Share

Chapter 29

Author: nrs_putriy
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

LAUGH OUT LOUD

“Selamat datang di Indonesia. Dimana masyarakatnya memitoskan sekolah yang dibangun dari bekas rumah sakit atau tempat pemakaman umum.”

✈✈✈

Seseorang berdiri di samping pintu ruangan bercat putih. Hanya seorang saja. Dia bersandar di sana dengan kedua tangannya menyuluk saku. Sesekali dia mengangkat satu tangannya. Melirik benda bulat yang melingkari pergelangan tangan. Sudah lima menit dia menunggu.

Lalu pupilnya berpaling ke pintu yang terbuka. Melirik seorang wanita berambut sebahu duduk di kursi depan. Wanita itu menghadap berlawanan arah dengan kebanyakan orang di sana.

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • 10 Years Ago   Chapter 30

    MOVE“Berpindahlah hati bila kamu terluka karena seseorang. Itu adalah cara yang terbaik untuk menemukan kebahagiaan.”✈✈✈Beberapa orang berdiri di depan ruang kelas. Mereka kompak memasang mimik wajah bingung. Iya, ada suatu keanehan terjadi di sini. Tak biasanya pintu kelas mereka terbuka. Belum lagi mereka menemukan sebuah matras di dekat meja guru.Salah seorang berjalan mendekati matras itu. Manik matanya menilik semua objek di sekitar. Mendapati dua ransel yang tersimpan di bawah meja guru. Dia mengangkat ransel itu dan memandangnya cukup lama. Agaknya dia tengah mengingat suatu hal."Ini tas Guntur sama Luqman," ungkapnya.Tiap pasang mata tertuju p

  • 10 Years Ago   Chapter 31

    MEET "Semesta sebercanda itu padaku. Ketika aku hendak melupakanmu, mengapa kita kembali dipertemukan?" ✈✈✈ Baik dari kalangan muda maupun kalangan tua pasti menunggu kedatangan hari weekend. Iya, hanya pada hari itu mereka dapat refreshing sejenak berkumpul bersama keluarga atau sekadar mencari hiburan. Sepasang suami istri dan ketiga anaknya menyusuri salah satu mall ternama di kotamadya ini. Mereka sedang mengunjungi toko pakaian khusus wanita. Sosok gadis belia terlihat sibuk menilik beberapa sling bag yang terpajang di etalase. Dia merupakan anak kedua dari pasangan itu. Dahinya memiliki banyak kerutan. S

  • 10 Years Ago   Chapter 32

    DOUBLE DATE"Sesuatu takkan pernah usai bila memerihalkan hati."✈✈✈Secercah cahaya lambat laun menelusuki retina. Membentuk bayang semu hingga menjadi nyata. Kini semua objek dapat terlihat jelas usai lampu dihidupkan kembali. Film Dealova yang mereka saksikan telah selesai.Andin memandangi ruas wajah seseorang di sampingnya. Mengamati setiap indra yang dia miliki. Dia tertegun. Mulutnya pun turut membuka.Manik matanya beralih pada sesuatu yang berhasil menarik perhatiannya. Seorang gadis belia pemilik rambut lurus duduk di sebelahnya. Mengetahui itu raut wajahnya berganti dalam seperkian detik. Dia memasang wajah sendu. Begitu mendung.Gadis itu juga melihatnya. Kini kedua mata saling bertemu. Dia memasang senyum riang pada Andin. "Kalian di sini juga," celetuknya.Sekilas manik mata Andin merotasi. Kembali melihat seseorang di sebel

