"Aku tidak melihat hantu. Aku melihat Wiryo melakukan hubungan di ruangan itu bersama kekasihnya." Helena merasa lega terlepas dari ulah Wiryo. "Ha! Apakah itu benar? Padahal Wiryo sudah memiliki seorang istri. Dan istrinya seorang model," celetuk Davey yang mengingat kehidupan Wiryo. "Itu tidak menjanjikan buat Wiryo. Baginya istri satu kurang. Dia harus memiliki banyak perempuan untuk menandingi Agam dan Bruno," tambah Cheng. Mereka menganggukkan kepalanya tanda setuju. Mereka sudah mengetahui tabiat keempat bersaudara itu yang suka bermain perempuan. Ditambah lagi mereka secara terang-terangan memamerkan kekasihnya di hadapan publik. Helena mengambil tab yang sengaja disembunyikan di belakang punggungnya. Mereka tidak mengetahui kalau belakang punggung Helena ada tas tidak terlihat oleh mata. Semua barang canggih tercipta berkat ulah Tse dan Helena. "Apa yang akan kamu lakukan? Apakah kamu ingin mengintai Wiryo?" Davey bertanya sambil mengerutkan keningnya. "Ya. Sebelum kemba
"Kamu harus mengganti kerugian atas kelakuan kamu itu!" bentak Wiryo. "Mengganti! Apakah aku harus mengganti mobil kamu yang rusak itu?" Davey sengaja mengejek Wiryo. "Setelah kamu melakukan kejahatan dengan aksi merebut mansion milik anak kecil itu!" "Apa maksud kamu! Ha!" Wiryo sengaja meninggikan suaranya dengan ekspresi wajah penuh dengan amarah. "Luna! Kamu periksa mobilnya! Ambil dokumen itu! Lalu serahkan kepadaku!" Davey segera memerintahkan Luna untuk menggeledah mobil Wiryo.Tanpa banyak bicara, Luna dibantu dengan Helena mengobrak-abrik dokumen itu. Sedangkan Mia berjaga-jaga supaya Wiryo tidak melawan. Luna membuka mobil itu dan melihat wanita itu sedang membaca dokumen itu. Bibirnya sumringah seakan melihat berlian mewah. Luna menganalisa wanita itu. Ia merasakan kalau wanita itu memiliki sifat tidak baik. "Rupanya Wiryo ingin merebut rumah milik anaknya Dave. Bagaimana kalau aku membawanya dan menggantikan nama Davey menjadi namaku! Sekali-sekali berbuat licik kan d
"Beristirahatlah. Energi kalian sudah habis." Cheng naik ke atas lemari lalu duduk sambil bersila. Di ruangan kerja, Alini bersama Dave merasakan kegelisahan mendalam. Tak pernah terbayangkan kemelut perusahaan memanjang. Sani dengan berani meminta seluruh aset dan perusahaan. Jika tidak, maka mereka akan merebutnya dengan paksa. "Apakah kita harus mempertahankan semua ini?" Dave meraih ponselnya dan menatap jam. "Ya... kita harus mempertahankan semuanya. Jangan sampai mereka menguasainya," jawab Alina."Tapi mereka?" tanya Dave yang kehabisan akal menghentikan aksi mereka. "Di surat wasiat sudah tertulis nama kamu dan Davey. Mereka tidak berhak mendapatkan apapun dari perusahaan sedikitpun." Alina mengingat apa isi surat wasiat tersebut. "Dimana anak-anak kita? Dua minggu terakhir mereka tidak kelihatan. Apakah mereka kembali ke Malang?" tanya Alini. Dave bingung dengan pertanyaan Alini. Sebenarnya ia ingin menceritakan kemana mereka pergi. Namun niat itu diurungkan begitu saja
