Share

Penyiksaan Tak Kasat Mata

Penulis: The Lucky
last update Terakhir Diperbarui: 2022-12-28 12:04:58

"Hei, kau memerintahku?" Alessandra menusukkan pandangan tajam pada manik pria di hadapannya.

"Untuk jaga-jaga. Demi keselamatan Anda, Nona."

Benak Alessandra mengatakan 'benar juga'.

Tangan Alessandra menjulur, mengambil alat komunikasi gelombang radio tersebut.

"Good boy ...." Alessandra menepuk bahu kokoh Mervile dua kali. "Etos kerjamu patut diapresiasi."

Alessandra kemudian meninggalkan parkiran melangkah menuju gedung besar. Tujuannya kali ini bukan ke ruang kerja pemilik perusahaan, namun ruang khusus tim kreator. Pasalnya, kedatangannya kali ini dalam rangka campaign produk. Membuat konten, merepresentasikan Bianco Skin supaya semakin dekat dengan customer juga semakin dikenal calon konsumen pun customer.

"Terima kasih untuk kerja keras hari ini. Kalian hebat. Semoga secepatnya Bianco Skin memimpin pasar industri," kata ketua tim pada seluruh tim yang terlibat dalam pembuatan konten. Lima jam sudah mereka bekerja keras, mendedikasikan waktu, tenaga, juga pikiran untuk me
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • A Billionaire Bodyguard For The Supermodel   Nikotin

    Tuan Aroon kembali menelan ludah. Ia ditampar fakta getir. Formal. Wajib terselip alasan formal. Dia lupa Alessandra bukan lagi wanitanya. Tuan Aroon kemudian berdeham, berupaya mengondisikan kepayahannya. "Tentu. Ini penting. Kau kupanggil ke sini bukan untuk pepesan kosong," ucapnya kemudian tanpa ekspresi. "Bianco Skin diundang O-Media2 besok. Ini kesempatan Bianco Skin memancarkan sinarnya. Gunakan kesempatan ini baik-baik."O-Media2 merupakan salah satu anak perusahaan di bidang media yang berada di bawah naungan O-Media. O-Media sendiri merupakan perusahaan televisi swasta terbesar di Italia. O-Media menaungi tiga perusahaan TV yang beroperasi di bidangnya masing-masing, di antaranya, O-Media1 yang memfokuskan pebisnis sebagai sasaran pangsa pasarnya, menyiarkan tayangan informatif seputar inspirasi bisnis, informasi pergerakan dan perkembangan ekonomi negeri dan internasional, program sport, dan lain sebagainya. Kemudian ada O-Media2 yang berfokus menyajikan tayangan posit

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-01
  • A Billionaire Bodyguard For The Supermodel   Lelucon

    Belicia baru saja memarkirkan kendaraannya di parkiran Aroon's Company. Wanita itu kemudian berjalan menghampiri seorang pemuda yang sedang berdiri menyandar pada body kendaraan roda empat dengan satu kaki agak ditekuk, kepala menunduk, mata berfokus pada ponsel yang berada di tangannya. "Hai ...," sapanya tiba-tiba membuat si pemuda sedikit berjingkat karenanya. "Alessandra di dalam?" lanjutnya berbasa-basi. Mervile mengalihkan atensinya, menepikan sebentar urusannya. "Ya ...," jawabnya datar lalu kembali menundukkan kepala. 'Sombong sekali,' batin Belicia mencibir. "Ada kegiatan Alessandra di dalam?" tanyanya lagi. "Hmm ... campaign," jawab Mervile tanpa memalingkan pandang dari pusat perhatiannya sedari tadi, di mana ia mendapat informasi mencengangkan dari orangnya. 'Oh, God ... aku benar-benar menurunkan harga diriku seolah mengemis perhatian dari bodyguard ini.' batin Belicia kesal.Belicia tak menyukai kesombongan yang terhampar di depannya ini. Bukannya merasa tersanjung

