Keysa perlahan membuka layar ponselnya, hingga dia menemukan sebuah pesan suara yang disamarkan dari 504. Keysa segera mengambil headset dan mendengarkan pesan itu.
"Bravo Echo Romeo Sierra India Alfa Papa"
Keysa menghela nafas, dan menghembuskannya dengan kasar. Lalu membanting ponselnya ke atas tempat tidur.
"Apalah maksudnya, hidupku sudah ditambah lagi bikin susah, apa salahnya sih kirim pesan tuh yang gak bikin aku bingung" Keysa menggerutu setelah mendengar pesan yang membuatnya harus berfikir lagi untuk mengartikan isi dari pesan tersebut.
Keysa menjalan menuju lemari pakaian, ketika sedang memilih pakaian, Keysa tertegun sejenak, dan mengingat kembali pesan suara tadi.
Setelah perempuan itu masuk, Keysa kembali menggunakan lift menuju lobby hotel dan langsung menemui Keenan yang masih menunggunya di dalam mobil.Melihat Keysa yang menghampirinya, Keenan langsung membukakan pintu untuk Keysa."Bagaimana ada informasi penting?" Keenan langsung menyambut Keysa dengan sebuah pertanyaan ketika sudah berada disampingnya.Keysa membuka topi dan jaket hitam milik Keenan. "Om Billy bertemu seorang perempuan di kamar." Ujar Keysa sambil menyerahkan jaket dan topi kepada Keenan."Yakin?""Aku melihat sendiri, dan posisi ku tidak jauh dari mereka, jadi aku tidak mungkin salah," tegas Keysa."Oke aku mengerti, apa ki
Pagi menjelang, Keysa yang rencananya hari ini akan menjemput Sherli. Dia yang hanya tidur beberapa jam karena semalam pulang begitu larut, sekarang sudah bersiap untuk berangkat.Selesai sarapan Keysa langsung pergi membawa kendaraanya, tak lupa dia menghubungi Keenan untuk memberitahukan jika hari ini dia tidak masuk kantor.Keysa sudah tidak sabar melihat ekspresi wajah Sherli yang terlihat bahagia karena hari ini, sepupunya sudah dibolehkan untuk pulang setelah beberapa bulan menjalani proses rehabilitasi.Sepanjang perjalanan, Keysa memutar musik kesukaannya, bibirnya tak henti bergerak mengikuti lirik lagu. Tak bisa di pungkiri lagi, hati ini perasaannya terlihat bahagia, entah karena akan bertemu Sherli atau ada hal lain yang membuat wajahnya berseri-seri.
Keysa dan Sherli keluar dari area rehabilitasi, dengan perasaan mereka yang sama-sama bahagia. Sherli merasa bahagia karena sudah bisa menghirup udara luar dengan bebas, setelah beberapa bulan dia menjalani proses rehabilitasi. Sedangkan Keysa dia bahagia sekali karena bisa membawa Sherli pulang, dia juga bahagia karena bertemu dengan Nathan. Sepanjang jalan Keysa membayangkan Nathan, dia tidak menyangka jika hari ini akan bertemu. Tapi Keysa merasa sedikit heran, dari mana Nathan tahu jika dia akan menjemput Sherli? Lalu apa tujuan dia menemuinya, tidak ada hal penting yang dia sampaikan?. 'Mungkin dia kangen sama aku'. Keysa senyum sendiri, tidak sadar jika Sherli memperhatikannya."Kamu sepertinya bahagia, ada apa?" Ucapan Sherli membuyarkan lamunan Keysa."Eh...ya bahagialah, karena aku bisa ketemu kamu lagi," ucap Keysa.
