Share

58 - Sampai

Author: INIWONJUNG
last update Last Updated: 2023-08-15 23:24:40

“Misterius? Apa maksudmu? Sepertinya dia masih kecil dulu tidak seperti itu.” tanya Shino dengan wajah kebingungan.

“Iya, dia memiliki sisi yang tidak pernah ia tunjukkan pada siapapun. Dia pendiam dan jarang memperlihatkan ekspreinya yang sebenarnya. Aku sebagai kakaknya pun jarang bicara dengannya karena tidak tahu harus membahas topik apa.” jawab Seok Hoon dengan panjang lebar.

“Apa penyebabnya dia jadi seperti itu?”

“Entahlah, dia tidak akur dengan kakek. Dia sering dimarahi dan jarang menyapa kakek. Aku tidak tahu gara-gara apa kakek jadi begitu. Dulu saat dia masih SMP, dia cucu yang paling disayang melebihi aku dan Jaekyung."

"Jadi karena sebuah pertengkaran itu yang membuat hubungan Jiho dan Pak Kim mulai merenggang?" tanya Shino memastikan.

"Mungkin saja. Aku jarang ada di rumah, makanya aku selalu ketinggalan berita di rumah. Biasanya papaku yang memberitahuku jika ada masalah di rumah." Seok Hoon mengangkat bahunya dan kembali fokus menyetir.

Shino tertegun sejenak sambil m
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • 365 Hari Bersama Sang CEO   59 - Hilang

    "Shino, kau boleh pilih kamar yang mana saja. Aku akan menunggumu selesai memilih." papar Seok Hoon sambil tersenyum manis ke arah Shino. Pria itu duduk di atas kopernya sambil meminum susu kotak di tangannya.Shino mengangkat kedua alisnya dan melihat keempat kamar tersebut, ia kemudian menunjuk kamar paling pojok di lantai dua. Ia ingin menikmati pemandangan diluar sana dari balkon kamarnya. Mata Seok Hoon dan Adam mengikuti arah hari telunjuk Shino, Seok Hoon tersenyum miring terlintas ide bagus di pikirannya."Kalau begitu aku akan pilih kamar di sebelah--" Belum selesai Seok Hoon menyelesaikan perkataannya, Adam sudah menyela dia dengan cepat."Sebelah kamarmu aku saja!" sahut Adam dengan cepat.Shino menoleh ke arah pria bermata biru itu, lalu mengangguk pelan."Aku yang akan menempati kamar tidur sebelah kamar Shino. Aku yang bayar ini, terserah aku." jawab Seok Hoon dengan lantang. Ia sedikit emosi karena kesempatannya untuk bisa bersebelahan dengan Shino, diambil cepat oleh r

    Last Updated : 2023-08-16
  • 365 Hari Bersama Sang CEO   60 - Mencari Seok Hoon

    Vivi menyalakan mobilnya dan menelepon Kento. Dia bertukar nomor telepon dengan Kento saat pertama kali berkunjung ke perusahaan Shino. Wajahnya serius kali ini. Dia harus segera menemui pria itu. Pria yang bolak-balik merusak mood nya."Halo, ada yang bisa saya bantu?" sahut Kento dari telepon."Hei, apa kau tahu Seok Hoon ada dimana?" tanya Vivi tidak sabar.Telepon hening sejenak, Kento sepertinya sedang mencerna pertanyaan yang dilontarkan Vivi."Saya tidak tahu, nona. Apa anda berkenan jika saya cari dia sekarang. Mungkin butuh beberapa waktu untuk mencarinya jika ia tidak kunjung ditemukan." tawar Kento dengan lembut."Baiklah, tunggu aku dulu. Aku akan ke rumahnya dulu, bertanya apakah dia ada disana. Jika tidak ada, maka aku akan menyuruhmu untuk mencarinya." ujar Vivi dengan tegas."Baik." sahut Kento dengan cepat. Telepon pun mati. Vivi mempercepat lajunya agar tidak semakin malam.Sesampainya di depan gerbang rumah Seok Hoon. Vivi membuka jendela mobilnya, satpam mengintip