"Ya aku tahu itu," jawab Davey. "Aku akan meminta Cheng untuk memberikan ingatan mereka untuk berlibur." "Jadi, kamu menghapus semua ingatan mereka tentang perusahaan?" tanya Mia. "Tidak semuanya. Hanya membuat mereka liburan ke Australia. Aku ingin mereka disana dalam waktu seminggu. Aku yakin kita bisa menyelesaikan masalah ini dengan cepat," jawab Davey. Mereka menyetujui apa yang dikatakan oleh Davey. Mereka akan berusaha semaksimal mungkin melakukannya. Namun Luna memperingatkan agar berhati-hati menghadapi Sani dan anak-anaknya. "Berhati-hatilah. Kita harus merapatkan barisan. Jangan sampai kau lengah lalu mereka bisa menusukmu lebih dalam. Mereka sangat licik dan tidak bisa dikendalikan!" Luna tersenyum sambil menatap bulan. "Bulan purnama. Ayo kita melakukan ritual." Mia memperingatkan Luna untuk segera ritual. "Ritual apa?" tanya Davey. Tiba-tiba saja Cheng datang dalam bentuk naga. Ia turun ke bawah sambil menatap Luna dan Mia. Lalu Cheng berubah menjadi manusia. Chen
"Karena kamu adalah seorang naga. Bagaimana bisa seorang naga menjadi pengacara? Mereka akan mempertanyakan kehebatan kamu," jawab Davey. "Hebat atau tidak, nggak ada orang yang peduli. Mereka hanya memikirkan, bagaimana caranya bisa memenangkan kasus ini," jelas Cheng. "Yang dikatakan oleh Tuan Naga benar. Mereka tidak memperdulikan, darimana kita mengambil pengacara," sambung Mia. "Apakah kamu menghubungi mereka?" tanya Davey. "Mereka siapa?" tanya Cheng, "Kepala pelayan," jawab Davey. "Sudah," sahut Luna. Cheng tiba-tiba saja menghilang. Lalu Davey mencari Cheng. Davey kesal dan memanggilnya. Tapi yang keluar hanyalah suara Cheng. "Dasar jelangkung! Pergi tak diundang! Minggat juga nggak pamit!" kesal Davey. "Cheng Li, kenapa kamu menghilang begitu saja?""Aku hanya berganti pakaian saja. Tunggu dua jam lagi!'' sahut Cheng. Kedua gadis itu malah tertawa melihat kekesalan Davey. Kedua gadis itu sudah terbiasa atas sifat random Cheng. Terkadang Cheng sang raja menyenangkan.
"Seperti biasa, Mia kalau lihat orang tampan selalu saja pingsan." Luna terus-terusan memandang wajah Cheng tanpa kedip sedikitpun. Davey menangkap pandangan Luna ke arah Cheng. Ia sangat geram melihat Cheng yang merubah dirinya menjadi sangat tampan. Davey kesal lalu berdiri di antara mereka sebagai batas pemisah. Davey menatap Luna dengan cemburu. Dengan cepat Davey menyembunyikannya agar tidak ketahuan Luna menatap Davey berdiri di hadapannya dengan wajah cemberut. Ia membuang wajah itu dan membalikkan badannya. Ketika kakinya melangkah pergi, Luna teringat akan Mia yang masih pingsan. Kemudian Luna jongkok dan membangunkan Mia. Seketika Mia sadar lalu menatap Luna. Ia menghembuskan nafasnya sambil bangun, "Mulai lagi deh penyakitku ini." Luna berdiri lalu tersenyum lucu. Ia tahu kalau sang adik memiliki kelemahan. Bahkan kelemahannya sangat unik sekali. Bayangkan saja setiap melihat pria tampan bak pangeran, Mia pingsan mendadak. "Cheng! Jangan sekali-sekali kamu menunjukan w
Di ruangan IT, Burhan ternyata sudah berjaga. Burhan maupun anak IT tidak melihat para pengawal Sani yang pergi. Mereka malah asyik bermain game ketimbang memperhatikan CCTV. "Burhan!" Sani masuk lalu berteriak kencang. Burhan terkejut dengan teriakan Sani. Pria paruh baya itu hampir saja melemparkan ponselnya. Dengan cepat ia melihat Sani lalu bertanya, "Ada apa nyonya?" "Apakah kamu tidak memperhatikan CCTV bagian lobi?" tanya Sani. "Memperhatikan kok," kilah Burhan sengaja menaruh ponselnya di atas meja. "Lalu kemana para pengawal pergi?" tanya Sani lagi. Dengan cepat mereka mengakhiri permainan dan melihat CCTV bagian lobi. Mereka baru sadar kalau disana kosong dan tidak ada orang sekalipun. Sani sudah memecat resepsionis yang berjaga di depan. Jadi bisa dikatakan pagi ini hingga pulang tidak ada kata penyambutan. "Mungkin lagi sarapan pagi," jawab Burhan asal. 'Hey... bisa-bisanya mereka sarapan pada waktu jam kerja. Sebelum berangkat kesini aku sudah memberikan sarapan!
