Sepulangnya kuliah, Arka ke rumah Keyra bahkan saat ini dia masih bersantai di kamar Bima. Sedang bermain Game bersama Bima, sedangkan Keyra sedang sibuk di kamarnya.
Di dalam kamar Keyra.
Dengan lesu Keyra bangkit dari duduknya dan berjalan ke arah kamar Bima.
“Bang” panggil Keyra dengan tubuh bersandar di pintu kamar.
“Kenapa? Udah selesai tugasnya?” tanya Bima sambil melirik Keyra sekilas kemudian kembali fokus ke Gamenya.
“Udah” balas Keyra sambil berjalan ke arah ranjang Bima. Dengan lesu Keyra menghempaskan tubuhnya di atas ranjang.
Bima hanya diam sedangkan Arka menatap Keyra dengan raut wajah heran.
“Dia bosen” balas Bima saat mengerti dari raut wajah Arka.
“Oh” balas Arka sambil menganggukkan kepala pelan dan kembali sibuk ke Gamenya.
Keyra berguling-guling di tempat tidur Bima. Dia benar-benar merasa bosan. Ingin membaca tapi mood bacanya sedang hilang
Di sebuah restoran yang mewah terlihat di salah satu bangku ada segerombol orang sedang membahas sesuatu di selingi oleh canda tawa.“Gimana hubungan kalian?” tanya Mama Keyra sambil menatap kedua pemeran utama malam ini dengan senyum misterius.“Yah, seperti Mama lihat. Hubungan kita baik dan Oke” balas Keyra dengan tenang sambil menatap Mamanya dengan malas.“Kemarin Mama kira gak bakal bertahan selama ini, tapi syukur deh kalau gitu” ucap Mamanya dengan senyum menggoda.“Yah, mau gimana lagi” balas Keyra dengan santai. Arka yang mendengar perkataan Keyra barusan sedikit tak terima. Dengan raut wajah tak santai Arka menatap Keyra.“Udah, yang mau kita tanya saat ini. Apa kalian akan melanjutkan pertunangan ini?” tanya Mama Arka dengan lembut.“Iya Mah, kita putusin buat lanjut” ucap Arka dengan cepat, saat melihat Keyra ingin menjawab pertanyaan Mamanya.“
Hari minggu yang cerah ini membuat Keyra malas untuk bangun dari kenyamanannya. Bahkan saat ini jam sudah menunjukkan pukul 08.43 tapi Keyra semakin mencari posisi ternyaman dan melanjutkan tidurnya.“Sayang” panggil Mamanya sambil memasuki kamar Keyra dengan perlahan.“Anak ini” gumamnya sambil menatap ke gumpalan selimut di atas ranjang.“Keyra! Bangun sudah jam berapa ini?!” ucap Mamanya dengan nada suara keras dan berjalan ke arah Keyra berada.“Hari minggu ini Mah, di buat santai aja. Keyra juga mau istirahat dari semuanya” ucap Keyra dengan santai sambil mengeratkan selimutnya.“Gak ada, bangun kamu sekarang atau Mama potong uang jajan kamu” ancam Mamanya dengan nada suara garang.“Potong aja Mah, tabungan Keyra masih ada” balas Keyra dengan santai dan mulai memejamkan matanya tak memedulikan sosok Mamanya yang ada di dekatnya.“Mas! Anak perempuanmu i
Keyra duduk di kursi belakang dengan raut wajah tenang. Dia berniat ingin ke taman yang banyak penjual kaki lima. Untuk makan, dia berniat makan nanti saja saat ini dia menginginkan makanan kaki lima seperti cilok, telus gulung, dan jajanan yang lainnya.Saat ini dirinya di kawal oleh dua orang, tapi entah yang ada di balik layar. Tapi dia bersyukur, setidaknya dia tak di kengkang untuk selalu di rumah dengan alasan demi keamanannya.Keyra menatap keluar jendela dengan raut wajah tenang, kaca jendela yang sedikit dia turunkan membuat semilir angin menerpa wajahnya.Keyra sangat menikmati perjalanan kali ini, mungkin karena dia merasa bebas dan senang akan menikmati jajanan yang sudah jarang dia makan.“Maaf nona, kita sudah sampai” ucap sang pengawal yang sudah membukakan pintu untuk Keyra. Dia sedikit tak enak saat melihat nonanya masih di tempat dengan mata terpejam.“Oh? Maaf-maaf” ucap Keyra saat baru sadar dan mulai kel