    Last Updated : 2023-08-17
  • 365 Hari Bersama Sang CEO   61 - Jay Iri

    "Apa?! Tumben sekali kau begitu. Pilih kasih! Aku dulu minta antar ke acara pameran sekolah malam-malam, kau menolak dengan mentah-mentah." gerutu Jay dengan kesal. Ia mengunyah ayam itu dengan gemas. Wajahnya menunjukkan kalau saat ini dia sangat iri dengan Jaekyung yang mulai 'disayang' kakaknya itu.Berry melirik Jay dengan malas, lalu ia tersenyum pada Jaekyung."Bagaimana? Kau tertarik? Daripada kau bersusah payah menunggu di halte sendirian di pagi yang sangat dingin, lebih baik menunggu di mobilku sambil tidur menyandar." ucap Berry dengan tutur kata yang sangat manis dan penuh iming-iming.Jaekyung melirik diam-diam ke arah Jay, lalu ia mengangguk dengan ragu. Sebenarnya ia sungkan pada Jay, tetapi harga persahabatan dia dengan Jay menurut Jaekyung sangatlah murah."Baiklah, aku mau." jawab Jaekyung dengan antusias.Berry tersenyum manis sambil mengunyah daging ayam tersebut dengan riang, akhirnya besok ia bisa masuk ke dalam rumah pacar barunya yang cueknya minta ampun dan ke

    Last Updated : 2023-08-18
  • 365 Hari Bersama Sang CEO   62 - Hatiku Kebakaran

    "Aku ingin memakanmu." Mata Shino masih tidak berkedip menatap kehadiran Adam kini. Pria itu mengernyit dan menatap Shino dengan bingung. Dia menepuk pundak Shino pelan. "Kau tidak apa-apa? Apa kau sakit?" tanya Adam dengan polosnya. Shino tersentak kaget karena tangan Adam yang menyentuh bahunya. Ia tersadar kembali lalu berdeham pelan menutupi rasa malunya. Pandangannya ia alihkan menatap cocktail yang dipegangnya. "Kemana cocktailku? Perasaan tadi aku meminumnya sedikit." Shino melihat gelasnya yang sudah kosong. Adam terkekeh lalu menunjuk pasir di bawah Shino yang berwarna hijau itu, "Aku tadi melihatmu menumpahkannya ke tanah. Sepertinya kau sedang melamun, kau sedang menatap perut seksinya Seok Hoon ya?" Wajah Shino berubah masam, ia kemudian mengambil segenggam pasir berwarna putih itu lalu ia lemparkan ke arah Adam dengan cepat. "Enak saja, aku sedang melamun kan obat penyakitku. Kau kira isi otakku sama dengan otakmu yang mesum itu?!" seru Shino sambil melemparkan pasi

    Last Updated : 2023-08-19
  • 365 Hari Bersama Sang CEO   63 - Kepergok di Rumah Jiho

    Berry akhirnya sudah sampai di depan gerbang keluarga aktor idamannya yaitu Kim Seok Hoon, dia berusaha menyembunyikan rasa girangnya yang sangat tak tertahankan ini. Ini adalah pertama kalinya ia bisa masuk ke dalam rumah seorang artis terkenal. Sebentar lagi, dia akan bertemu dengan laki-laki yang menjadi pacar express nya itu.Sudah dua hari, Jiho sama sekali tidak menghubunginya. Apa benar dia pacarnya?"Ini rumahmu Jaekyung? Kau ternyata anak konglomerat ya." ujar Berry dengan wajah pura-pura tidak tahu. Padahal dia sudah mengulik informasi keluarga Jaekyung. Mulai dari siapa Pak Kim dan sampai buyut-buyutnya yang terdahulu."Maafkan aku, kak. Jika selama ini berbohong dan suka menyusahkanmu." jawab Jaekyung dengan malu-malu. Ia kemudian melambai ke satpamnya memberi tanda agar dibukakan gerbangnya."Aku ikut masuk juga?!" seru Berry.Wajahnya bertambah sumringah ketika Jaekyung mengangguk mengiyakan, Berry kira dia bisa masuk rumah Jaekyung jika beberapa kali mengantarnya sepert

