Home / Pernikahan / 30 Hari Bersama Ceo Angkuh / 161. Ayo Kita Buat Bayi!

Share

161. Ayo Kita Buat Bayi!

Author: Amy_Asya
last update Last Updated: 2024-03-22 22:56:28

Dominic membantu Anna mendorong troli, dan menaruh barang belanjaan mereka. Stok makanan di rumah sudah kosong.

Terakhir Anna berbelanja saat terlibat insiden pertengkaran dengan Jennifer.

Bila mengingat kejadian hari itu, Anna jadi kesal sendiri.

"Kata mama siang ini kita harus fitting baju."

"Harus hari ini?" Anna bertanya seraya memasukkan tomat ke dalam troli.

Dominic mengangguk. "Sayang, ambil yang itu juga!" pinta Dominic sembari menuju asparagus. "Aku sudah bilang pada mama dan papa jika pernikahan kita akan dilaksanakan dua minggu lagi. Itu lebih baik dari pada kita harus terburu-buru dalam waktu satu minggu, bukan?"

Ya, Anna dan Dominic sudah sepakat bahwa pernikahan mereka akan dilangsungkan dua minggu dari sekarang.

Masih banyak persiapan yang harus mereka lakukan.

Menunda sampai bulan depan juga tidak mungkin karena Elena terus saja mendesak mereka sejak kemarin.

"Oke, deh! Kita berangkat setelah selesai belanja saja."

"Siap, Nyonya." Dominic bersikap hormat dengan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
nurdianis
yes, aku setuju pada tindak mu anna calon pelakor tidak di beri panggung
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • 30 Hari Bersama Ceo Angkuh   162. Kedatangan Daniella

    Anna melambaikan tangannya saat melihat Daniella dari kejauhan, seraya menggeret koper di tengah keramaian. Dia memang sengaja meminta gadis itu untuk datang ke New York untuk menemani dirinya di hari pernikahan nanti. Semakin hari menjelang hari pernikahannya dengan Dominic, Anna semakin merasa sibuk dan dia butuh sosok teman seperti Daniella agar tidak terlalu stres. "Hai, Daniella! Bagaimana kabarmu?" tanya Anna. Dia segera memeluk gadis berkulit cokelat itu dengan erat, seolah meluapkan semua rasa rindunya pada Daniella. "Aku baik." Daniella melepaskan pelukannya, lalu dia menatap Anna dari atas sampai bawah dengan tatapan takjub. "Wah, sekarang kau tambah cantik, An. Tuan Dominic pasti merawatmu dengan sangat baik."Anna tersipu malu mendapatkan pujian dari Daniella, tidak lupa dia juga membalas pujian gadis itu. "Kau juga terlihat lebih cantik dan segar sekarang. Apa pekerjaanmu tidak terlalu berat lagi sekarang?""Kata siapa? Yang ada semakin berat setiap harinya," ungkap Da

    Last Updated : 2024-03-23
  • 30 Hari Bersama Ceo Angkuh   163. Kau Mau Menjual Putrimu?

    Dominic menepikan mobilnya di depan toko kue milik Anna. Sebelumnya, dia sudah mendapatkan kabar bahwa Anna ada di toko kue sehabis menjemput Daniella tadi. Namun, saat langkah kaki Dominic semakin mendekat, pria itu menyipitkan mata ketika melihat Frank sedang duduk di dalam dengan memakan roti. Tidak hanya itu, ada Anna di depannya yang sedang menunduk dan tampak terintimidasi. Melihat kegelisahan di wajah Anna, Dominic mempercepat langkah kakinya, dia tahu seperti apa rasa takut yang Anna alami jika bertemu dengan Frank. Jadi, dia harus cepat sebelum terjadi sesuatu dengan gadis tersebut. "Anna!" panggil Dominic yang membuat Anna dan Frank menoleh seketika. Dominic bisa melihat senyum tipis yang terukir di bibir Frank saat melihat kehadiran dirinya. "Hai, calon menantuku," sapa Frank dengan senyuman penuh makna. Dia harus bisa bersikap ramah pada calon menantunya. Tanpa menjawab sapaan Frank, Dominic langsung menarik kursi di samping Anna, dan ikut duduk tanpa diminta lebih