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-01
  • A Billionaire Bodyguard For The Supermodel   People Come and Go

    Belicia berbalik, menoleh padanya. "Maksudmu ... dia belum datang?" tanyanya dengan alis nyaris bersatu. "Benar, Nona," sahut karyawan berkemeja gading tersebut membenarkan lantas berlalu begitu saja. Belicia tiba-tiba mengulik memorinya, dan tepat berhenti pada memori semalam. "Payah sekali dia," cibirnya. "Kalau saja kutahu kehadirannya kubutuhkan saat ini, semalam akan kuantar dia ke tempatnya sampai selamat tak kurang satu apapun."Belicia masih membeku di depan ruangan tak berpenghuni itu. "Sebentar ... memang aku tahu di mana pria sok penting itu tinggal?" ucapnya heran sendiri kala teringat kalimat terakhirnya beberapa detik lalu. Belicia lantas berlalu, mengayunkan tungkainya menuju ruangan lainnya. Ruangan yang lebih besar, megah dan tentu saja eksklusif.Wanita itu berjalan, berlenggak-lenggok dengan percaya diri, meskipun beberapa kali mengalami insiden memalukan dan tak menyenangkan di gedung ini. "Ups!" Belicia menabrak seseorang sehingga orang tersebut nyaris hilan

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-03
  • A Billionaire Bodyguard For The Supermodel   Seleksi

    Telinga Tuan Aroon terasa panas, sudut bibirnya berkedut, rahangnya mengeras, darahnya mendidih ia rasakan, amarahnya ingin meledak-ledak, namun tampilan luarnya tampak tenang. Wanita kurang ajar ini harus diberi pelajaran. "Katakan saja di mana malam ini kau ingin menunjukkan kepiawaianmu. Caramu membuatku senang wajib diseleksi. Akan kutentukan kau masuk kualifikasi atau tidak," kata Tuan Aroon, masih dengan tatapan lurus ke depan, tanpa memandang wanita yang menawarkan diri padanya. Tuan Aroon kemudian menarik pergelangan tangan kanan Belicia, membawa wanita itu berada di pangkuannya. Ia kemudian berbisik di telinga Belicia, "Di mana kita akan bercinta nanti malam?"Mata Belicia terbelalak, ia mengira salah dengar, namun ia tak ingin menampik keberuntungan ini. Tidak. Telinganya baik-baik saja, dia tidak salah dengar. Belicia nyaris tak percaya, meski respons ini yang memang ia inginkan. Namun, ini benar-benar mengejutkan. Belicia menoleh padanya. "Be-benarkah?" tanyanya mema

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-03
  • A Billionaire Bodyguard For The Supermodel   Singgasana Bertakhtakan Birahi

    Meski dalam pencahayaan amat temaram sebab sumber pencahayaan ruangan hanya mengandalkan beberapa lilin kecil, Belicia hanya dapat melihat lengkungan lebar pria di ujung sana, di depan pintu yang sudah tertutup sempurna. Lampu ruangan memang dimatikan beberapa detik lalu ketika ia sudah siap menunggu kedatangan sang calon rekan bercinta dengan duduk manis di ujung ranjang. Belicia kini mulai beringsut turun dari singgasana bertakhtakan birahi yang akan menjadi saksi bisu malam panasnya. Gerakannya melangkah begitu sensual, menggoda, menggairahkan. Tepat sampai di depan sang pria, Belicia berjinjit, lalu mengalungkan tangan pada leher pria berbalut pakaian formal tersebut. Sang pria menyambut hangat, melingkarkan tangan pada pinggang Belicia. Dapat pria itu rasakan, kembar kenyal Belicia menekan kuat dadanya. Tangan pria itu kemudian meremas bokong padat Belicia hingga beberapa detik lamanya. Napas keduanya saling menerpa, menyapu kulit satu sama lainnya. Tak ada suara yang turut se

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-04
  • A Billionaire Bodyguard For The Supermodel   Sexy