    Last Updated : 2023-08-20
  • 365 Hari Bersama Sang CEO   64 - Jujur Kepada Jaekyung

    "Ma, ada tamu. Dia adalah kakaknya Jay, dia tadi mengantarkanku pulang dengan mobilnya. Kak Jiho menghubungiku tadi malam, menyuruhku pulang sendiri." Jaekyung berbicara di samping Ruka yang sedang menyisir rambut Yui."Jadi Jiho tidak menjemputmu tadi? Makanya dia baru mandi barusan. Dasar anak itu, kusuruh menjemput adiknya malah tidak didengarkan." ujar Ruka dengan wajah kesal."Mama sebaiknya segera keluar dan temui kakaknya Jay. Dia menunggumu di ruang tamu." pinta Jaekyung dengan lembut."Siapa namanya? Jay ikut atau tidak?" tanya Ruka sambil menguncir rambut Yui yang baru selesai dikepang dua."Namanya Berry, Jay tidak ikut. Dia masih tidur di rumahnya." jawab Jaekyung lirih."Berry, nama yang lucu. Yui, temui kakek sana. Dia sudah menunggumu di taman, katanya kau mau memancing ikan di kolam." perintah Ruka pada Yui dengan lembut. Wanita itu tersenyum kepada anak bungsunya itu."Mama, jika aku nanti bisa menangkap ikannya. Jangan dimasak ya." Yui berlari kecil meninggalkan mere

    Last Updated : 2023-08-20
  • 365 Hari Bersama Sang CEO   65 - Wanita itu Datang

    “Sepatu?” tanya Jiho sekali lagi.Jaekyung mengangguk dengan cepat, Jiho mengalihkan pandangannya ke sekitar sambil memikirkan keberadaan sepatu tersebut. Berry meliirk ke arah Jaekyung.“Iya, sepatu itu yang mahal itu. Kau yang memberikannya padaku saat di Hong Kong.” jawab Jaekyung dengan yakin.“Nanti akan kucari lagi, tenanglah. Benda itu tidak akan hilang.” ujar Jiho meyakinkan adiknya itu.“Baiklah, berjanjilah untuk mencarikannya untukku.” Jaekyung menatap tajam kakaknya itu.“Kau cari juga! Jika aku tidak menemukannya bagaimana?” gerutu Jiho.“Belikan lagi, kau kan kaya.” celetuk Jaekyung dengan enteng.“Apa? Bukannya kau ya, yang selalu dipanggil cucuku-cucuku oleh kakek.” balas Jiho tidak terima.“Hei, kalian berdua. Sepertinya aku harus pulang sekarang. Ada urusan di kantor.” pamit Berry dengan ragu-ragu.Jaekyung tersenyum sambil mengangguk lalu mengantar Berry keluar. Sedangkan Jiho, ia memilih langsung masuk ke kamarnya kembali tanpa mengucapkan sepatah kata apapun.“Kak

    Last Updated : 2023-08-21
  • 365 Hari Bersama Sang CEO   66 - Informasi Baru

    "Vivi?" ucap Shino dengan pelan. Matanya terpaku pada wanita berpakaian warna kuning cerah itu. Seok Hoon ikut menatap Vivi dengan wajah penuh emosi."Sedang apa dia ada disini?" tanya Adam.Seok Hoon tanpa ragu menghampiri Vivi, wanita itu tersenyum lebar ketika Seok Hoon berlari ke arahnya. Shino saling bertatapan bingung dengan Adam."Apa Vivi menguntitmu lagi?" tanya Shino dengan wajah penuh curiga."Tidak tahu, akhir-akhir ini aku merasa damai. Vivi sama sekali tidak menggangguku seminggu ini." jawab Adam dengan enteng. Ia mengangkat bahunya tanda tak tahu juga."Ternyata kau ada disini, kenapa tidak mengajakku? Kau mau kabur dengan pelac*r itu ya?" tanya Vivi dengan suara yang masih tenang.Seok Hoon menarik Vivi ke tempat yang jauh dari pandangan Shino dan Adam, ia tak mau sampai terlihat mereka berdua. Rencananya akan gagal jika Shino sampai tahu jika ia dijodohkan dengan Vivi."Kenapa mereka? Bukannya mereka bermusuhan ya?" tanya Shino ke dirinya sendiri, Adam menatap wajah S

    Last Updated : 2023-08-21

Latest chapter

  • 365 Hari Bersama Sang CEO   79 - Putus?