    Last Updated : 2024-03-24
  • 30 Hari Bersama Ceo Angkuh   164. Mau Ice Cream yang Lain

    "Kau baik-baik saja?" tanya Dominic sembari membantu Anna duduk di atas ranjang. Wajah gadis itu masih tampak pucat, tetapi napasnya mulai terdengar beraturan, setelah serangan panik yang melandanya tadi selepas Frank pergi. Anna mengangguk lemah. Rasanya dia sudah bosan terus seperti ini, merasakan serangan panik dan juga ketakutan setiap kali bertemu dengan Frank. "Sebaiknya kau istirahat saja. Butuh aku panggilkan dokter, Sayang?""Tidak perlu, Dom. Bagaimana dengan rencana foto kita?"Dominic memegang pundak Anna dengan senyum tipis. "Kita masih bisa menundanya dan pergi besok pagi. Kebetulan besok aku tidak ke kantor.""Ibumu tidak marah?" Anna menatap Dominic dengan wajah polos. Sebelumnya Dominic bilang jika Elena sudah meminta mereka melakukan sesi foto prewedding hari ini. Jadi, Anna takut Elena akan marah jika tahu mereka menundanya lagi. "Itu aka menjadi urusanku nanti. Sekarang istirahat saja, kebetulan aku juga tidak akan ke kantor lagi."Anna menuruti perintah Domin

    Last Updated : 2024-03-24
  • 30 Hari Bersama Ceo Angkuh   165. Foto Prewedding

    "Kita jadi foto prewedding hari ini?""Jadi. Ini aku—“ Dominic langsung menutup mulutnya dengan mata yang berkedip berkali-kali saat melihat penampilan Anna di hadapannya sekarang. "Kenapa, ada yang salah?" Anna bertanya setelah melihat Dominic yang hanya diam melongo saja. "Kau mau ke mana?" tanya Dominic dengan menelan ludahnya. "Katanya kita mau pergi." Anna mendengkus kesal. Dominic ini bagaimana, sih? "Jadi, mau ke mana lagi?""Iya, aku tau, Sayang. Tapi, pakaianmu itu—“"Apa aku terlihat aneh, ya?" tanya Anna yang langsung memotong perkataan Dominic, dengan tertunduk lesu. Gadis itu menatap dress berwarna putih dengan motif bunga yang dipakainya sekarang. "Nggak aneh." Dominic langsung menggeleng cepat. "Kau justru terlihat lebih cantik, Sayang. Aku sampai terpesona."Dominic tidak berbohong. Biasanya Anna selalu memakai jeans dan sweater saja untuk pakaian sehari-hari. Kini gadis itu terlihat lebih anggun dengan dress putih bercorak, dan tentu saja terlihat lebih segar. "

    Last Updated : 2024-03-25
  • 30 Hari Bersama Ceo Angkuh   166. Pembuat Masalah

    Setelah mendapatkan kabar tentang Frank yang berada di kantor polisi, Dominic dan Anna bergegas mengunjungi tempat tersebut, dan mencari tahu masalah apa lagi yang disebabkan oleh Frank. "Maafkan ayahku, Dom." Anna berkata setelah mereka cukup lama diam di dalam mobil. Dia sungguh merasa tidak nyaman sekarang. Dominic menoleh kemudian mengusap rambut Anna seraya tersenyum tipis. "Kita akan cari tahu apa masalahnya."Anna hanya mengangguk. Jika boleh berkata jujur, rasanya Anna sudah tidak punya wajah lagi di depan Dominic karena Frank terus saja berulah. Kemarin pria itu meminta uang dengan jumlah besar pada Dominic, tetapi Anna melarang untuk memberikannya. Jika terus diberi, Frank pasti akan muncul lagi dan terus meminta uang. "Dominic, aku ingin membicarakan sesuatu," ucap Amna dengan sedikit bimbang. "Ya, Sayang. Katakan saja, aku akan mendengarkan.""Sebenarnya ayahku seorang pecandu obat-obatan dan alkohol. Apa dia menyebabkan masalah yang berkaitan dengan barang-barang itu