Keyra masih di taman tadi, dia membelikan beberapa makanan untuk Raka dan di terima baik oleh Raka. Raka juga menceritakan sedikit masalahnya. Dia bercerita bahwa dirinya dulu seorang anak dari pengusaha yang cukup sukses tapi semua hancur saat dia membuat masalah dengan seseorang dan membuat perusahaan orang tuanya bangkrut. Dia juga di usir dari rumah saat sebuah video tersebar di internet. Video yang membuat nama baiknya hancur. Dia benar-benar hilang arah, dan berakhir dia di jalanan. Dia kerja serabutan dan tinggal di rumah susun yang sangat sempit.Sosok Raka yang dulunya gagah dan memiliki bentuk tubuh yang cukup keren sekarang menjadi sosok Raka yang tak terawat dengan tubuh ringkihnya. Keyra sangat prihatin melihat kondisi Raka saat ini.“Kau ingin makan yang lain?” tanya Keyra dengan senyum manis.“Tidak, aku sudah kenyang” balas Raka dengan senyum tak kalah manis.“Ah?” ujar Keyra sambil menatap ke arah Raka
Sesampainya Keyra di rumah, dia langsung memperkenalkan Raka kepada Papanya dan di sambut dingin oleh sang Papa.Raka di intograsi oleh Papa Keyra dan dengan mantap Raka menjawab semua pertanyaan dari Papa Keyra. Tanpa berpikir ulang Papa Keyra menerima Raka menjadi penjaga rumah, orang yang bertugas berkeliling dan menjaga keamanan rumah. Otomatis Raka tinggal di masion Aditama dan dia tak perlu risau dengan urusan tempat tinggal atau makanan. Dengan senyum lebar Raka berterima kasih kepada Papa Keyra dan di balas dengan dingin oleh Papa Keyra.Raka mulai tugasnya besok, hari ini dia di suruh untuk istirahat terlebih dahulu dan dengan lantang Raka mengiyakan.Di lain sisi.Di sinilah Keyra sekarang. Di dalam kamar dengan ponsel di telinganya. Dia sedang menerima telepon dari Arka.‘Kau membantunya?’ ucap Arka dengan datar.“Hm, apa lu tak tahu? Dia seperti gembel” ucap Keyra dengan santai sambil menatap ke luar balko
Waktu terus berlalu, tak pernah di pikirkan ternyata ucapan Mama mereka yang ingin jalan-jalan bersama terwujud. Universitas mereka cuti untuk beberapa hari ke depan. Dan di sinilah Keyra sekarang, di dalam mobil bersama Arka, Sinta dan Bima. Sedangkan para orang tau berada di mobil yang satunya.Sinta sibuk ke buku di novelnya, lebih tepatnya dia mencoba tak peduli. Semenjak kejadian Arka membentak Sinta, sejak saat itu hubungan adik kakak sedikit merenggang.Awalnya Arka menyesal dan terus meminta maaf kepada Sinta tapi lama kelamaan dia merasa bosan. Karena setiap dia meminta maaf, Sinta akan dengan acuh menatap ke arahnya atau menghindarinya. Dan saat ini Arka mulai tak peduli, entah adiknya mau memaafkannya atau tidak yang penting dia sudah meminta maaf bukan.Di dalam mobil suasana sangat hening, mereka sibuk dengan kegiatan masing-masing. Keyra yang fokus menikmati perjalanan, Arka yang sibuk menyetir, Sinta yang sibuk membaca buku sedangkan Bima yang ter