  • 10 Years Ago   Chapter 33

    REGRET“Kesalahan terbesarku adalah membiarkanmu berbahagia dengan orang lain. Dan aku sangat menyesali itu.”✈✈✈Andin duduk tercenung di bangkunya. Satu tangannya digunakan untuk menopang dagu. Sepasang mata melirik samar seseorang di ujung sana. Dia melakukan sembunyi agar tidak diketahui kedua temannya, terutama Putri.Orang itu tengah sibuk memainkan ponsel. Jemarinya terus berkutik menekan beberapa tombol. Sepertinya dia bertukar pesan dengan seseorang."Arya," panggil seseorang berdiri di ambang pintu.Segelintir orang menujukan pandangannya pada orang itu. Kebanyakan dari mereka memasang raut wajah datar. Tidak perduli dengan apa yang dia inginkan dari Arya. Namun ketiga orang di barisan pertama selalu memandangnya. Tak ada yang bisa mengalihkan pandangan mereka.Sejenak Andin melirik seseorang di sampingnya. Dalam sek

  • 10 Years Ago   Chapter 34

    FIND"Keluarlah dari zona cinta bertepuk sebelah tangan yang takkan pernah menjadi milikmu. Kamu hanya perlu menemukan bahagiamu bersama seseorang yang menghargai dan mencintaimu dengan tulus."✈✈✈Andin menatap teduh sesuatu di depan sana. Sesuatu yang berhasil menarik perhatiannya dalam waktu singkat. Manik matanya menangkap dua insan berjalan beriringan menuju parkiran sekolah. Ini adalah kali pertama yang dia lihat di sekolah."Wah, Gladis pulang bareng Arya," celetuk seseorang di sampingnya. Melihat hal serupa.Andin merotasi manik matanya menuju Dirga. Sebisa mungkin dia menunjukkan sebuah senyuman padanya. Meski itu hanyalah senyum simpul.Lalu Andin kembali memandang mereka. Manik matanya membulat seketika. Dia pun refleks menghentikan langkah sehingga seseorang di sampingnya melempar tatapan bingung. Relung hatinya sedikit terenyuh tatkala melihat se

  • 10 Years Ago   Chapter 35

    FALLIN AGAIN“Tuhan, izinkan aku jatuh cinta lagi. Dengan dia yang selalu ada di sampingku ketika aku membutuhkannya.”✈✈✈Desember, 2005.Desember adalah bulan terakhir di dalam tahun ajaran semester gasal. Pada bulan ini kita selalu bertemu dengan yang namanya UAS, atau Ujian Akhir Semester. Seluruh peserta didik wajib mengikuti ujian ini tanpa terkecuali.Tipe peserta didik dalam menghadapi UAS berbeda-beda. Ada yang mengatur strategi untuk mencontek, dan ada pula yang menyiapkan kertas kecil untuk melancarkan aksi mengalap.Namun untuk mereka yang merasa yakin dengan kemampuannya, mereka tak membutuhkan cara bodong seperti itu. Mereka lebih mengandalkan penalaran dan daya ingat.Salah satu anggota Perewa, Asep, mengikuti ujian dengan serius dan menelaah tiap-tiap soal yang dia kerjakan. Ini adalah fenomena yang sanga

  • 10 Years Ago   Chapter 36

    HEALING THE HEART“Terima kasih telah datang di waktu yang tepat, ketika hati membutuhkan seseorang untuk menyembuhkan luka.”✈✈✈Dirga menginjak pedal gas dan mengendarai mobilnya menuju sebuah mall ternama di kota ini. Mall itu pernah mereka kunjungi beberapa minggu yang lalu.Keduanya menyusuri setiap toko yang menyediakan perhiasan wanita. Andin menilik satu per satu benda yang tersusun di dalam etalase. Tak lama manik matanya fokus pada salah satu liontin berwarna biru tua. Liontin itu berhasil menarik perhatiannya."Menurut lo gimana dengan liontin ini?" Andin menunjuk benda yang dia maksud.Pelayan yang berdiri di depannya membuka etalase. Mengambil liontin yang Andin tunjuk dan memberikannya.Andin pun menunjukkan liontin itu ke Dirga, berharap dia satu pendapat dengannya. Melihat itu Dirga tersenyum dan mengangguk set