    Last Updated : 2024-03-26
  • 30 Hari Bersama Ceo Angkuh   167. Anna Williams

    Dominic segera berlari saat melihat Frank tiba-tiba saja mencekik Anna. "Bajingan! Apa yang kau lakukan?" teriak Dominic dengan mata melotot. Dia berusaha menepis tangan Frank yang mencekik Anna dengan sangat kuat. Wajah gadis itu sudah memucat dengan napas yang mulai tak beraturan. "Lepaskan!""Lepaskan, pria tua!" bentak polisi yang menemani Dominic tadi. Bukannya menuruti perintah polisi, Frank justru semakin mencengkram leher putrinya dengan sangat kuat. Selama ini dia tidak pernah berhasil melenyapkan gadis itu, setelah mencoba berbagai cara. Jadi, sekarang Frank akan menghabisi Anna tanpa ampun. Dia tidak peduli jika akan dipenjarakan. Toh, dengan Anna mati atau tidak, Frank akan tetap di penjara. "Bajingan!"Bug! Dominic langsung menghantam wajah Frank dengan tangannya sendiri. Dia tidak peduli lagi dengan status pria tua itu sebagai ayahnya Anna, atau di mana mereka berada. Frank yang merasa kesakitan langsung melepaskan cekikan pada Anna, dan menyentuh bibirnya yang

    Last Updated : 2024-03-26
  • 30 Hari Bersama Ceo Angkuh   168. Tingkah Para Pria Tua

    Dominic sedikit tertegun saat melihat Harry dan Austin berdiri di depan pintu apartemennya. Wajah kedua sahabatnya itu juga terlihat gelisah. "Dominic!" panggil keduanya secara bersama-sama. "Kenapa kalian ada di sini?" "Aku dengar dari Adam jika kau dipanggil oleh polisi. Ada apa? Apa ada masalah serius?" Harry langsung bertanya tanpa jeda. "Hm, cepat katakan ada apa? Harry menelponku tadi, dan aku langsung kemari. Kau tidak biasanya mau terlibat dengan kepolisian," timpal Austin juga. Mereka sangat panik tadi dan langsung datang ke apartemen Dominic. Cukup lama kedua pria itu menunggu, sekitar tiga puluh menit yang lalu. "Kita bicara di dalam saja." Dominic langsung berjalan mendahului kedua sahabatnya dan juga Anna. Ceklek!"Aku mau mandi dulu, Dom," kata Anna yang langsung menuju kamar. Tubuhnya sudah lengket karena kegiatan mereka seharian ini. Dominic hanya mengangguk. Kemudian dia hanya bisa menggeleng pelan saat melihat Harry dan Austin langsung duduk dengan raut penuh

    Last Updated : 2024-03-27
  • 30 Hari Bersama Ceo Angkuh   169. Our Time

    Pagi itu, Anna bangun lebih dulu. Dia merasa lebih baik setelah tidur nyenyak semalaman. Anna juga cukup terkejut saat melihat kondisi apartemen yang sudah kembali rapi lagi. Dominic dan teman-temannya benar-benar bekerja dengan keras sepertinya. Tanpa dia tahu jika hanya Harry dan Austin saja yang membersihkan apartemen sepenuhnya Jadi, Anna membuat sarapan dengan suasana hati yang baik pagi ini. Gadis itu tersentak saat merasakan sepasang tangan besar tiba-tiba saja melingkar di perutnya. Sesaat kemudian, dia bisa mengirup aroma harum dari sabun mandi milik Dominic. "Kau sudah bangun, Dom?""Hm, sudah mandi juga. Kau sedang membuat sarapan apa, Sayang?" tanya Dominic dengan meletakkan dagunya di pundak Anna. Dia suka berada dalam posisi ini. "Roti lapis. Oh, iya, kau sudah bertanya malam tadi pada Austin, apakah dia mau mengantar Daniella belanja hari ini? Jika tidak aku yang akan mengantarkan Daniella." Anna benar-benar lupa semalam karena kejadian luar biasa yang tidak pernah