Lama di perjalanan, akhirnya mereka sampai juga di tempat tujuan. Saat ini mereka berkunjung ke daerah yang cukup terpencil, semuanya masih tradisional. Bahkan mandi saja masih harus menimba dan masak pakai tungku.Yang mengusulkan ke sini adalah Kedua para istri, katanya ingin mencari suasana baru. Bosen hidup kayak terus. Para suami dan anak hanya bisa diam dan mengiyakan. Percuma juga jika membantah, hanya membuang tenaga.Keyra menatap ke sekelilingnya dengan raut wajah tanpa ekspresi. Di sini masih sangat asri, jalan yang masih alami belum terkena bahan semen dan penduduknya juga tak terlalu banyak. Anak-anak yang bermain bersama, ada yang berlari ke sana dan ke sini, ada yang sedang memanjat pohon untuk mengambil layangan yang tersangkut atau ada yang sedang bermain kelereng dan lompat tali.Tanpa sadar Keyra tersenyum saat melihat, anak-anak bermain dengan riang di sekelilingnya.“Ayo, Mama udah sewa rumah buat kita tempati” ucap Mama K
Waktu terus berlalu tanpa mereka sadari ternyata matahari mulai tenggelam. Dan di sinilah para perempuan berada. Di dapur tradisional, mereka sedang berusaha untuk memasak makanan untuk di makan.“Semuanya sayur Mah?” tanya Sinta dengan raut wajah tak percaya dengan apa yang ada di depannya.“Hm, kenapa?” tanya Mamanya dengan raut wajah tak santai.“Gak ada yang lain gitu, telur atau tempe?” tanya Sinta dengan raut wajah tak percaya.“Enggak, udah ayo masak. Keburu malem” ucap Mamanya dengan raut wajah malas.“Masaknya gimana?” tanya Sinta dengan raut wajah sedikit kesal.“Kemarin Mama udah lihat di Y**tube” ucap Mama Sinta dengan raut wajah percaya diri dan mulai berjalan mendekati tungku di depannya.“Ini buat apa?” tanya Mama Keyra sambil memperlihatkan rajutan bambu yang sedikit menghitam.“Entah, mungkin buat kipas apinya” ucap
Beberapa hari setelah hari di mana Keyra pergi ke makan Arka. Belakangan hari ini kondisinya mulai membaik walau perlahan. Tapi itu semua sudah membuat keluarganya bahagia, Bima juga sering menjenguk Keyra walau di sela-sela kesibukannya dengan perusahaan. Saat ini Keyra sedang sendirian di dalam ruang inapnya. Tadi ada Satria bersama Rangga tapi mereka izin pulang saat Satria menerima telepon. Dengan senyum manis Keyra menyuruh mereka pulang. Mereka punya kesibukan masing-masing dan Keyra tak bisa menahan mereka di sini, Keyra tahu itu. Keyra berbaring di atas berangka dengan mata yang mencoba memejamkan matanya. Di saat dia ingin berselancar ke alak mimpinya saat itu pula suara pintu terbuka membuatnya kembali ke dunia nyata. “Lu tidur kak?” tanya orang itu sambil menatap ke sosok Keyra yang menutup matanya. “Enggak gue cuma tutup mata” ucap Keyra berbohong dan dengan pelan dia membuka matanya. “Gue kira kehadiran gue nganggu elu kak” ucapny
Ami hanya diam membisu, bingung ingin membalas seperti apa. Dia merasa kasihan kepada sosok Keyra di depannya.“Mi gue mau ke Arka” ucap Keyra dengan raut wajah tak berdaya.“Gue-“ ucap Ami terpotong oleh suara pintu terbuka.“Mau ke Arka? Mau gue anter?” tanya seseorang yang berada di abang pintu.“Boleh?” tanya Keyra dengan senyum bahagia.“Hm” balasnya dengan senyum kecil. Hatinya terasa teriris melihat kondisi Keyra saat ini.“Tapi Kak” ucap Ami dengan raut wajah tak terima.“Keyra jadi tanggung jawab gue. Kalian pernah mikir gak? Kalau sikap kalian kayak gini bukannya buat Keyra sembuh malah buat Keyra tambah sakit. Lu gak lihat kondisi Keyra yang semakin buruk dari waktu ke waktu?” kata Dika dengan raut wajah datar.“Oke, tapi gue ikut” ujar Ami dengan raut wajah datar.“Hm” balas Dika dan berjalan ke arah Ke