"Lebih cepat lebih baik. Aku harap kamu tidak mengulur waktumu." Cheng menjawab dengan tegas. "Kucurkan dana buat kita pergi ke Athena. Aku ingin malam ini kita berangkat kesana!" Davey sengaja memberikan perintah untuk Darius. "Jangan lupa pengeluaran kita selama di Athena harus dicatat. Aku nggak mau melakukan korupsi sedikitpun."'Baiklah." Rio menyetujui keinginan Davey.Darius segera mengucurkan dana buat kepergian ke Athena. Mereka harus segera bertindak supaya bisa menghancurkan impian Sani. Benar apa yang dikatakan oleh Cheng. Jika mereka tidak bertindak, maka Sani bisa memenangkan dan merebut perusahaan ini dari tangan sang ayah. "Apakah kita harus bertemu dengan Sani sekarang juga?" tanya Mia. "Aku rasa tidak perlu. Biarkan saja mereka berpesta pora dan menikmati hasil rampasan untuk sementara waktu." Cheng tidak mengizinkan mereka turun. Mereka percaya kepada Cheng. Satu masalah tentang kepala pelayan sudah selesai. Masalah satu ini yang belum. Mereka berharap kalau mas
Secara brutal mereka menyerang Cheng. Kali ini Cheng tidak melawan terlebih dahulu. Ia mengeluarkan kekuatan bertahan dalam serangan brutal itu. Bahkan dirinya tidak akan berubah menjadi seekor naga."Untung saja aku mempelajari ilmu ini sedari kecil. Serang saja sesuka hati kalian. Jika kalian sering-sering menyerangku akan ada level tertinggi yang aku dapatkan. Kekuatanku semakin meningkat. Akan membuka segel kekuatan abadiku." Cheng mengejek mereka satu persatu.Tanpa mereka sadari semakin lama kekuatan Cheng semakin bertambah. Tubuh Cheng merasakan ada sesuatu yang tidak pernah dirasakannya. Aliran darahnya semakin deras seperti sungai yang mengalir. Bahkan Cheng mulai tidak nyaman dengan kondisi tubuhnya."Argh... Sial! Ternyata pelepasan segel tidak seindah yang aku bayangkan!" geram Cheng.Luke dan pria itu bingung dengan Davey. Karena para pengawalnya masih saja berusaha merobohkan Cheng. Mau tidak mau Luke melihat pria itu. "Yamato sebaiknya kamu saja yang merobohkan anak si
"Kalian tidak akan pernah tahu dengan jawaban sesungguhnya. Soalnya kalian akan pergi ke neraka malam ini juga. Ingatlah sifat kesombongan kalian akan hancur! Dan kekuasaan kalian akan berakhir malam ini!" Cheng berkata dalam hati. Di tempat sepi itu sudah ada banyak para pengawal Cheng. Mereka memang tidak menampakkan diri terlebih dahulu sebelum perintah dari sang raja naga. Mereka berkumpul seakan-akan kehilangan arah. Bahkan mereka lupa atas perintah pria tersebut.Luke dan pria itu telah tiba di tempat lokasi. Mereka menyuruh para pengawalnya mencari keberadaan Luna maupun Mia. Namun pengawalnya itu tidak menurut. Bisa dikatakan pengawal itu menjadi linglung seperti orang gila. Dengan cepat pria itu menyadarkan mereka. Alhasil mereka sadar dan melihat di keadaan sekitarnya. Semuanya itu memang ada campur tangannya Cheng. Saat bertapa Cheng sengaja merencanakan sesuatu. Dan kali ini ia tidak pernah mengatakan kepada Luna maupun Mia. "Maafkan aku ratuku dan selirku. Aku hanya bi