    Berry tercengang ketika mendengar kalimat yang keluar dari mulut adiknya sendiri. Apa dia tidak salah dengar? Bocah SMA yang selama ini hanya menumpang tidur dan bermain game di rumahnya ternyata seorang pecandu?“Kau jangan asal bicara Jay, kau tahu dia seorang konglomerat. Jaga mulutmu jika kau ttak mau dipenjara mereka nanti.” sahur Berry berusaha tak percaya. Ia tidak mau asal memfitnah orang apalagi keluarga Jaekyung punya kuasa di negara ini.“Kau kira aku bicara tanpa bukti?!” sentak Jay sambil melotot pada kakaknya itu yang seolah-olah memandang dirinya penipu. Berry menoleh ke arah adiknya dan menatapnya tajam, “Jadi, apa kau punya buktinya? Tunjukkan padaku kalau begitu!” jawab Berry dengan nada menantang. Saat ini mereka diam di samping jalan, Berry menunggu jawaban Jay.Jay berpikir sejenak, selama ini ia tak mengambil bukti apapun dari Jaekyung. Dia hanya menebaknya saja.“Untuk buktinya ….” Jay menggigit jarinya bingung. Berry tak tahan dengan hal itu, ia hanya tertawa

  • 365 Hari Bersama Sang CEO   78 - Berry Terkejut

    "Hah?" Pak Imura tercengang ketika mendengar kalimat yang keluar dari mulut bosnya barusan. Apa dia tidak salah dengar tadi? Tidak mungkin, dia selama ini selalu menjadi manajer departemen ini untuk waktu yang lama. Dan dia tak pernah menduga bahwa dia akan dipromosikan langsung oleh CEO perusahaan ini.Shino tersenyum miring, "Jika kau mau, kau harus menunjukkan bahwa dirimu lah yang mampu mengemban tugas ini. Jangan merendah, aku ingin melihatmu melawan mereka. Hubungi aku untuk berdiskusi soal ini."Shino keluar dengan diikuti Adam yang menahan senyumnya ketika melihat wajah Pak Imura yang kebingungan. Bu Dinan pun tak sadar jika ia telah menganga selama lebih dari 5 menit. Tidak ada hujan tiba-tiba ada berita seperti ini.Pak Imura terduduk lemas di kursi sofa, rasanya seperti sedang memenangkan sebuah lotre yang sudah diinginkannya sejak lama. Tangannya gemetar dan berkeringat, lidahnya terasa kelu, pikirannya kosong.Bagaimana jika keluarganya mendengar hal ini, mereka pasti aka

  • 365 Hari Bersama Sang CEO   77 - Pernikahan Vivi

    Berry membuka aplikasi perekam dalam ponselnya, segera ia mendekatkan benda itu di balik lemari. Pak Kim dan Pak Jung duduk di sofa sambil berbincang mengenai pernikahan cucu mereka yang semakin dekat.“Tak lama lagi kita akan jadi besan pak,” ujar Pak Jung sambil tertawa pelan."Bagaimana? Apa kau sudah mengurus hal itu? Dia sebentar lagi akan keluar." tanya Pak Kim membuat Berry semakin penasaran dengan orang yang dimaksud Pak Kim."Kento sudah mengurusnya dengan baik, sebentar lagi Anda hanya duduk tenang menunggu cucu anda menggantikan." Pak Jung tersenyum miring, mereka berdua lalu keluar dari ruangan itu. Berry mengernyit lalu keluar dengan diam-diam.Dia kembali mendengarkan suara rekaman tadi dengan earphone, mengamati suara mereka berdua. Apa yang dimaksudnya? Siapa yang akan menggantikan Pak Kim? Seok Hoon?Apa dia akan dicalonkan untuk penggantian direktur nanti? Apa mereka sudah merencanakan ini sebelumnya?Berry kemudian mengirim file rekaman itu kepada Shino agar dia tah