    Last Updated : 2024-03-27

Latest chapter

  • 30 Hari Bersama Ceo Angkuh   265. Extra Part 4 (Happy Ending)

    Dua Tahun Kemudian. Rumah Dominic terasa ramai sekarang karena anak laki-laki mereka tumbuh menjadi anak yang aktif. Leo, seperti itu mereka semua memanggil nama anak laki-laki yang lahir di musim dingin itu. Leo sangat pintar di usianya yang menginjak dua tahun. Tak jarang, Anna dan Dominic dibuat kewalahan dengan banyaknya pertanyaan yang diajukan oleh Leo. Seperti sekarang, anak itu sedang menanyakan banyak hal kepada ibunya. Tentang mengapa daun-daun pepohonan bisa jatuh di musim gugur, atau tentang bagaimana hewan-hewan liar itu bisa ada, dan mengapa mereka harus menjauhinya. "Mama, aku ingin bersama papa," celoteh Leo yang sudah bosan bertanya tentang banyak hal. "Iya, Sayang. Sebentar lagi papa pulang. Sekarang makan dulu." Leo menggeleng. Dia kembali berlari saat Anna hendak menyuapkan makanan ke dalam mulutnya. Kalau sudah seperti ini, Anna hanya bisa menghembuskan napas dengan kuat. Dia harus banyak bersabar menghadapi kelakuan Leo yang semakin hari se

  • 30 Hari Bersama Ceo Angkuh   264. Extra Part 3

    "Namanya?" Anna menganggukkan kepala dengan senyum lebar. Lalu dia kembali mengusap tangan lembut milik bayi mereka. Ah, ternyata makhluk sebesar ini yang tumbuh di dalam perutnya selama ini. "Bagaimana dengan Mark?" "Mark?" "Iya. Kau tau arti dari nama Mark, Sayang?" Anna sontak menggeleng. "Mark berarti dewa perang. Aku memberinya nama Mark dengan harapan agar nantinya dia sekuat dewa perang." Senyum lebar tersungging di bibir Anna ketika mendengar nama anaknya. "Aku suka itu. Tambahkan nama belakangmu kalau begitu, Dom. Agar dia menjadi pria sekuat dirimu." Dominic setuju. Pria itu mencium kembali pipi bayinya yang terasa begitu halus. "Hai, Nak. Sekarang namamu Mark Leonardo Williams. Aku harap kau bisa tumbuh menjadi pria hebat di masa depan nanti." *** Kabar bahagia terdengar di seluruh penjuru kota New York saat kelahiran cucu pertama keluarga Williams diumumkan. Nama Dominic dan Anna langsung menjadi tren pencarian di internet yang paling banyak dicari

  • 30 Hari Bersama Ceo Angkuh   263. Extra Part 2

    Anna dan Dominic menerima kabar bahagia atas kelahiran putra pertama Austin dan Daniella. Mereka turut berbahagia melihat bagaimana senangnya Austin saat menceritakan proses kelahiran bayi mereka. Anna yang sejak tadi memeluk Dominic pun, tidak pernah sama sekali berhenti tersenyum melihat kebahagiaan di wajah Daniella dan Austin. Mereka langsung melakukan panggilan video begitu mendapat kabar jika Daniella sudah melahirkan. "Ah, rasanya aku ingin terbang ke New York sekarang juga." Anna terlihat gemas melihat pipi merah milik putra Daniella. "Prediksi kelahiranmu kapan, An?" tanya Daniella dengan membersihkan Felix yang baru saja selesai dimandikan. "Bulan depan, tapi aku tidak yakin juga setelah mendengar jika kau melahirkan lebih cepat dari perkiraan." "Semoga semuanya lancar," harap Daniella. "Silakan bicara dengan Austin dulu. Felix sepertinya sudah sangat lapar." Anna mengangguk mengerti. Dia segera memberikan ponsel Dominic kepada pemiliknya, dan membiarkan D