  • 10 Years Ago   Chapter 37

    DIFFERENT“Kini kita tak lagi sama. Kita berjalan di arah yang berbeda, dan takkan pernah ada titik temu untuk bersatu.”✈✈✈Seluruh peserta didik Bakti Nusa serempak memasang wajah bahagia tatkala melangkah masuk gerbang sekolah. Kini tak ada lagi ujian yang kerap menghantui mereka selama beberapa hari terakhir. Semuanya telah usai.Selepas ujian mereka akan saling bertarung memperebutkan juara satu sampai tiga dalam kegiatan class meeting. Namun sebelum kegiatan itu terealisasikan, mereka wajib melunaskan hutang mereka kepada guru Fisika, Martha.Iya, hutang itu diperuntukkan kepada mereka yang memiliki nilai di bawah 75. Terlihat seluruh anggota Empat Perewa mengambil bagian dalam kegiatan ini. Dengan gunting lipat mini mereka memotong rumput halaman sekolah yang begitu luas.Mereka duduk bersebelahan dengan posisi membelakangi Martha. Salah se

Latest chapter

  • 10 Years Ago   Chapter 45

    ANOTHER SIDE“Bersyukurlah atas apa yang Tuhan takdirkan untukmu. Kamu tidak akan pernah tahu bahwa orang di luar sana menginginkan hidup sepertimu, sedangkan kamu tidak mensyukurinya.”✈✈✈Minggu, 8 Januari 2006Mentari pagi membawa pesan baik kepada semua orang, bahwa hari ini adalah hari yang indah untuk melakukan segala aktivitas. Meski hanya ada satu mentari, dia dapat menemani kita kapan pun dan dimana pun.Andin memperhatikan suasana di sekitarnya dari balik jendela mobil. Para pejalan kaki, para pemotor, para pemobil, para penjual koran, dan yang lainnya telah berperan baik seperti yang Tuhan amanahkan.Mobil sedan itu memperlambat laju hingga menepi di pinggir jalan. Kendaaraan itu berhenti tak jauh dari seorang pedagang yang pernah dia temui beberapa waktu lalu."Kita turun dulu," titah seseorang di sampingnya. Pemilik perut buncit itu membuka sabuk pengaman dan keluar dari mobil.Sejenak Andin melihatnya memberi lambaian tangan pada pedagang itu. Kemudian dia membuka pintu

  • 10 Years Ago   Chapter 44

    NEW YEAR “Semua orang memiliki harapan yang ingin dicapai setiap tahunnya. Dan semoga Semesta mempermudahmu mencapai harapan itu.” ✈✈✈ Ini adalah malam terakhirmu, 2005. Melewati 365 hari dengan rasa duka dan rasa cita. Kami merasakan tumbuh, gagal, lalu bangkit, dan berakhir dengan keberhasilan. Perjalanan panjang itu terasa begitu cepat dan singkat. Rasanya seperti kemarin kami menyambutmu di malam pergantian tahun. Di tahunmu, kamu mempertemukanku dengan seseorang yang baik. Dia mengalihkan semua orang, menjadi pusat perhatian, dan dia juga berhasil meleburkan benteng pertahanan ini. Hanya saja ada satu hal yang mengundang benci, kamu tak membiarkan dia untuk dimiliki. Mungkin tugasmu hanyalah mempertemukan. Lalu kamu menggantinya dengan seseorang yang baik pula. Dengannya rasa bahagia terus mengalir dalam jiwa, mengobati harapan yang telah pupus, dan menumbuhkan kembali harapan baru dengannya. Memang awalnya menentang. Namun semakin hari keputusan itu berubah. Mene