    Belicia nyaris tak percaya dengan penglihatannya. Pria yang telah membawanya melayang ke awang-awang bukanlah pria sejuta manfaat yang ia harapkan. Bukan pria yang membuatnya percaya diri seharian. Bukan pria pemicu dirinya memakai perawatan super mahal guna merenovasi dan memodifikasi penampilan demi menunjang performanya pada malam penaklukan. Sudah berapa anggaran yang perempuan itu gelontorkan? Siapa pria ini ... yang dengan lancang dan kurang ajar memanfaatkan tubuhnya. Ia sangat ingin merutuk dirinya sendiri yang begitu bodoh terlambat menyadari manipulasi ini. Tapi kebodohannya tak bisa disalahkan sepenuhnya sebab postur si pria amatlah mirip Tuan Aroon. Pria yang telentang dengan badan dibanjiri peluh tersebut menyeringai, lalu ia bangkit dan bersandar pada sandaran ranjang. "Bukankah terlalu terlambat waktunya memperkenalkan diri, Sexy?"Mendengarnya, seketika membuat Belicia meradang, matanya menunjukkan kilatan nyalang, wajahnya yang agak bulat merah padam. Ia kemudian b

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-05
  • A Billionaire Bodyguard For The Supermodel   Overconfidence

    Pria dengan sorot mata cokelat menatap layar datar yang bertengger gagah di tembok berselimut wallpaper perak seraya mengulas senyum samar. "Tak tahu senyum itu asli atau hanya manipulasi karena kau sedang tampil di TV, aku senang akhirnya dapat melihat lengkungan bibir yang sudah lama kau renggut dari penglihatanku," monolognya terdengar dalam. Mengingat semenjak saat itu, sang wanita pujaan menunjukkan sikap dingin dan acap kali melempar senyum sinis padanya. Ia menyadari dan mengerti bahwa respons wanita itu sangatlah lumrah. Siapa yang tak hancur melihat detik-detik ayahnya mengalami kenahasan pengantar nyawanya melayang. Siapa yang tak marah ketika mengetahui fakta bahwa orang yang selama ini dianggap pelindung dan pengayom justru figur yang berada di sana, meskipun abu-abu perannya dan ada tabir membentang di sana, namun sialnya asumsi positif tak berhasil diselipkan Tuan Aroon atas kejadian itu pada sang wanita, alih" dirinya tertuduh sebagai seorang pembunuh. "Keintiman kit

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-07
  • A Billionaire Bodyguard For The Supermodel   Mr. Axel

    Alessandra mengernyit heran. Sembari berjalan melewati pintu kaca O-Media2 pusat perhatiannya tak berpaling sedikitpun dari pemandangan yang tidak seharusnya. Di mana sang bodyguard? Bola mata Alessandra mencari keberadaannya. "Bodyguard sebagai fasilitas perusahaan selama kau berada dalam perusahaan kami," kata Tuan Aroon sembari menggerakkan dagu pada seorang pria berstelan hitam ketika menangkap raut bingung wanita yang baru saja sampai di depannya. Sontak, kebingungan semakin terbaca dari wanita dengan riasan tipis tersebut. "Di mana Mervile?" tanyanya dengan intonasi serius. Tuan Aroon mengedikkan bahu lalu berkata, "Kau tak lagi memerlukannya. Bodyguard barumu ada di sini."Alessandra menusukkan tatapan tajam. "Apa yang Anda lakukan kepadanya?"Kecamuk kekhawatiran menyergap ruang dasar Alessandra. Ia mengingat pria di depannya ini memiliki dua sisi berbeda, lembut kepadanya dan sangat sadis kepada siapapun yang dianggap pengusik. Menyadari hal itu, bukan hal yang mustahil

