Kuda hitam yang mereka kendarai tiba-tiba berhenti, hampir saja Adir ikut terjatuh ke belakang diikuti dengan suara ringkikan kuda yang terbawa angin. Salju-salju kecil mengenai tubuh mereka yang jatuh dari atas kepala.
Beruntung Altair menarik tali kekang kuda dengan kuat dan melihat di balik dinding gunung yang tertutup salju muncul besi runcing tajam hampir menusuk mereka.
Besi-besi itu teraliri Mana keluarga Bedros, mereka terdiam dan terjebak di tengah badai salju yang berhembus kencang. Ditambah lagi mereka juga tidak bisa bergerak banyak karena di sisi jalan yang dipijak si kuda sempit.
Altair mengamati keadaan di sekitar mereka, pandangannya sedikit kabur karena terhalangi badai salju yang berhembus kuat. Altair melihat ke arah besi di depannya, salju yang mengenai b
Altair menjulurkan salah satu tangannya untuk menangkap Adir dan tangan lainnya masih memegang tali kuda agar tidak terjatuh. Adir berusaha menangkap uluran tangan Altair dari bawah dan dia melihat tanduk kuda di atas.Jarak jangkauan yang jauh dari saat Adir turun memaksanya untuk membuat Mana penghubung agar bisa Altair tangkap. Adir terkejut dengan longsoran salju yang sudah menerjang di balik punggung Altair. Badai salju membuat mereka kesulitan sehingga jarak pandangan menjadi tidak jelas karena mereka belum terbiasa hidup di cuaca seperti itu.Altair melihat Mana Adir berusaha menjulur ke tangannya dengan cepat Altair segera menangkapnya. Suara gemuruh dari longsoran salju sudah tidak Altair hiraukan. Altair menggertakkan giginya karena terlalu jengke
Orang tersebut tetap bertahan dengan apa yang dia pegang sampai saat ini, senjata yang dia bawa sampai terjatuh tergeletak di atas salju tebal. Dia berusaha menahan sambil membelalakkan matanya.Kilatan cahaya serangan mereka berdua memantul di kedua bola mata orang itu. Kedua serangan tersebut berusaha memecahkan gelembung kristal batu terselimuti dengan Mana.Untuk menghentikan serangan mereka, Altair dan Adir menarik kembali Mana pada kedua senjata yang mereka gunakan. Adir bisa seketika menarik Mana miliknya sehingga tidak menimbulkan efek apapun pada gelembung kristal.Berbeda dengan bola api milik Altair, meskipun Mana yang dia tarik sudah menghilangkan
Mereka berdua terdiam setelah mendengar apa yang dikatakan Zhi kepada Altair dan Adir. Altair memegang erat tali kuda di tangannya dan pergi berjalan menuntun kuda miliknya. Adir tidak berkata apa-apa, dia hanya mengikuti Altair di belakang. Badai salju sudah berhenti turun, mereka harus kembali berjalan dijalan yang sama seperti tadi. Altair masih fokus dengan apa yang menjadi tujuan utamanya dan Adir satu fikiran dengannya. Zhi berjalan menjauh dari kedua orang tersebut dengan senjata yang masih basah digantung di atas pundak miliknya. Pikiran Zhi melayang. Zhi membunyikan siulan yang sangat nyaring menggema di seluruh penjuru wilayah bersalju. Tidak menunggu waktu lama terdengar suara dari jauh menyibak dari dalam hutan. Pohon-pohon cemara tertutup salju bergerak se
Zhi berada di atas serigala besar berlari dengan cepat. Seluruh salju yang dia injak berterbangan ke arah belakang. Di belakang Zhi orang-orang gagah dan pemberani sedang memacu kuda mereka. Mereka menggunakan baju zirah besi yang di setiap baju mereka terdapat batu keras berisikan Mana dengan warna yang berbeda.Mereka mengikuti Zhi dari belakang untuk segera kembali ke markas. Hari mulai senja, matahari mulai tenggelam. Keadaan di luar lebih berbahaya daripada waktu di siang hari.Zhi mengelilingi jalan setapak gunung yang ditemani dengan matahari tenggelam dari ufuk. Dari atas benteng, para penjaga melihat kedatangan Zhi bersama pasukan. Mereka segera membuka kembali gerbang dengan lebar.
