Share

Es Krim

Author: syelvalerie
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Daver dan Anara pergi ke salah satu kedai es krim dekat rumah Anara. Letaknya di taman kompleks yang sedikit ramai akan anak-anak.

"Mbak, stroberi satu vanilla satu, ya," pesan Daver pada si Mbak penjaga kedai.

"Baik, kak. Silakan ditunggu aja di meja."

Anara sedikit bingung kenapa Daver tidak bertanya padanya soal rasa es krim miliknya.

"Daver," panggil Anara saat keduanya sudah duduk di sepasang kursi dan meja yang tersedia.

"Ha?"

"Lo yang rasa apa?"

"Vanilla."

&

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • 8 Tahun Mencintainya   Permintaan

    "If you can't beat them, eat them."-Davenara *** "Lo kalah dari Daver?" Laki-laki itu membanting gelas berisi minuman keras yang diminumnya tadi. "Lo bego apa tolol? Daver udah setahun keluar dariFightcampdan lo masih belom bisa ngalahin dia?!" Karakternya bagaikan Hitler. Tidak mau dipimpin dan tidak mau dikalahkan. Membunuh siapa pun yang berani menghadapinya. "Gema, gue harus latih lo kayak gimana lagi?" Gema mengembuskan napasnya. Ia lelah ditindas. Ia juga lelah menjad

  • 8 Tahun Mencintainya   Misi

    ***"Far, kok ninggalin, sih!" ketus Anara menghampiri Fara yang duduk sendirian di kantin."Habisnya pas ngintip tadi di kelas, lo lagi diajak Bu Dwi ngobrol. Ya, gue langsung aja ke kantin." Fara menyeruput mie ayamnya. Lalu menepuk kursi di sebelahnya. "Sini duduk."Anara duduk di sebelah Fara. Sebelumnya, ia berteriak pada mas mie ayam untuk memesan satu porsi."Tumben gak bareng mereka?" Mata Anara menunjuk Daver dkk. "Kenapa?""Kalau sama mereka makan jadi gak tenang. Apalagi ada Evan. Iseng banget orangnya, bacot lagi. Pusing gue," jawab Fara sembari menggeleng-geleng saat mengingat bandelnya Evan. Hal itu membuat Anara tertawa.

  • 8 Tahun Mencintainya   Rumit

    "The happiest time is when you have something to focus your energy on."-Daver Negarald (s.j)***Sepulang dari rumah Giselle, Daver membersihkan tubuhnya dari keringat yang melekat sejak pulang sekolah tadi. Selesai mandi, ia memakai baju dengan cepat dan langsung mengambil ponselnya yang mati.Daver mencaricharger-an yang ia lupa taruh di mana. Harusnya ia tidak perlu mencabut dari stopkontak daripada harus muter-muter mencari kabel itu."Ini dia." Daver mencolok kabel itu ke ponsel dan stopkontaknya.Hal yang pertama ia lakukan adalah membuka aplikasi LI

  • 8 Tahun Mencintainya   Welcome

    Malam itu Anara meneguk ludahnya kasar.Masih dengan telepon yang tersambung, Anara spontan berkata, "Gue gak mau Daver mati."Gema tersenyum di balik layar ponselnya. Suara Anara terdengar begitu lucu di pendengarannya. Meskipun kalimat yang dilontarkan Anara tadi tidak disukainya."Iya. Gue tau kekhawatiran lo. Gue bakal bantu Daver walaupun gak banyak. Seenggaknya gue bisa mastiin pergerakan Rezo.""Gue boleh kasih tau ini ke Daver?""Tanpa lo kasih tau gue yakin udah ada yang ngasih tau dia. Dia banyak temen diFightcamp."Mendengar Anara tidak berbicara atau bertanya lagi, Gema

  • 8 Tahun Mencintainya   Ternyata

    "I can and i will. Watch me."-Daver Negarald***Daver kesal melihat senyuman yang terlihat seperti sebuah ledekan di matanya. Bahkan ia baru sadar bahwa wajah Lardo lebihngeselindaripada Gema."Di mana Gema?" ulang Daver dengan nada menekan. Mata Daver sangat tajam seperti singa mau menerkam kelinci.Lardo terkekeh. Bukannya menjawab Daver, ia malah balik bertanya. "Lo ada masalah apa sama Rezo?""Lo gak usah ngalihin pembicaraan. Mana temen lo?" Daver masih sabar. Ia pun tidak menyadari mengapa Lardo membahas soal Rezo. Ia tidak mengindahkan itu.