Keysa mengerutkan dahinya ketika menerima kiriman yang entah dari siapa pengirimnya. Perlahan dia membukanya dengan rasa was-was, dan Keysa melihat sebuah kalung berwarna silver dengan liontin berbentuk hati. Keysa mencoba untuk menggantungkannya di leher.'Bagus juga, selama ini aku belum pernah memakai kalung, tapi siapa yang mengirimkan kalung ini?'Keysa yang sedang berdiri didepan cermin, baru sadar jika Imah masih disana memperhatikannya."Non Keysa tambah cantik memakai kalung itu," ucap Imah sambil tersenyum ke arah Keysa yang masih berdiri."Rupanya bibi masih disini," ucap Keysa yang sedikit terkejut ketika mendengar suara Imah, Keysa mengira Imah sudah pergi karena sejak dia menerima kiriman kalung itu, dia tidak memperhatikan Imah.&nbs
Semua pandangan keluarga Cashel diruangan itu tertuju pada sepasang suami istri yang baru saja datang dan berdiri di hadapan mereka."Sarah?" Elvina yang pertama kali mengeluarkan suara dan memanggil nama Sarah yang sedang berdiri dengan senyumnya yang terlihat sedikit menggoda, ya... dia sedikit menggoda Billy yang terkejut juga ketika melihatnya, Sarah melirik Billy dan dia cukup paham sikap Billy yang sedikit panik. Sarah begitu senang karena berhasil membuat Elvina dan yang lainnya terkejut. "Hai Elvina," jawab Sarah santai.Sarah dan Febri kemudian menghampiri mereka dan mengulurkan tangannya. Elvina terlihat enggan menerima uluran tangan Sarah, selama ini Elvina merasa tersaingi oleh Sarah. Billy dan Sherli pun terlihat biasa saja menyambut kedatangan mereka. Tetapi Keysa dia mengerutkan dahinya, dia merasa pernah bertemu dengan Sarah, tapi Keysa lu
Imah keluar dari kamar Keysa, dia langsung menuju kamarnya dan mencari sesuatu di dalam lemari pakaian, dan tak lama Imah mengeluarkan sebuah kotak kayu berukuran kecil, kotak itu sepertinya sudah lama berada di dalam lemari pakaian Imah.Imah mencari sesuatu dan akhirnya dia terlihat bibirnya tersenyum dan memegang selembar foto anak kecil.Tapi kemudian wajah Imah berubah sayu, dia seperti mengkhawatirkan sesuatu.'Apa aku ceritakan saja sama Non Keysa ya?'Beberapa detik Imah terdiam, dia sedang mempertimbangkan apa yang akan dilakukannya sekarang.Imah kemudian bergegas keluar dari kamarnya, dan kembali menuju kamar Keysa. Dia langsung disambut Keysa di depan pintu, Keysa dengan cepat m
Pagi harinya Elvina terlihat sudah bangun, Sherli mengucek matanya yang masih merasa ngantuk. "Mama sudah bangun?" "Papa mu mana? Bagaimana keadaan disana?" Elvina langsung meluncurkan beberapa pertanyaan. "Mama sebaiknya tenang dulu, biarlah itu semua Papa yang urus," ucap Sherli berusaha menenangkan. "Mama harus melihatnya kesana," Elvina berusaha bangkit dari tempat tidur, tetapi Sherli segera menahannya. Keysa memicingkan matanya yang terlihat sangat mengantuk, namun telinganya mendengar obrolan Elvina dan Sherli. Dia langsung bangkit dari sofa. "Tante sebaiknya disini saja, biarkan Om Billy yang atur semua, jangan sampai Om Billy mala
Kabar mengenai musibah kebakaran itu menyebar ke semua rekan pengusaha, hingga beritanya muncul di media sosial. Billy maupun Elvina sangat terpukul dengan kejadian itu, apalagi ketika mereka mendapat kabar jika pihak asuransi tidak bersedia untuk mengeluarkan sedikitpun dana untuk mengganti kerugian perusahaannya."Sial!" Teriak Billy sambil membanting sesuatu yang ada didekatnya. "Bagaimana pihak asuransi tidak mau menanggung semua ini, sudah jelas ini semua murni, tanpa sengaja kebakaran, kamu pikir siapa yang sengaja membakar semua ini?" Billy memandang tajam ke arah Rama yang baru saja melaporkan terkait informasi dari pihak asuransi."Maaf Bos, informasinya mereka ada bukti bahwa itu bukan murni kebakaran," ucap Rama dengan kepala tertunduk."Bukti apa yang mereka temukan di lokasi?"