Altair membalikkan badannya melihat pandangan sekitar. Kamar yang berada di hadapannya kini tidak jauh berbeda dengan kamarnya sendiri. Dengan kelambu kamar transparan berwarna putih menghiasi tempat tidur.Perapian menyala menghangatkan ruangan, sebenarnya Altair tidak membutuhkan perapian karena dia bisa menggunakan Mana miliknya sekaligus berlatih namun, mungkin hal ini adalah cara mereka menghormati tamu dan Altair menghargainya.Altair berjalan mendekati jendela kamar melihat hari sudah gelap, bayangan dirinya terpantul dari dalam jendela. Sekilas Altair melihat wajah Mary tersenyum kepadanya khas dengan baju pelayan yang sangat cocok dengannya.Altair ju
Duke Elrica, Zhi dan tamu mereka sedang berada di ruang kerja. Mereka duduk sambil menikmati hidangan manis di atas meja. Tidak ada seorangpun yang sedang hadir menemani kecuali hanya mereka berempat.Adir nampak gugup namun, dia berusaha untuk menahan perasaan gugupnya dan meyakinkan diri. Sedangkan Altair dan Zhi terlihat biasa saja, Duke Elrica menatap ke arah tamu mereka dengan wajah serius.“Apa kalian sudah mendapatkan izin dari mereka (ayah Altair dan Adir)?” tanya Duke Elrica dengan wajah serius.“Tentu saja,” jawab Altair dengan tenang.Duke Elrica mengarahkan pandangannya ke arah Adir karena pasti Adir sudah memberitahukan terlebih dahulu kepada Altair tentang aturan membaca b
Altair meninggalkan obrolan yang berisikan hal-hal erotis saja di sana karena itu bisa saja membangkitkan gairah Altair nanti jika dia terjebak dalam waktu lama disana.Dia berjalan lagi ke depan beberapa langkah saat meninggalkan tempat tersebut, Altair hampir saja menabrakkan dirinya ke salah satu pelayan wanita yang membawa sekeranjang baju kering yang terbuat dari anyaman bambu.Altair dengan cepat menghentikan langkahnya dan karena dia tidak bisa mengendalikan tubuhnya membuat Altair jatuh terduduk di atas salju empuk. Pelayan itu merasakan sedikit di tubuhnya sebuah benturan kecil tepat mengenai siku di tangan. Dia juga terkejut dengan kontak fisik itu dan menoleh ke arah Altair.
Altair berdiri dikepung segerombolan ksatria yang bersikap aneh. Mereka berdiri di sekitar tebing dan rumah tempat para ksatria Bedros beristirahat.Altair melihat ke arah sekeliling dan sekitar bawah kaki. Tidak menemukan hal yang bisa membantunya untuk keluar dari sana, kalaupun dia berhasil keluar dari sana mungkin dengan sedikit kebisingan. Namun, Altair tidak ingin hal itu terjadi karena kecurigaan keluarga Bedros akan meningkat jika mereka menangkap dirinya dalam situasi seperti sekarang.Altair berusaha tenang, dia melihat di sisi rumah para ksatria tidak ada orang yang berdiri di sana terutama di bagian atap rumah. Altair berinisiatif untuk menggapai tempat yang jauh dari dia berdiri saat ini.