  • 30 Hari Bersama Ceo Angkuh   262. Extra Part 1

    Austin bangun tergopoh-gopoh begitu Daniella membangunkannya tengah malam begini. Yang membuatnya lebih terkejut lagi adalah saat melihat Daniella merintih kesakitan dengan memegang perutnya. "Daniella, apa kau akan melahirkan?" tanya Austin gugup. Dia terlihat lebih gugup daripada wanita yang akan melahirkan. "Aku tidak tau. Perutku sakit sekali, Austin," rintih Daniella tidak tahan lagi. Sebenarnya dia sudah merasakan sakit perut dari sore tadi. Hanya saja, Daniella memilih untuk diam, dan tidak mengatakan apa pun karena berpikir jika ini hanya sakit perut biasa. Sampai saat mereka akan tidur lagi, Daniella semakin merasa tidak nyaman karena kram di perutnya tak kunjung mereda. "Kita ke rumah sakit sekarang." "Telepon mama dulu, Austin. Sepertinya aku hanya sakit perut biasa saja." Namun, hal yang terjadi justru sebaliknya. Wajah Daniella tampak pucat dengan keringat deras yang membasahi kening. "Oke, sebentar. Aku telepon mama dulu kalau begitu," ucap Austin y

  • 30 Hari Bersama Ceo Angkuh   261. Janji Dominic dan Anna (End)

    Musim gugur telah berlalu, dengan angin yang perlahan semakin terasa dingin. Hari ini, setelah sekian lama menunggu, salju pertama di tahun ini kembali turun. Dari balik kaca-kaca rumah, Anna menatap ke arah luar melihat salju yang mulai berjatuhan. Gadis itu tersenyum simpul. "Hari ini salju turun. Kau pasti sangat bahagia, kan, Sayang?" Tiba-tiba saja Dominic datang dan memeluk Anna dengan lembut. Anna hanya mengukir senyum dengan kepala mengangguk. "Musim dingin tahun ini sangat berbeda, Dom." "Apa yang berbeda?" Anna melepaskan tangan Dominic, kemudian berbalik hingga mereka saling berhadapan sekarang. "Keberadaanmu yang membuat beda." Dominic memegang pinggang Anna, dengan tersenyum lebar. Pria itu merunduk, lalu mengecup bibir istrinya cukup lama. "Kau tau, musim dingin tahun lalu dan tahun ini aku punya kebiasaan yang berbeda." Anna menaikkan sudut alisnya. "Kebiasaan yang berbeda? Apa contohnya?" "Ya, contohnya ... bercinta denganmu." Anna memukul dad

  • 30 Hari Bersama Ceo Angkuh   260. Takdir Seseorang

    Daniella melompat kegirangan saat melihat Austin muncul dari pintu kedatangan. Dia memang sengaja menunggu di bandara saat suaminya itu mengatakan jika akan pulang hari ini. Sungguh, Daniella tidak dapat menahan diri lagi dengan berdiam diri di rumah saja, untuk menunggu Austin. Apalagi dia masih sedih karena Anna sudah pindah ke Vermont kemarin. "Honey, aku sangat merindukanmu." Austin langsung memeluk istrinya dengan erat. Kalau saja dia tidak ingat perut Daniella yang buncit, mungkin Austin tidak akan melepaskan istrinya sekarang. "Aku juga sangat merindukanmu." Austin melepaskan pelukannya dan langsung berjongkok di hadapan perut Daniella. Salah satu yang menjadi kebiasaannya sekarang adalah menyapa bayinya yang masih di dalam perut. "Halo, Sayang. Bagaimana kabarmu di dalam sana?" tanya Austin dengan mengusap perut Daniella. Sesekali dia menciumnya dengan gemas, hingga membuat Daniella tertawa karena geli. "Sudah, Austin. Sebaiknya kita pulang saja sekarang. Aku

