba menepis semua prasangka-prasangka buruk yang mungkin terjadi kepada Arka. Keyra selalu menanamkan kalimat ‘Dia pasti baik dan sedang dalam masa pemulihan’ dalam benaknya saat mengingat sosok Arka.Saat ini Keyra sedang sendirian, dia berniat jalan-jalan di sekitar rumah sakit. Tapi langkahnya terhenti saat dia mendengar suara seseorang yang dia kenal.“Gimana sekarang?”“Kita jujur aja, kasihan gue lihatnya”“Tapi gimana kalau kondisi Keyra memburuk setelah denger keadaan Arka sekarang?”“Itu udah konsekuensinya, kalau kita nutupin ini lebih lama. Gue gak yakin kalau Keyra bakal sehat-sehat aja. Lu lihat sendiri ‘kan? Gimana dia tiap harinya? Setiap hari dia ngelamun mikirin Arka&rdqu
Sudah 4 hari setelah hari pemakaman Arka dan kondisi Keyra semakin hari semakin baik. Bahkan ada saatnya Keyra merespons jika ada seseorang mengajaknya berbicara terutama Mama dan abangnya.Hari ini cuaca cukup mendung, membuat seorang yang tidur di sofa semakin nyaman melanjutkan tidurnya. Bima masih terlelap di atas sofa dengan nyamannya.Di atas berangka ada sosok yang cantik sedang terlelap dengan tenang. Mata yang tadinya tertutup mulai terbuka dan berusaha menyesuaikan cahaya yang masuk ke retina matanya.Beberapa kali Keyra mengerjapkan matanya dan penciuman pertamanya menangkap bau obat-obatan.Dengan perlahan Keyra menatap ke sekelilingnya dan mendapati sosok Bima yang sedang tertidur di atas sofa. Beberapa saat dia menatap sosok Bima hingga tangannya memegang tenggorokan karena merasa kering.Dengan perlahan Keyra mengambil gelas di sampingnya dan menghabiskannya tanpa sisa.Setelah minum Keyra menerawang kejadian yang menimpanya b
“Arka!!” teriak sang istri menyebut nama anak pertamanya, anak laki-lakinya dan penerus perusahaannya.Di tempat yang tak jauh dari mereka terlihat keluarga Keyra yang berdiri mematung dan menatap ke arah berangka tadi dengan sorot mata kosong. Pikiran mereka tiba-tiba ngeblang seperti tanah yang tandus.“Mas” panggil Mama Keyra sambil menatap ke arah jasad Arka dengan tubuh sedikit bergetar.“Tenang sayang” ucap sang suami sambil membawa sosok istrinya ke dalam dekapannya.“Dia meninggal Mas” ucap sang istri dengan nada suara bergetar.Sang suami hanya diam sambil mengusap lembut sosok istrinya yang rapuh.“Bima, kamu jaga adikmu di dalam” ucap Papanya dengan nada suara tak terbantah.“Baik Pah” balas Bima dan mulai berjalan ke dalam ruang inap adiknya.Saat dia berada di pintu dapat dia lihat sosok rapuh adiknya berada di atas berangka. Dengan perla
Di kantin rumah sakit.“Pah, perasaan Mama gak enak” ucap Mama Arka dengan raut wajah khawatir.“Kenapa Mah?” tanya sang suami dengan raut wajah cemas saat melihat sang istri memegang dadanya dengan raut wajah khawatir.“Mama keinget Arka Pah” ucap sang istri sambil menatap ke arah suaminya dengan raut wajah khawatir dan tanpa sadar air matanya mulai menetes.“Loh? Kok nangis?” tanya sang suami dengan raut wajah cemas.“Mama mau ke Arka Pah” ucap Mama Arka dan mulai bangkit dari duduknya berlari keluar dari kantin.“Mama” panggil Papa Arka sambil menatap sosok istrinya dan tak lama dia mulai bangkit mengejar langkah kaki sang istri.“Ayo Mah” ucap Papa Keyra sambil memegang tangan istrinya. Dengan perlahan dia menuntun tubuh ringkih sang istri. Semenjak kecelakaan Mama Keyra kondisinya semakin menurun jika ingat kondisi putrinya saat ini.Mama A
Arka dan Keyra masih dalam pengawasan para dokter, untuk saat ini kondisi mereka sudah cukup membaik. Walau kadang kondisi Arka tiba-tiba memburuk. Arka dan Keyra di tempatkan dalam satu ruangan atas permintaan dua keluarga.Amerta di nyatakan meninggal saat baru sampai di rumah sakit. Luka yang di alami Amerta sangat parah membuat kondisi tubuhnya semakin memburuk saat dalam perjalanan ke rumah sakit.Mereka membuat perhitungan dengan menghancurkan perusahaan Papa Amerta. Papa Amerta hanya bisa diam, karena ada dua perusahaan besar yang menginginkan kehancurannya. Dia cukup menyesal mengiyakan permintaan Amerta waktu itu. Ingin rasanya dia memutar waktu untuk menyelamatkan putri dan perusahaannya.Sudah terhitung 3 hari semenjak kecelakaan itu tapi belum ada tanda-tanda mereka akan sadar.“Lu berdua reuni di sana atau gimana? Betah amat tidurnya” kata Satria sambil menatap dua sosok yang terbaring lemah di atas berangka.Satria menatap
Mobil yang membawa sosok Keyra dan Arka sudah sampai di rumah sakit.“Suster di sini ada korban kecelakaan!” teriak sang pemilik mobil dengan urat leher terlihat jelas.Mendengar teriakan itu beberapa suster mulai berlari ke arah mereka dengan berangka.Sosok Keyra di bawa dan di taruh di atas berangka dan mulai di giring ke unit gawat darurat. Di belakang berangka Keyra ada berangka Arka.Keyra dan Arka langsung di tangani, luka mereka sudah di bersihkan dan beberapa alat sudah di pasang di tubuh mereka. Antara Arka dan Keyra yang paling banyak luka adalah tubuh Arka. Mungkin karena Arka melindungi sosok keyra dalam dekapannya.Keluarga pasien sudah di beri kabar dan dalam perjalanan. Keyra dan Arka masih di ruang UGD keadaan mereka masih dalam pantauan dokter.Saat dokter yang menangani mereka keluar dari ruangan, sang dokter sudah di sambut beberapa pertanyaan dari keluarga Arka.“Bagaimana kondisi putra saya dok?
Sebagian pengunjung yang melihat kecelakaan beruntuh tadi cukup syok dan menatap ke kecelakaan tadi dengan tubuh menegang.Tubuh Arka dan Keyra sudah di penuhi darah. Dalam kesadaran yang masih ada Arka menatap wajah Keyra dan berkata..“Sehat-sehat Key, aku cinta kamu” ucap Arka dengan lirih dan senyum tipis, sangat tipis.“Sakit Ar” ucap Keyra dengan air mata yang mulai keluar.“Sayangnya Arka yang kuat” ucap Arka dengan suara yang semakin lirih dan tak lama kesadarannya mulai terenggut dan pelukannya semakin mengendur.“Cepat panggil polisi dan ambulans, mereka butuh pertolongan segera!” ujar salah satu pengunjung taman sambil berlari mendekati sosok Arka dan Keyra.“Di sini juga ada beberapa!” ucap yang lainnya dan mendekati pengujung yang lainnya.“Masukkan ke mobil saya, tidak keburu kalau menunggu ambulans!” ucap yang lainnya sambil berlari ke sebuah mobil