Pemilik toko langsung mengarahkan tangan terampilnya menarik Altair masuk ke dalam. Dia tidak bisa menolak ajakan yang belum dikenal sebelumnya seakan ikut terpengaruh suasana toko kain semenjak masuk ke dalam. Altair berdiri di atas podium mini beberapa karyawan memasuki ruangan berbaris dengan rapi membawa senjata serta alat untuk menyerangnya. Keahlian mereka bergerak cepat mengukur tubuh Altair setiap inchi. “Tidak bisa begini,” ucap salah satu karyawan yang berada dibelakang Altair sambil menggelengkan kepalanya dengan cepat dan kemudian menarik baju Altair menanggalkan sehingga setengah telanjang. Tangan-tangan mereka semakin liar, lima orang lainnya mencatat apa saja yang diucapkan rekan-rekannya. Pemilik toko melihat dengan puas berkelana menggunakan pikirannya sendiri. Orang-orang dari balik tirai bersembunyi sudah tidak sabar untuk keluar akan tetapi ditahan oleh temannya. Altair layaknya hewan ternak yang patuh untuk diperah tidak melakukan perlawanan. “Silahkan tunggu
Aroma vanila sangat manis untuk dinikmati, bau roti yang baru saja keluar dari panggangan mengepulkan asap, kue-kue kering yang tersusun rapi di ranjang-ranjang anyaman terbuat dari bambu ditutupi taplak meja.Di atas meja dipenuhi oleh bir, kue pie, bouquet, buah-buahan dan tidak lupa vas bunga berisi air digunakan untuk meletakkan bunga matahri sebesar piring. Para pria sedang bersemangat melakukan duel serta taruhan minum bir, perasaan senang mereka merambat ke meja-meja lain.Di malam hari ibukota kembali mengadakan pesta meriah di depan-depan rumah mereka, para wanita menggerakkan tubuhnya yang indah, gaun-gaun mereka melambai-lambai luwes menyeret di atas paving. Sepatu-sepatu yang dihentakkan seirama dengan dentuman musik yang nyaring, terdengar suara siulan menggoda mereka.“Halo tuan muda,” ucap seorang gadis yang sedari tadi melihat ke arah Altair bersama kawan-kawannya dari jauh berteduh di bawah p
Mata gadis tidak lepas memandangi makhluk kecil di pundak Nicon kemudian masuk ke dalam penginapan dan mereka mengikutinya dari belakang. Pandangan mereka seakan bertanya “ada apa dengannya?”. Namun, tidak seorangpun dari mereka memulai terlebih dahulu untuk berbicara hingga keduanya sudah berada di depan kamar masing-masing. “Dia sangat aneh,” kata Zhi merogoh kunci di sakunya terkejut mendengar pintu disebelahnya tiba-tiba terbuka dan kunci yang ada di tangannya terjatuh. Nicon melihat Adir yang keluar dari kamar berlari mendekat, Zhi yang hampir saja meledakkan emosinya ditahan oleh Nicon. “Bagaimana kabarmu?” tanya Nicon khawatir. Adir melihat ke arahnya kemudian melekat begitu lama ke arah lain. “Kami semua mencarimu kemana-mana dan tidak tidur di malam hari,” sambung Zhi. “Hewan peliharaan yang lain juga menghilang, apakah kau tahu dimana keberadaan mereka sekaran
Acara meriah penuh dengan gemerlap lampu berwarna, iringan musik di setiap jalan-jalan, makanan-makanan berjejer rapi di tepi-tepi rumah dan mereka keluar mengenakan pakaian bagus serta berhias. Para pria sibuk bersenda gurau sembari memegangi botol bir besar dari kayu, para wanita menari dengan riang gembira seirama dengan alunan musik yang menggugah jiwa untuk ikut bergabung.Ketiga calon pengendali Mana bergegas menuruni anak tangga, Nicon meninggalkan naga kecil tidur di atas tempat tidur miliknya. Mereka menikmati perjalanan yang sangat menyenangkan ikut meriahkan pesta besar yang diadakan di jalanan ibu kota.Altair berlari mendekati keramaian orang-orang, melihat penduduk yang tadi tertutup dan kurus kekurangan gizi kini nampak seperti manusia pada u