  • 8 Tahun Mencintainya   Semoga

    Bima, Lardo, dan Gema menatap satu sama lain. Mereka menunggu apa yang akan terjadi selanjutnya saat Daver mengetahui fakta itu.Beberapa detik kemudian, Daver tertawa. Namun ketiganya tahu bahwa tawa ini bukan tawa humor. Tawa ini tidak ada unsur canda sama sekali."Dav?"Daver menggertakkan giginya. "Bangsat. Dia ngelakuin itu semua dan masih beraninya mau ngebunuh gue?"Jika ada Rezo di sini, Daver seratus persen yakin nyawa cowok itu tidak akan aman.Bima menggeleng-gelengkan kepalanya. "Dipikir dia Iron-Man kali, ya."Daver mengembuskan na

  • 8 Tahun Mencintainya   Susah

    "We are confusing. We don't know about our own feelings.It's totally silly."-Fara Maria***Fara melihat dari jauh Daver yang sudah menunggunya. Saat ia mendekat, cowok itu tersenyum tipis padanya."Kenapa?" tanya Farato the point. Ia masih jutek, sejutek-juteknya cewek yang lagi datang bulan.Daver menahan dirinya untuk tidak tersenyum saat melihat wajah Fara yangbeteabis. Faktanya, cewek memang terlihat lebihcutesaat marah."Sorry, ya, gue bikin lo kesel terus. Gue juga selalu ngebatalin jalan." Da

  • 8 Tahun Mencintainya   Debat

    ***"Far, Ra, di sini." Daver mengarahkan matanya pada meja teman-temannya. Anara dan Fara yang berjalan di depannya langsung mendekati meja Evan dkk."Neng, masih mau makan di sini lagi?" tanya Evan dengan wajah konyol saat Fara duduk di hadapannya."Duh, muka lo ngeselin banget." Fara menahan rasa sebalnya. Ingin sekali iamenampolwajah Evan.Kepala Ander melongok untuk melihat Fara karena terhalang Rino. Ia mau berbicara dengan Fara. Tapi Rino malah menjahilinya. Saat kepalanya ke kanan, Rino ikut ke kanan. Begitu juga saat kepalanya ke kiri."Belom gue tebas kepala lo," tandas Ander sambil menahan tawanya. "Minggirpala

Latest chapter

  • 8 Tahun Mencintainya   Epilog

    ...Saat Daver mengatakan itu, suasana semakin haru. Ada yang menyembunyikan air mata, ada yang berusaha untuk tetap senyum, ada yang cemberut karena sedih."Oh iya, gue titip Anara ke kalian ya. Dia suka mendem sendiri kalo ada apa-apa. Jadi tolong didengerin kalo dia emang butuh temen cerita, peluk dia kalo lagi sedih, bikin dia ketawa. Pokoknya tanyain terus dia kenapa," pinta Daver pelan.Zhenix mengangguki perkataan Daver. Evan dan Rino, mereka mengacungkan jempol.Daver mundur beberapa langkah, kembali lekat dengantrolley-nya. Setelah melambaikan tangan, ia mulai membawa pergi benda yang menampung segala kebutuhannya itu.Sesekali Daver menengok ke belakang. Barangkali ia melihat seseorang berlari menghampi

  • 8 Tahun Mencintainya   Real End!

    ..."Aku salah banget ya?" tanya Daver kemudian menatap Giselle.Giselle tersenyum lembut, lalu mengacak rambut Daver selayaknya anak kecil. Ia tertawa sekejap."Kok malah diketawain sih," gerutu Daver. "Ini udah tinggal 40 menit lagi, Kak. Zhenix udah pada bilangotw, tapi mereka bilang Anara gak mau ikut.""Siapa tau Anara tiba-tiba dateng?""Dia aja gak angkat telepon atau bacachataku sama sekali. Nih, liat. Aku udah ada ratusan kali nelepon dia. Gak ada satupun yang diangkat."Giselle menatap Daver sebentar, lalu ia mengatakan sesuatu yang sedikit melegakan hati Daver. "Gini, Dav. Anggap aja untuk sekarang, Anara lagi marah sebentar. Sebe

  • 8 Tahun Mencintainya   Real End?

    "We start this story by together. It must be the same way when we end this."—Daver Negarald—***"Daver, bangun! Bisa-bisanya kamu gak pasang alarm. Ayo siap-siap!" oceh Natasya, membuka gorden kamar Daver. Wanita itu sengaja menginap di apartemen Daver, sekalian membantu anaknya membereskan barang-barang.Daver memicingkan mata begitu sinar mentari menerobos kaca kamarnya. Ia terkejut dengan dirinya sendiri sampai langsung mengubah posisi menjadi duduk.Jadi tadi gue cuma mimpi?!"Kenapa?" Natasya bingung melihat gerak-gerik Daver

  • 8 Tahun Mencintainya   End to Begin

    ***17.38 WIB.Shit!Rasanya Daver mau mengumpat berkali-kali. Kenapa Anara tidak kunjung membalas pesannya? Membaca pun tidak!Apakah Daver harus pergi dengan perasaan ganjalnya ini? Juga dengan ketidakjelasan hubungannya dengan Anara?"Kamu nungguin apa sih? Dari tadi bolak-balik liat hp terus." Giselle ternyata memperhatikan kegelisahan Daver."Calm down." Gantara menepuk bahu Daver dengan gagah, lalu tersenyum. Aura keayahan laki-laki paruh baya itu sangat kental. "Calon penerus Negarald Group harusstay cool, oke?"Daver tersenyum berat, lalu menganggukkan kepalanya.