  • 10 Years Ago   Chapter 43

    YOU“Kepadamu yang selalu ada di sampingku, mengisi hari indahku, aku tak bisa lagi menyangkal perasaan ini. Apa yang dikatakan Dewa 19 dalam lagunya benar-benar terjadi padaku, bahwa aku telah mencintaimu.”✈✈✈Riuh suara menggema di dalam gedung berukuran besar. Dua kubu bersahut memberi semangat kepada temannya yang bertanding. Ratusan kertas karton berwarna putih dan merah terbentang di setiap sudut. Warna itu sebagai simbol atau penanda, putih untuk SMA Bakti Nusa, sedangkan merah untuk SMA Gadjah Perkasa.Andin sedikit mengangkat kepala. Manik mata menangkap ratusan orang di sekelilingnya. Mereka duduk di kursi penonton yang berada di atas. Tidak seperti dia yang duduk bersama tim cadangan basket.Lalu manik matanya berpindah pelan ke bawah. Menangkap sosok cowok jangkung berseragam basket dengan nomor punggung 14. Di kepalanya melingkar sebuah benda berwarna putih, menyamakan dengan warna seragamnya.Anak basket sering memakainya ketika bermain. Selain untuk menambah tampilan,

  • 10 Years Ago   Chapter 42

    SOMEDAY“Suatu hari nanti kamu akan menyadari bahwa orang yang layak kamu pilih adalah orang yang selalu ada di sampingmu."✈✈✈"Milo, lihat kamera ini sebentar aja," pinta seorang gadis dengan rambut dicepol. Kamera digital di tangannya mengarah pada seekor kucing berwarna hitam.Milo merealisasikan permintaannya. Kucing itu menoleh dan menatap lama kamera. Andin tersenyum menatap layar. Satu jarinya menekan tombol shutter untuk mengambil gambar.Andin melihat hasil foto dengan menunjukkan lekukan tipis di bibirnya. Dia tersenyum sangat lama. Milo terlihat sangat menggemaskan.Lalu Andin menaruh kameranya di atas meja. Sudah saatnya dia berhenti mengambil foto Milo. Dia pun mendaratkan tulang duduknya di atas sofa. Manik mata fokus pada kucing hitam di sampingnya.Satu tangan membelai rambut halusnya. Kucing itu terlihat sangat senang. Andin terkekeh melihatnya. Sesekali Andin melakukan hal jahil dengan mengacak rambutnya. Lantas Milo langsung menatapnya sinis dan bersiap untuk mener

  • 10 Years Ago   Chapter 41

    YOUTH“Nikmati masa muda dengan mengisi harimu bersama teman atau pun seseorang yang istimewa di hatimu. Penuhi masa ini dengan kebahagiaan, jauhkan sesuatu yang dapat merusaknya.”✈✈✈Seluruh peserta didik berbaris rapi sesuai barisan kelasnya masing-masing. Ribuan pasang mata fokus memperhatikan seorang wanita berdiri di belakang mimbar. Dia berbicara seorang diri di sana. Menyampaikan suatu pengumuman, tak lain mengenai hari libur semester gasal. Jangka waktu libur semester ini tak pernah lebih dari dua minggu. Setelah pengumuman selesai dia turun dari sana. Membiarkan pihak OSIS mengambil alih untuk mengumumkan hasil kegiatan class meeting yang telah diselenggarakan dua hari berturut-turut.Salah satu panitia yang bertugas menyebut kelas pemenang dari setiap lomba. Dari cabang olahraga futsal dia menyebut kelas X IPA-4 sebagai juara pertama. Lantas anak kelas itu langsung bersorak menyambut kemenangan. Mereka melompat girang dan saling merangkul. Ada beberapa kelas lain juga yan