Sudah hampir dua minggu Keyra di rawat dan sudah beberapa kali dia menanyakan keadaan Arka dan kondisinya. Kebanyakan orang langsung bungkam dan memasang raut wajah yang cukup mencurigakan.Dia mencoba menepis semua prasangka-prasangka buruk yang mungkin terjadi kepada Arka. Keyra selalu menanamkan kalimat ‘Dia pasti baik dan sedang dalam masa pemulihan’ dalam benaknya saat mengingat sosok Arka.Saat ini Keyra sedang sendirian, dia berniat jalan-jalan di sekitar rumah sakit. Tapi langkahnya terhenti saat dia mendengar suara seseorang yang dia kenal.“Gimana sekarang?”“Kita jujur aja, kasihan gue lihatnya”“Tapi gimana kalau kondisi Keyra memburuk setelah denger keadaan Arka sekarang?”“Itu udah konsekuensinya, kalau kita nutupin ini lebih lama. Gue gak yakin kalau Keyra bakal sehat-sehat aja. Lu lihat sendiri ‘kan? Gimana dia tiap harinya? Setiap hari dia ngelamun mikirin Arka&rdqu
Sudah 4 hari setelah hari pemakaman Arka dan kondisi Keyra semakin hari semakin baik. Bahkan ada saatnya Keyra merespons jika ada seseorang mengajaknya berbicara terutama Mama dan abangnya.Hari ini cuaca cukup mendung, membuat seorang yang tidur di sofa semakin nyaman melanjutkan tidurnya. Bima masih terlelap di atas sofa dengan nyamannya.Di atas berangka ada sosok yang cantik sedang terlelap dengan tenang. Mata yang tadinya tertutup mulai terbuka dan berusaha menyesuaikan cahaya yang masuk ke retina matanya.Beberapa kali Keyra mengerjapkan matanya dan penciuman pertamanya menangkap bau obat-obatan.Dengan perlahan Keyra menatap ke sekelilingnya dan mendapati sosok Bima yang sedang tertidur di atas sofa. Beberapa saat dia menatap sosok Bima hingga tangannya memegang tenggorokan karena merasa kering.Dengan perlahan Keyra mengambil gelas di sampingnya dan menghabiskannya tanpa sisa.Setelah minum Keyra menerawang kejadian yang menimpanya b
“Arka!!” teriak sang istri menyebut nama anak pertamanya, anak laki-lakinya dan penerus perusahaannya.Di tempat yang tak jauh dari mereka terlihat keluarga Keyra yang berdiri mematung dan menatap ke arah berangka tadi dengan sorot mata kosong. Pikiran mereka tiba-tiba ngeblang seperti tanah yang tandus.“Mas” panggil Mama Keyra sambil menatap ke arah jasad Arka dengan tubuh sedikit bergetar.“Tenang sayang” ucap sang suami sambil membawa sosok istrinya ke dalam dekapannya.“Dia meninggal Mas” ucap sang istri dengan nada suara bergetar.Sang suami hanya diam sambil mengusap lembut sosok istrinya yang rapuh.“Bima, kamu jaga adikmu di dalam” ucap Papanya dengan nada suara tak terbantah.“Baik Pah” balas Bima dan mulai berjalan ke dalam ruang inap adiknya.Saat dia berada di pintu dapat dia lihat sosok rapuh adiknya berada di atas berangka. Dengan perla