"Mereka berada disini. Mereka akan menjemput kematiannya masing-masing. Nyonya tenang saja mayat mereka akan kami kirimkan ke mansion Dave," jawab Luke. "Laukanlah segera. Aku tidak mau kamu gagal!" perintah Sani. Sani memutuskan sambungan teleponnya. Ia tersenyum smirk uuseakan mendapatkan angin segar. Sani benar-benar ingin menghabisi mereka satu persatu. Tokyo, Jepang. Malam yang cerah di Tokyo. Cheng mengambil tabnya dan melakukan sebuah transaksi. Davey yang penasaran langsung mendekat. Ia melihat Cheng serius ahli memakai tab tersebut. "Hmmp, sepertinya kamu sudah ahli memakai tab ya?" ledek Davey. "Aku berupaya mencuri uang Luke," jawab Cheng. Mata Davey membulat sempurna. Bagaimana bisa Cheng mencuri uang Luke? Ia menggaruk kepalanya yang tidak gatal itu. "Ah, ada-ada saja kamu ini. Apakah bisa seiorang raja naga mencuri uang manusia?" tanya Davey. "Jawabannya bisa," jawab Cheng sambil tersenyum karena berhasil mengambil uang itu. "Cek di rekeningmu!' Luna dan Mia ma
Mata Davey membulat sempurna. Ia tidak bisa membayangkan satu company itu berapa? Ia mulai menghitung berapa orang yang ikut dalam penyerangan. "Kurang lebih lima ratus orang." Mia menebak berapa orang yang ikut dalam penyerangan itu. "Itu benar. Kita nggak akan bisa mengalahkan mereka. Bayangkan lima banding lima ratus orang. Yang pastinya kita kalah jumlah," jelas Panos. Mereka sangat khawatir terhadap penyerangan itu. Mereka bingung harus membuat strategi apa. Sebab orang yang dihadapi bukanlah orang kaleng-kaleng. Luna membaca lagi profil tentang mereka. Luna menarik rambutnya karena frustrasi. "Apakah kita nggak bisa melaporkan ke aparat setempat?" Darius memberikan sebuah ide. "Nggak ada yang bisa melakukannya. Pihak aparat disini sangat takut jika melawan mereka. Mereka adalah ninja assassin. Tanpa sepengetahuan korbannya mereka menyerang peran namun mematikan. Banyak kejadian yang membuat pihak aparat mundur ketika melawan mereka." Luna menjelaskan secara detail tentang k
Mata Luna juga terkejut ketika mengetahui orang itu sebenarnya. Luna memberikan ponselnya Mia sambil menarik nafasnya dalam-dalam. "Kamu kenapa? Sepertinya kamu memiliki beban hidup yang sangat berat." Darius berkata asal. "Beban hidupku nggak seberat kamu. Dia adalah ketua Yakuza klan Tetsuya. Dia memang adalah pria misterius. Sangking misteriusnya identitas sebenarnya tidak bisa dilacak oleh siapapun. Untung saja ada website tersembunyi. Kita bisa mengakses itu dengan mudah," jelas Luna. "Jadi?" Beberapa saat kemudian Davey keluar. Ia membawa ponsel dan mengarahkan ke mereka semua. Mereka dapat melihat jelas Alina dan Dave sedang mengajak video call. Mereka terdiam dan tidak berani membahas masalah ini. "Apakah kalian sudah sampai ke apartemen?" tanya Dave."Kami sudah sampai beberapa jam yang lalu. Apartemennya cukup nyaman ayah," jawab Luna asal. Alina dapat melihat jelas kalau mereka tidak baik-baik saja. Seakan-akan wajah mereka seperti ketakutan. Alina merasakan ada sesua
Mia sangat bersemangat ingin melakukan penyelidikan. Mia menarik tangan Luna lalu menghilang. Menatap kedua gadis yang telah pergi Davey kebingungan. Ia segera berlari tergesa-gesa demi mengikuti Luna.Sang raja naga telah masuk ke dalam tubuh Davey. Cheng memanggil mereka agar berhenti. Luna maupun Mia menoleh ke belakang. Mereka tersenyum sambil menggandeng Davey. "Kenapa kamu nggak di kamar saja?" tanya Mia. "Aku bukan Tuan mudamu," jawab Cheng. Terpaksa Mia mengajak Davey mengejar Luke. Diam-diam Cheng melacak keberadaannya. Cheng memberitahukan dimana Luke berada. Cheng menyuruh mereka pergi ke restoran itu sebagai petunjuk pertama. Kedua gadis itu menurut dan langsung menuju ke restoran itu. Saat masuk mata tajam Luna seakan memberikan isyarat. Matanya menyapu seluruh ruangan tersebut. Hingga Luna menemukan Luke bersama pria berbaju hitam itu."Kalian disini saja. Aku saranin kalian pesan minuman saja terlebih dahulu. Jangan mendekat ke area sana. Kamu tahu pria berbaju hitam