  • 10 Years Ago   Chapter 40

    YOUR PRESENCE“Kehadiranmu berhasil mengubah duniaku, membawaku menuju versi yang lebih baik."✈✈✈Sudah kesekian kali dia menoleh ke kanan. Memandangi seseorang yang sekali pun tak pernah melihatnya. Siswi itu larut menyaksikan pertandingan futsal bersama teman kelasnya.Dia menghela napas berat. Harapannya pupus untuk meminta dia datang dan menyemangatinya di pertandingan final nanti. Dia pun menyadari bahwa tak lama lagi pertandingan segera dimulai. Menghitung detik-detik terakhir saja.Manik matanya beralih tatkala mendengar derap langkah seseorang dari arah depan. Seorang cowok mengenakan seragam basket melangkah menujunya."Muka lo kenapa kusut gitu," celetuk Guntur. Dia duduk di samping Dirga dan merangkul lehernya.Dirga memalingkan wajahnya ke kanan. Kali ini dia mendapati Andin tengah tertawa lepas. Dia begit

  • 10 Years Ago   Chapter 39

    NEVER GIVE UP“Teruslah berusaha hingga kamu mendapatkan apa yang kamu inginkan. Karena apapun yang kamu usahakan dengan sungguh-sungguh pasti akan membuahkan hasil yang baik.”✈✈✈Andin memandang lama ke utara. Entah sudah berapa menit dia habiskan untuk melihat ke sana. Beberapa orang yang berlari-lari di lapangan itu terekam baik dalam ingatannya.Manik matanya tak berhenti mengawasi pergerakan seorang cowok bernomor punggung 21. Cowok itu bergerak lincah sehingga dia dapat mengelabui musuhnya. Andin memandang kagum ke cowok itu. Pada seorang cowok bernama Arya.Dalam hatinya dia terus menuturkan kalimat-kalimat pembangun dan semangat untuk Arya. Sangat disayangkan dia tak dapat melakukannya secara langsung.Satu tangannya menopang dagu. Dari raut wajah itu dapat tergambar apa yang tengah dia rasakan. Bimbang. Di satu sisi dia ingin menyaksikan

  • 10 Years Ago   Chapter 38

    A STUPID THING“Cukup, berhentilah mencintai seseorang yang tidak akan pernah mencintaimu. Kamu melakukan hal bodoh yang dapat menyiksa dirimu sendiri.”✈✈✈Seorang siswa berseragam basket melangkah percaya diri menujunya. Berjalan dengan seulas senyum melekat di wajahnya. Dari sana tergambar bahwa dia sangat bahagia. Ah, tentu saja dia sebahagia itu. Timnya telah berhasil masuk ke babak final usai mengalahkan X IPA-2."Selamat untuk tim kalian," ucap Andin. Dia beranjak dari bangku."Untuk tim aja?" Dirga memajukan wajahnya."I...iya.""Untuk gue nggak ada ucapan selamat?""Kan udah termasuk," bela Andin.Dirga melipat kedua tangannya. Memasang senyum genit. "Tapi gue maunya seorang."Andin mengalihkan pandangannya. Memperhatikan keadaan di sekitar. "Lo ngomong ap

  • 10 Years Ago   Chapter 37

    DIFFERENT“Kini kita tak lagi sama. Kita berjalan di arah yang berbeda, dan takkan pernah ada titik temu untuk bersatu.”✈✈✈Seluruh peserta didik Bakti Nusa serempak memasang wajah bahagia tatkala melangkah masuk gerbang sekolah. Kini tak ada lagi ujian yang kerap menghantui mereka selama beberapa hari terakhir. Semuanya telah usai.Selepas ujian mereka akan saling bertarung memperebutkan juara satu sampai tiga dalam kegiatan class meeting. Namun sebelum kegiatan itu terealisasikan, mereka wajib melunaskan hutang mereka kepada guru Fisika, Martha.Iya, hutang itu diperuntukkan kepada mereka yang memiliki nilai di bawah 75. Terlihat seluruh anggota Empat Perewa mengambil bagian dalam kegiatan ini. Dengan gunting lipat mini mereka memotong rumput halaman sekolah yang begitu luas.Mereka duduk bersebelahan dengan posisi membelakangi Martha. Salah se

DMCA.com Protection Status