Mereka melaju pesat meninggalkan Adir dan Altair di belakang akan tetapi tidak meninggalkan sosok mereka berdua dan masih bisa melihat keberadaan masing-masing. Mentari pagi sangat menyenangkan untuk menyentuh kulit serta tubuh kekar keduanya sehingga keringat yang muncul terkena angin pacuan kuda yang mereka tunggangi terasa menyejukkan.“Dimana hewan peliharaan agung?” tanya Adir kepada Altair serius mengendarai kuda hitamnya.Altair melirik ke belakang melihat Adir, dia juga sedang mencari sosok makhluk biru di sekitar mereka. Kemudian Pino tiba-tiba keluar dari dalam tubuh Altair melalui kedua tangan yang sedang memengang tali kekang kuda.Kemu
Tidak menunggu waktu lama segerombolan bandit menyerang anak-anak muda yang baru pertama kali menginjakkan kaki tanah di luar Rhodes. Altair dengan cepat membuat tameng di sekitar mereka agar orang-orang tidak masuk lebih dalam.Terkejut dihalangi oleh dinding pertahanan, mereka berusaha memukul-mukulnya dengan keras.“Berapa lama kita bisa bertahan di dalam?” tanya Zhi bersiap menyerang.“Jika kau ingin sampai mereka pergi dari sini tidak masalah,” jawab Altair yang acuh melihat banyaknya kerumunan.“Itu akan sangat lama, kita tidak memiliki banyak waktu hanya untuk menunggu mereka pergi,” ucap Nicon tiba-tiba sudah duduk di atas punggung naga bersiap mengepakkan kedua sayapnya untuk terbang melewati celah di atas dinding.Dia pergi meninggalkan rekan-rekannya dari atas naga meniup semburan api membubarkan pertahanan mereka. Melihat api yang s
Ruang rapat terasa mencekam, para pengendali Mana memutuskan untuk mengirim anak-anak mereka pergi meninggalkan Rhodes dan hewan peliharaan dewa akan menjadi pemandu tempat penyegelan.Keberangkatan kali ini tidak ada upacara pelepas kepergian seperti tahun-tahun sebelumnya hanya ditemani segelintir orang-orang yang saling kenal satu sama lain serta sanak keluarga saja.Bermodalkan perbekalan sederhana dengan berat hati menjalankan kewajiban dan tanggaung jawab sebagai calon pengendali Mana selanjutnya. Altair hanya ditemani bersama ayahnya di pintu gerbang Rhodes sedangkan keluarganya menunggu di dalam kereta. Lily kakak perempuan mengamati dari jauh di balik kaca.
Malam masih panjang dari jendela terlihat orang-orang sedang berlalu lalang, baik itu para ksatria maupun orang-orang yang tidak terjangkit bisa keluar masuk di wilayah tersebut. Nicon dan Zhi masih beradu argumen memperebutkan tempat tidur di tengah.Sisanya memilih untuk membersihkan badan yang penuh dengan keringat serta debu, menyegarkan dalam bak mandi atau berdiri merasakan kenyamanan air yang membasuh tubuh-tubuh indah mereka.Badan Arion penuh dengan luka serta sayatan menandakan betapa kerasnya dia belajar untuk menjadi seperti ayah-ayahnya dulu sekaligus mengemban amanah sebagai penjaga daratan Rhodes yang luas.Adir merendam tubuhnya dengan menggunakan beberapa aroma herbal yang bisa membangkitkan Mana, kabut panas menyelubungi kamar mandi yang luas tanpa sekat membuat mereka bisa memandangi tubuh satu sama lain.Altair juga sedang terduduk di kursi khusus sedang menggosok bagian tubuhnya
Bunga-bunga es menempel erat pada dinding pelindung, entah darimana asalnya namun, itu melekat memberikan efek goresan sedikit demi sedikit. Sayatan demi sayatan akhirnya berubah menjadi retakan besar, Duke Stuart yang tidak memperhatikan usaha Altair untuk keluar dari sana berusaha menyembunyikan alat sihir di belakang punggungnya.Alat yang serupa dengan kaki-kaki gurita terbuat dari besi-besi dan sendi-sendi dari batu keras berisi Mana, dentuman besar dari arah luar menggerakan dinding tersebut dan sekarang cahaya api mulai terlihat jelas.Altair juga menggunakan salah satu tangannya untuk mengendalikan rantai-rantai merusak penghalang yang menyesakkan, memukul retakan yang berpotensi bisa ditembus. Baju besi yang dia gunakan mengeluarkan bunyi yang memeka telinga saat bersegesakan dengan bola perak yang menahan tubuhnya dengan kuat.Jari jemarinya patah saat menahan penolakan Duke Stuart dengan wajah meringis menahan