''Dia adalah rival dari Mark Torres. Ia memang sengaja bekerjasama semenjak Torres Group sukses," jelas Tan. "Berarti?" tanya Tse. "Di belakang Sutiyono masih ada lagi. Bisa dikatakan mereka adalah partner yang bisa menjegal perusahaan yang sedang berkembang. Kamu tahu apa maksud aku," jelas Tan. Perhitungan Tse ternyata salah. Ia sudah bekerja sama dengan Zhang untuk membuat Sani masuk ke dalam penjara. Namun semuanya itu hanya sia-sia. "Lalu bagaimana dengan Sani?' tanya Tse. "Kamu bisa meminta Helena membuat berita besar dan menyebarkan ke seluruh awak media dan media sosial. Nanti makhluk hidup yang berada di bumi ini mengetahui kebusukan Sani," jelas Tan. Tse baru sadar akan rencana Tan. Bagaimanan bisa ia melupakan rencana sebesar itu? Lalu Tse tersenyum konyol dan berteriak kegirangan. Beberapa mobil pihak aparat sudah mendekat. Mereka melihat mansion Sani yang tampak mewah. Namun matanya tertuju ke beberapa mayat yang berada di tanah. Mereka terkejut dan langsung melihat
''Kita pernah bertemu saat kalian melakukan perjalanan ke masa lalu," jawab Helena. Alina ingat akan pertemuan pertama kalinya dengan Helena. Wanita paruh baya itu tersenyum sambil mengucapkan terima kasih. Berkat Helena dirinya tidak menjadi korban pembantaian. "Terima kasih," ucap Alina. "Tidak menjadi masalah. Maaf aku masuk ke dalam ragamu karena perintah Tuan Tse." Helena tidak ingin melihat Alina marah. Alina tidak merasa marah. Berkat kedatangan helena dan Tse mereka masih hidup. Helena mengajak Alina duduk. Disana mereka bercerita apapun itu. Sedangkan Tse sudah keluar dari tubuh Davey. Ia langsung memandang wajah Dave dengan lega. Tse sangat bersyukur bisa menyelamatkan Dave dengan cepat. "Maafkan aku karena datang terlambat," ucap Tse. "Enggak jadi masalah buat aku. Kalau tidak ada kamu kemungkinan aku sudah menjadi mayat," ujar Dave memaafkan Tse. Kali ini Dave terbantu dengan kehadiran Tse. Andai saja ia tidak datang, kemungkinan dirinya sudah tidak bernyawa. Tse
Dave terkejut dan menatap Alina. Alina membuka laci meja lalu mengambil air softgun. Alina melemparkan ke arah Dave. Dengan cepat Dave mengambilnya. Dave meminta Alina berada di belakang. Dave mulai mengendap-endap bak pencuri. Mereka perlahan keluar dari kamar. Tiba-tiba saja seluruh lampu mansion gelap. Alina sangat ketakutan. Alina tahu kalau mansion ini terkena serangan mendadak. "Cari Dave!" teriak suara pria lantang. "Kalau bisa bunuh di tempat!" titah pria itu. Orang-orang yang tidak kelihatan langsung menyebar mencari keberadaan Dave. Mereka mengobrak-abrik tempat itu. Satu persatu ruangan dibuka demi menemukan Dave. Dave berusaha tetap tenang. Ia tidak ingin panik untuk membuat Alina ketakutan. Tak lama Tse bersama Helena datang. Mereka mengangguk dan masuk ke dalam tubuh sepasang suami istri itu. Alina yang tidak pernah kemasukan roh apapun seakan tubuhnya melemah. Helena segera mengontrol tubuh Alina supaya tidak jatuh. Hanya membutuhkan beberapa detik Helena bersama