  • 365 Hari Bersama Sang CEO   76 - Bergerak

    Berry menggigit jarinya untuk menenangkan dirinya dari rasa berdebar yang sangat hebat. Saat ini, ia sedang menunggu pintu dibuka oleh Shino. Akar dari masalah ini mulai terlihat setelah ia nekat mengutak-atik laptop milik pacarnya, Jiho.Tak lama kemudian, pintu terbuka dan terlihat Adam dengan wajah dinginnya menyuruh Berry masuk ke dalam. Setelah Berry masuk, diliriknya keadaan luar memastikan tidak ada seorangpun yang melihat mereka."Berry, apa Jiho tahu hal ini?" tanya Shino memastikan."Sepertinya dia memang sedang memantau Jaekyung setiap harinya. Walaupun dia terlihat dingin dan tak peduli sekalipun, tetapi di laptopnya banyak video rekaman cctv aktivitas yang dilakukan Jaekyung." jelas Berry.Shino dan mengangguk bebarengan lalu mereka saling melirik satu sama lain. Sepertinya Berry akan dapat misi baru setelah ini. Mereka sudah tahu kinerja Berry yang cepat tanggap menangani masalah ini."Oke, sekarang aku memiliki misi baru untukmu. Singkirkan Jiho dan Jaekyung dari pikira

  • 365 Hari Bersama Sang CEO   75 - Kenakalan Remaja

    "Nanti siang aku akan menjemputmu, kita harus fitting pakaian pengantin kita. Aku mau semunu harus selesai dalam dua hari ini." ucap Seok Hoon dengan tegas. Terlihat dari ekspresinya, ia tampak datar. Setelah kejadian itu, membuatnya menjadi lebih dingin dari biasanya. Dia menjadi lebih serius ketika bersama Vivi. "Baiklah," balas Vivi, ia menahan senyumnya agar tidak muncul di hadapan Seok Hoon. Walaupun Seok Hoon berubah, ia tetap senang karena Seok Hoon berhasil melupakan wanita itu. Mulai dari sekarang, ia akan berusaha membuat Seok Hoon yang dingin ini menjadi tergila-gila padanya. Sesampainya di depan rumah Seok Hoon, pria itu meminta Vivi memberhentikan mobilnya disana. "Pulanglah. Terima kasih sudah mengantarku." Seok Hoon keluar dari mobil meninggalkan Vivi. Di dalam mobil, Vivi berteriak kegirangan. Ia tak dapat mendeskripsikan perasaan senangnya kini. Di rumah Vivi, tampak Pak Jung duduk di ruang tamu. Pria tua itu tersentak ketika melihat Vivi datang secara terburu-bur

  • 365 Hari Bersama Sang CEO   74 - Kebenaran Baru

    Shino telah selesai mengobati luka Adam, ia menutup kotak obat tersebut dan meletakkannya di meja. Shino menghela napas menatap pria itu dengan tajam, ia menunggu Adam mulai berbicara. Pria itu tertunduk berusaha menghindari kontak mata dengan Shino."Jelaskan, bagaimana ini bisa terjadi! Apa kalian berantem satu sama lain?" tanya Shino dengan cepat.Adam diam seribu bahasa dan tidak mau menatap Shino sama sekali. Ia tetap masih menundukkan kepalanya."Angkat kepalamu dan jawab pertanyaanku! Apa kau bisu?!" Shino mulai menaikkan suaranya.Pria itu kemudian menghela napas pelan lalu menatap Shino dengan tenang. Ia melihat sebuah guratan jelas di leher Shino, sepertinya wanita itu sangat marah kali ini."Maafkan aku, soal tadi mal—""Aku tidak sedang membicarakan hal itu!" bentak Shino sambil berusaha mengontrol wajahnya agar tidak goyah dan salting mengingat tadi malam."Benar, aku adu jotos dengan Seok Hoon. Dia yang lebih dulu memukulku dan memnacingku dengan kata-katanya yang menusu