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-09

Bab terbaru

  • A Billionaire Bodyguard For The Supermodel   Epilog

    Bali, Indonesia. “Hei, kau mencuri ciuman dariku, Tuan Muda,” protes Alessandra sembari mencipratkan air ke wajah Axel. Suaminya yang tampan itu justru menyeringai tanpa rasa bersalah lalu berenang ke tepi kolam. “Aku cemburu pada laut,” sahut Axel, lalu sorot matanya yang tajam tetapi teduh itu terarah pada hamparan laut biru sepanjang matanya memandang. Kolam tempat mereka berenang sekarang menjorok langsung ke laut biru yang menawarkan panorama indah memanjakan mata nan jiwa. Fasilitas dari villa yang mereka tempati selama bulan madu kedua—begitu mereka menyebutnya. “Beberapa menit yang lama pandanganmu tak teralihkan darinya, matamu memandang penuh ketakjuban seolah kau rela menukarkan jiwamu dengannya.”Alessandra mengulum senyumnya. “Kau lebih seperti mendeskripsikan perasaanku padamu, Tuan Muda.” Alessandra mendekati Axel, menciptakan riak seiring tubuhnya bergerak. Axel bersiaga menyambutnya dengan segenap partikel dalam tubuhnya yang bersorak gembira. Mengalungkan lengan

  • A Billionaire Bodyguard For The Supermodel   Hari Yang Bahagia

    Beberapa hari setelah insiden pembunuhan di hotel. Seorang sipir mengantarkan seorang wanita dengan mata sembab, tatapannya layu dan ia berjalan bak tanpa nyawa menuju tempat pertemuan dengan tersangka kriminal. Apa salahnya pada Revano sehingga pria itu menghukumnya? Padahal, Rheea telah banyak membantu pria itu. Rekaman kecelakaan Marchelle beberapa waktu lalu yang diterima Revano, itu salah satu bantuannya. Rekaman itu milik suami Rheea yang meninggal beberapa tahun lalu. Suami Rheea satu di antara rival Aroon. Mereka terlibat pertarungan sengit dalam bisnis. Suatu hari yang beruntung, suaminya berhasil mendapat kelemahan pria itu. Setelah beberapa saat dipersilakan menunggu, ia melihat seorang pria berambut putih dengan tangan diborgol diarahkan duduk di depannya. “Apa yang salah, Revano?” Rheea, dengan suaranya yang lemah menuntut jawaban pembunuh putranya. “Aku lepas kendali,” sahut Revano, menyesal. “Rheea, aku pantas mendapat murkamu.”Rheea tersenyum kecut. “Tahukah kau b

  • A Billionaire Bodyguard For The Supermodel   Tanpa Mawar Merah dan Cincin

    Cahaya matahari pagi menjadi alarm bangun dari lelapnya bagi dua insan yang kelelahan akibat aktivitas panas semalam. Mengerjapkan mata, Alessandra terkejut dengan ceruk leher yang berjarak hanya beberapa senti dari hidungnya. Lalu ia mendongak dan saat itu pula tatapannya bertemu dengan mata biru yang lebih dulu memperhatikannya dalam diam. “Selamat pagi,” ujar Axel dengan senyum tersungging di bibirnya. “Nyenyak?” Alessandra mengangguk canggung. Setelah apa yang terjadi semalam, masih pantaskah ia merasa canggung? “Alessa, aku berutang banyak penjelasan padamu. Maukah kau mendengarnya?” Axel memulai pembahasan setelah mencium kening wanita yang ia dekap posesif. Alessandra sudah akan menjawab sebelum perutnya merasakan gejolak tak nyaman. Dengan segera tangannya mendorong dada Axel dan beranjak dari kasur dengan suara khas perempuan hamil. Ia diserang mual hebat. Ia berlari melintasi ruangan menuju wastafel. Ia memuntahkan cairan bening dari dalam perutnya. Axel mengejarnya de