  • 30 Hari Bersama Ceo Angkuh   259. Rumah Baru

    Austin menyambut kedatangan Dominic dengan senang hati. Dia sengaja melakukan semua itu, sebelum kembali ke pulang ke New York. Setelah semua urusan di Sky Crystal hari ini selesai, Austin mungkin akan langsung pulang. Dia sudah tidak tahan lagi ingin bertemu dengan Daniella, setelah lebih dari satu bulan ini lebih sering menghabiskan waktunya untuk pulang pergi Vermont dan New York. "Hai, Dom. Bagaimana dengan perjalanan kalian?" Austin langsung memeluk Dominic begitu pria itu tiba. Lalu menyapa Anna yang terlihat cukup kelelahan. "Ah, kau pasti sangat kelelahan, Anna." "Hum, sedikit," jawab Anna dengan senyum tipis. "Ini perjalanan panjang setelah kehamilannya. Dia pasti sangat kelelahan, apalagi perutnya sudah semakin membesar." Austin mengerti dengan apa yang Dominic keluhkan. "Itulah sebabnya aku melarang Daniella ketika dia merengek minta ikut. Kalau begitu, ayo. Sebentar lagi hari akan gelap." Dominic dan Anna mengikuti Austin yang berjalan lebih dulu menuju mob

  • 30 Hari Bersama Ceo Angkuh   258. Fase Baru Kehidupan

    Dominic membawa Anna ke rumah keluarganya. Setelah rapat pagi tadi, baik Elena maupun Hamilton meminta Dominic untuk datang dan menjelaskan segalanya. Saat Dominic memberitahu Anna, awalnya dia terkejut dengan keputusan Dominic yang bahkan selama ini tidak pernah dibicarakan. Namun, Anna tidak punya pilihan lain selain menuruti apa yang sudah Dominic putuskan. Hidup di mana pun, Anna bersedia asal tetap bersama Dominic. "Kita bicara setelah makan," ujar Hamilton setelah Dominic dan istrinya tiba. Sekarang mereka duduk bersama di ruang tamu, tetapi dengan cepat Dominic menolaknya. "Bisa kita bicara sekarang saja?" Hamilton berdeham. Dia sudah mengira Dominic akan melakukan hal ini, tetapi tidak pernah berpikir jika waktunya akan secepat ini. "Kenapa tiba-tiba seperti ini? Seharusnya kita membicarakan semua ini dari jauh-jauh hari." Hamilton hanya bisa menghela napas panjang. Dia tidak tahu harus dengan cara apa lagi agar Dominic membatalkan keputusannya. "Aku jug

  • 30 Hari Bersama Ceo Angkuh   257. Pengunduran Diri

    "Williams Group?" Anna menganggukkan kepalanya. Dia tahu sebesar apa tanggung jawab Dominic terhadap Williams Group. Untuk memutuskan tinggal di Sky Crystal selamanya, itu pasti bukan perkara mudah. Dominic tersenyum tipis, tanpa ingin menjawab rasa penasaran Anna. Pria itu justru mengusap rambut istrinya seraya berkata, "Besok kau akan tau semuanya, Sayang." *** Adam dibuat kelimpungan pagi ini karena Dominic meminta diadakannya rapat dengan para pemegang saham secara mendadak. Dia tidak tahu apa yang Dominic ingin sampaikan sampai harus mengadakan rapat mendadak seperti ini. Seluruh pemegang saham Williams Group diwajibkan hadir. Ada Hamilton, Elena, Charles, dan beberapa orang lain yang tampak duduk di ruang rapat menunggu Dominic, selaku pemegang saham tertinggi sekaligus pemimpin di Williams Group saat ini. Berbagai gonjang-ganjing mulai terdengar di setiap sudut perusahaan karena rapat mendadak yang tiba-tiba saja Dominic lakukan. Semua spekulasi muncul,

DMCA.com Protection Status