  • 365 Hari Bersama Sang CEO   73 - Babak Belur

    Saat ini, Adam dan Seok Hoon sedang berada di sebuah lapangan tembak. Seok Hoon mengajak Adam untuk adu keterampilan. Adam tampak malas mengikuti pria cerewet di depannya kini. Sesekali Adam menghela napas melihat tempat yang tak asing baginya.Sebuah tempat dimana ia pernah belajar untuk meraih cita-citanya dulu dengan menjadi seorang tentara."Mau apa kita kesini?" tanya Adam dengan lirih. Ia memicingkan matanya menatap Seok Hoon yang mulai memilih senapan yang digunakannya sebentar lagi.Seok Hoon tersenyum miring lalu melihat pria itu dengan wajah menantang, dia telah selesai memilih senapan. Dari wajahnya terlihat bahwa ia sangat percaya diri sekarang, ia tak tahu jika Adam ahli dalam pekerjaan ini."Kau tidak pernah kesini ya? Cobalah memilih senapan yang diletakkan di meja itu." titah Seok Hoon."Aku pulang saja. Malas sekali meladeni pria sepertimu." ujar Adam berniat kembali ke villa."Aku ingin pertandingan yang adil. Ini menyangkut diriku, kau, dan Shino. Jika pertandingan

  • 365 Hari Bersama Sang CEO   72 - Aku Malu

    "Kyung, sebentar lagi kau mau kuliah dimana? Apa kau akan mengejar Ivy League seperti Haru?" tanya Jay sambil menulis tugasnya yang belum terselesaikan di rumah kemarin.Jaekyung yang fokus bermain game di ponselnya, mengalihkan pandangannya ke arah Jay sekilas. Ia kemudian lanjut bermain game itu lagi."Entahlah, aku sendiri tidak tahu harus kemana. Aku hidup di dunia ini ditentukan oleh ayah dan kakekku. Takdirku pun mereka yang menentukan." jawab Jaekyung dengan nada bicara sendu.Jay terkekeh mendengar ucapan sahabatnya itu, "Takdirmu ditentukan oleh orang tuamu? Lucu sekali, memang kakekmu itu Tuhan?""Bukan begitu. Maksudku, semua urusanku sudah diatur oleh kakekku. Aku tinggal menurut saja dan melakukan apa yang diperintahkan dia." ujar Jaekyung, ibu jarinya terus menekan layar ponselnya dengan cepat."Lalu kau tidak akan kuliah nanti?""Aku kuliah, tetapi tidak tahu dimana. Mungkin, setelah ini aku akan bekerja di kantor kakekku." Jaekyung menghela napas kasar setelah melihat

  • 365 Hari Bersama Sang CEO   71 - Setelah Kejadian Itu

    Esok harinya...Matahari sudah menampakkan dirinya di langit yang luas ini, suara kicauan burung yang sangat merdu membangunkan wanita itu. Shino merasakan tubuhnya sangat lelah dan sakit semua. Kepalanya sangat pusing dan ia berusaha membuka matanya perlahan.Shino berkedip menatap langit-langit kamarnya, ia berusaha mengumpulkan kesadarannya lagi. Tatapannya tampak kosong, dia melamun sejenak. Rambutnya seperti singa dan kantung matanya terlihat tebal."Ah, aku ada di kamarku sendiri ternyata. Jam berapa aku sampai sini ya? Bagaimana si Seok Hoon itu kabarnya. Aku harus mengecek keadaannya." Shino berusaha bangun namun ia merasa kedinginan. Seperti tidak memakai pakaian."Mengapa dingin sekali." Ia melihat tubuhnya tak memakai sehelai benang apapun. Shino terkejut, matanya melotot berusaha bersikap tenang.Matan tertuju ke benda yang tampak melembung di dalam selimut, terlihat besar dan bergerak naik turun.Shino mengenyitkan kedua alisnya berusaha membuka selimut itu, perlahan ia m

DMCA.com Protection Status