  • A Billionaire Bodyguard For The Supermodel   Tamatnya Riwayat Sabrina

    “Tidak ada pilihan lain,” ucap Alessandra saat melihat mobilnya yang merupakan hadiah dari Tuan Aroon dulu. Tak ingin membahayakan janinnya, ia mengekang sifat egoisnya yang ingin pergi tanpa dibayang-bayangi apa pun tentang Tuan Aroon. Selain mobil hadiah dari pria itu, ia tak memiliki kendaraan lain. Tak mungkin ia berjalan kaki, bukan? Alessandra sudah berada di balik kemudi, menghidupkan mesin. Lalu menjalankan kendaraan itu, meninggalkan rumah yang beberapa waktu ini telah menampungnya bak nyonya besar. Beberapa saat kemudian ia telah sampai di tempat yang membuatnya meneteskan air mata. Ia cukup tegar beberapa waktu lalu tak menangis saat mendapati fakta pahit itu. Namun, saat melihat bangunan cafe yang diwariskan ayahnya, air mata itu dengan sendirinya mengucur. “Aku sangat merindukanmu, Ayah.”Ia segera turun dan menghambur ke dalam bangunan. Malam ini ia akan bermalam di cafe. Tersedia kamar karyawan untuk istirahat dan malam ini ia akan menggunakannya. “Maafkan Mama, Sayan

  • A Billionaire Bodyguard For The Supermodel   Tersingkapnya Sebuah Rahasia

    Mata Alessandra memeriksa ponselnya secara berkala. Hampir tengah malam, tetapi Tuan Aroon belum pulang. Pria yang ia panggil daddy itu berkata akan pergi bermain golf bersama beberapa rekannya. Tetapi itu sore tadi, dan sekarang? Di mana pria itu? Ia pun sudah menelepon beberapa kali, tetapi tak dapat jawaban. Untuk mengalihkan pikiran negatif dan mengusir rasa bosan karena menunggu, Alessandra memutuskan membaca buku. Hanya perlu melintasi beberapa ruangan untuk mencapai ruang perpustakaan pribadi Tuan Aroon. Tangannya mencari saklar, menyalakan lampu. Pemandangan rak-rak tinggi berbahan kayu mahoni menjulang dengan buku-buku menyambut penglihatannya. Ia bergerak ke sisi kiri lalu meraih satu bacaan buku. Ia ingin relaks, novel komedi menjadi pilihannya. Lalu ia membawa serta novel itu ke sofa, duduk dan membacanya dengan santai. “Lain waktu, kubacakan dongeng Cinderella untukmu, Sayang,” katanya, menunduk pada perutnya yang masih rata. “Kau pasti akan menyukai dongeng tentang k

  • A Billionaire Bodyguard For The Supermodel   Andrew dan Sabrina

    “Mobil sialan!” Axel memukul keras setir, mengumpat kesal saat mobil yang dikemudikannya itu mati tiba-tiba. Padahal, ia harus menghadiri acara grand opening hotel rekannya. Dia mengedarkan pandangan di sekelilingnya, pepohonan lebat menjulang di kanan-kirinya. Dia masih berada di wilayah leluhurnya. Hutan ini milik keluarganya dan rumahnya berdiri megah di tengah hutan ini. Tangannya terulur membuka pintu. Saat sebelah kakinya menjejak tanah, tiba-tiba tubuhnya diseret lalu pukulan bertubi-tubi dialamatkan ke wajahnya. Tubuh Axel terjengkang ke belakang, pukulan beralih ke perutnya. Darah muncrat dari hidungnya. Aroma darah segar tercium di udara. Perutnya terasa nyeri. “Kau pikir, kau akan selamat dariku, heh?“ Tuan Aroon menjulang di depannya dengan tatapan bak serigala. Hasratnya menghabisi Axel bangkit setelah mendapat laporan dari orang-orangnya. Tak sia-sia waktu berjam-jam ia gunakan menunggu di balik pepohonan setelah memasang jebakan. Akhirnya dia menyeringai saat ban it