Di kantin rumah sakit.“Pah, perasaan Mama gak enak” ucap Mama Arka dengan raut wajah khawatir.“Kenapa Mah?” tanya sang suami dengan raut wajah cemas saat melihat sang istri memegang dadanya dengan raut wajah khawatir.“Mama keinget Arka Pah” ucap sang istri sambil menatap ke arah suaminya dengan raut wajah khawatir dan tanpa sadar air matanya mulai menetes.“Loh? Kok nangis?” tanya sang suami dengan raut wajah cemas.“Mama mau ke Arka Pah” ucap Mama Arka dan mulai bangkit dari duduknya berlari keluar dari kantin.“Mama” panggil Papa Arka sambil menatap sosok istrinya dan tak lama dia mulai bangkit mengejar langkah kaki sang istri.“Ayo Mah” ucap Papa Keyra sambil memegang tangan istrinya. Dengan perlahan dia menuntun tubuh ringkih sang istri. Semenjak kecelakaan Mama Keyra kondisinya semakin menurun jika ingat kondisi putrinya saat ini.Mama A
Arka dan Keyra masih dalam pengawasan para dokter, untuk saat ini kondisi mereka sudah cukup membaik. Walau kadang kondisi Arka tiba-tiba memburuk. Arka dan Keyra di tempatkan dalam satu ruangan atas permintaan dua keluarga.Amerta di nyatakan meninggal saat baru sampai di rumah sakit. Luka yang di alami Amerta sangat parah membuat kondisi tubuhnya semakin memburuk saat dalam perjalanan ke rumah sakit.Mereka membuat perhitungan dengan menghancurkan perusahaan Papa Amerta. Papa Amerta hanya bisa diam, karena ada dua perusahaan besar yang menginginkan kehancurannya. Dia cukup menyesal mengiyakan permintaan Amerta waktu itu. Ingin rasanya dia memutar waktu untuk menyelamatkan putri dan perusahaannya.Sudah terhitung 3 hari semenjak kecelakaan itu tapi belum ada tanda-tanda mereka akan sadar.“Lu berdua reuni di sana atau gimana? Betah amat tidurnya” kata Satria sambil menatap dua sosok yang terbaring lemah di atas berangka.Satria menatap
Mobil yang membawa sosok Keyra dan Arka sudah sampai di rumah sakit.“Suster di sini ada korban kecelakaan!” teriak sang pemilik mobil dengan urat leher terlihat jelas.Mendengar teriakan itu beberapa suster mulai berlari ke arah mereka dengan berangka.Sosok Keyra di bawa dan di taruh di atas berangka dan mulai di giring ke unit gawat darurat. Di belakang berangka Keyra ada berangka Arka.Keyra dan Arka langsung di tangani, luka mereka sudah di bersihkan dan beberapa alat sudah di pasang di tubuh mereka. Antara Arka dan Keyra yang paling banyak luka adalah tubuh Arka. Mungkin karena Arka melindungi sosok keyra dalam dekapannya.Keluarga pasien sudah di beri kabar dan dalam perjalanan. Keyra dan Arka masih di ruang UGD keadaan mereka masih dalam pantauan dokter.Saat dokter yang menangani mereka keluar dari ruangan, sang dokter sudah di sambut beberapa pertanyaan dari keluarga Arka.“Bagaimana kondisi putra saya dok?
Sebagian pengunjung yang melihat kecelakaan beruntuh tadi cukup syok dan menatap ke kecelakaan tadi dengan tubuh menegang.Tubuh Arka dan Keyra sudah di penuhi darah. Dalam kesadaran yang masih ada Arka menatap wajah Keyra dan berkata..“Sehat-sehat Key, aku cinta kamu” ucap Arka dengan lirih dan senyum tipis, sangat tipis.“Sakit Ar” ucap Keyra dengan air mata yang mulai keluar.“Sayangnya Arka yang kuat” ucap Arka dengan suara yang semakin lirih dan tak lama kesadarannya mulai terenggut dan pelukannya semakin mengendur.“Cepat panggil polisi dan ambulans, mereka butuh pertolongan segera!” ujar salah satu pengunjung taman sambil berlari mendekati sosok Arka dan Keyra.“Di sini juga ada beberapa!” ucap yang lainnya dan mendekati pengujung yang lainnya.“Masukkan ke mobil saya, tidak keburu kalau menunggu ambulans!” ucap yang lainnya sambil berlari ke sebuah mobil