  • 8 Tahun Mencintainya   Sembunyi Sedu

    ***"Ra? Kok manyun sih? Seneng dong harusnya karena tau Mama demen sama kamu."Daver dan Anara baru saja sampai di danau yang pernah mereka kunjungi waktu lalu. Memang gelap jadinya karena ini sudah malam. Akan tetapi, ada banyak lampu yang menyala dan beberapa pedagang yang masih menggelar lapak.Anara tidak menanggapi. Pikirannya sedang tidak fokus. Ia juga tadi lagi sibuk mengetik sesuatu di ponselnya."Are you okay?""Ya?" sahut Anara asal."Kamu gak apa-apa?" ulang Daver sabar. Ia menatap Anara. "Dari kemarin, kamu agak beda. Aku mau nunggu kamu cerita sebelum aku duluan yang tanya. Eh, kamu gak cerita-cerita." Ia terkekeh bercanda.

  • 8 Tahun Mencintainya   Pulih

    "So, it does end like this, doesn't it?"-Davenara***Sesuatu yang sangatrareakan terjadi malam ini di rumah Giselle. Bayangkan saja, Gantara dan Natasya mau menghadiri makan malam bersama. Padahal sejak bertahun-tahun lalu diajak, mereka tidak pernah mau.Mungkin bisa jadi karena hari ini adalah hari ulang tahun Grace, anak Giselle. Jadi Gantara dan Natasya selaku opa-oma anak empat tahun itu mau turut serta.Tentu di kesempatan berharga ini Daver mengajak Anara. Bahkan cowok itu membelikan Anaradressformal supaya mereka semua bisa berseragam."Happy birthday to Grac

  • 8 Tahun Mencintainya   Pikiran Negatif

    ***Anara selesai dengan aktivitas bersih-bersihnya. Dari yang bau keringat karena habisworkout,kini gadis itu sudah kembali wangi semerbak.Anara menyisir rambut, setelah itu mengambil vitamin rambutnya. Namun, ketika mengambil benda tersebut, ia melihat ada ransel Daver."Dav, kok tas kamu nyasar di sini?" teriak Anara dari dalam kamar."Iya, Ra! Tadi aku minjem kamar mandi kalian buat mandi, terus sekalian aku pindahin tasnya biar gampang cari baju, parfum, dll," jawab Daver dengan suara yang besar.Anara mengangguk paham. Lalu, ia memakai vitamin rambutnya dan kembali menyisir."Itu apaan dah?" gumam Anara kecil, salah fokus ke amplop berisi surat yang

  • 8 Tahun Mencintainya   Rino Merana

    "We called it family."-ZHENIX***Sudah pukul 3 subuh, tapi Rino belum bisa tidur. Padahal yang lain udah tepar dari jam 12 malam. Karena lapar, ia pun akhirnya keluar kamar untuk mencari cemilan.Ceklek!Rino menyalakan lampu. Ia berjalan ke dapur. Agak sedikit heran karena ada suara air mendidih."Oy!" panggil Letta, ternyata lagi masak mie instan. "Ngapain lo?""Kaget, kirain siapa." Rino mengelus dada, lalu tertawa. "Bikin apaan, Ta?""Mie. Mau?"

  • 8 Tahun Mencintainya   To Lombok

    ***"Na, jadian yuk!""HA?" Elena kaget dengan ucapan Evan yang tiba-tiba. Ia mengambil es kelapa dan memberikannya. "Mabok lo!""Ih, serius, Na. Emangnya lo gak mau punya cowok cakep plus humoris kayak gue?" Evan mengedikkan alisnya sambil mengelus-elus dagu.Elena tertawa melihat kepedean yang Evan tampilkan. "Udah-udah, gak usah ngaco deh, ayo balik. Yang lain juga pada mau minum es-nya.""Lo mah gitu, Na. Digantung mulu gue." Evan ngambek."Emang lo mau nerima kekurangan gue?" tanya Elena, sebenarnya hanya bergurau.Namun, Evan menanggapinya dengan serius. "Lo pikir gue sesempurna itu untuk gak milih lo dengan alesan yang

DMCA.com Protection Status