  • A Billionaire Bodyguard For The Supermodel   Harta Tak Ternilai

    Alessandra yang masih terpejam dan dibalut selimut tebal merasakan cahaya hangat menerpa wajahnya, kemudian ia pun menghalau dengan telapak tangannya sambil bermonolog, "Apa ini sudah pagi?""Ini sudah tengah hari, Baby. Jam dua belas siang."Mendengar suara orang yang beberapa hari ini hanya dapat ia dengar dari telepon itu pun membuat Alessandra seketika membuka mata. "Daddy?"Alessandra melihat Tuan Aroon memeluknya dan tersenyum padanya. Pantas saja ia merasakan selimutnya semakin tebal dan hangat. Apa mungkin Tuan Aroon memeluknya semalaman? pikirnya. "Kapan Daddy datang?" "12 malam, Babe." Tuan Aroon kian mengeratkan pelukannya sambil menghirup aroma yang beberapa hari ini ia rindukan. "Ish. Kenapa Daddy tidak membangunkanku semalam?" "Ketika aku membuka pintu kamar ini, fokus mataku langsung tertuju padamu yang sudah terlelap. Dalam keadaan tidur pun kau terlihat cantik, Babe." Tuan Aroon kini mempertemukan wajah keduanya saling berhadapan. Tangannya membelai wajah wanita h

  • A Billionaire Bodyguard For The Supermodel   Cek Kehamilan Bersama Ayah si Janin

    Alessandra sungguh tidak mengira bahwa orang yang mengantarkannya hingga sampai rumah sakit adalah sopir gadungan. Terlebih orang itu adalah Axel, orang yang paling ia hindari selama ini.'Bagaimana bisa, huh! Orang itu memang banyak akal.' Alessandra bermonolog dalam batinnya. Alessandra kini melihat Axel menghadapnya dengan memamerkan senyum sambil menaikturunkan satu alisnya. "Kau memang tak pernah berubah." Alessandra berkata dengan nada ketus. "Tepat sekali! Aku memang selalu menempatkanmu di hatiku, tak akan ada yang berubah." Alessandra membuang muka. Tak ingin mendengar yang ia anggap omong kosong itu. "Penipu," gerutunya sembari mengarahkan pandangannya pada luar jendela. Axel kemudian memakaikan topi pada kepala Alessandra dan memakaikan masker. "Hari ini sepertinya rumah sakit terlihat banyak pengunjung," ucapnya. Axel kemudian terlihat keluar dari mobil setelah menutupi sebagian wajah tampannya dengan masker, ia lalu membukakan pintu mobil untuk Alessandra, hingga se

  • A Billionaire Bodyguard For The Supermodel   Alessandra tanpa Tuan Aroon sementara

    Pagi ini sudah lebih dari sepuluh menit Alessandra mengalami mual hebat akibat kehamilannya. Di saat seperti ini biasanya ada Tuan Aroon di sisinya yang selalu siaga. Namun, pagi ini pria itu tak ada di dekatnya. Sudah semenjak dua hari ini ia sedang berada di luar kota untuk mengecek ketersediaan bahan baku kosmetik. Hal yang tak bisa ia wakilkan pada siapapun. "Ugh. Begini rasanya jadi wanita hamil," lirihnya sambil melihat perutnya yang masih datar setelah menyandarkan tubuhnya pada sandaran ranjang. Tak terasa ia kini mengarahkan tangannya pada perut. Ia lalu mengusapnya dengan lembut. Sesuatu yang belum pernah ia lakukan semenjak ia dinyatakan berbadan dua. "Kau benar hadir di sini?" ucapnya sambil terus mengelus. Matanya terlihat berkaca-kaca. Ia masih terus mengelus perutnya. "Maaf, baru menyapamu," ucapnya lagi. Kini matanya tak hanya berkaca-kaca, namun mata itu telah meneteskan airnya."Aku bahagia kau hadir. Sangat bahagia. Kau mengobati rasa kehilanganku terhadap seseor

DMCA.com Protection Status