Share

Bab 23. Besok kita ke Bandung!

"Astaga! Kenapa suasana jadi tegang begini? Ayo kita makan dulu!" Tuan Angkasa cekikikan sendiri.

"Tap—"

"Ayolah, Tama! Apa kamu tidak kasihan dengan kekasihmu? Lihatlah, Binar sudah sangat lapar. Iya 'kan, Binar?" potong Nyonya Diana.

Binar hanya diam. Apa yang bisa dilakukan wanita itu saat ini? Kata-kata lapar yang diucapkannya tadi hanya kiasan semata agar nyonya Diana berhenti menyelidik mereka. Akan tetapi kenapa sekarang menjadi senjata dari Nyonya Diana untuk Binar?

"Baiklah!" seru Presdir Tama. Pria ini menyadari kegugupan dari Binar.

Perasaan Presdir Tama saat ini tidak enak, ia merasa jika kedua orangtuanya sudah mulai curiga. Apalagi dengan kehadiran Rayyan tadi yang mengganggu semua rencana mereka.

"Sayang! Tolong ambilkan untukku," ucap Presdir Tama. Sedikit menggelitik, namun itu hanya dijadikan sebagai alat agar orangtuanya tidak menaruh curiga.

"Hah?" Binar masih tercengang.

"Sayang, ayolah!" Sambil mengedipkan matanya.

Kedipan mata dari Presdir Tama membuat Bin
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status